Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
net/publication/298382783
CITATIONS READS
0 2,459
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Gilang Sumiarsih Pramanik on 16 March 2016.
Oleh :
Gilang Sumiarsih Pramanik
260120150529
B. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/ metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk : penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.
Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan. Jenis-jenis
risiko dalam pelayanan rumah sakit adalah :
Corporate risk : kejadian yang akan memberikan dampak negative terhadap
tujuan organisasi
Non-clinical (physical) risk : bahaya potensial akibat lingkungan
Clinical risk : bahaya potensial akibat pelayanan klinis
Financial risk : risiko yang secara negatif akan berdampak pada kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan.
Hospital, UK). Clinical risk management adqalah meminimalkan risiko terhadap pasien
dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama mendapat asuhan klinis,
mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi kesalahan/ risiko, belajar dari
pengalaman terhadap setiap adanya adverse event, memastikan bahwa dilakukan tindakan
untuk mencegah terjadinya kesalahan/risiko dan membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
BAB II
TATA LAKSANA
B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan derajat risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab
untuk mengelola/ mengendalikan risiko/ insiden tersebut termasuk dalam kategori warna
bands mana.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko/insiden
dengan kategori hijau dan kuning maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana
sedangkan untuk kategori merah muda dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih
mendalam.
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai score dan
grading yang didapat dalam analisis.
𝑫𝒆𝒓𝒂𝒋𝒂𝒕 𝑹𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐 = 𝒇𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒙 𝒅𝒂𝒎𝒑𝒂𝒌
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan meliputi
proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya/ dampak/ akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektf kemungkinan/ peluang/ frekuensi suatau peristiwa terjadi
dan memnentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko.
BAB III
CONTOH KASUS
Kasus yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue, Provinsi Aceh, Dua
pasien meninggal akibat pelayanan rumah sakit terganggu karena terbatasnya obat-obatan
dan oksigen. Rumah Sakit Daerah (RSUD) Simeulue tidak memenuhi salah satu persyaratan
suatu Rumah Sakit yaitu harus menyediakan obat-obat dan alat kesehatan penunjang sepeti
tabung oksigen. Padahal dalam UU No. 44 tahun 2009 pasal 7 ayat 1 tentang Rumah Sakit
yang berbunyi “Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.” Sehingga diharapkan gangguan
pelayanan seperti ini tidak terjadi.
*sumber : beritaaceh.com (diakses 9:11 PM 15 maret 2016)
3. Evaluasi Risiko
Skor risiko
=
Derajat risiko = 3 x 5 = 15
Kategori Tinggi (ekstrim) dengan warna bands merah
4. Pembahasan
Karena hasil dari evaluasi risiko menunjukan kategori insiden yang ekstrim, maka
pengelolaan risiko membutuhkan tindakan yang segera dalam mengatasi kekurangan
obat dan oksigen, dan butuh perhatian hingga ke Direktur Rumah Sakit.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
Rumah sakit memiliki banyak peran penting dalam kehidupan terutama dalam
mengatasi masalah kesehatan manusia. Namun kesalahan dalam pengobatan juga
sering terjadi dirumah sakit, oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut maka
diperlukan suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola dan menerapkan prinsip
keselamat pasien untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko strategis
dan operasional yang penting.
Berdasarkan kasus pelayanan rumah sakit yang terganggu akibat keterbatas obat-
obatan dan oksigen yang berhubungan dengan material yaitu sarana dan prasarana
yang ada di instalasi farmasi. Diperlukan evaluasi tentang sistem perencanaan dan
seleksi obat di rumah sakit tersebut, dan perbaikan baik dalam hal anggaran obat,
sistem perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi obat di
rumah sakit. Sehingga dapat mengendalikan kejadian seperti keterbatasan obat
ataupun yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas mutu rumah sakit dan standar
pelayanan farmasi di rumah sakit maka diharapkan untuk mengacu pada peraturan
dan system yang ada pada referensi/pustaka baik nasioanl maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Undang-undang Kesehatan Nomor 44. 2009. Tentang Rumah Sakit.