Você está na página 1de 13

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur, kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan hidayahnya telah memberikan segala nikmatnya berupa
kesehatan, kesempatan, kekuatan, keinginan, serta kesabaran, sehingga kami dapat
menyelesaikan kegiatan praktikum Kimia Analitik dan menyusun laporan ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. sehingga
banyak terdapat kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat dalam penulisan
laporan praktikum ini dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan laporan ini.

Gorontalo, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1 Definisi Argenometri ................................................................................... 2
2.2 Metode Dalam Argentometri ....................................................................... 2
2.3 Uraian Bahan ................................................................................................ 3
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 5
3.1 Alat ............................................................................................................... 5
3.2 Bahan ........................................................................................................... 5
3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 7
4.1 Hasil ............................................................................................................. 7
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 8
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 10
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10
5.2 Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada praktikum ini dilakukan salah satu percobaan yaitu titrasi
Argentometri dengan nama lain titrasi pengendapan. Tetapi reaksi
pengendapan terbatas pada reaksi-reaksi antara ion Ag+ (Melinda, 2016).
Dengan ion-ion halian, tiosianat, dan sianida. Argentometri merupakan
salah satu metode dari titrasi pengendapan. Titrasi dengan metode ini
digunakan dalam penentuan ion halogenida. Metode pengendapan digunakan
karena metode ini lebih mudah dilakukan dengan memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya dan saat ini pengndapannya merupakan
teknik pemisahan yang luas penggunaannya (Melinda, 2016).
Khusus dalam penetapan kadar senyawa yang sukar larut diterapkan
metode tertentu sebab sifat dari senyawa yang sukar larut memiliki sifat
tertentu yang tidak dimiliki oleh enyawa yang larut. Salah satu metode tersebt
adalah Argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi senyawa yang
diketahui sukar laut (Melinda, 2016).
titrasi Argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Adapum macam-macam cara pengendapan dalam
Argentometri adalah menggunakan metode Mohr, metode Volhard, metode
K.Fajans, metode Liebig. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang titrasi
dengan cara pengendapan, maka dilakukan percobaan Argentometri
(Melinda, 2016).
1.2 Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta menetapkan kadarnya
dengan menggunakan prinsip reaksi pengendapan.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini ialah kita dapat mengetahui titrasi dari
argentometri dan metode morh.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Argenometri
Argentometri adalah suatu proses titrasi yang menggunakan garam
argentum nitrat (AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam titrasi
argentometri, larutan AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam-garam
halogen dan sianida karena kedua jenis garam ini dengan ion Ag+ dari garam
standard AgNO3 dapat memebentuk suatu endapan atau suatu senyawa
kompleks .
Argentometri termasuk salah satu cara analisis kuantitatif dengan sistem
pengendapan. Cara analisis ini biasanya dipergunakan untuk menentukan ion-
ion halogen, ion perak, ion tiosianat serta ion-ion lainnya yang dapat
diendapkan oleh larutan standardnya (Khusnul, 2012).
2.2 Metode Dalam Argentometri
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr,
metode Volhard, Metode K. Fajans, dan metode Leibig.
1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan
larutan kalium kromat sebagai indkator. Pada permulaan titrasi akan terjadi
endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahan
sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan
perak kromat yang berwarna merah. (Gandjar,2007)
2. Metode Volhard
Perak dapat ditetapkan secara teliti dengan suasana asam dengan larutan baku
kalium dan ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x
10-13. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi
(III) ntrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai indicator yang membentuk
warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat
0,5-1,5N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III)
akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasana basa sehingga titik akhir
tidak dapat ditunjukan. pH larutan dibawah 3, Pada titrasi terjadi perubahan
warna 0,7 – 1 % sebelum titik ekuaivalen. Untuk mendapatkan hasil yang
teliti pada waktu akan mencapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya
ion perak yang diarbsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereksi dengan

2
tiosianat. Metode volhard dapat digunakan untuk menetapkan asam klorida,
bromide, dan iondida dalam suasana asam.(Gandjar,2007)
3. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indicator arbsorbsi, yang mana pada titik
ekuivalen, indicator terarbsorbsi oleh endapan. Indicator ini tidak membeikan
warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. (Gandjar,2007)
4. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indicator, akan
tetapi ditunjukan dengan terjadi kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat
ditambahkan kepada larutan akali sianida akan terbentuk endapan putih,
tetapi pada penggojongan akan larut kembali karena akan terbentuk kompleks
sianida yang stabil dan larut. (Gandjar,2007).
2.3 Uraian Bahan
1. AgNO3 (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Argenti Nitras
Nama lain : Perak (II) nitrat
BM / RM : AgNO3 / 169,73
Pemerian: : Hablur transparan / serbuk hablur berwarna putih, tidak
berbauh, menjadi gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai titran
2. K2CrO4 (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi : Kalii cromat
Nama Lain : Kalium kromat
RM/BM : K2CrO4 / 194
Pemerian : Hablur kuning
Kelarutan : Sangatmudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indikator
3. NaCl (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida

3
RM/BM : NaCl / 58,44
Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma,
tidak berbau, rasa asin, mantap diudara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
4. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan alkohol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya kita menyiapkan alat-alat yang
akan di gunakan pada praktikum. Alat –alat yang di gunakan antara lain statif
dan klem, buret, Erlenmeyer, labu ukur, pipet tetes, batang pengaduk dan
gelas kimia.
3.2 Bahan
Setelah menyiapkan alat yang akan di gunakan pada praktikum selanjutnya
kita akan menyiapkan bahan yang akan di gunakan pada praktikum antara
lain aquadest, garam dapur, AgNO3 murni, dan K2CrO4 5%
3.3 Prosedur Kerja
1. Pembuatan Dan Standarisasi Larutan Baku
a. Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N
Timbang secara seksama AgNO3 murni sebanyak 8,5 gr, larutkan
dengan akuades sebanyak 50ml dalam gelas kimia, aduk sampai
homogen, cukupkan volumenya hingga 500 mL dengan menggunakan
labu takar.
b. Standarisasi larutan AgNO3 0,1 N dengan NaCl
Timbang sebanyak 80 mg NaCl yang telah bebas dari air, larutkan
dalam 50 mL akuades, titrasi dengan menggunakan perak nitrat 0,1 N
dengan menggunakan indikator K2CrO4 5% hingga terbantuk warna
coklat merah lemah, perlakuan diulangi sebanyak 2 kali, hitung
normalitas.
Normalitas AgNO3
2. Penetapan Kadar Sampel
Metode Mohr
Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan . bilas dengan menggunakan
akuades kemudian kalibirasi dengan menggunakan AgNO3. Isi buret
dengan menggunakan AgNO3 0,1 N. timbang garam dapur dengan
seksama 0,3 gr. Larutkan dengan menggunakan akuades sebanyak 100 ml
sampai tanda batas labu ukur. Ambil 25 ml, masukan kedalam Erlenmeyer
tambahkan indicator kalium kromat 4 tetes. Titrasi dengan menggunakan

5
AgNO3 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning sampai terdapat
endapan merah bata. Catat volume AgNO3 yang di gunakan, ulangi
percobaan sebanyak 2 kali. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan pada hari Selasa tanggal 7
November 2017 di peroleh hasil sebagai berikut :
Percobaan argentometri ialah Mengidentifikasi zat dalam suatu sampel
serta menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi pengendapan.
Tabel 1 Standarisasi Larutan AgNO3 Dengan NaCl
No Perlakuan Hasil
1 - 0,08 gr NaCl dilarutkan dengan Terjadi endapan warna coklat
dalam 50 mL aquadest merah lemah
- Tambahkan 2 tetes indikator
K2CrO4
- Titrasi menggunakan perak
nitrat 0,1 N dengan volume 7,6
- Terjadi perubahan warna
2 - Ulangi percobaan sebanyak 2 Terjadi endapan warna coklat
kali merah lemah
- Pada tahap ke2 ini prosedur
kerjanya sama dengan tahap
pertama. Namun yang berbeda
adalah volume perak nitratnya.
- Volume perak nitrat yang di
gunakan sebanyak 9,4
- Terjadi perubahan warna
- Hitung normalitas
Tabel 2 hasil Penetapan Kadar Sampel
NO Perlakuan Hasil
1. - 0,3 gr garam dapur dilarutkan Terjadi perubahan warna dari
dengan dalam 100 mL warna kuning sampai terdapat
aquadest endapan merah bata.
- Ambil 25 mL masukan

7
kedalam erlenmeyer
- Tambahkan 4 tetes indikator
K2CrO4
- Titrasi menggunakan perak
nitrat 0,1 N dengan volume
15,5
- Terjadi perubahan warna
2. - Ulangi percobaan sebanyak 2 Terjadi perubahan warna dari
kali warna kuning sampai terdapat
- Pada tahap ke2 ini prosedur endapan merah bata.
kerjanya sama dengan tahap
pertama. Namun yang berbeda
adalah volume perak nitratnya.
- Volume perak nitrat yang di
gunakan sebanyak 15,8
- Terjadi perubahan warna
- Hitung kadar NaCl dalam
garam dapur.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan Titrasi Argentometri. Argentometri
merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion
Ag+. Titrasi Argentometri dibedakan menjadi 3 metoda yaitu metoda Mohr,
Fajan dan Volhard. Hal ini dibedakan berdasarkan penggunaan Indikator
untuk menentukan Titik Akhir Titrasi. Percobaan kali ini dilakukan Titrasi
Argentometri dengan Metoda Mohr.
Standarisasi
Hal pertama yang dilakukan yaitu standarisasi Larutan
AgNO3 dengan NaCl. Timbang sebanyak 80 mg AgNo3 yang telah bebas
dari air, larutkan dalam 50 ml. Kemudian titrasi dengan menggunakan perak
nitrat 0,1 N dengan menggunakan Indikator K2Cr2O4 5 %. Titrat berubah

8
hingga menjadi warna coklat merah lemah. Reaksi yang terjadi pada saat
standarisasi larutan AgNO3 yaitu :

AgNO3 + NaCl →AgCl + NaNO3

K2CrO4 ( indikator ) + AgNO3 → Ag2CrO4 + KNO3

Dengan timbulnya warna coklat merah bata tersebut maka proses Titrasi
di hentikan, itu menandakan bahwa Titik Akhir Titrasi sudah tercapai.
Dilakukan Triplo untuk mendapatkan ketelitian data yang lebih akurat,
Penetapan kadar sampel
Metode Morh
Percobaan selanjutnya di lakukan uji sampel terhadap garam dapur. Isi
buret dengan larutan AgNO3. Kemudian timbang garam sebanyak 0,3 gr dan
larutkan dengan menggunakan aquades sebanyak 100 ml sampai tanda batas
labu ukur. Ambil 25 ml, masukan kedalam Erlenmeyer dan tambahkan
indicator kalium kromat sebanyak 4 tetes. Titrasi dengan menggunakan
AgNO3 0,1 N Sampai terjadi perubahan warna dari kuning sampai terdapat
endapan merah bata. Cacat volume AgNO3 yang di gunakan, ulangi
percobaan sbanyak 2 kali. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur. Reaksi:
AgNO3 + NaCl →AgCl + NaNO3

9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Argentometri adalah penetapan kadar suatu zat dalam larutan berdasarkan
pengendapan dengan memakai larutan AgNO3 sebagai standard. Senyawa
halogen jika bereaksi dengan perak nitrat biasanya akan membentuk endapan.
Warna putih keruh tersebut disebabkan karena endapan senyawa AgCl. Ada 3
cara dalam menentukan titik akhir titrasi dalam argentometri yang
berdasarkan indikator yang dipakai , yaitu metode Mohr, metode Volhard,
dan metode Fajans. Pada metode Mohr digunakan indikator kalium kromat
(K2CrO4). Pada metode Volhard digunakan indikator ion Fe+3 dan NH4SCN.
Pada metode Fajans digunakan indikator adsorbsi seperti fluoroscein, dikloro
fluoroscein, atau eosin. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi merah bata dan terbentuknya endapan. Endapan merah bata
diakibatkan oleh reaksi antara ion Ag+ dengan ion CrO42-, yaitu Ag2CrO4.
5.2 Saran
Disarankan kepada praktikan agar menjaga ketertiban dalam proses
praktikum berlangsung, serta menjaga kedisiplinan dalam proses praktikum
demi kelancaran praktikum.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Laporan Titrasi Argentometri.http:// melangkah de nga nsepatu ku
blogspot.com/2010/01/laporan-titrasi-argentometri.html. Diakses pada
tanggal 10 november 2017
Anonim. 2012. Laporan Argentometri Kimia Analis.
http://serbamurni.blogspot.com/2012/05/laporan-argentometri-kimia-
annalis.html. Diakses pada tanggal 10 november 2017
Anonim. 2013. Laporan Argentometri.http://deconstantine.
blogspot.com/2013/04/laporan-argentometri.html. Diakses pada tanggal 10
november 2017
Arul. 2012. Laporan Argentometri. http:// arullatif .wordpress.com /2012/05/25
/laporan - argentometri/ Diakses pada tanggal 10 november 2017
Dhyaz. 2012. Argentometri.http://dhyaz3.blogspot.com/2012/10/argentometri-
d10.html. Diakses pada tanggal 10 november 2017
Gandjar, G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar. Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 10 november 2017
Hana. 2012. Titrasi Argentometri. http://hananoveani. wordpress.com
/2012/04/09/titrasi-argentometri/ Diakses pada tanggal 10 november 2017
Khusnul.A.2012.DefinisiArgentometri.(http://wwkhusnul.blogspot.co.id/2012/06/a
rgentometri.html). Diakses pada tanggal 10 november 2017

11

Você também pode gostar