Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Di dalam kehidupan kita ada banyak realitas dalam kehidupan manusia yang
dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri . Peristiwa –peristiwa dalam
kehidupan kita menciptakan tekanan dalam kehidupan kita . Pengaruh dan realita
kehidupan ini akan menjadi lebih baik atau lebih buruk tergantung pada bagaiman
cara manusia itu menerimanya dan manusia itu berada. Karya sastra adalah
ciptaan penulis yang disampaikan secara komunikatif yang sering menceritakan
sebuah kisah dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra.
Berbagai jenis novel yang dibuat, baik genre keluarga ,komedi, percintaan,
bahkan religi sekalipun.Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki
peranan penting dalam suatu cerita. Dalam menyajikan kejiwaan tokoh
cerita dapat dikaitkan dengan ilmu psikologi, karena tokoh yang ditampilkan
dalam karya sastra memiliki karakter dan gejolak psikologis tertentu.
Gejolak psikologis yang dialami oleh tokoh utama dalam suatu cerita
merupakan cerminan sikap dan perilaku manusia. Dalam penelitian ini, peneliti
menjelaskan kepribadian tokoh utama dengan menggunakan teori psikoanalisis
Sigmund Freud. Teori psikoanalisis Sigmund Freud dipilih pada penelitian ini
untuk memahami dan menjelaskan permasalahan batin atau jiwa serta
kepribadian yang tercermin dalam diri tokoh utama. Peneliti menggunakan
teori tersebut karena dianggap paling tepat untuk menganalisis kepribadian
sang tokoh, yang meliputi: struktur kepribadian dan dinamika kepribadian
tokoh utama pria dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman
El- Shirazy. P s i k o a n a l i s i s S i g m u n d F r e u d
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimanakah struktur kepribadian tokoh utama pria dalam novel
“Bidadari Bermata Bening” karya Habiburrahman El Shirazy?
b. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di
bidang penelitian sastra, khususnya bidang pengkajian prosa non fiksi yaitu
karakter tokoh yang ada pada novel.
KAJIAN TEORI
2.1 Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam karya
sastra. Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000:165) adalah
orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan
pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa tokoh adalah individu rekaan pada
sebuah cerita sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
1.Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu
cerita.Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai
pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Bahkan pada novel-novel tertentu,
tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap
halaman buku cerita yang bersangkutan.
2. Tokoh pembantu
Tokoh pembantu adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting dalam cerita
dan kehadiran tokoh ini hanya sekedar menunjang tokoh utama.psikologis.Ilmu
ini juga harus bisa meramal tingkah laku , kejadian, atau akibat yang belum
muncul pada diri individu.
Dalam psikologi terdapat tiga aliran pemikiran.
1. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek
psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan
beroperasi dalam daerah unansdous, mewakili subjektivitas yang tidak pemah
disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk
mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari
struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan
(pleasunprinciple), yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa
sakit. Bagi Id, kenikmatan adalah keadaan yang relatif inaktif atau tingkat enerji
yang rendah, dan rasa sakit adalah tegangan atau peningkatan enerji yang
mendambakan kepuasan.
Jadi ketika ada stimuli yang memicu enerji untuk bekerja – timbul tegangan
enerji – id beroperasi dengan prinsip kenikmatan; berusaha mengurangi atau
menghilangkan tegangan itu; mengembalikan din ke tingkat enerji yang
rendah.Pleasure principle diproses dengan dua Cara, tindak refleks (reflex
actions) dan proses primer (primaryprocess). Tindak refleks adalah reaksi
otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata – dipakai untuk
menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.
Proses primer adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat
mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus
kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
Proses membentuk gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan, disebut
pemenuhan hasrat (nosh fullment), misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi
psikotik.
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita; sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (realityprinciple); usaha memperoleh
kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan barn atau
menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat
memuaskan kebutuhan. Prinsip realita itu dikerjakan melalui proses sekunder
(secondaryprocess), yakni berfikir realistik menyusun rencana dan menguji
apakah rencana itu menghasilkan objek yang dimaksud. Proses pengujian itu
disebut uji realita (reality testin ; melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah difikirkan secara realistik. Dari cara kerjanya dapat difahami sebagian
besar daerah operasi ego berada di kesadaran, namun ada sebagian kecil ego
beroperasi di daerah prasadar dan daerah taksadar.
3. Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (idealisticprinciple) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan Id dan prinsip realistik dari Ego.Superego berkembang dari ego, dan
seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri.Sama dengan ego, superego
beroperasi di tiga daerah kesadaran. Namun berbeda dengan ego, dia tidak
mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan Id) sehingga kebutuhan
kesempurnaan yang diperjuangkannya tidak realistik (Id tidak realistik dalam
memperjuangkan kenikmatan).
a. Naluri (Instinct)
Menurut Semiun (2006: 69), Freud menggunakan kata jerman (trieb) untuk
menyebut dorongan atau stimulus dalam individu. Istilah ini lebih tepat jika
diterjemahkan sebagai insting, tetapi mungkin lebih tepat jika disebut dorongan
atau impuls. Bagi Freud, konsep insting adalah konsep psikologis dan biologis,
suatu konsep perbatasan pada batas antara gejala tubuh dan gejala mental. Insting
dapat didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari sumber rangsangan
somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat,
sedangkan rangsangan jasmaniahnya dari mana hasrat muncul disebut kebutuhan.
b. Macam-macam Naluri
Menurut Freud, naluri yang terdapat dalam diri manusia bisa dibedakan dalam:
eros atau naluri kehidupan (life instinct) dan destructive
instinct atau naluri kematian (death instinct atau Thanatos). Naluri kehidupan
adalah naluri yang ditujukan pada pemeliharaan ego. Kata insting atau naluri bagi
Freud, pengertiannya bukan semata gambaran yang dirujuk oleh kata itu.
Instinct bagi orang Perancis memunculkan pengertian kemahiran atau semacam
penyesuaian biologis bawaan. Misalnya, pada hewan yang memiliki naluri
tertentu. Berhubung kata ini tidak mampu mencakup dunia manusia, maka Freud
menggunakan istilah lain yang disebutnya pulsi. Pulsi seksual disebutnya libido,
sedangkan pulsi non-seksual disebut alimentasi yang berhubungan dengan hasrat
makan dan minum (Minderop, 2013: 26).
d. Kecemasan (Anxitas)
tujuan merupakan salah satu sumber anxitas. Ancaman dimaksud dapat berupa
ancaman fisik, psikis, dan berbagai tekanan yang mengakibatkan timbulnya
anxitas. Kondisi ini diikuti oleh perasaan tidak nyaman yang dicirikan dengan
istilah khawatir, takut, tidak bahagia yang dapat dirasakan melalui berbagai level
(Hilgard et al via Minderop, 2013: 28).
Freud mengedepankan pentingnya anxitas. Ia membedakan antara kecemasan
objektif (objective anxiety) dan kecemasan neurotik (neurotic anxiety).
Kecemasan objektif merupakan respons realistis ketika seseorang merasakan
bahaya dalam suatu lingkungan. Menurut Freud kondisi ini sama dengan rasa
takut. Kecemasan neurotik berasal dari kata konflik alam bawah sadar dalam diri
individu karena konflik tersebut tidak disadari orang tersebut tidak menyadari
alasan dari kecemasan tersebut (Hilgard et al via Minderop, 2013: 28). Freud
percaya bahwa kecemasan sebagai hasil dari konflik bawah sadar merupakan
akibat dari konflik antara pulsi id (umumnya seksual dan agresif) dan pertahanan
dari ego dan superego (Minderop, 2013: 28)
Penelitian Astin (2006) dengan judul “Konflik Batin Tokoh Zazadalam Novel
Azalea Jingga karya Naning Pranoto: Tinjauan Psikologi Sastra”. Penelitian
tersebut menganalisis kehidupan Zaza, seorang perempua Australia berdarah
Irlandia-Inggris-Yahudi yang menikah dengan pria Indonesia. Pernikahan antara
dua insan yang berbeda latar belakang sosial dan budaya sering menimbulkan
konflik, baik konflik secara eksternal maupun
internal dalam diri tokoh.
Yuanti (2007) dengan judul “Tingkah Laku Abnormal Tokoh Santo Dalam Novel
Tulalit Karya Putu Wijaya : Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil penelitian tersebut
menemukan bahwa tokoh Santo mengalami schizophrenia paranoid. Hal tersebut
terjadi pada saat Santo, sang tokoh utama, mengalami schizophrenia paranoid
yang di dalamnya ada gangguan emosi, delusi kejar, delusi kebesaran, delusi
pengaruh, serta adanya halusinasi yang meliputi halusinasi merasa diikuti oleh
seseorang, halusinasi mendapat telegram dari mertuanya, halusinasi melihat
mertua perempuannya meninggal dunia, halusinasi melihat seseorang di dalam
gelas berisi air jeruk, berhalusinasi melihat seorang wanita terbujur di atas tempat
tidur, berhalusinasi melihat wajah istrinya yang hancur dan dirinya akan menjadi
korban kecelakaanpesawat.
METODOLOGI
3.1 Metode
Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang banyak dilakukan secara individual,
terutama di lingkungan akademis. Jenis penelitian ini bharus dikuasai oleh
seorang peneliti sebelum mencoba untuk melakukan penelitian terapan karena
penelitian terapan pilihanrancangan dasarnya (strateginya) adalah menggunakan
rancangan penelitian dasar (Sutopo,2002: 110).
Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga tingkatan penelitiankualitatif yang
meliputi (Sutopo, 2002: 110-111).
Data diperoleh dalam bentuk tulisan, yang harus dibaca, disimak, hal-hal
yang penting dicatat kemudian juga menyimpulkan dan mempelajari sumber
tulisan yang dapat dijadikan sebagai landasan teori dan acuan dalam hubungan
dengan objek yang akan diteliti. Teknik simak dan catat berarti peneliti sebagai
instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah dan teliti terhadap
sumber data primer, yakni teks novel Bidadari Bermata Bening
untukmemperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan itu dicatat sebagai
data. Dalam data yang dicatat itu disertakan pula kode sumber datanya untuk
pengecekan ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis
data.