Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kakao dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu criollo, forastero, dan
trinitario. Sifat kakao criollo yaitu pertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih
rendah dari pada forastero, relatif gampang terserang hama dan penyakit,
permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol, dan alurnya jelas. Kulit ini tebal
tetapi lunak sehingga mudah pecah. Kadar lemak dalam biji lebih rendah daripada
forastero tetapi ukuran bijinya besar, bulat, dan memberikan cita rasa khas yang
baik. Lama fermentasi untuk kakao criollo lebih singkat daripada forastero.
Berdasarkan tata niaga, kakao criollo termasuk kelompok kakao mulia, sementara
itu kakao trinitario adalh hibrida criollo dan forastero. Sifar morfologi dan
fisiologinya sangat beragam demikian juga daya mutu hasilnnya (Prawoto, 2001)
Biji kakao terdiri dari dua bagian yaitu kulit biji dan keping biji. Sejitar 86
– 90 % dari berat kering biji merupakan keping biji, sedangkan isinya adalah kulit
biji yang meliputi 10 – 14 % dari berat kering biji. Biji kakao kektika masih
berada dalam buah yang matang belum terkontaminasi berbagai mikroorganisme.
Segera setelah pemecahan buah dilakukukan, biji kakao segar langsung
mengalami kontak dengan udara disekitarnya dan arilus yang mengelilingi biji
terpapar oleh berbagai populasi nikroorganisme yang berasal dari kulit buah,
tangn, wadah yang digunakan untuk mengangkut biji, sisa arilus dari proses
fermentasi sebelumnya pada peti fermentasi dan juga oleh lalat buah.
Biji kakao mengandung berbagai macam komponen kimia, zat gizi, dan
senyawa bioaktif didalamnya. Komposisi kimia ini bervariasi setelah mengalami
proses pengolahan menjadi produk. Komposisi kimia bubuk kakao berbeda
dengan mentega kakao dan pasta coklat. Kompisisi kimia bubuk kakao (natural)
per 100 gr adalah mengandung kalori 228,49 kkal, lemak 13,5 gr, karbohidrat
53,35 gr, serat 27,90 gr, protein 19,59 gr air 2,58 gr dan kadar abu 6,33 yang
meliputi kalium 1495,5 mg natrium 8,99 gr kalsium 169,45 mg besi 13,86 mg
seng 7,93 mg tembaga 6,41 mg dan mangan 4,73 mg. Komponen senyawa
bioaktif dalam bubuk kakoo ada;ah senyawa polifenil yang berdungsi sebagai
antioksidan. Kandungan polifenol total dalam bubuk kakao lebih tinggi
dibandingkan anggur maupun teh. Kelompok senyawa polifenol yang banyak
terdapat pada kakao adalah flavonoid yaitu senyawa yang mengandung 15 atom
karbon yang terdiiri dari dua cincin benzene yang dihubungkan oleh rantai karbon
(wahyudi,2008).
Pada dasarnya buah kakao terdiri atas 4 bagian yakni kulit, plasenta, pulpa,
dan biji. Pulp merupakan jarigan halus berlendir yang membungkus biji kakao,
keadaan zat yang menyusun pulp terdiri dari 80 – 90 % air dan 8 – 14 % gula.
Adapun mutu biji kakao menurut Standar Nasional Indonesia yaitu sebagai
berikut I bentuk biji bulat, lonjong penuh, tebal 1cm panjang 1,5 cm dan lebar 1,5
cm warna cokelat rata dan cerah bau khas coklat %ka (b/b) maksimal 8% kadar
lemak (b/b) minimal 55% II bentuk biji sedikiit berlekuk lekuk warna coklat rata
dan cerah coklat muda bau khas cokelat % ka (b/b) maksima 8 % kadar lemak
(b/b) minimal 55% III bentuk biji keriput warna cokelat rata dan cerah bau khas
cokelat %ka (b/b) maksimal 8% kadar lemak (b/b) minimal 55% (SNI 01 – 2323 –
2000)
Syarat mutu :
1. Syarat umum
SNI-01-2323.2000.Biji Kakao:BSN.