Você está na página 1de 10

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN ACUT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROMA


(AR DS )

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian
ARDS merupakan suatu bentuk gagal nafas akut yang berkembang progresif
pada penderita kritis dan cedera tanpa penyakit paru sebelumnya, ditandai
dengan adanya inflamasi parenkim paru dan peningkatan permeabilitas unit
alveoli kapiler yang mengakibatkan hiperventilasi, hipoksemia berat dan
infiltrate luas.

2. Insiden Kasus
Diperkirakan ada 150.000 orang yang menderita ARDS tiap tahunnya dan
tingkat mortilitasnya 50 %.Sepsis sistemik merupakan penyebab ARDS
terbesar sekitar 50%, trauma 15 %, cardiopulmonary baypass 15 %, viral
pneumoni 10 % dan injeksi obat 5 %

3. Etiologi
 Syok karena berbagai sebab ( terutama hemorragik,pancreatitis acut
hemorragik, sepsis gram negative )
 Sepsis tanpa syok, dengan atau tanpa koagulasi intravascular
diseminata (DIC )
 Pneumonia virus yang berat
 Trauma yang berat ( cedera kepala, cedera dada langsung, trauma pada
berbagai organ dengan syok hemorragik, fraktur majemuk dimana emboli
lemak terjadi berkaitan dengan fraktur femur )
 Cedera aspirasi / inhalasi ( aspirasi isi lambung, hampir tenggelam,
inhalasi asap, inhalasi gas iritan )
 Toksik O2 overdosis narkotika
 Post perfusi pada pembedahan pintas kardiopulmonar

4. Patofisiologi
Mula – mula terjadi kerusakan pada membrane kapiler alveoli menyebabkan
terjadi peningkatan permeabilitas endotel kapiler paru dan epitel alveoli
mengakibatkan terjadi edema alveoli dan interstitial. Cairan yang berkumpul
di interstitium sehingga alveoli mulai terisi cairan menyebabkan atelektasis
kongesti yang luas. Terjadi pengurangan volume paru, paru-paru menjadi kaku
dan keluwesan paru (compliance ) menurun, fungsional residual capacity juga
menurun. Hipoksemia yang berat merupakan gejala penting ARDS,
penyebabnya adalah ketidakseimbangan ventilasi – perfusi, hubungan arterio –
venous ( aliran darah mengalir kealveoli yang kolaps ) dan kelainan difusi
alveoli – kapiler sebab penebalan dinding alveoli – kapiler.

5. Gejala Klinis
Bervariasi tergantung penyebab. Gejala yang paling menonjol adalah sesak
nafas. Dari pemeriksaan AGD didapat hipoksemia kemudian hiperkapnia
dengan asidosis respiratorik yang diawali dengan alkalosis respiratorik,
sianosis, gelisah dan mudah tersinggung, ronkhi terdengar hampir diseluruh
paru.

6. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni
dengan asidosis respiratorik
 Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto
dada, setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang
tegas diseluruh paru
 Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal
dalam parenkim paru

7. Penatalaksanaan
Penanganan ARDS ditujukan untuk memperbaiki syok, asidosis dan
hipoksemia yang menyertainya. Hampir semua pasien perlu ventilasi mekanis
dan oksigen kosentrasi tinggi untuk menghindari hipoksia jaringan yang berat.
Karena penimbunan cairan pada paru-paru merupakan masalah , maka
pembatasan cairan dan terapi diuretic sangat diperlukan. Antibiotika yang
tepat diberikan untuk mengatasi infeksi. PEEP (tekanan akhir ekspirasi positif)
untuk menurunkan obstruksi saluran nafas kecuali bila obstruksi nafas oleh
karena paru-paru sudah dalam keadaan hiperinflasi.

8. Woc ARDS…..!!!
Aspirasi, syok, infeksi, toksik trauma berat

Destruksi kapiler Destruksi alveoli cedera paru

Pergerakan plasma dan luas permukaan paru cedera membran


Sel darah merah untuk pertukaran kapiler alveolar
Keinterstitium gas berkurang

Kecepatan pertukaran gas kebocoran kapiler


menurun

cairan menumpuk cairan masuk


diinterstitium

mencairkan sistem cairan masuk peningkatan tegangan


surfaktan alveolus permukaan

infiltrat alveolar ronchi paru-paru atelektasis


tersebar kaku

ketidakefektifan bersihan oedem paru fungsional compliance broncho


jalan nafas residual paru ber < spasme
capacity ↓

ketidakseimbangan ventilasi perfusi

aliran darah alveoli colaps

hipoksemia

suplai O2 ke otak me↓

Kerusakan Pertukaran pe ↓ fungsi SSP


Gas
gelisah, mudah tersinggung

Resiko cedera
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARDS ( ACUT
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROMA )
1. Pengkajian

Data subyetif Data obyektif Masalah

Sesak nafas (takipnea) Cyanosis, nafas cepat, tampak Kerusakan


pucat, hasil pemeriksaan AGD pertukaran gas
isi O2 menurun, PCO2
meningkat,PH menurun, PO2
menurun.
Dyspnea Ada perubahan frekwensi Bersihan jalan
nafas, terdengar ronchi hampir nafas tidak
seluruh paru, tampak infiltrat efektif
alveolar
Gelisah, mudah tersinggung Resiko terhadap
cedera

2. Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan prioritas


a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan
cairan dalam interstisial / area alveolar ditandai dengan sesak nafas
(takipnea), cyanosis, nafas cepat, tampak pucat, hasil AGD isi O2
menurun, PCO2 meningkat,PH menurun, PO2 menurun.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya
tahanan jalan nafas (edema interstisial) ditandai dengan dyspnea, ada
perubahan frekwensi nafas,terdengar ronchi hampir seluruh paru, tampak
infiltrat alveolar.
c. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kurang kesadaran akan bahaya
lingkungan
3. Rencana tindakan

N Hari/tgl/ Diagnosa Rencana tujuan Rencana tindakan Rasionalisasi


o jam
1 2 3 4 5 6
1 DX : 1 Setelah diberikan Kaji status Takipnea adalah
askep selama pernafasan mekanisme
3X24 jam dengan sering, kompensasi untuk
diharapkan catat peningkatan hipoksemia dan
masalah frekwensi/upaya peningkatan upaya
pertukaran gas pernafasan atau pernafasan dapat
tertangani dengan perubahan pola menunjukkan derajat
kriteria sesak nafas. hipoksemia.
nafas (-), ada
perbaikan Catat Bunyi nafas dapat
ventilasi dan ada/tidaknya menurun, krekels
oksigenasi yang bunyi nafas adalah bukti
adekuat dengan tambahan seperti peningkatan cairan
GDA dalam mengi, krekels. dalam area jaringan
rentang normal sebagai akibat
peningkatanpermeab
ilitas membran
alveolar-kapiler.
Mengi adalah bukti
konstriksi bronkus
dan/ penyempitan
jalan nafas s/d
mukus/edema.

Kaji adanya Sianosis sentral dari


cyanosis (organ) hangat spt
lidah, bibir, dan daun
telinga adalah paling
indikatif dari
hipoksemia sistemik.
Sianosis perifer
kuku/ ekstremitas s/d
vasokonstriksi.

Observasi Dapat menunjukkan


kecendrungan berlanjutnya
tidur, apatis, tidak hipoksemia dan/
perhatian,gelisah, asidosis
bingung,
somnolen.
Auskultasi Hipoksemia dapat
frekwensi jantung menyebabkan mudah
dan irama. terangsang pada
miokardium,
menghasilkan
berbagai disritmia.

Berikan oksigen Memaksimalkan


lembab dengan sediaan oksigen
masker CPAP untuk pertukaran
sesuai indikasi dengan tekanan jalan
napas positif
kontinu.

Bantu dengan/ Meningkatkan


berikan tindakan ekspansi penuh paru
IPPB untuk memperbaiki
oksigenasi. Intubasi
dan dukungan
ventilasi diberikan
bila PaO2 kurang
dari 60 mm Hg dan
tidak berespon
terhadap peningkatan
oksigen murni
(FIP2).

Awasi/ Menunjukkan
gambarkan seri ventilasi/oksigenasi
AGD/ oksimetri dan status asam/basa
nadi Digunakan sebagai
dasar evaluasi
keefektifan terapi/
indikator kebutuhan
perubahan terapi.

Berikan obat Untuk memperbaiki


sesuai indikasi spt penyebab ARDS dan
antibiotika, mencegah
steroid, diuretik. berlanjutnya/
potensial komplikasi
fatal hipoksemia.
Steroid untuk
menurunkan
inflamasi dan
meningkatkan
produksi surfaktan.
Antibiotika untuk
meengobati patogen
penyebab adanya
infeksi. Diuretik
untuk mendorong
pengeluaran cairan
yang berlebih akibat
edema.
.
2 DX : 2 Setelah diberikan Catat perubahan Penggunaan otot
tindakan upaya dan pola interkostal/
perawatan selama bernapas. abdominal dan
3X24 jam pelebaran nasal
diharapkan menunjukkan upaya
bersihan jalan peningkatan
napas efektif bernapas
dengan kriteria
dispnea(-), jalan Observasi Ekspansi dada
napas paten penurunan terbatas/ tak sama s/d
dengan bunyi ekspansi dinding akumalasi cairan,
napas bersih/ dada dan adanya/ edema dan sekret
tidak ada ronchi. peningkatan dalam seksi lobus.
fremitus. Konsolidasi paru dan
pengisian cairan
dapat meningkatkan
fremitus.

Catat Dapat menunjukkan


karakteristik aliran udara melalui
bunyi napas trakeobronkial dan
dipengaruhi oleh
adanya cairan mukus
/ obstuksi aliran
udara lain. Mengi
merupakan bukti
konstriksi bronkus/
penyempitan jalan
napas s/d edema.
Ronchi dapat jelas
tanpa batuk dan
menunjukkan
pengumpulan mukus
pada jalan napas.

Pertahankan Memudahkan
posisi tubuh/ memelihara jalan
kepala tepat dan napas atas paten bila
gunakan alat jalan jalan napas pasien
napas sesuai dipengaruhi.
kebutuhan.
Kolaborasi : Kelembaban
berikan oksigen menghilangkan dan
lembab, cairan IV, memobilisasi sekret
berikan serta meningkatkan
kelembaban transport oksigen.
ruangan yang
tepat.

Berikan Untuk miningkatkan


Bronkodilator/ bersihan jalan napas.
ekspektoran
sesuai indikasi

3 DX : 3 Setelah diberikan Identifikasi Agar segala sesuatu


tindakan situasi yang yang dapat
perawatan selama mendukung menimbulkan
3X24 jam kecelakaan. masalah/ berbahaya
diharapkan tidak bagi klien dapat
terjadi cedera dihindari.

Kurangi/ Untuk menjaga/


hilangkan situasi menyangga klien
yand berbahaya. agar tidak terjatuh.
Pasang pembatas
pada tempat tidur

4 Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
1. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan
AGD dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernapasan.
2. Klien menunjukkan/ menyatakan hilangnya dispnea, mampu
mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/ tidak
ada ronchi.
3. Klien terhindar dari bahaya lingkungan/ cedera.

Você também pode gostar