Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kesehatan
Peran swasta dalam upaya kesehatan perlu terus dikembangkan secara strategis dalam konteks
pembangunan kesehatan secara keseluruhan. Interaksi upaya publik dan sektor swasta penting
untuk ditingkatkan secara bertahap.
Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan, penentuan
standar kom-petensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan atau upaya peningkatan kualitas tenaga
lainnya yang berdasarkan kompetensi, registrasi, akreditasi, dan legislasi tenaga kesehatan. Di
samping itu, perlu pula dilakukan upaya untuk pemenuhan hak-hak tenaga kesehatan termasuk
pengembangan karirnya. Upaya pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan pemba-ngunan kesehatan serta dinamika pasar di era globalisasi.
Dari sudut teori politik, terdapat dua paham teori : teori Participatory Democracy, yang
menggugat paham teori Elite Democracy (Gibson, 1981). Paham Elite Democracy melihat
hakekat manusia sebagai mahluk yang mementingkan diri sendiri, pemburu kepuasan diri pribadi
dan menjadi tidak rasional terutama jika mereka dalam kelompok. Oleh karena itu, dalam hal
terjadi konflik kepentingan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, maka pembuatan
keputusan sepenuhnya merupakan kewenangan dari kelompok elite yang menjalankan
pemerintahan. Kalaupun peran serta masyarakat itu ada, pelaksanaannya hanya terjadi pada saat
pemilihan mereka-mereka yang duduk dalam pemerintahan.
Paham Participatory Democracy sebaliknya berpendapat bahwa manusia pada hakekatnya
mampu menyelaraskan lepentingan pribadi dengan kepentingan sosial. Penyelarasan kedua
macam kepentingan tersebut dapat terwujud jika proses pengambilan keputusan menyediakan
kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk mengungkapkan kepentingan dan pandangan
mereka. Proses pengambilan keputusan, yang menyediakan kelompok kepentingan untuk
berperan serta didalamnya, dapat mengantarkan kelompok-kelompok yang berbeda kepentingan
mereka satu sama lain. Dengan demikian, perbedaan kepentingan dapat dijembatani.
Masalah lain yang diperhatikan adalah masalah kemiskinan di Indonesia. Bila kita
memperhatikan data terakhir dari BPS, berarti masih terdapat sekitar 76.800.000 penduduk
miskin di Indonesia. Seperti diketahui kualitas pertumbuhan pembangunan suatu bangsa dapat
dilihat juga dari Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Menurut UNDP nilai IKM Indonesia
dewasa ini adalah 17,9 yang menduduki peringkat ke-33 dari 99 negara yang dinilai.
Angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi atau menular masih tinggi. Di lain
pihak angka kesakitan penyakit degeneratif mulai meningkat. Di samping itu kita juga
menghadapi berbagai masalah kesehatan akibat bencana. Oleh karenanya kita menghadapi beban
ganda atau double burden, bahkan “multiple burden” dalam pembangunan kesehatan.
Sementara itu perilaku masyarakat belum sepenuhnya mendukung upaya pembangunan
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berkaitan dengan masalah akses dan mutu pelayanan kesehatan, masalah kurangnya tenaga
kesehatan dan penyebarannya yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan juga merupakan
masalah yang pelik. Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, daerah terpencil, dan daerah
perbatasan masih kurang dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang memadai, baik jumlah
maupun mutunya.
Kurangnya tenaga kesehatan, apalagi yang berkualitas seperti yang diharapkan, sangat
berkaitan dengan permasalahan yang lebih hulu lagi, yaitu masalah pendidikan tenaga kesehatan.
Dari laporan yang paling mutakhir yang saya terima, pendidikan tenaga dokter termasuk dokter
spesialis menghadapi masalah yang sangat serius, yaitu kurangnya tenaga pendidik. Masalah
serius ini hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas sektor yang sinergis.
Masalah terakhir yang dikemukakan, mungkin pula dapat kita kategorikan sebagai
tantangan. Masalah tersebut berkaitan dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah.
Pembagian urusan antara berbagai jenjang pemerintahan belum dapat ditetapkan secara tegas.
Meskipun UU Nomor 22 tahun 1999 telah diperbaharui dengan UU Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, namun pelaksanaannya belum dapat dirasakan, termasuk dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Adapun arah pembangunan kesehatan antara lain Pembangunan kesehatan adalah bagian
integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat harus diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan
khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di
perkotaan mapun di pedesaan
Tujuan pembangunan kesehatan yaitu : meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kebijakan pembangunan kesehatan antara lain Penigkatan perilaku, Pemberdayaan
Masyarakat dan Kemitraan Swasta.