Você está na página 1de 9

ANABOLISME KARBOHIDRAT

7:26 PM Rakyat Biologi 1 comment

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber
serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H)
dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan
yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan
akan membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya
dikenal kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen,
selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa,
fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida
yang lebih pendek dari polisakarida. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran
pencernaan manusia untuk mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi
karbohidrat yang dapat dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari
kelompok yang dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan
energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat yang
dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai serat
makanan atau dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim a-amilase. Contohnya adalah
selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat.

Anabolisme karbohidrat merupakan serangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah
molekul kecil dan produk akhirnya adalah molekul besar atau dengan kata lain reaksi yang
bertujuan untuk penyusunan atau sintesis molekul. Pada makalah ini proses anabolisme
yang dibahas adalah glukoneogenesis, glikogenesis, kemosintesis dan fotosintesis.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen, dengan rasio hidrogen
terhadap pksigen normalnya adalah 2 : 1 senyawa tersebut mengandung beberapa rantai
“unit gula” atau “sakarida” yang masing – masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau
karbon dengan atom hidrogen dan oksigen yang melekat padanya, baik sendiri – sendiri
ataupun dalam kelompok. Karbohidrat juga merupakan senyawa karbon yang banyak
dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa Latin Saccharum = gula). Senyawa
karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur –
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n,
karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantara glukosa yang mempunyai
rumus molekul C6H12O6. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh
manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar
karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul
tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyusun.

Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam
mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa,
fruktosa, galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini
kemudian diabsorbsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.

Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang
mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh
apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energy, maka glikogen dalam
hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu
reaksi tertentu menghasilkan produk yang menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada
reaksi lain yang dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi-reaksi
ini enzim-enzim mempunyai peranan sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang
terjadi dalam sel ini disebut metabolisme.

Karbohdirat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain
yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat.
Karbohidrat yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama
energi yang dikonsumsi oleh kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan
glikogen, karbohidrat berfungsi sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan
tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan karbohidrat jenis
lain berperan sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat diantara sel, dan senyawa
pemberi spesifisitas pada permukaan sel hewan.

Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam
sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan
cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol
lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan,
karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.

Karbohidrat merupakan komponen utama dalam suatu makanan yang merupakan


sumber energi yang utama bagi setiap organisme hidup. Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat
mengalami berbagai proses kimia. Maka proses inilah yang kemudian mempunyai peranan
penting dalam tubuh kita. Proses-proses yang dialami oleh unsur-unsur makanan setelah
dicerna dan diserap disebut dengan metabolisme intermediet. Metabolisme intermediet ini
mencakup bidang luas yang tidak hanya proses metabolik yang dialami oleh masing-masing
molekul saja, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit untuk
dapat melewati proses-proses atau tahapan-tahapan tersebut. Proses metabolisme itu
kemudian digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

Anabolime (penyatuan/pembentukan)

Katabolisme (pemecahan)

Amfibolisme (persimpangan)
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi
tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.

Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein,
asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino
tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa,
maka molekul itu juga harus diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga
didapat dari ATP. Proses sintesis lemak juga memerlukan ATP.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi
bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.

1. Fotosintesis

Salah satu contoh peristiwa anabolisme karbohirat adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses pengubahan zat organik (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya. Organel yang
berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar
oleh klorofil dimulai pada proses fotosíntesis. Kloroplas dibungkus oleh dua lapisan
(membran). Membran dlam berupa suatu membran yang kompleks. Pada membran ini
terdapat beberapa lapisan kantong yang rata, disebut granum. Di dalam seluruh granum
terdapat larutan protein yang disebut stroma.

Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum
cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra
ungu (tidak kelihatan). Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya
tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam
fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil
sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui
tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari
tubuh tumbuhan.

Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz. Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut
adalah senyawa organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat
membentuk molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul
sederhana seperti karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan
hewan, tidak dapat menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis
senyawa organik menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu
organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi kimia disebut
kemoautotrof.

Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi yaitu,
reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya).

a. Reaksi terang

Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah
menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap
reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga
dirangkaikan dengan reaksi endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian,
reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan:

Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan energi
matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut
fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi. Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi
cahaya memacu pelepasan elektron dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem
adalah tempat berkumpulnya beratus-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron
melalui sistem transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP dan NADPH dapat terbentuk
melalui jalur non siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian melalui
fotosistem II dan fotosistem I. Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH dan ATP.
Oksigen yang dibebaskan berguna untuk respirasi aerob. Pusat reaksi pada fotosistem I
mengandung klorofil a, disebut sebagai P700, karena dapat menyerap foton terbaik pada
panjang gelombang 700 nm. Pusat reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang
disebut sebagai P680, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680
nm.

b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)

Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena tidak tergantung
secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di stroma. Namun demikian,
reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan ATP,
hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang
mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp (Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa
yang mempunyai 5 atom karbon.

Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:


a) Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon) menjadi
senyawa 6 karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2
fosfogliserat (PGA).

b) Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta e-
dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).

c) Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.

d) Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp
akan mengikat CO2 yang baru.

e) Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini
merupakan prekursor (bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul sukrosa yang
merupakan karbohidrat untuk diangkut ke tempat penimbunan tepung pati yang
merupakan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan.

2.Kemosintesis

Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof, yang mampu


menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik dengan bantuan
energi kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari
suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis
ini, terdapat pada mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang tidak berwarna
memperoleh energi dari proses oksidasi senyawa H2S. Jangan disamakan dengan bakteri
sulfur yang berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena
memiliki klorofil, dengan reaksi sebagai berikut:

H2S +

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber
energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi
C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh
energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh energi kimia
dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan
Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium
Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:

Nitrosomonas

(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi

Nitrosococcus
Reaksi anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh banyak
organisme, baik organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan,
manusia). Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein berguna
sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein, protein-
karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen struktural yang esensial dari
organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.

3. Glukoneogenesis

Adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor yang bukan karbohidrat.


Karena prekursor yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah prekursor glukogenik yang terutama berasal dari asam amino-L, laktat atau
gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa
yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena
senyawa ini penting untuk fungsi sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem
syaraf dan eritrosit. Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi
glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena otot tidak mempunyai
enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat menjadi glukosa untuk
dilepaskan ke darah.

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini
asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses
yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini
adalah sistesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan
beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati.
Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari
proses glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya
diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.

1. Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP

2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fosfofruktokinase fruktosa-1,6-difosfat + ADP

3. Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP

yaitu :

1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo asetat

a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2 H+

b. Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2

Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b) menggunakan


fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah rekasi (a) dan (b) ialah :
Asam piruvat + ATP + GTP +H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GTP + fosfat + 2 H+

2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim


fruktosa-1,6-difosfatase

Fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat

3. Glukosa dibentuk dengan cara hidolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-


fosfatase

Glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun
protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:

1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.

2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.

4. Glikogenesis

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi


piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke
dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi
jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan,
bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka
kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini
dinamakan glikogenesis.

Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih
banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua
simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya
glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa 1-fosfat

c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.

UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi

Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi.

a. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

UDPGlc + (C6)n ↔ UDP + (C6)n+1

Glikogen Glikogen

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1→4 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
b. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1→4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 1→6 sehingga membuat titik cabang pada molekul
tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1→ glukosil dan
pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif
bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan
mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

Você também pode gostar