Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
bangsa
Bagaimana
BAB II LANDASAN tEORI
A. Pengertian Pancasila
Pancasila dalam bahasa sansekerta India (kasta brahmana) terdiri dari
dua kata yaitu panca yang berarti lima dan sila yang bearti prinsip atau
asas. Dan dalam bahasa Indonesia khususnya bahasa jawa pancasila
diartikan susila yang memiliki hubungan dengan moralitas. Lima sendi
utama yang menyusun pancasila adalah ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan /
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada paragraph ke-4 pembukaan undang – undang dasar
1945.
B. Lambang Pancasila Lambang Negara
kesatuan republik Indonesia adalah burung garuda pancasila yang
kepalanya menoleh ke sebelah kanan dan mempunyai perisai berbentuk
menyerupai hati yang digantung menggunakan rantai pada leher garuda.
Lambang Negara kesatuan republik Indonesia bersemboyan “bhinneka
tunggal ika” yang mempunyai arti “berbeda – beda tetapi tetap satu”
dituliskan di atas pita yang dicengkram oleh burung garuda, semboyan
ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa
dan Negara kesatuan republik Indonesia dan pernah dipakai oleh
pujangga ternama Mpu Tantular. Dipilihnya garuda sebagai lambang
Negara mempunyai tujuan untuk menggambarkan bahwa Indonesia
adalah bangsa yang besar dan Negara yang kuat karena burung garuda
yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa
Indonesia merupakan kendaraan Wishnu yang menyerupai burung
rajawali. Sedangkan warna keemasan pada burung garuda
melambangkan keagungan dan kejayaan. Garuda memiliki paruh, sayap,
ekor dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu pada burung garuda pun melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 yaitu 17 helai bulu
pada masing – masing sayap, 8 helai bulu pada ekor, 19 helai bulu di
bawah perisai atau pada pangkal ekor, dan helai bulu di leher. Perisai
pada lambang garuda pun melambangkan perjuangan dan perlindungan
diri untuk mencapai tujuan. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II
dari pontianak dan akhirnya disempurnakan oleh Presiden Soekarno.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Apabila suatu bangsa dan Negara memiliki dasar Negara dan
ideologi yang kokoh dan kuat maka bangsa dan Negara itu akan berdiri kokoh
kuat, tidak mudah terombang – ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara. Ideologi menjadi suatu yang sangat penting dan vital
bagi kelangsungan hidup suatu kelompok atau sebuah bangsa. Hal itu
disebabkan Ideologi memberikan kejelasan identitas nasional, memberi
inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan
Ideologi yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana mengenal dan memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial,
budaya dan hankam yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.
Negara tanpa dasar Negara bearti Negara tersebut tidak memiliki pedoman
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut
tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan. Jadi dasar Negara bagi suatu Negara sangatlah penting. Pancasila
menjadi alat pemersatu bangsa. Karena untuk menunjukan bahwa bangsa
Indonesia mempunyai banyak perbedaan – perbedaan bahasa (daerah), suku
bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama, dan juga
sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta
pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada. Ini
berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini
sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan bingkai Pancasila. maka disebutlah sila persatuan
Indonesia.
Dia mengatakan saat ini pemuda dan generasi bangsa harus lebih mengenal
dan memahami Pancasila dengan baik. Sebagai dasar negara, Pancasila telah
terbukti sebagai perekat persatuan bangsa.
BACA JUGA
Yaqut mengungkapkan, sampai saat ini nilai yang terkandung dalam Pancasila
telah berbukti dan sesuai dengan kondisi Bangsa Indonesia.
Dia mencontohkan, adanya utusan dari Negara dari Timur Tengah yang datang
langsung ke Indonesia belajar tentang keberagamaan dan ke-Islaman.
"Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara sebagai pemersatu bangsa. Untuk
itu, perlunya adanya 'political will' dalam memasyarakatkan pamcasila," kata
Yaqut.
http://www.liputan6.com/news/read/3103305/gp-ansor-perkuat-pancasila-
untuk-keutuhan-nkri
https://www.kompasiana.com/yuniar1/pancasila-sebagai-dasar-utuhnya-
persatuan-dan-kesatuan-bangsa_5965a0a2cf5b5a173a537882
Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita,
Malaysia. Anasir kedua adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri.
Anasir itu ada yang sudah berwujud gerakan yang secara terang-terangan
berani melakukan terorisme seperti Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku
Selatan dan Gerakan Papua Merdeka, ada juga yang berupa kelompok kecil
yang belum kelihatan. Kasus-kasus pesengketaan antar warga atau antar
instansi pemerintah patut juga diwaspadai. Sekecil apapun perselisihan
tersebut akan menggangu kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak disikapi
secara bijaksana. Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat
bahwa pemahaman tentang keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan
wilayah, meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah, air dan udara yang
terbentang dari Sabang sampai Meraukee, keutuhan budaya meliputi adat
istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran Bangsa Indonesia dan suku-suku di
seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya alam, meliputi seluruh kekayaan
alam berupa barang tambang, beserta flora dan fauna, keutuhan penduduk
atau sumber daya manusia, meliputi keutuhan orangnya, statusnya,
keselamatan bahkan kesejahteraannya. Menyadari luasnya cakupan makna
keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula tugas menjaganya. Penjagaan
atau pembelaan tidak cukup dilakukan dengan menyampaikan aspirasi oleh
pejabat negara atau demonstrasi oleh rakyat dan mahasiswa, lebih penting dari
itu adalah merenungkan apa penyebab kasus-kasus ancaman tersebut terjadi,
untuk kemudian melakukan langkah-langkah pencegahannya.
Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban
yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia
dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis merupakan proses penanaman
nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat
dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35
tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam
rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang
dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-
35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran
sekaligus mampu menerapkannya dalam lingkungannya.
Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan
sebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas
untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan suasana yang kondusif
agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat,
dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki
pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa
setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.
Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi
kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita
harus menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan
sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan
proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan
diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para
generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini
dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal
seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_M
empertahankan_NKRI
http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-
indonesia.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangasa yang besar dan heterogen. Disebut
bangsa yang besar karena jumlah penduduknya menempati urutan keempat
terbanyak setelah RRC, Amerika Serikat dan India. Indonesia juga bangsa yang
heterogen karena terdiri atas banyak suku bangsa dengan berbagai macam
agama, budaya, bahasa dan adat istiadat.
Kita patut bersyukur bahwa bangsa yang besar dan heterogen ini dapat
bersatu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak bangsa-
bangsa yang besar daalam sejarahnya hancur karena tidak mampu
mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan. Contohnya adalah Uni
Soviet daan Yugoslavia.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan semakin derasnya pengaruh budaya barat, gaya
hidup yang individualis, pragmatis, dan pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan yang masih minim.
Melihat hal yang terjadi terhadap krisis kebangsaan ini, kita dapat
menjadikan Pancasila sebagai acuan yang dapat mengatasi hal tersebut.
Dimana pancasila adalah sebuah ideologi bangsa yang mengandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang dapat menanamkan sikap dan prilaku kebangsan
yang dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Apasajakah
3. Apa sajakah
3. Untuk mengetahui Contoh sikap dan prilaku yang dapat kita lakukan
sebagai warga Negara Indonesia dikehidupan sehari-hari dalam upaya menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam bab tiga disampaikan simpulan dan saran. Selain itu, makalah ini
juga dilengkapi dengan daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2
2.3 Studi Kasus : NKRI Harga Mati serta Contoh Sikap dan Prilaku dalam Upaya
Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila inilah yang kini juga
terus dipegang teguh oleh Yudo Fistiono Sudiro SH (44), ketua Majelis Pimpinan
Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Banyumas, yang baru dilantik
kemarin.
Pria kelahiran 23 Mei 1967 itu memahami betul saat ini tantangan terberat
yang dihadapi pemuda Indonesia di antaranya adanya krisis kecintaan terhadap
Pancasila dan NKRI.
Masih Minim
Itu terjadi karena derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang
individualis, pragmatis dan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang
masih minim.
''Bagi saya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa itu harus tetap
abadi sampai kapan pun dan kecintaan terhadap Tanah Air juga harga mati,''
kata suami Tri Setiati (31) tersebut.
Anggota sangat beragam dari berbagai latar belakang, namun tetap bisa satu
karena sudah tertanam sebagai seorang pancasialis dan nasionalis.
Kecintaan terhadap Tanah Air menurut putra pertama dari lima bersaudara
pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti (65) juga terlihat dalam kehidupan
sehari-hari.
''ibaratnya darah yang mengalir dalam diri saya adalah darah Pancasila,
sehingga apapun akan saya lakukan demi menjaga kebesaran ideologi bangsa
yang dicetuskan Bung Karno,'' kata warga RT 1/RW 6 Kelurahan Karangpucung,
Kecamatan Purwokerto Selatan itu.
ANALISIS:
Memang benar bahwa saat ini generasi muda mengalami krisis kecintaan
terhadap Pancasila, dikarenakan semakin derasnya pengaruh budaya barat,
gaya hidup yang individualis, pragmatis, dan pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan yang masih minim. Misalnya semakin maraknya perkembangan
geng motor di kalangan pemuda saat ini. Untuk menanamkan kembali nilai-
nilai Pancasila yang mulai luntur dapat dilakukan misalnya melalui pendidikan
Pancasila, yang saat ini telah diajarkan kembali.
Jika suatu organisasi anggotanya memiliki jiwa yang pancasilais dan nasionalis
maka pasti organisasi itu akan bersatu, begitu pula dengan negara Indonesia
apabila warga negara sudah tertanam jiwa pancasilais dan nasionalis maka
negara tersebut juga akan bersatu, walaupun berasal dari berbagai latar
belakang yang beragam.
Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi terbuka, dalam hal ini memang
memberi keleluasaan untuk mengikuti perkembangan jaman menuju
berkembangnya cipta, rasa, dan karsa yang maju dan mandiri untuk
menyongsong dinamika kehidupan. Keterbukaan bukan berarti perubahan-
perubahan itu mengubah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi bangsa,
tetapi mengekplisitkan wawasanya secara lebih kongkrit sehingga memiliki
kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah yang baru.
Apa yang dilakukan oleh pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti (65) dalam
berita tersebut patutlah kita contoh karena begitu cintanya terhadap Pancasila
yang dibuktikannya dalam hidup sehari-hari. Untuk terus menjaga kebesaran
ideologi negara dan untuk terus mencintai bangsa ini dengan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yang berkaitan
dengan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kita dapat merealisasikannya
dengan menjalankan aturan agama yang dianut masing-masing individu tanpa
mengganggu agama lain. Berkaitan dengan sila kedua “Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab” yaitu dengan menghargai hak-hak asasi setiap warga negara
tanpa merugikan hak orang lain. Selanjutnya kiprah nyata dari nilai sila ketiga “
Persatuan Indonesia” dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan yang ada
dan menjadikannya sebagai keanekaragaman yang memberi warna tersendiri
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila keempat “ Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan perwakilan” yang
dalam hal ini setiap permasalahan yang timbul haruslah dimusyawarahkan
dengan jalan damai tanpa mementingkan kepentingan individu dan golongan
tetapi harus mengupayakan demi kebaikan bersama. Sila kelima “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” bahwa setiap orang Indonesia mendapat
perlakuan yang adil, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan
bidang-bidang lainnya. Cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan dalam
setiap bidang tersebut juga harus adil.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami
saja.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Internet
2014 22.42)
(18/12/2014, 20.00)
Pancasila adalah sebuah aset keunikan Bangsa Indonesia, sebuah falsafah yang
mampu menjadikan bangsa Indonesia yang bersuku-suku berbagai macam latar
belakang adat, budaya dan agama hidup rukun dan berdampingan secara
damai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan demikian Pancasila berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dan berada di bawah pokok
kaidah negara yang fundamental.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa sekarang rasa dan semangat berpancasila sudah
mulai pudar atau bahkan mungkin sengaja dipudarkan oleh sebagian
masyarakat yang tidak sadar akan makna dan manfaat Pancasila.
Disinilah dituntut kesadaran dan peran kita sebagai generasi muda untuk
membangun dan menjaga Pancasila dalam arti yang sebenarnya, yaitu
menjalankan kehidupan pergaulan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
setiap sila yang ada di dalam Pancasila itu sendiri. Semoga kita dapat
mengambil peran sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita untuk menjaga
keutuhan Pancasila.
Di sisi lain, komitmen pemerintah juga kuat dalam menjaga keutuhan Pancasila.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden
Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama masyarakat, lembaga ini berperan
memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta terintegrasi dengan berbagai program pembangunan.
Banyak kerjasama yang telah dilakukan oleh Puan Maharani, termasuk nota
kesepahaman (MoU) dengan PBNU, untuk memastikan terselenggaranya
revolusi mental sebagai bagian dari upaya menjaga keutuhan NKRI dari segala
bentuk paham-paham radikal dan intoleran, yang dimulai dari pesantren-
pesantren. Termasuk juga instruksi Puan Maharani untuk melakukan
pendampingan dan sosialisasi di sekolah-sekolah agar menjadi tempat
menyemai rasa persaudaraan, persatuan, kesatuan, dan keterbukaan untuk
menerima perbedaan.
https://www.inspirasi.co/rifqulhakim21/29887_puan-maharani--kembali-pada-
pancasila-untuk-keutuhan-bangsa
FacebookTwitterGoogle+WhatsAppTelegramLinkedInShare25
Ideologi negara merupakan suatu hal yang memiliki fungsi sangat penting bagi
negaranya. Ideologi negara adalah ujung tombak dari berdirinya suatu negara,
dengan adanya ideologi maka suatu negara dapat merumuskan apa yang
menjadi cita-cita dan tujuan suatu negara. De Tracy memaknai ideology sebagai
ilmu tentang gagasan-gagasan yang menunjukkan jalan yang benar menuju
masa depan. Ideology juga diartikan sebagai falsafah hidup maupun pandangan
dunia (dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung). Jangankan untuk suatu
negara yang besar, seorang manusia saja pasti memiliki ideologi / pemikirannya
masing-masing. Berbagai macam jenis Ideologi dapat kita kenal di dunia
misalnya Amerika yang memiliki ideologi liberalis, korea utara dengan ideologi
komunis, perancis dengan ideologi kapitalis, Jerman yang menganut ideologi
fasis, Venezuela dengan ideologi sosialisme nya dan lain-lain.
Ideologi pada dasarnya dirumuskan oleh para petinggi suatu negara dan hasil
dari pada ideologi tersebut diharapkan dapat mencerminkan akan menjadi
seperti apa negara tersebut. Berbicara tentang ideologi, Indonesia sebagai
suatu negara yang diakui secara de facto dan de jure juga memiliki ideologi
negara. Ideologi yang dianut oleh negara Indonesia adalah ideologi pancasila.
Pancasila dipilih sebagai ideologi negara karena dapat mencerminkan
bagaimana Indonesia itu sendiri, Indonesia yang memiliki beragam agama,
suku, budaya, bahasa dengan ribuan pulau dan jutaan penduduk didalamnya.
http://kmhdi.org/2017/05/implementasi-nilai-nilai-pancasila-untuk-keutuhan-
nkri/
https://kicaunews.com/2017/06/02/pancasila-aset-keunikan-bangsa/