Você está na página 1de 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAPASITAS DAN TINGKAT LAYANAN (VCR)

Pengolahan data ruas jalan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) Februari 1997. Berikut ini adalah uraiannya:

JALAN JAMIN GINTING RUAS KANAN

Jalan Perkotaan

1. Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah,
kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan
banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan dasar
untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCs
dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

A. Kapasitas Dasar (Co)

Tentukan kapasitas dasar (Co) dari Tabel C-1:1.

Tabel C-1:1 Kapasitas dasar jalan perkotaan

Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(SMP/Jam)
4 lajur dipisah atau jalan satu
1.650 Per Lajur
arah
4 Lajur tidak dipisah 1.500 Per Lajur
2 lajur tidak dipisah 2.900 Total dua Arah
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Jalan yang di survey ada jalan Jamin Ginting (Simpang Kampus USU-Simpang
Iskandar Muda) yang merupakan jalan empat lajur terbagi, maka

Co = 1650 x 2 (karena 2 lajur)

Co = 3300 smp/jam

B. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas Koreksi (FCW)
Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel C-2:1 berdasarkan lebar
jalur lalu-lintas efektif (W.)

Tabel C-2:1 Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas untuk jalan
perkotaan (FCW)
Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc)
Tipe Jalan FCw
(m)

Per lajur

3,00 0,92

4 Lajur terbagi atau jalan 3,25 0,96


satu arah 3,50 1,00

3,75 1,04

4,00 1,08

4 Lajur tidak dipisah Per lajur

3,00 0,91

3,25 0,95

3,50 1,00
3,75 1,05

4,00 1,09

Total dua arah

5,00 0,56

6,00 0,87

7,00 1,00
2 lajur Tak terbagi
8,00 1,14

9,00 1,25

10,00 1,29

11,00 1,34

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997


Karena lebar lajur 4,8 meter (dilihat dari Lampiran 1 dan 6), maka diperoleh nilai :

FCw = 1.08

C. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCsp)


Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0.

FCsp=1

D. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCSF)


Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dari Tabel C-4:1
berdasarkan lebar bahu efektif WS.

Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan


Tipe Kelas Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Jalan Samping Lebar Bahu Efektif (Ws)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 D VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,96
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2 UD L 0,92 0,94 0,97 1,00
atau Jalan M 0,89 0,92 0,95 0,98
Satu Arah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Dari survey diperoleh kelas hambatan samping yaitu dalam kelas L (dilihat dari
Lampiran 2) dan tidak memiliki bahu karena sudah pernah dilakukan pelebaran
jalan,sehingga lebar bahu efektif ≤ 0,5 meter maka :

FCsf = 0,94

E. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota Koreksi Ukuran Kota (FCCS)
Tentukan penyesuaian untuk ukuran kota dengan menggunakan Tabel C-5:1 sebagai
fungsi jumlah penduduk (Juta).

Tabel C-5:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan
perkotaan
Ukuran Kota (Juta Orang) Factor Ukuran Kota (Fcs)
< 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
≤ 3,0 1,01
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Karena diperoleh jumlah penduduk kecamatan Medan Baru tahun 2013 sebesar
40.540 jiwa (dilihat dari Lampiran 3), maka diperoleh nilai

FCcs = 0,86

Sehingga diperoleh nilai Kapasitas Jalan Perkotaan :


C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCs
= 3300 smp/jam x 1,08 x 1 x 0,94 x 0,86
= 2881,1376 smp/jam
2. Derajat Kejenuhan (DS)
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas,
yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah
kapasitas atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan adalah sebagai
berikut:
Q
DS 
C
dengan :
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)

Q yang diperoleh dari survey yaitu 8041,95 (di peroleh dari tabel form LHR, lihat

lampiran 4), maka

DS = 8041,95/2881,1376 = 2,79 smp/jam

3. Tingkat Pelayanan Ruas Jalan

Diklasifikasikan berdasarkan Volume (diperoleh dari tabel form LHR, lihat lampiran
4) per Kapasitas (C) dimana nilai V = 2010,4875 dan nilai C=2881,1376

VCR = V/C

VCR = 2010,4875/2881,1376 = 0,6978

Tingkat Pelayanan V/C Kecepatan Ideal (km/jam)


A ≤ 0.6 ≥ 80
B ≤ 0.7 ≥ 40
C ≤ 0.8 ≥ 30
D ≤ 0.9 ≥ 25
E ≈1 ≈ 25
F < 15
>1
Jadi tingkat pelayanan dari ruas jalan ini adalah Tingkat B dengan Kecepatan Ideal ≥ 40
km/jam.

4. Kecepatan Rata – Rata Kendaraan


Kecepatan kendaraan disurvey menggunakan alat Speed Gun (hasil survey dapat
dilihat pada lampiran 5). Setelah diolah,maka diperoleh rata-rata kecepatan setiap jenis
kendaraan, yaitu :

Cara Motor Mobil Mobil Penumpang Becak


Speed Gun 32,22 29,24 26,42 26,8

= = 28,67 km/jam

JALAN JAMIN GINTING RUAS KIRI

Jalan Perkotaan

5. Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah,
kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan
banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan dasar
untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCs
dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

A. Kapasitas Dasar (CO)

Tentukan kapasitas dasar (CO) dari Tabel C-1:1.

Tabel C-1:1 Kapasitas dasar jalan perkotaan

Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(SMP/Jam)
4 lajur dipisah atau jalan satu
1.650 Per Lajur
arah
4 Lajur tidak dipisah 1.500 Per Lajur
2 lajur tidak dipisah 2.900 Total dua Arah
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Jalan yang di survei ada jalan Jamin Ginting (Simpang Kampus USU-Simpang
Iskandar Muda) yang merupakan jalan empat lajur terbagi Jadi :

Co = 1650 x 2 (karena 2 lajur)

Co = 3300 smp/jam

B. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas Koreksi (FCW)
Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel C-2:1 berdasarkan lebar
jalur lalu-lintas efektif (W.)

Tabel C-2:1 Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas untuk jalan
perkotaan (FCW)
Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc)
Tipe Jalan FCw
(m)

4 Lajur terbagi atau jalan Per lajur


satu arah
3,00 0,92

3,25 0,96

3,50 1,00

3,75 1,04

4,00 1,08

Per lajur

3,00 0,91

3,25 0,95
4 Lajur tidak dipisah
3,50 1,00

3,75 1,05

4,00 1,09

Total dua arah

5,00 0,56

6,00 0,87

7,00 1,00
2 lajur Tak terbagi
8,00 1,14

9,00 1,25

10,00 1,29

11,00 1,34

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Karena lebar lajur 4,8 meter (dilihar dari Lampiran 1 dan 6), maka diperoleh nilai :

FCw = 1.08

C. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCsp)


Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0.
FCsp=1

D. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCSF)


Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dari Tabel C-4:1
berdasarkan lebar bahu efektif WS.

Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan


Tipe Kelas Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Jalan Samping Lebar Bahu Efektif (Ws)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,96
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2 UD L 0,92 0,94 0,97 1,00
atau Jalan M 0,89 0,92 0,95 0,98
Satu Arah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Dari survey diperoleh kelas hambatan samping yaitu dalam kelas L (dilihat dari
Lampiran 2) dan tidak memiliki bahu karena sudah pernah dilakukan pelebaran
jalan,sehingga lebar bahu efektif ≤ 0,5 meter maka :

FCsf = 0,94

E. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota Koreksi Ukuran Kota (FCCS)
Tentukan penyesuaian untuk ukuran kota dengan menggunakan Tabel C-5:1
sebagai fungsi jumlah penduduk (Juta).

Tabel C-5:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan
perkotaan
Ukuran Kota (Juta Orang) Factor Ukuran Kota (Fcs)
< 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
≤ 3,0 1,01
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Karena diperoleh jumlah penduduk kecamatan Medan Baru tahun 2013 sebesar
40.540 jiwa (dilihat dari Lampiran 3), maka diperoleh nilai

FCcs = 0,86

Sehingga diperoleh nilai Kapasitas Jalan Perkotaan :


C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCs
= 3300 smp/jam x 1,08 x 1 x 0,94 x 0,86
= 2881,1376 smp/jam

6. Derajat Kejenuhan (DS)


Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas,
yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah
kapasitas atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan adalah sebagai
berikut:
Q
DS 
C
dengan :
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)

Q yang diperoleh dari survey yaitu 8360,1 smp/jam (di peroleh dari tabel form LHR,

lihat lampiran 4), maka

DS = 8360,1/2881,1376 = 2,9016

7. Tingkat Pelayanan Ruas Jalan

Diklasifikasikan berdasarkan Volume (diperoleh dari tabel form LHR, lihat lampiran
4) per Kapasitas (C) dimana nilai V = 2090,025 smp/jam dan nilai C=2881,1376 smp/jam

VCR = V/C
VCR = 2090,025/2881,1376 = 0,725

dilihat

Tingkat Pelayanan V/C Kecepatan Ideal (km/jam)


A ≤ 0.6 ≥ 80
B ≤ 0.7 ≥ 40
C ≤ 0.8 ≥ 30
D ≤ 0.9 ≥ 25
E ≈1 ≈ 25
F < 15
>1

Jadi tingkat pelayanan dari ruas jalan ini adalah Tingkat C dengan Kecepatan Ideal ≥ 30
km/jam.

8. Kecepatan Rata – Rata Kendaraan


Kecepatan kendaraan disurvey menggunakan alat Speed Gun (hasil survey dapat
dilihat pada lampiran 5). Setelah diolah,maka diperoleh rata-rata kecepatan setiap jenis
kendaraan,yaitu :

Cara Motor Mobil Mobil Penumpang Becak


Speed Gun 31,68 26,48 26,42 23,34

= = 26,98 km/jam

Você também pode gostar