Você está na página 1de 7

KONSEP DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA

TUGAS RESUME

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari


Dosen Psikologi Perkembangan Kognitif
VINA ADRIANY, M.Ed, Ph.D

disusun oleh :
MOCH. RAMADHAN MUBARAK
1706601

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
Konsep Dasar Ilmu Psikologi dan Ruang Lingkupnya
Oleh : Moch. Ramadhan Mubarak (1706601)

Pengertian psikologi secara etimologi yaitu ilmu jiwa, hal tersebut


berdasarkan sal usul kata “Psikologi” yang berasal dari dua kata Yunani kuno,
yaitu “Psyche” yang berarti roh atau jiwa dan “Logos” yang berarti ilmu
[ CITATION Sri98 \l 1057 ]. Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala
kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan
kehendak[ CITATION Jal02 \l 1057 ]. Akan tetapi para ahli menambahkan lagi
satu gejala jiwa utama yang dipelajari dalam psikologi, yaitu pikiran, perasaan,
kehendak dan gejala campuran. Adapun yang termasuk kedalam gejala campuran
diantaranya seperti intelegensi, kelelahan maupun sugesti.
Telah dipaparkan di awal tentang apa yang dipelajari dalam psikologi yaitu
gejala-gejala kejiwaan. Akan tetapi, jiwa merupakan sesuatu yang sangat sulit
digambarkan atau sifatnya abstrak, oleh karena itu psikologi tidak mempelajari
jiwa secara langsung, psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspor dari
jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses/kegiatannya. Sehingga
Feldman (1992) dalam bukunya berpendapat bahwa psikologi dapat diartikan
sebagai studi ilmiah tentang proses mental dan tingkah laku. Definisi tersebut
meski sudah jelas dan akurat, juga menipu dengan sederhana. Untuk mencakup
luasnya frasa perilaku dan proses mental dalam definisi psikologi harus dipahami
banyak hal seperti mencakup tidak hanya apa yang dilakukan orang tapi juga
pemikiran, perasaan, persepsi, proses penalaran, ingatan, dan bahkan aktivitas
biologis yang mengatur fungsi tubuh.
Dikutip dari suprastiyointrovert.blogspot.co.id, Psikologi menurut
beberapa pakar diantaranya sebagai berikut:

(1) Wilhelm Wundt: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesaradan Manusi
(2) Woodworth dan Marquis: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak telihat meliputi aktivitas fisik,
emosional, dan berpikir.
(3) Clifford T. Morgan: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang memeplajari
perilaku manusia dan hewan.
(4) Gardner Murpgy: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang
diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
(5) Kamus Psikologi (Chaplin): Psychology as a science (psikologi sebagai
suatu ilmu pengetahuan) adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia dan
binatang; studi mengenai organisme dalam segala variasi dan
kompleksitasnya, untuk bereaksi terhadap perubahan yang terus menerus dan
aliran dari kejadian-kejadian fisik/ragawi dan peristiwa-peristiwa sosial yang
menyusun lingkungannya.
Pada perkembangannya gejala-gejala jiwa manusia tidak sama pada
manusia yang berbeda usia. Hal tersebut mendorong para ahli psikologi untuk
mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk
mempelajari gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu. Psikologi anak
secara umum mempelajari perkembangan kejiwaan pada usia kanak-kanak.
Sedangkan setelah menginjak usia pubertas hingga menjelang usia dewasa
dibahas oleh cabang psikologi remaja. Demikian pula untuk mempelajari gejala
jiwa manusia usia lanjut dikembangkan pula psikologi khusus sebagai cabang dari
psikologi umum.

Seiring dengan perkembangan ilmu psikologi, muncul beberapa cabang:


(1) Genetika perilaku yang mempelajari faktor bawaan yang terkait dengan
perilaku.
(2) Ilmu saraf perilaku yang mempelajari dasar biologis dari perilaku.
(3) Psikologi klinis yang membahas penelitian, diagnosis, dan penaganan
gangguan-gangguan psikologis.
(4) Psikologis saraf klinis yang menyatukan area biopsikologi dan psikologi
klinis, berfokus pada hubungan antar faktor-faktor biologis dan ganguan
psikologis.
(5) Psikologi kognitif yang berfokus pada penelitian proses-proses mental yang
lebih tinggi.
(6) Psikologi konseling yang berfokus terutama pada masalah-masalah
penyesuaian diri dalam pendidikan, lingkungan sosial, dan karier.
(7) Psikologi perkembangan yang mempelajari bagaimana manusia tumbuh dan
berubah dari masa ia dilahirkan hingga kematian
(8) Psikologi pendidikan yang memperhatikan proses belajar mengajar, seperti
hubungan antara motivasi dan performa di sekolah.
(9) Psikologi lintas budaya yang menginvestigasi kemiripan dan perbedaan
berfungsinya psikologis dalam dan antara berbagai kultur dan kelompok
etnis.
(10) Psikologi lingkungan yang memperhatikan hubungan antar manusia dan
lingkungan fisik mereka.
(11) Psikologi evolusioner yang memperhatikan bagaimana perilaku dipengaruhi
oleh faktor bawaan genesis yang diwarisi dari pendahulunya.
(12) Psikologi eksperimen yang mempelajari proses-proses merasakan,
memersepsi, mempelajari, dan memikirkan dunia.
(13) Psikologi forensik yang berfokus pada masalah-masalah hukum, seperti
menentukan akurasi dari ingatan saksi.
(14) Psikologi kesehatan yang mengeksplorasi hubungan antar faktor-faktor
psikologis dan kekurangan fisik atau penyakit.
(15) Psikologi industri/organisasi yang membahas psikologi di tempat kerja.
(16) Psikologi kepribadian yang berfokus pada konsistensi dalam perilaku
seseorang sepanjang waktu dan sifat-sifat yang membedakan seseorang dari
orang lain.
(17) Evaluasi program yang berfokus pada pemeriksaan program skala besar,
seperti program awal pra-sekolah, untuk menentukan apakah efektif dan
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
(18) Psikologi wanita yang berfokus pada masalah-masalah seperti diskriminasi
terhadap wanita dan penyebab kejahatan terhadap wanita.
(19) Psikologi sekolah yang mendedikasikan pada konseling terhadap anak-anak
di sekolah dasar dan lanjutan yang memiliki masalah emosional ataupun
akademis.
(20) Psikologi sosial yang mempelajari bagaimana pikiran, perasaan, dam
tindakan seseorang dipengaruhi oleh orang lain.
(21) Psikologi olahraga yang mengaplikasikan psikologi ke aktivitas dan latihan
olahraga.

Cabang-cabang psikologi yang banyak tersebut saling terkait satu sama


lain karena memiliki tujuan yang sama, yaitu memahami perilaku. Hal tersebut
dikemukakan oleh Feldman (2012) yang menggambarkan cabang-cabang
psikologi sebagai suatu keluarga besar, dengan keponakan, paman dan bibi, serta
sepupu, yang meskipun tidak berinteraksi setiap hari, tetap saling terkait satu sama
lain.
Wilhelm Wundt meletakan landasan bagi psikolog pada tahun 1879 yang
dikenal sebagai sudut pandang awal yang memberikan arah kerja bagi psikolog,
yaitu strukturalisme. Strukturalisme berfokus pada menyingkap komponen-
komponen dasar mental dari persepsi, kesadaran, proses berfikir, emosi, dan
kondisi serta aktivitas mental lain. Dalam pendekatannya, Wundt menggunakan
suatu prosedur yang digunakan untuk mempelajari struktur pikiran dimana subjek
diminta untuk menggambarkan secara detail apa yang mereka alami ketika
mereka melihat suatu stimulus, prosedur tersebut disebut introspeksi.
Seiring perjalanan waktu, para psikolog1 menentang pendekatan dari
Wundt. Para psikolog tidak puas dengan asumsi bahwa introspeksi dapat
menyikap struktur dari pikiran. Perspektif yang menggantikan strukturalisme
dikenal sebagai fungsionalisme yang berkonsentrasi pada apa yang dilakukan oleh
pikiran dan bagaimana perilaku berfungsi. Reaksi penting lainnya terhadap
strukturalisme adalah perkembangan psikologi gestalt yang berfokus pada
organisasi dari persepsi dan berpikir dalam arti keseluruhan dan bukan pada
elemen-elemen dari persepsi.
Sudut pandang psikologi menawarkan pandangan yang berbeda dan
menekankan faktor-faktor yang berbeda pula. Saat ini, bidang psikologi terdiri
atas lima sudut pandang utama. Dikutip dari Feldman (2012) lima sudut pandang
utama tersebut adalah:

(1) Pendekatan ilmu saraf berfokus pada komponen-komponen biologis dari


perilaku manusia dan hewan.
(2) Sudut pandang psikodinamika menyebutkan bahwa kekuatan dalam diri yang
tidak disadari oleh manusia adalah penentu utama dan perilaku.
(3) Sudut pandang behavioral mengabaikan proses internal dan berkonsentrasi
pada perilaku yang diobservasi serta dapat diukur, dan menyebutkan bahwa
memahami dan mengontrol lingkungan seseorang cukup untuk menjelaskan
dan memodifikasi perilaku.
(4) Pendekatan kognitif terhadap perilaku memperhatikan bagaimana manusia
mengetahui, mengerti, dan memikirkan dunia.

1 Psikolog adalah seorang ahli dalam bidang praktek psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental
(5) Sudut pandang humanistis menekankan bahwa manusia secara unik bergerak
ke arah pertumbuhan psikologis dan tingkat pemfungsian yang lebih tinggi
sehingga mereka akan berjuang untuk mencapai potensi penuh mereka.

Dibandingkan dengan matematika, fisika, kimia, dan bidang keilmuan


lainnya. Bidang ilmu psikologi adalah bidang ilmu yang relatif cukup baru,
perkembangan pesat dari bidang keilmuan ini umumnya dimulai pada akhir abad
ke-19. Para ahli mengatakan, sebenarnya pendekatan yang ada di psikologi tidak
begitu berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan bidang keilmuan
lainnya. Seperti pada bidang keilmuan lainnya, para psikolog melakukan
eksperimen yang dirancang untuk mengonfirmasi atau menolak suatu teori
ataupun suatu hipotesis. Bagi para ilmuan di bidang keilmuan lain, data mentah
dari eksperimen mereka bisa saja atom, elektron, atau perpindahan panas, dan lain
sebagainya. Sementara di psikologi data mentah mereka adalah perilaku
seseorang.
Bagi seorang psikolog, perilaku manusia dijadikan bukti, atau paling tidak
suatu indikasi tentang bagaimana pikiran seseorang berfungsi. Bentuk dari pikiran
tidak bisa dilihat secara langsung, tetapi bentuk dari pikiran seseorang akan
muncul melalui perilakunya, perasaannya, dan apa yang dipikirkannya. Karena
itulah para psikolog menggunakan data tersebut sebagai cara untuk mengetes teori
psikologi dan bagaimana pikiran berfungsi.
Berdasarkan pengertian di atas banyak hal yang dipelajari dalam psikologi,
tapi intinya psikologi mempelajari pikiran dan perilaku, bagaimana terbentuknya
perilaku, bagaimana terbentuknya respon pada diri seseorang, mempelajari kenapa
dengan stimulus yang sama tetapi respon yang dimunculkan bisa berbeda.

Referensi:
Feldman, R. S. (1992). Elements Of Psychology. USA: McGraww-Hill.Inc.
Feldman, R. S. (2012). Pengantar Psikologi - Understanding Psychology. Jakarta:
Salemba Humanika.
Hadi, S. (2014, 4 4). Berbagi Informasi Menarik. Diambil kembali dari Defenisi
dan Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi:
http://suprastiyointrovert.blogspot.co.id/2014/04/defenisi-dan-sejarah-
perkembangan-ilmu.html
Jalaluddin. (2002). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Rukmini, S. (1998). Psikologi Umum. Yogyakarta: FIP IKIP.

Você também pode gostar