Você está na página 1de 3

Kelompok 6

1.

2.

3.

4.

5.

6.
Pohon Akasia yang Tegak Lagi Setelah Lama Mati
karena pohon yang telah roboh ke tanah
tersebut berdiri tegak dengan posisi
kemiringan sembilan puluh derajat. “Saya
setiap hari pergi ke kebun, tidak ada tanda
apaapa sebelumnya. Pohon itu tergeletak
begitu saja di tanah bahkan sudah mati,
akarnya pun sudah kering. Ketika pagi hari
Warga Desa Nibung Kecamatan posisinya masih di tanah, tapi ketika sore
Koba dihebohkan hal yang sama. Fenomena sudah berdiri tegak. Saat itu tidak ada angin
yang sama itu terjadi di sebuah kebun lada ribut maupun hujan,” tutur H Syukron.
milik H Syukron warga Desa Nibung, Menurut H Syukron, awalnya ia tidak
tepatnya di lokasi Jongkong eks begitu memperhatikan, namun sore itu usai
penambangan PT Koba Tin. memotong pohon keladi di sekitar kebun ia
Sebuah Pohon Akasia setinggi 4 merasa ada yang janggal. Biasanya ia
meter yang sudah mati dan roboh lebih dari melintas di atas pohon yang roboh tersebut,
satu tahun tegak kembali dengan namun saat itu ia melihat pohon itu sudah
kemiringan sembilan puluh derajat. Padahal berdiri kembali.
bagian atas pohon tersebut sudah “Memang dulunya pohon itu roboh
dipotong-potong bahkan tampak kering. dan ada lubang bekas akarnya, tapi lubang
Begitu juga dengan bagian akarnya sudah itu sudah ditimbun dan ditanami Pohon
tampak mati. Pisang dan Lada. Setelah berdiri kembali
H Syukron menuturkan, Pohon Pohon Pisang dan Lada tertimpa oleh pohon
Akasia dengan diameter kurang lebih satu itu, kayaknya pohon itu kembali ke posisi
meter tersebut sekitar satu tahun dua bulan semula sebelum roboh,” kata H Syukron.
lalu dirobohkan saat ia hendak berkebun. Tak lama kemudian warga jadi
Sementara itu bagian atas serta dahanya heboh dan beramairamai mendatangi
sudah dipotong-potong. Bahkan pohon lokasi. Tidak hanya warga desa setempat
yang sudah roboh ke tanah tersebut sempat namun warga dari desa tetangga seperti
dijadikan olehnya sebagai tempat Desa Air Bara maupun Koba penasaran
mengasah parang. untuk menyaksikan kebenaran cerita
Namun pada hari Minggu (22/12) tersebut.
sekitar pukul 16.30 WIB, H Syukron kaget
Gagak Banggai yang Punah Telah Kembali
ilmiah sebagai Corvus unicolor. Spesies ini
sebelumnya dikenal melalui dua burung
yang terlihat pada tahun 1900. Sebuah foto
dari gagak tersebut diterbitkan pekan ini
dalam "Handbook of the Birds of the
World," Bertempat di American Museum of
Natural History di New York, Rasmussen
telah mempelajari dua spesimen yang
berusia seabad, dan membandingkannya
dengan spesimen baru untuk memastikan
bahwa mereka bukan subspesies gagak
Seekor gagak asal Indonesia yang (Corvus enca) yang umum.
ditakutkan telah punah, ditemukan kembali
"Analisis morphometric yang saya
dihabitat aslinya. Ilmuwan AS telah
lakukan untuk menunjukkan bahwa
meverifikasi penemuan itu. Gagak Banggai
keempat spesimen itu mirip satu dengan
(Corvus unicolor) yang seluruhnya berwarna
lainnya, dan jelas berbeda dari spesimen
hitam, sejak 1900 dikenal ilmu pengetahuan
enca. Kami juga menunjukkan bahwa dua
hanya ada dua specimen. Tapi binatang ini
taksa yang berbeda dalam warna mata. Ini
telah ditemukan kembali oleh ahli biologi
merupakan bagian penting dalam Corvus,"
Indonesia di Pulau Peleng, dilepas pantai
kata Rasmussen. "Bukan hanya
timur Sulawesi, pada tahun 2007. Pamela
mengkonfirmasi identitas spesimen baru,
Rasmussen, seorang zoologi dari Michigan
tetapi juga kepunahan dari Corvus unicolor,
State University, memverifikasi temuan itu.
yang telah lama diragukan," tambahnya.
Gagak Banggai dianggap punah Spesimen baru ini dapat dilihat di katalog
sampai ilmuwan baru- memverifikasi Museum Zoologicum Bogoriense, Bogor,
penampakan burung yang dikenal secara Jawa Barat.

Você também pode gostar