Você está na página 1de 5

Nama : Muhammad Fadhil Ayyasy

NIM : 1504107010036

Program Studi : Teknik Geofisika

Mata Kuliah : Pengetahuan Kebencanaan Lingkungan

Penipisan Lapisan Ozon dan Kaitannya Terhadap Pencemaran Lingkungan di Permukaan Bumi

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Atmosfer bumi terdiri atas beberapa lapisan dengan karakteristik yang berbeda-
beda. Satu di antara beberapa lapisan tersebut adalah lapisan stratosfer yang terletak
kurang lebih 15 km di atas permukaan laut. Di dalam lapisan stratosfer ini terdapat
lapisan ozon yang berfungsi untuk menghalangi radiasi sinar matahari yan berbahaya
bagi manusia masuk ke dalam bumi.

Namun, dalam kurun beberapa dasawarsa terakhir, lapisan ozon mulai mengalami
penipisan, yang diakibatkan oleh berakumulasinya berbagai bahan-bahan kimia di
lapisan ozon, atau sering disebut sebagai efek rumah kaca. Berawal dari Hal ini
menyebabkan lapisan ozon semakin menipis dari tahun ke tahun, terlebih lagi sejak
era revolusi industri dimulai, memberikan ancaman baru kepada manusia. Bahaya
radiasi dari sinar matahari dapat mengancam kesehatan manusia. Hal ini menjadi
topik serius yang harus dikaji dan ditemukan solusinya oleh para ahli dalam
bidangnya.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu:


- Untuk mengkaji lebih dalam penyebab dari penipisan lapisan ozon
- Berusaha menganalisis dampak pencemaran lingkungan dengan penipisan
lapisan ozon
- Mencari ide sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
1.3 Rumuan Masalah

Ada pun masalah yang timbul dari topik di atas yaitu:


- Bahan-bahan kimia apa saja yang mempengaruhi penipisan lapisan ozon di
atmosfer?
- Sejauh mana industri dan pemakaian benda-benda elektronik mempengaruhi
penipisan lapisan ozon?
- Bagaimana regulasi terbaik untuk mengatur penggunaan bahan kimia yang
mempengaruhi penipisan lapisan ozon agar tidak mengganggu kelangsungan
aktivitas manusia sehari-hari?

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Ozon Secara Umum
Ozon (O3) dibentuk dari tiga atom oksigen, merupakan suatu gas bau yang beracun.
Walaupun ozon termasuk komponen yang langka di atmosfer bumi, yaitu sekitar 3
dari sepuluh juta molekul yang terdapat di udara, namun ozon merupakan kebutuhan
fundamental bagi kehidupan yang ada di bumi. Hampir 90% ozon terletak di
stratosfer, pada ketinggian antara 10 sampai dengan 50 km. Pada ketinggian ini,
radiasi ultraviolet dari matahari dapat memecah molekul oksigen (O2) menjadi dua
menghasilkan atom oksigen (O). Atom atom oksigen ini dapat beraksi dengan
moelkul oksigen, membentuk molekul abru yaitu Ozon. Sabuk ozon stratosfer, atau
yang biasa disebut sebagai lapisan ozon, dipengaruhi oleh efek fotokimia dan
dinamika atmosfer.
Lapisan ozon yang terdapat di atmosfer ini meneram hampir semua kecuali
sebagian kecil radiasi ultraviolet matahari dan menghalanginya mencapai permukaan
bumi. Dosis tinggi dari radiasi ultraviolet ini sangat berpotensi memiliki efek
berbahya bagi kesehatan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme dan
berbagai material. Oleh karena itu, setiap reduksi dari ketebalan lapisan ozon akan
menyebabkan pengingkatan fluks ultraviolet yang memiliki konsekuensi penting
terdapat kehidupan. Lebih lanjt lagi, keberadaan stratosfer, lapisan atmosfer dengan
gradien suhu yang positif memainkan peran penting dalam sirkulasi umum di
atmosfer, yang mana bergantung pada keberadaan ozon di daerah tinggi.
Sisa 10% dari jumlah ozon di atmosfer ditemukan langsung di lingkungan tempat
kita tinggal. Pada daerah 10 km terendah dari atmosfer bumi, yang mana kita kenal
dengan sebutan troposfer. Pada troposfer alami yang bebas dari pengaruh
antropogenik, sekitar 10-20 molekul zon dapat ditemukan pada setiap satu illiar
molekul udara. Ini merupakan hasil dari transportasi yang berasal dari stratosfer di
mana ozon diproduksi secara fotokimia. Emisi yang disebabkan oleh manusia, yang
berasal dari pembakaran, asap kendaraan bermotor, dan industri. Reaksi seperti foto-
asap, dapat meningkatkan level ozon hingga beberapa ratus ppb dan lebih di daerah
yang berpolusi dan, sebagai sebuah hasil dari percampuran global, yang secara
signifikan mempengaruhi elevasi global ozon.
Ketika ozon ditemukan di atmosfer, diperkirakan bahwa ozon berguna bagi
kesehatan manusia. Bau udara pada hutan pertamanya diperkirakan berasal dari ozon.
Pengembang kota telah berulang kali membujuk para penghuni area tersebut untuk
pindah ke daerah yang lebih jauh dari pusat kota dengan membuat nama-nama jalan
seperti “Jalan Ozon”. Sebaliknya, ozon sangat beracun bagi kesehatan manusia. Oleh
karena itu, ozon pada lingkup troposfer, ozon yang kita hirup di udara saat ini, sering
disebut sebagai ”Bad Ozon”.
Kebenaran akan hal ini semakin diperkuat karena ozon merupakan gas rumah
kaca yang efisien karena menyerap radiasi termal sekitar 9.6 mikrometer. Makanya,
peningkatan jumlah ozon di troposfer secara langsung meningkatkan efek rumah kaca
di bumi dan ikut berkontribusi terhadap pemanasan iklim global yang disebakan oleh
karbondioksida dan gas-gas rumah kaca buatan manusia lainnya.
Atmosfer bumi telah berkembang lebih dari 4 milliar tahun, dengan interaksi yang
sangat dekat dengan evolusi biologi. Manusia, diyakini sebagai bentuk tertinggi dari
evolusi tersebut, yang juga secara masif mengubah rumah kaca ini, dengan memenuhi
atmosfer bumi menggunakan bahan-bahan kimia. (Peter dan Martin, 2014)
2.2 Klouroflorokarbon dan Dampaknya Terhadap Atmosfer
Klouroflorokarbon merupakan keluarga bahan-bahan kimia hasil industri yang
berasal dari hidrokarbon sederhana, yaitu metana dan etana, yang semua atom-atom
hidrogennya diganti dengan florin dan klorin. CFC yang hanya memiliki satu atom
karbon murah dan mudah untuk diproduksi karenaproeses sintesisnya, yang telah
dikembangkan sejak tahun 1890an, menggunakan bahan-bahan material mentah yang
murah, yang telah melalui beberapa tahapan, juga tidak memerukan suhu dan tekanan
yang tinggi, dan memberikan hasil yang murni yang tinggi dari produk yang dibuat.

Aplikasi komersial pertama dari CFC sendiri telah dikembangkan pada tahun
1928, merupakan kerja fluida pada kulkas. Bahan-bahan lainnya yang digunakan pada
kulkas atau pendingin seperti ammonia, metil, klorida, dan sulfur dioksida juga
merupakan racun yang berbahaya atau mudah terbakar.

Bahan kimia yang baru dapat menciptakan kulkas yang bagus pula karena
properti termodinamikanya: terdapat tekanan uap air yang tinggi, penguapan panas
yang rendah, dan mendidih di dekat tekanan atmosfer pada selisih suhu untuk
berbagai penggunaan dalam mendinginkan. Pada tahun 1950an, penggunaan
pendingin meluas tidak hanya untuk kulkas, api juga termasuk sebagai pendingin
yang dapat mendingkan gedung-gedung komersial dan aula indoor seperti pusat
perbelanjaan. Hal-hal seperti itu juga memerlukanbeberapa aplikasi non pendingin,
yang mana kebanyakan dikembangkan pada saat Perang Dunia II dan berkembang di
pasar komersial dalam dekade selanjutnya.

Penggunaan terbesar dari CFC ini sendiri, yaitu pada tahun 1970, yang menjadi
total produksi CFC tertinggi, adalah sebagai bahan pembakar pada kaleng semprot
aerosol. Konsep ini menggunakan likuid bertekanan yang titik didihnya rendah untuk
mendorong produk-produk tersebut melalui mulut pipa sebagai semprotan yang baik
ketika pertama kali dikembangkan di Norwegia sebelum terjadinya perang.

Perkembangan dalam penggunaan CFC paling akhir, terutama CFC-113,


adalah sebagai pelarut. Diperkenalkan pada tahun 1964 sebagai sebuah pelarut untuk
mengeringkan pakaian, CFC-113 meraih kesuksesan yang besar di pangsa pasar.
Akan tetapi, CFC lebih cocok digunakan untuk membersihkan plastik dan bahan
sitentis, dan untuk pembersihan mengunakan tangan pada bagian logam yang presisi,
ini adalah pelarut yang efektif dengan tingkat racun yang rendah serta kontribusi
terhadap polusi udara yang rendah pula. Konsekuensinya, penggunaannya kemudian
berkembang sangat cepat di awal tahun 1970an pada alat-alat elektronik, kompur, dan
industri pesawat terbang. (Parson, 2003)

2.3 Bahaya Radiasi Sinar Ultraviolet

Você também pode gostar