Você está na página 1de 6

Marwiyah dkk. Pengembangan Instrumen………..

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata Pelajaran


IPA Terpadu Materi Atom, Ion, dan Molekul SMP Islam Al Falah

Development of Instrument Assessment of Creative Thinking Integrated Science in Studying


Atom, Ion, and Molecule Material on Al Falah Islamic Junior High School

Siti Marwiyah1)*, Kamid2), Risnita2)


1)
Mahasiswa Program Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi,
2)
Staf Pengajar di Program Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi
*
Corresponding author: stmarwiyah89@yahoo.com

Abstract
The purpose of this study was to develop an assessment instrument to measure creative thinking
skills of junior high school students on integrated science of atom, ion, and molecules material. The
instrument consists of a number of questions that require creative thinking skills and rubric
assessment about material of atoms, ions, and molecules for junior high school students. The results
of the experts validation and trials at small and large groups indicate that the product is appropriate
and effective to be tested in the field. Assessment instruments were developed to help teachers
identify the creative thinking skills of junior high school students on atoms, ions, and molecules.
Keywords: Assessment, Instrument, Creative Thinking, Integrated Science, and Subatom

Abstrak
Tujuan dari pengembangan ini adalah mengembangkan instrumen penilaian untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa SMP pada mata pelajaran IPA Terpadu materi atom, ion, dan
molekul. Instrumen yang dibuat terdiri dari sejumlah pertanyaan yang menuntut berpikir kreatif dan
rubrik penilaian tentang materi atom, ion, dan molekul untuk siswa SMP. Hasil validasi dan ujicoba
kelompok kecil menggunakan instrumen yang dikembangkan menunjukkan bahwa produk layak
dan efektif untuk diujicobakan pada kelompok besar. Instrumen penilaian yang dikembangkan
dapat membantu guru untuk mengidentifikasi keterampilan berpikir kreatif siswa SMP pada atom,
ion, dan molekul.
Kata Kunci: Instrumen Penilaian, Berpikir Kreatif, IPA Terpadu, dan Subatom

PENDAHULUAN biasanya dipakai di sekolah-sekolah


kebanyakan hanya meliputi tugas-tugas yang
Penilaian mata pelajaran IPA saat ini lebih harus dicari satu jawaban benar (berpikir
ditekankan pada pemikiran reproduktif, konvergen), kemampuan berpikir kreatif tidak
hafalan dan mencari satu jawaban benar terukur secara signifikan. Dengan demikian,
terhadap soal-soal yang diberikan. Proses diperlukan adanya suatu instrumen yang dapat
berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa.
kreatif jarang dilatihkan. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Maliga Salah satu instrumen penilaian yang dapat
(2013) menyebutkan bahwa keterampilan mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa
berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran adalah instrumen soal essay yang menuntut
IPA masih perlu dilatih dan dikembangkan jawaban kreatif. Instrumen ini sebaiknya
dengan membiasakan siswa untuk menjawab dilengkapi rubrik penilaian yang sesuai
soal-soal yang dapat melatih keterampilan dengan komponen berpikir kreatif menurut
berpikir kreatif. Akan tetapi, soal tes yang ahli.

26
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
Pehkonen & Helsinki (1997) menyatakan
Komponen-komponen berpikir kreatif dapat bahwa berpikir kreatif adalah suatu kombinasi
ditemukan berdasarkan pendapat para ahli. dari berpikir logis dan berpikir divergen yang
Menurut Santrock (2007) kreativitas adalah didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam
kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara kesadaran. Silver (1997) juga menjelaskan
yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan bahwa komponen berpikir kreatif mencakup
pemecahan masalah yang unik. Stenberg kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility)
(2012) dan Runco (2007) juga sepakat bahwa dan kebaruan (novelty). Hubungan komponen
kreativitas adalah proses memproduksi tersebut dengan pengajuan dan pemecahan
sesuatu yang orisinil dan bernilai. Lebih lanjut masalah seperti pada tabel berikut:

Tabel 1. Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas (Silver, 1997)
Komponen
Pemecahan Masalah Pengajuan Masalah
Kreativitas
Siswa menyelesaikan masalah dengan Kefasihan Siswa membuat banyak masalah yang dapat dipecahkan.
bermacam-macam interpretasi, metode Siswa memberikan masalah yang diajukan.
penyelesaian atau jawaban masalah.
Siswa memecahkan masalah dalam satu Fleksibilitas Siswa mengajukan masalah yang cara penyelesaian
cara, kemudian dengan menggunakan berbeda-beda. Siswa menggunakan pendekatan
cara lain. Siswa mendiskusikan berbagai “what-if-not?” untuk mengajukan masalah.
metode penyelesaian.
Siswa memeriksa beberapa metode Kebaruan Siswa memeriksa beberapa masalah yang diajukan,
penyelesaian atau jawaban, kemudian kemudian mengajukan suatu masalah yang berbeda.
membuat lainnya yang berbeda.

Berdasarkan definisi di atas, maka komponen yang dibahas menjadi satu (Isjoni, 2007).
berpikir kreatif yang digunakan dalam Kelebihan integrasi materi tipe integrasi
pengembangan instrumen penilaian ini adalah (terpadu) adalah: pemahaman terhadap
kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. konsep lebih utuh (holistik), sangat
Komponen kreativitas di atas diuraikan kontekstual, dan lebih efisien dalam
menjadi beberapa indikator dan deskriptor penggunaan waktu yang sangat sesuai dengan
dalam bentuk kisi-kisi instrumen soal yang kondisi di lapangan (Susilowati, 2010).
berupa tes (soal-soal essay) dan non-tes
(rubrik). Kisi-kisi ini digunakan sebagai METODE PENGEMBANGAN
pedoman pengembangan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kreatif. Kisi-kisi Model pengembangan yang digunakan dalam
tersebut disesuaikan dengan penilaian mata penelitian ini yaitu 3 tahap Model 4D berikut:
pelajaran IPA Terpadu materi partikel atom, Define, meliputi, analisis ujung depan (front-
ion, dan molekul. end analysis), analisis siswa, analisis tugas,
analisis konsep, analisis Tujuan
Karakteristik instrumen penilaian lainnya Pembelajaran, dideskripsikan berdasarkan
adalah instrumen penilaian mencakup analisis tugas dan analisis konsep.
integrasi materi IPA fisika, kimia, dan
biologi. Hal ini juga sesuai dengan tuntutan Design: meliputi, penentuan jadwal,
kurikulum 2013 IPA SMP/MTs yang secara pembentukan tim kerja, dan spesifikasi
eksplisit disebutkan bahwa proses produk.
pembelajaran IPA untuk jenjang SMP/MTs
dilaksanakan secara terpadu. Develop: tediri dari 1). Validasi ahli desain
dan materi, 2). Ujicoba kelompok kecil
Model pengintegrasian yang digunakan pada melibatkan tiga orang guru IPA dan enam
penelitian ini adalah model integrated orang siswa kelas VIII SMP. 3) Ujicoba
(terpadu). Model tipe ini menggabungkan kelompok besar untuk mendapatkan data
bidang studi yang saling tumpang tindih yang validitas dan reliabilitas butir soal serta diikuti
kemudian dirumuskan menjadi satu tema dengan revisi, serta 4) Ujicoba lapangan
27
Marwiyah dkk. Pengembangan Instrumen………..

untuk mendapatkan hasil pengukuran Jarak interval dhitung dengan persamaan


keterampilan berpikir kreatif siswa kelas Widoyoko (2012). Banyaknya siswa yang
VIII.2 SMP Islam Al Falah Kota Jambi. mencapai kategori berpikir kreatif dapat
dianalisis dengan perhitungan persentase
Jenis data yang digunakan pada penelitian (Riduwan, 2013). Rumus perhitungan
pengembangan ini bersifat kualitatif dan persentase adalah sebagai berikut
kuantitatif. Data kualitatif didapat dari F
P   100 %
tanggapan dan saran yang diberikan oleh tim N
ahli maupun praktisi. Data kuantitatif didapat
dari skor angket tanggapan guru, data uji HASIL PENGEMBANGAN
validitas dan reliabilitas, serta hasil
pengukuran keterampilan berpikir kreatif. Tahap pengembangan dimulai dengan tahap
define analisis ujung depan. Hasil observasi
Instrumen penelitian yang digunakan berupa menunjukkan bahwa siswa-siswa kelas VIII
lembar validasi dari tim ahli serta angket SMP Al Falah telah menunjukkan ciri-ciri
tanggapan guru terhadap instrumen penilaian berpikir kreatif namun tidak terasesmen
keterampilan berpikir kreatif materi atom, ion, dengan baik. Hasil wawancara menunjukkan
dan molekul. Data yang diperoleh melalui bahwa guru belum mempunyai instrumen
lembar validasi merupakan data kualitatif keterampilan berpikir kreatif dan rubrik
yaitu berupa tanggapan, saran, atau masukan penilaian. Analisis siswa menunjukkan bahwa
yang dihimpun dan disajikan untuk perbaikan siswa usia SMP kisaran 13-14 tahun berada
produk. Data kuantitatif diperoleh dari skor pada tahap perkembangan operasional formal.
angket tanggapan guru dan skor keterampilan Analisis tugas dilakukan analisis kompetensi
berpikir kreatif. inti dan kompetensi dasar yang terdapat pada
kurikulum 2013 pada materi atom, ion, dan
Pada ujicoba kelompok kecil diperoleh data molekul. Analisis konsep diperoleh bagan
skor angket tanggapan. Skor angket dianalisis integrasi materi berikut:
dengan membuat tabel interval (Widoyoko,
2012). Jarak interval dihitung dengan
persamaan berikut:
Bahan yang
FISIKA menghasil- BIOLOGI
kan energi
Perubahan Makanan dan
energi
tumbuhan
(listrik, gerak, Partikel
panas) materi
Setelah jarak interval didapatkan maka Partikel materi
Energi pada
klasifikasi tanggapan guru dapat digambarkan molekul kimia dalam bahan
sebagai berikut: makanan

9,76 – 12 : Sangat layak KIMIA


7,49 – 9,75 : Layak
5,26 – 7,5 : Kurang layak Atom, ion, dan
molekul
3,00 – 5,25 : Sangat kurang layak
Gambar 1. Integrasi materi atom, ion, dan molekul
Pada ujicoba kelompok besar, instrumen
berpikir kreatif dianalisis dengan
Analisis konsep yang juga dilakukan adalah
menggunakan rumus korelasi product
menentukan indikator-indikator keterampilan
moment, uji t, dan reliabilitas alpha cronbach
berpikir kreatif untuk rubrik penilaian.
(Riduwan, 2013). Pada uji lapangan, rubrik
Indikator-indikator tersebut secara garis besar
penilaian keterampilan berpikir kreatif siswa
terdiri dari tiga komponen berpikir kreatif
memiliki skor tertinggi tiap soal 12 dan skor
menurut Silver (1997), yaitu: kefasihan,
terendah 0. Skor yang diperoleh siswa
fleksibilitas, dan kebaruan. Tahap terakhir
dianalisis dengan membuat tabel interval.
28
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
define adalah perumusan tujuan pembelajaran kedua tes yang dikembangkan layak
yang digunakan untuk dasar pengembangan digunakan guru sebagai salah satu alternatif
instrumen keterampilan berpikir kreatif. penilaian keterampilan berpikir kreatif siswa
Tahap design peneliti melakukan penentuan pada mata pelajaran IPA terpadu. Sedangkan
jadwal pengembangan, yaitu selama 4 bulan. reliabilitas soal pada uji pertama dan kedua
Selanjutnya penentuan tim kerja yang terdiri adalah 0,642 dan 0,618. Nilai ini
dari dua validator ahli, 3 orang guru IPA, 6 menunjukkan bahwa soal yang dikembangkan
orang siswa ujicoba kelompok kecil, 27 dan berada pada kategori reliabilitas tinggi dimana
25 siswa kelas VIII.1 SMP Al Falah ujicoba rhitung lebih besar dari rtabel.
kelompok besar pertama dan kedua, serta 27
dan 25 siswa kelas VIII.2 SMP Al Falah pada Uji lapangan dilakukan pengukuran
uji lapangan pertama dan kedua. Spesifikasi keterampilan berpikir kreatif. Hasil
desain instrumen penilaian keterampilan perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada
berpikir kreatif mata pelajaran IPA Terpadu siswa kelas VIII.2 memiliki keterampilan
dibuat dengan teknik tes dan nontes yakni berpikir kategori sangat kreatif. Pada ujicoba
berupa tes tertulis yang dilengkapi dengan 1, dari 27 siswa, 7,41% siswa kreatif, 66,7%
rubrik penilaian. Rubrik penilaian mencakup siswa sedang/cukup kreatif, dan 25,9% siswa
tiga komponen berpikir kreatif, yaitu kurang kreatif. Pada uji coba 2, dari 25 siswa,
kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. 32% siswa kreatif, 44% siswa sedang/cukup
kreatif, dan 24% siswa kurang kreatif. Data di
Pada tahap pengembangan dilakukan validasi atas menunjukkan bahwa persentase kategori
ahli. Pada saat validasi, beberapa bagian berpikir kreatif yang paling besar adalah
produk mengalami revisi hingga dikatakan sedang/cukup kreatif. Artinya, siswa kelas
layak oleh tim ahli (ahli desain dan materi) VIII.2 SMP Al Falah cenderung
untuk diujicobakan di lapangan. Produk yang cukup/sedang dalam berpikir kreatif. Hal ini
dikatakan layak oleh tim ahli, selanjutnya dapat disebabkan siswa belum terbiasa
diujicobakan pada kelompok kecil. menyelesaikan tugas-tugas berpikir kreatif.
Tugas-tugas yang biasa dikerjakan siswa
Pada ujicoba kelompok kecil, tiga orang guru berupa soal latihan yang menuntut satu
IPA SMP Islam Al Falah Kota Jambi yang jawaban benar. Soal-soal berpikir kreatif
bertindak sebagai pengguna produk sangat jarang dilatihkan.
memberikan penilaian melalui angket
tanggapan. Jumlah butir pernyataan angket Oleh karena itu, untuk meningkatkan
tanggapan guru 10. Skor maksimum 4 dan keterampilan berpikir kreatif siswa, sangat
skor minimum 1, artinya setiap item disarankan kepada guru agar memberikan
pernyataan memiliki skor terendah 3 (skor sejumlah tugas-tugas berpikir kreatif yang
maksimum x jumlah guru) dan skor tertinggi berada pada zone of proximal development
12 (skor maksimum x jumlah guru). Hasil serta memberikan scaffolding selama
penelitian menunjukkan rata-rata skor pembelajaran. Usaha yang dilakukan guru
penilaian guru SMP Islam Al Falah Kota dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan
Jambi adalah 9,2 dengan klasifikasi layak dan serta penyelesaian soal-soal berpikir kreatif.
efektif untuk dilanjutkan pada ujicoba Selanjutnya, siswa dengan dibimbing guru
kelompok besar. menyelesaikan soal-soal berpikir kreatif
tersebut. Terakhir, guru dapat membiarkan
Pada ujicoba kelompok besar pertama siswa sendiri mengerjakan soal-soal berpikir
maupun kedua, 5 dari 7 soal dikatakan valid kreatif tersebut tanpa perlu dibimbing lagi.
berdasarkan uji validitas, thitung, dan
reliabilitas. Soal pada tes pertama soal yang Persentase pencapaian siswa pada setiap
dikatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, komponen berpikir kreatif adalah sebagai
dan 6. Soal tes kedua yang dikatakan valid berikut: pada uji lapangan pertama, sebesar
adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, dan 7. Dengan 28,2% dari skor ideal tercapainya indikator
demikian dapat dikatakan bahwa 5 soal pada kefasihan dalam pengajuan masalah
29
Marwiyah dkk. Pengembangan Instrumen………..

sedangkan dalam pemecahan masalah sebesar tertib dan menyenangkan, agar siswa lebih
22,84%. Persentase indikator fleksibilitas aktif dan rileks mengerjakan soal-soal
dalam pengajuan masalah sebesar 39,8% berpikir kreatif dan tidak merasa terbebani
sedangkan dalam pemecahan masalah 38,6%. dengan soal-soal tersebut. Selanjutnya siswa
Persentase indikator kebaruan dalam diperbolehkan untuk mengevaluasi dan
pengajuan masalah sebesar 39,4% sedangkan menganalisis hasil mereka sendiri di rumah
dalam pemecahan masalah sebesar 39,2%. guna meningkatkan keterampilan berpikir
Pada uji lapangan kedua, persentase kreatif mereka.
pencapaian berpikir kreatif indikator
kefasihan dalam pengajuan masalah sebesar KESIMPULAN
40% dari skor ideal sedangkan dalam
pemecahan masalah sebesar 38%. Persentase Hasil pengembangan ini berupa seperangkat
indikator fleksibilitas dalam pengajuan instrumen penilaian keterampilan berpikir
masalah sebesar 52% sedangkan dalam kreatif yang terdiri atas instrumen soal dan
pemecahan masalah 42,3%. Persentase rubrik penilaian. Instrumen penilaian yang
indikator kebaruan dalam pengajuan masalah dikembangkan mencakup tiga komponen
sebesar 43% sedangkan dalam pemecahan berpikir kreatif kefasihan, fleksibilitas, dan
masalah sebesar 37,7%. Dari data dapat kebaruan.
dilihat bahwa siswa lebih kreatif dalam
pengajuan masalah dibandingkan dalam Hasil validasi ahli dan ujicoba kelompok kecil
pemecahan masalah. Persentase komponen menyatakan produk layak digunakan. Namun
pengajuan masalah yang paling tinggi adalah produk ini hanya dapat mengukur
komponen fleksibilitas. Dengan demikian, keterampilan berpikir kreatif siswa khusus
dapat dikatakan bahwa siswa cenderung pada mata pelajaran IPA materi atom, ion,
mengajukan pertanyaan yang berbeda namun dan molekul.
jumlah pertanyaan yang diajukan belum
cukup untuk memenuhi criteria berpikir DAFTAR PUSTAKA
kreatif dalam penelitian. Selain itu, siswa juga
belum mampu memenuhi kriteria kebaruan. Isjoni. 2007. Pendekatan Integrated
Learning. Bandung: Falah Production.
Kondisi yang Mendukung Kesuksesan
Penggunaan Instrumen Penilaian Maliga, I. (2013). Pengembangan dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Analisis Soal Larutan Penyangga
Berdasarkan Open Ended Problem
Beberapa hal yang mendukung dalam untuk Mengukur Kemampuan berpikir
keberhasilan penggunaan instrumen penilaian Kreatif Siswa. (S1), Universitas
keterampilan berpikir kreatif mata pelajaran Pendidikan Indonesia, Bandung.
IPA terpadu materi atom, ion, dan molekul,
antara lain adalah: Pehkonen, R., & Helsinki. (1997). Fostering
1. Instrumen penilaian ini sebaiknya of Mathematical Creativity: The state-
diberikan setelah siswa mempelajari materi of-art in mathematical creativity.
konsep atom, ion, dan molekul. International Review on Mathematical
2. Instrumen penilaian ini sebaiknya Education, 29, 63-67.
digunakan pada sekolah yang telah
menerapkan pembelajaran IPA Terpadu. Riduwan. (2013). Teknik Menyusun Tesis.
3. Instrumen penilaian ini sebaiknya Bandung: Alfabeta.
digunakan pada kegiatan praktikum, agar
pengetahuan IPA siswa semakin diperkaya Runco. (2007). Creativity Theories and
dan berkembang. Themes: Research, Development, and
Practice. London: Elsevier Academic
Dalam pelaksanaan, guru sebaiknya membuat Press.
suasana selama pembelajaran berlangsung
30
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
Santrock, J. (2007). Child Development. New
York: McGraw-Hill.

Silver. (1997). Fostering Creativity through


Instruction Rich in Mathemathical
Problem Solving and Thinking in
Problem Posing. International Review
on Mathematical Education, 29, 75-
80.

Stenberg, R. J., & Stenberg, K. (2012).


Cognitive Psychology. California:
Wadsworth, Cengage Learning.

Susilowati. (2010). Pembelajaran IPA


Terintegrasi di SMP. Paper presented
at the Pelatihan Pengembangan Model
Pembelajaran IPA Bagi Tutor PKBM
Pondok Pesantren Yogyakarta

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Menyusun


Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

31

Você também pode gostar