Você está na página 1de 4

NIM : 173111024

Nama : Farriz Fadillah


Mata Kuliah : Sistem Pemerintahan Daerah
Dosen : Permadi Betarakusumah, S.IP, MM
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Fisip
Program Studi : S1 Pemerintahan

Soal
1. Uraikan dengan jelas, perbedaan bentuk Pemerintahan Daerah berdasarkan Teori
Local Self Goverenment dan Local state Government! Kemudian lakukan analisis,
bagai manakah bentuk pemerintahan daerah di indonesia menurut perseptif kedua
teori diatas? Jelaskan!
2. Dasar hukum penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mengacu pada Pasal 18, Pasal
18 A, dan Pasar 18 B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saudara
diminta untuk:
(a) Jelasakan ketentuan substantif yang diatur dengan Pasal 18 dimaksud!
(b) Uraikan perbedaan konten antara pasal 18 A dengan Pasal 18 B!
3. Sebutkan kriteria-kriteria penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah!
4. Jelaskan konsep-konsep mengenai asas-asas Penyelenggaran Pemerintahan Daerah!
5. Uraikan kelembagaan Pemerintahan Daerah menurut UU No. 23 Tahun 2014, Perpu
No. 2 Tahun 2014 dan UU No. 9 Tahun 2005!

Jawaban
1. Teoti Local Self Government dan Local State Government
o Pemerintah daerah Local Self Government adalah pemerintahan daerah dalam
bentuk lokal self government berwenang dan mengatur mengurus pemerintahan
sendiri. Pemerintahan daerah dalam bentuk local self government ini diperlukan
oleh system pemerintahan negara untuk menyelenggarakan berbagai urusan
pemerintahan yang sesuai dengan kondisi daerah artinya dalam hal-hal tertentu
penyelenggaraan pemerintahan negara didaerah akan lebih efisien dan efektif jika
diserahkan kepada pemerintahan daerah tertentu.
o Pemerintahan daerah local state government adalah unit organisasi pemerintahan
wilayah, unit organisasi pemerintaha daerah yang dibentuk berdasarkan asas
dekonsentrasi. Pemerintah atau wilayah pemerintah administrasi dibentuk untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemenrintah
pusat didaerah. Tidak semua urusan pemerintah pusat itu dapat ditangani secara
langsung oleh pemerintah pusat secara efesien dan efektif. Untuk itu, pemerintahan
tertentu yang menjadi kewenangan pemerintah pusat didaerah.

2. a) Ketentuan mengenai pemerintah diatur dalam satu pasal yakni pasal 18 (tanpa
ayat), setelah diubah menjadi 3 pasal yaitu pasal 18, 18 A, 18 B. Semua pasal
diputus pada perubahan kedua (tahun 2000). Kentuan pasal 18, 18 A, 18 B ini
berkaitan dengan ketentuan pasal 1 ayat (1).

1
Yang menyatakan indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik,
pasal 4 ayat (1). Yang menyatakan presiden memegang kekuasaan
pemerintahan dan pasal 25 A mengenai wilayah negara yang menjaid wadah
dan batas bagi pelaksanaan pasal 18 B dan pasal 18 B. Pasal 18 A hubungan
wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
Kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kehususan dan keragaman
daerah.
b) Pasal 18 B Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur undang-undang (
baik provinsi, kabipaten, dan kota, maupun desa)

3. Kriteria -kriteria penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah:


1) Kriteria eksternalitas yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan dampak / akibat yang ditimbulkan dalam
penyelenggaraan urusan pemmerintahan tersebut.
2) Kriteria akuntabilitas yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani suatu bagian
urusan adalah tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah
tingkat pemerintahan yang lebih langsung / dekat dengan dampak / akibat dari
urusan yang ditangani tersebut.
3) Kriteria efisiensi yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personel, dana dan peralatan) untuk
mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam
penyelenggaraan bagian urusan.
4) Keserasian hubungan adalah bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintahan yang
dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan
(interkoneksi), saling tergantung (interindependensi), dan saling mendukung sebagai
satu kesatuan sistem dengan mempehatikan cakupan kemanfaatan.

4. Konsep-konsep mengenai asas-asas Penyelenggaran Pemerintahan Daerah


1) Asas Desentralisasi
secara garis besar, asas desentralisasi adalah pelimpahan kekuasan dan kewenangan
dari pusat kepada daerah dimana kewenangan yang bersifat otonom diberi kewenangan
dapat melaksanakan pemerintahanya sendiri tanpa intervensi dari pusat. Desentralisasi

2
pada dasarnya terjadi setelah sentralisasi melalui asas dekonsentrasi tidak dapat
melaksanakan tugas pemerintahan secara baik dalam arti pemerintahan gagal dalam
mewujudkan pemerintahan yang demokratis.Suatu pemerintahan yang mampu
mengakomodasikan unsure-unsur yang bersifat kedaerahan berdasarkan aspirasi
masyarakat daerah. Oleh karena itu urusan pemerintahan yang merupakan wewenang
pemerintah (pusat) sebagian harus diserahkan kepada organ Negara lain yang ada
didaerah (pemerintah daerah)
(Jazim Hamidi, Optik Hukum Peraturan Daerah Bermasalah, ( Jakarta: Prestasi
Pustaka, 201) h. 17-18.) Untuk diurus sebagai rumah tangganya. Proses penyerahan
sebagian urusan pemerintahan kepada daerah untuk menjadi urusan rumah tangganya
inilah yang disebut desentralisasi.
2) Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah pendelegasian wewenang pusat kepada daerah yang bersifat
menjalankan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pusat lainya yang tidak
berbentuk peraturan, yang tidak dapat berprakarsa menciptakan peraturan dan/ atau
membuat keputusan bentuk lainya untuk kemudian dilaksanakan sendiri.Pendelegasian
dalam asas dekonsentrasi berlangsung antara petugas perorangan pusat dipemerintahan
pusat kepada petugas perorangan pusat dipemerintahan.
Laica marzuki menjelaskan bahwa dekonsentrasi adalah “Dekonsentrasi merupakan
ambtelijke decentralisastie atau delegatie van bevoegheid, yaitu pelimpahan
kewenangan dari alat perlengkapan Negara dipusat kepada instansi bawahan, guna
melaksanakan pekerjan tertentu dalam penyelengaran pemerintahan”.
Sementara madick berpendapat bahwa: “The delegation of authority adequate for the
discharge of specifed functions to staf a central department who are situated outside the
headquarters”. Dari kedua pengertian diatas maka asas dekonsentrasi diartikan sebagai
penyebaran kewenangan pusat kepada petugasnya yang tersebar diwilayah-wilayah
untuk melaksanakan kebijaksanan pusat. Penyelengaran pemerintahan daerah di
Indonesia selain didasarkan pada asas desentralisasi juga didasarkan pada asas
dekonsentrasi, hal ini dapat dilhat dari rumusan Pasal 18 ayat (5) UUD RI 1945 yang
menyatakan bahwa pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Dekonsentrasi dapat diartikan sebagai distribusi wewenang administrasi di
dalam struktur pemerintahan. Dalam pengertian yang lain, Amrah Muslimin
menafsirkan dekonsentrasi sebagai pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat

3
kepada pejabat-pejabat bawahan dalam lingkungan administrasi sentral, yang
menjalankan pemerintahan atas nama pemerintah pusat, seperti gubernur, walikota dan
camat. Mereka melakukan tugasnya berdasarkan pelimpahan kewenangan dari
pemerintah pusat pada alat-alat pemerintah pusat yang berada di daerah.

5.1) Pemerintahan Daerah menurut UU No. 23 Tahun 2014


UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk
menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan
tuntuuan pernyelenggaraan pemerintahan daerah.
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah disempurnakan
sebanyak dua kali. Penyempurnaan yang pertama dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun
perubahan kedua ialah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
2) Pemerintahan Daerah menurut Perpu No. 2 Tahun 2014
Perpu No 2 tahun 2014 bahwa dengan berlakunya peraturan pemerintah pengganti
UU No 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernyr,bupati, walikota yang mengatur
pemilihan kepada daerah dilakukan secara langsung maka perlu dilakukan perubahan
terhadap UU No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
3) Pemerintahan Daerah menurut dan UU No. 9 Tahun 2005!
UU No 9 Tahun 2015 bahwa untuk kesinambungan kepemimpinan di provinsi,
kabupaten atau kota diperlukan mekanisme peralihan kepemimpinan didaerah dimasa
jabatannya yang demokratis untuk dapat menjamin pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat.

Você também pode gostar