Você está na página 1de 13

A .

METABOLISME ZAT BESI (Fe)


Tubuh manusia mengandung sekitar 2 sampai 4 gram besi. Lebih dari 65% zat besi ditemukan di
dalam hemoglobin dalam darah atau lebih dari 10% ditemukan di mioglobin, sekitar 1% sampai
5% ditemukan sebagai bagian enzim dan sisa zat besi ditemukan di dalam darah atau ditempat
penyimpanan. Jumlah total besi ditemukan dalam orang tidak hanya terkait berat badan tetapi
juga pengaruh dari berbagai kondisi psikologi termasuk umur, jenis kelamin kehamilan dan
status tingkat pertumbuhan. Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Didalam tubuh
sebagian besar Fe terkonjugasi dengan protein dan terdapat dalam bentuk ferro atau ferri. Bentuk
aktif zat besi biasanya terdapat sebagai ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai
ferri(misalnya dalam bentuk storage). Besi, mempunyai beberapa tingkat oksidasi yang
bervariasi dari Fe6+ menjadi Fe2-, tergantung pada suasana kimianya. Hal yang stabil dalam
cairan tubuh manusia dan dalam makanan adalah bentuk ferri (Fe3+) dan ferro (Fe2+).

Bentuk-bentuk konjugasi Fe adalah:

Hemoglibin; mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin adalah mentranspor CO2 dari
jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedaam udara pernapasan dan membawa O2 dari paru-
paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin terdapat pada erytrocyt.
Myoglobin; terdapat dalam sel-sel otot, mengandung Fe bentuk ferro. Fungsi myoglobin adalah
dalam proses kontraksi otot.
Transferrin; mengandung Fe bentuk ferro. Transferrin merupakan konjugat Fe yang berfungsi
mentransporFe tersebut didalam plasma darah dari tempat penimbunanFe kejaringan-jaringan
(sel) yang memerlukan (sumsum tulang dimana terdapat jaringan hemopoletik).
Ferritin; adalah bentuk storage Fe, dan mengandung bentuk Ferri. Kalau Fe Ferritindiberikan
pada transterin untuk ditransfor, zat besinya diubah menjadi

Berikut fungsi Besi dalam tubuh.

Alat angkut oksigen


Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung besi dari sel darah
merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin dalam darah membawa oksigen untuk
disalurkan ke seluruh tubuh. Miogloboin berperan sebagai reservoir oksigen: menerima,
menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.
Metabolisme energi
Fungsi besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme energi.
Kemampuan belajar
Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang
dipengaruhi oleh reseptor transferin. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak,
terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin
berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat,
dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
Sistem kekebalan
Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon kekebalan sel oleh limfosit-T
terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan
oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sistesis DNA ini disebabkan oleh gangguan
enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
I.1 Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan kumpulan sel hidup yang bercampur, bereaksi, dan
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi
dengan sempurna. Struktur yang teratur tersebut terdiri atas senyawa organik dan anorganik.
Berbagai senyawa organik yang sangat penting pada tubuh manusia adalah protein yang
berfungsi dalam mempertahankan bentuk maupun sebagai enzim, hormon, atau antibodi yaitu
protein-protein aktif yang berperan dalam kelangsungan proses biokimia; karbohidrat berperan
sebagai sumber energi; asam nukleat sebagai pembentuk gen atau faktor genetika; serta lipid
yang sebagian besar terdapat dalam membran sel.
Salah satu bentuk protein adalah enzim yang pada umumnya memerlukan unsur runutan
dalam aktivitasnya, yaitu berperan dalam memulai dan mempercepat reaksi pada suhu tubuh.
Sebanyak lebih dari 2000 reaksi kimia berlangsung dalam tubuh manusia, di antaranya banyak
yang memerlukan suhu atau tekanan yang cukup tinggi apabila berlangsung di luar tubuh. Berkat
bantuan enzim reaksi tersebut dapat berlangsung pada suhu tubuh di bawah tekanan udara
normal. Ditinjau dari fungsinya unsur runutan pada umumnya merupakan bagian dari sistem
enzim, yaitu berupa metaloenzim dan kompleks logam-enzim. Pada metaloenzim unsur logam
terdapat dalam jumlah tertentu dan merupakan bagian integral dari molekul enzim. Unsur Zn
merupakan logam yang pertama kali teridentifikasi masuk dalam kategori ini yaitu dalam
karbonik-anhidrase. Perkembangan selanjutnya membuktikan bahwa metaloenzim-Zn berperan
sangat luas dalam proses metabolisme karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, yaitu
metaloenzim alkohol- dehidrogenase, laktat-dehidrogenase, karboksi-peptidase A dan B, serta
alkali- fosfatase. Unsur Zn juga merupakan bagian yang vital dari DNA dan RNA-polimerase.
Pada penelitian-penelitian selanjutnya kemudian ditemukan banyak sekali metaloenzim lain yang
terdapat dan diperlukan oleh tubuh. Meninjau begitu pentingnya metalloenzim dalam tubuh
sehingga diperlukan pembahasan yang lebih dalam mengenai metaloenzim itu sendiri.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang disebut dengan metaloenzin?
2. Apakah peran metaloenzim dalam tubuh?
3. Apa sajakah jenis-jenis metaloenzim?
4. Bagaimanakah mekanisme kerja metabolisme dalam tubuh?
I.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui definisi metaloenzim
2. Mengetahui peran metaloenzim dalam tubuh
3. Mengetahui jenis-jenis metaloenzim
4. Mengetahui mekanisme kerja metaloenzim dalam tubuh

BAB II
METALOENZIM
2.1. ENZIM
A. Pengertian
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup. Enzim telah
banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang
pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase, papain, dan bromelin, sedangkan dalam bidang
kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan
dan mikroorganisme. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah : dapat meningkatkan
produk beribu kali lebih tinggi; bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang relatif rendah; dan
bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim,
sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik,
biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang
mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu.
(Azmi, 2006)

B. Klasifikasi Enzim
Klasifikasi enzim menurut Azmi (2006) adalah:
1. Oksidoreduktase
Mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, dan biasanya menggunakan koenzim NAD+ dan NADP+.
Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Dehidrogenase, Oksidase, dan Hidroksilase.
2. Transferase
Mengakatalisis pemindahan gugus tertentu, seperti gugus 1-karbon, gugus aldehid, dan keton,
gugus alkil, gugus glikosil, gugus fosfat dan gugus yang mengandung S. Yang termasuk enzim ini
dengan nama trivial adalah: Amino, Transferase, Asil Karnitin Transferase, Transkarboksilase

3. Hidrolase
Meningkatkan pemecahan ikatan antara karbon dan atom lainnya dengan penambahan air.
Yan gtermasuk enzim ini dengan nama trivial: Esterase, Amidase, Peptidase.
4. Liase
Mengkatalisis pemecahan karbon-karbon, karbon-sulfur, dan karbon-nitrogen. Yang termasuk
enzim ini dengan nama trivial: Dekarboksilase, Aldolase, dan Sintase
5. Isomerase
Mengkatalisis rasemisasi optik atau isomer geometri dan reaksi oksidasi-reduksi intra
molekular tertentu. Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Epimerase, Mutase, dan
Isomerase.
6. Ligase
Mengkatalisis pembentukan ikatan antara karbon dengan karbon, karbon dengan sulfur,
karbon dengan nitrogen, dan karbon dengan oksigen. Untuk pembentukan ikatan tersebut
diperlukan energi yang berasal dari ATP. Yang termasuk enzim ini dengan nama trivial: Sintetase
dan Karboksilase.

C. Sifat-Sifat Enzim
Sifat-sifat enzim menurut Deswita (2006) adalah:
1. Enzim adalah Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai,
maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat, artinya
setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi aktifnya.

3. Berfungsi sebagai katalis


Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan tanpa ikut
bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan untuk menguraikan suatu
substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim untuk
setiap kali reaksi.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik).
Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana, dan sebaliknya enzim
juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
6. Enzim bersifat khusus terhadap suatu substrat tertentu yang dapat diikat dan jenis
reaksinya.
7. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dll.

D. Komponen Enzim Substrat


Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam
metabolisme tubuh, sehingga disebut juga biokatalisator.
Komponen penyusun enzim terdiri dari :
1. Apoenzim, yaitu bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang bersifat labil (mudah
berubah) terhadap faktor lingkungan, dan
2. Kofaktor,yaitu komponen non protein yang berupa :
a. Ion-ion anorganik (aktivator)
Berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co. Ion klorida, ion
kalsium merupakan contoh ion anorganik yang membantu enzim amilase mencerna karbohidrat
(amilum)

b. Gugus prostetik
Berupa senyawa organik yang berikatan kuat dengan enzim, FAD (Flavin Adenin
Dinucleotide), biotin, dan heme merupakan gugus prostetik yang mengandung zat besi berperan
memberi kekuatan ekstra pada enzim terutama katalase, peroksidae, sitokrom oksidase.
c. Koenzim
Berupa molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide Adenine
Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam memindahkan gugus kimia,
atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain.
E. Cara kerja Enzim
Cara enzim bekerja adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian
menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk
maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain.
Ada 2 (dua) cara kerja enzim :
1. Lock and key (gembok dan anak kunci)
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif ini
sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi
enzim.
2. Induced fit (induksi pas)
Sisi aktif enzim merupakan bentuk yang tidak kaku (fleksibel). Ketika substrat memasuki sisi
aktif enzim, bentuk sisi aktif berubah bentuk sesuai dengan bentuk substrat kemudian terbentuk
kompleks enzim-substrat. Pada saat produk sudah terlepas dari kompleks, maka enzim lepas dan
kembali bereaksi dengan substrat lain.
Beberapa enzim dapat bekerja sendiri ,yang lain bekerja sama yang disebut dengan kofaktor,
yang tersusun atas ion logam dan molekul anorganik. Sebagian enzim yang dikenal
mengandung atau memerlukan logam yang berikatan secara kovalen atau nonkovalen untuk
aktivitasnya.

2.2. METALOENZIM
A. Pengertian dan Fungsi Metaloenzim
Logam mempunyai peran penting dalam sekitar sepertiga dari enzim yang dikenal.
Logam dapat berupa co-faktor atau bisa digabungkan ke dalam molekul, dan ini dikenal sebagai
metalloenzymes. Metalloenzymes adalah protein yang berfungsi sebagai enzim dan mengandung
logam yang terikat erat dan selalu terisolasi dengan protein. Asam amino dalam peptida linkage
memiliki gugus yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinat-dengan atom logam. Kelompok
Karboksi dan Amino bebas mengikat logam mempengaruhi struktur enzim yang mengakibatkan
konformasi aktif.
Fungsi utama Logam adalah bertugas dalam transfer elektron. Banyak enzim dapat
berfungsi sebagai elektrofil dan beberapa dapat berfungsi sebagai kelompok nukleofilik.
Fleksibilitas ini menjelaskan sering terjadinya logam dalam enzim. Beberapa metalloenzymes
meliputi hemoglobin, sitokrom, phosphotransferases, alkohol dehidrogenase, arginase,
ferredoxin, dan sitokrom oksidase.

B. Struktur Metaloenzime
Dalam protein seperti hemoglobin dan sitokrom, logam yang terkandung adalah Fe2+ atau
Fe3+, dan itu adalah bagian dari kelompok heme prostetik. Dalam metalloenzymes lain, logam
dibangun ke dalam struktur molekul enzim. Ion logam tidak dapat disingkirkan tanpa
menghancurkan struktur enzim.
Logam biasanya ditemukan di situs aktif enzim. Logam menyerupai proton (H +) dimana
mereka merupakan elektrofil yang dapat menerima pasangan elektron untuk membentuk ikatan
kimia. Dalam aspek ini, logam dapat bertindak sebagai asam umum untuk bereaksi dengan
anionik dan ligan netral .
Logam ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan proton dikompensasikan dengan
kemampuan mereka untuk bereaksi dengan lebih dari satu ligan. Logam biasanya bereaksi
dengan dua, empat, atau enam ligan. Ligan adalah molekul apapun yang berinteraksi dengan
logam.. Jika logam terikat dengan dua ligan akan membentuk kompleks linear. Jika logam
bereaksi dengan empat ligan logam akan ditetapkan di tengah persegi yang planer atau akan
membentuk struktur tetrahedral, dan ketika enam ligan bereaksi, logam berada tengah sebuah
segi delapan.
Asam amino dalam ikatan peptida dalam protein memiliki kelompok dengan kemampuan
untuk mengikat logam yang mengakibatkan adanya ikatan kovalen koordinat-. Gugus amino dan
karboksil bebas dalam protein dapat mengikat logam yang dapat mengikat protein tertentu,
konformasi aktif. Fakta bahwa logam mengikat beberapa ligan penting bahwa logam tersebut
berperan dalam membawa bagian-bagian terpencil dari urutan asam amino bersama-sama dan
membantu membangun konformasi aktif enzim.
C. Fungsi Umum Metalloenzyme
b. Hemoglobin
Sebuah molekul dengan empat subunit, mengandung atom besi di setiap subunit, di mana
masing-masing subunit mengikat satu molekul oksigen. Hemoglobin mengangkut oksigen dari
paru-paru ke kapiler dari jaringan.
c. Sitokrom
Sitokrom adalah protein membran integral. Sitokrom mengandung zat besi yang berfungsi untuk
membawa elektron antara dua segmen dari rantai transpor elektron. Besi merupakan logam
reversible yang dapat teroksidasi dan berfungsi sebagai akseptor elektron sebenarnya untuk
sitokrom.
d. Phosphotransferase
Ion Mg2+ juga berperan dalam transfer elektron.
e. Dehidrogenase alkohol
Sebuah metalloenzyme seng dengan spesifisitas luas. Mereka mengoksidasi berbagai alkohol
alifatik dan aromatik ke aldehida dan keton yang sesuai menggunakan NAD + sebagai koenzim.
f. Arginase
Logam atom Mn2 + digunakan dalam transfer elektron.
g. Ferredoxin
Sebuah elektron mentransfer protein yang terlibat dalam proses transfer satu elektron.
h. Oksidase sitokrom
Ion-ion tembaga dengan mudah mengakomodasi elektron dihapus dari substrat dan dapat dengan
mudah mentransfernya ke molekul oksigen

Tabel beberapa metalloenzim


Mg2+ Phosphohidrolase
Phosphotransferase
Mn2+ Arginase
Phosphotransferase
Fe 2+ dan Fe 3+ Cytochromes
Peroxidase
Katalase
Ferredoksin
Cu2+ atau Cu+ Tirosinase
Amina oksidase
Ascorbate oxidase
Galaktose oksidase
Dopamine-β-
hidrosilase
Zn2+ Alkohol
dehidrogenase
Alkalin phospotase
Carbonic anhidrase
Carboxipeptidase
Fe dan Mo Nitrogenase

D. Regulasi Metaloenzim
Sekitar sepertiga dari enzim yang dikenal memiliki logam sebagai bagian dari struktur
mereka, diperlukannya logam ditambahkan untuk aktivitas atau lebih diaktivasi oleh logam. Di
dalam enzim yang logamnya telah digabungkan ke dalam struktur molekul enzim, logam tidak
dapat dihapus tanpa merusak struktur itu. Enzim tersebut termasuk metalloflavoproteins,
sitokrom, dan ferredoxins. Dalam enzim dimana logam ini harus ditambahkan untuk aktivitas
logam bereaksi reversibel dengan protein untuk membentuk kompleks logam-protein yang
merupakan katalis aktif. Dalam banyak kasus, kompleks merupakan spesifik, konformasi aktif
secara katalitik protein, peran logam tampaknya menjadi salah satu yang menstabilkan
konformasi protein tersebut.
Karena merupakan gabungan, metalloenzymes yang begitu besar dan luas itu akan
hampir mustahil untuk menjelaskan bagaimana mereka dapat dikendalikan dan diatur. Dalam hal
ini, penting untuk menjelaskan bagaimana fungsi penting dari logam dalam enzim dapat
terganggu dan terhambat. Logam menyerupai proton (H +) yang merupakan elektrofil yang
mampu menerima pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia. Dengan demikian, logam
dapat bertindak sebagai asam umum untuk bereaksi dengan ligan anionik dan netral.
Karakteristik logam ini sangat membantu dalam struktur dan fungsi enzim tetapi membuat enzim
tergantung terhadap pengaturan pH. Perubahan pH dapat mengganggu aliran elektron dimana
logam biasanya akan membantu memfasilitasinya, sehingga dengan demikian menghambat
keefektifan metalloenzyme tersebut.
Karena variabilitas yang terdapat pada logam memnghasilkan kemampuan untuk bereaksi
dengan lebih dari satu ligan, menyebabkan logam berperan sebagai bagian dari situs aktif di
banyak metalloenzymes. Inhibitor kompetitif dalam bentuk analog keadaan transisi adalah
senyawa yang diyakini terlihat seperti substrat dalam keadaan transisi. Supaya efektif, analog
keadaan transisi tidak boleh rentan terhadap reaksi yang dilakukan oleh enzim.

2.3. NITROGENASE
A. Pengertian Enzim Nitrogenase (Fe-S)
Nitrogenase adalah enzim yang dapat mereduksi gas nitrogen di udaramenjadi amonia.
Gas nitrogen yang berada di alam sebanyak 78% dari komposisi udara tidak dapat digunakan
oleh tanaman, oleh karena itu perlu diubah terlebih dahulu menjadi bentuk lain, salah satunya
molekul amonia. Enzim nitrogenase terbagi menjadi dua yaitu dinitrogen reduktase yang
memiliki molekul protein Fe dan dinitrogenase yang memiliki molekul protein Mo-Fe.
Nitrogenase akan menjadi inaktif apabila terdapat oksigen yang bereaksi dengan komponen Fe
dari protein.
Enzim nitrogenase dimiliki oleh bakteri penambat nitrogen. Enzim ini bersifat konservatif
karena memiliki struktur gen yang sama, hanya saja ekspresinya yang berbeda. Aktivitas enzim
nitrogenase dapat diukur dengan metode Asai Reduksi Asetilen (ARA). Nitrogenase merupakan
enzim yang digunakan oleh beberapa organisme untuk mengarahkan keberadaan nitrogen di
atmosfir. Nitrogenase membantu memelihara keseimbangan senyawa di udara, mencegah
kelebihan nitrogen di udara. Nitrogenase penting di dalam proses pemecahan ikatan rangkap tiga
pada senyawa nitrogen. Nitrogen berperan sebagai katalis untuk mengikat 3 atom hidrogen ke
nitrogen sehingga menghasilkan senyawa amonia. Nitrogenase merupakan kompleks enzimatik
yang dapat memfiksasi nitrogen di udara. Komplkes nitrogenase berada bebas di dalam
organisme yang memfiksasi nitrogen dan juga berada di dalam bakteri yang memfiksasi nitrogen
yang bersimbiosis. Berikut persamaan reaksi pembentukan amonia dari nitrogen :

Amonia dibentuk pada proses ini diinkorporasikan ke dalam asam amino glutamat dan
glutamin serta asam nukleat. Kompleks nitrogenase mengandung 2 tipe protein. Protein pertama
memiliki berat molekul (BM) 220 kDa. Protein ini dibentuk dari 4 subunit yang mengandung 28
ion Molibdenum sebagai kofaktor. Protein kedua memiliki BM 70 kDa, dibentuk dari 2 subunit
yang mengandung 8 atom besi sebagai kofaktor. Kofaktor logam baik Fe maupun Mo
meletakkan nitrogen di dalam posisi yang mana mudah untuk dikonversi menjadi amonia. Kedua
protein tersebut bersama-sama memfiksasi nitrogen di udara. Kompleks nitrogen ini sangat
sensitif terhadap oksigen. Oksigen dapat menginaktivasi aktivitas nitrogenase. Oleh karena itu,
pada tumbuhan, untuk mencegah pertemuan molekul oksigen dengan nitrogenase, tumbuhan
memproduksi hemoglobin khusus pada tumbuhan yang dinamakan laghemoglobin. Protein ini
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan mengikat oksigen. Protein ini diinisiasikan di
sekitar akar untuk mencegahdari jangkauan nitrogenase.
B. Metabolisme Nitrogen
Nitrogen berada dialam dalam berbagai bentuk dan keadaan dinamis mengikuti
perubahan fisik dan kimia dalam suatu daur nitrogen. Sejumlah besar nitrogen dalam atmosfer,
namun sukar bagi tumbuhan untuk memperoleh atom N dari N2 dalam bentuk yang dapat
digunakan. Meskipun N2 masuk kedalam sel-sel daun bersama CO2 melalaui stomata, enzim-
enzim yang tersedia hanya mereduksi CO2, sehingga N keluar dari sel-sel daun secepat mungkin.
Sebagian besar N2 yang masuk tubuh tumbuhan telah mengalami fiksasi (reduksi) oleh mikroba
prokariotik atau dalam bentuk NH4 dan NO3dalam air hujan atau aktifitas gunung berapi dan
pembakaran fosil.
Perubahan nitrogen organik menjadi NH4 oleh mikroba tanah disebut amonifikasi,
NH4 dioksidasi lebih lanjut oleh bakteri menjadi NO3- yang disebut nitrifikasi. Sedangkan proses
terbentuknya N2, NO, N2O, dan NO2 dari NO3oleh bakteri anaerob adalah denitrifikasi.
C. Siklus Nitrogen
Nitrogen ditemukan pada semua asam amino, yang merupakan penyusun protein
organisme-organisme. Nitrogen tersedia bagi tumbuhan hanya dalam bentuk dua mineral, yaitu
NH4 (amonium) dan NO3- (nitrat). Meskipun atmosfer bumi hampir 80% terdiri dario nitrogen,
unsur ini sebagian besar terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N2) yang tidak tersedia bagi
tumbuhan.
Nitrogen memasuki ekosistem melalui dua jalur alamiah, yang keutamaan relatifnya sangat
bervariasi dari ekosistem ke ekosistem yang lain. Yang pertama, deposit pada atmosfer,
merupakan 5-10 % dari nitrogen yang dapat digunkan yang memasuki sebagian besar ekosistem.
Dalam proses ini, NH4+ dan NO3-, kedua bentuk yang tersedia bagi tumbuhan, ditambahkan
ketanah melalui kelarutannya dalam air hujan atau melalui pengendapan debu-debu halus atau
butiran lainnya.

D. Reaksi-reaksi Pembentukan Enzim Nitrogenase (Fe-S)


a. Reaksi Oksidasi

Gambar : Reaksi Oksidasi Nitrogen


Reaksi reduksi gas nitrogen menjadi amonia terjadi apabila molekul gas nitrogen terikat
pada komplek enzim nitrogenase. Tiap reaksi memerlukan elektron yang disumbangkan oleh
feredoksin. Dinitrogen reduktase mula-mula direduksi oleh elektron yang diberikan oleh
feredoksin yang dihasilkan melalui fotosintesis, respirasi, atau fermentasi. Dinitrogen reduktase
yang tereduksi akan mengikat ATP (adenosin trifosfat) dan mereduksi dinitrogenase yang
memberikan elektron kepada gas nitrogen sehingga menghasilkan NH=NH. Pada daur
berikutnya NH=NH direduksi menjadi amino nitrogen dan selanjutnya direduksi lagi menjadi
dua molekul NH3. Dua molekul amonia dihasilkan dari satu molekul gas nitrogen menggunakan
16 molekul ATP serta pasokan elektron dan proton yang berupa ion hydrogen.
b. Fiksasi Nitrogen
Reaksi yang mengubah nitrogen di udara menjadi amonia adalah dasar kehidupan. Fiksasi
nitrogen, reaksi yang mengikat nitrogen di atmosfer menjadi amonia, dilakukan oleh Rhizobium
di akar tumbuhan polong-polongan atau oleh bakteri di alga dalam atmosfer anaerobik. Semua
hewan, tanaman, termasuk manusia, bergantung pada fiksasi nitrogen biologis untuk
mendapatkan nitrogen bagi penyusunan protein dan senyawa lain yang mengandung nitrogen
sebelum ada proses Harber-Bosch.
N2 + 8 H+ + 8 e + 16 MgATP → 2 NH3 + H2 +16 MgADP + 16Pi
(Pi adalah fosfat anorganik).
Suatu enzim yang dinamakan nitrogenase mengkatalisis reaksi ini. Nitrogenase
mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan
koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif, dengan menggunakan MgATP
sebagai sumberenergi. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur
nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara
kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif nitrogenase yang disebut
dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan dengan analisis kristal tunggal dengan sinar-
X.
Menurut hasil analisis ini, strukturnya memiliki kluster Fe3MoS4 dan Fe4S4 yang
dihubungkan melalui S.

Dipercaya bahwa dinitrogen diaktivasi dengan koordinasi antara dua kluster. Di pihak lain,
bagian yang disebut dengan kluster p yang terdiri dari dua kluster Fe4S4 clusters. Peran dan
mekanisme reaksi kedua kluster ini belum jelas.
c. Asimilasi Nitrat
Jumlah relatif NO3- dan nitrogen organik dalam xylem bergantung pada kondisi lingkungan.
Jenis tumbuhan yang akarnya mampu mengasimilasi N, dalam cairan Xylem dijumpai banyak
asam amino, amide an urine, tidak dijumpai NH4+. Sedangkan jika di dalm cairan xylem
mengandung NO3- berarti akar tumbuhan itu tidak mampu mengasimilasi NO3-. Kalau dlam
lingkungan perakaran NO3- terdapat dalam jumlah besr, cairan xylem akan mengandung NO3-
juga. Proses keseluruhan reduksi NO3- menjadi NH4 yaitu:
a) Reduksi Nitrat
-------> NO3- + NADH -> NO2+ + NAD + H2O
Reaksi ini berlangsung di sitosol, enzim yang mengkatalis adalah nitrat reduktase, enzim yang
memindahkan dua elektron dari NADPH2, hasilnya adalah nitrite, NAD (NADP) dan H2O.
Nitrat reduktase adalh suatu enzim besar dan kompleks yang terdiri dari FAD, satu sitokrom dan
Molibdenum (Mo) yang semuanya akan tereduksi dan teroksidasi pada waktu elektron diangkut
dari NADH2 ke atom nitrogen dalm NO3
b) Reduksi Nitrit
------> NO2 + 3 H2O + 6 Fd +2 H+ + cahaya -> NH4+ + 1,5O2 +3 H2O + 6 Fd
Reaksi ini berlangsung di kloroplas (pada daun) atau pada proplastida (pada akar), dengan enzim
Nitrit reduktase. Meskipun Fd tereduksi merupakan donor elektron yang khas bagi nitrit
reduktase di daun.
d. Pengubahan NH4+ mejadi senyawa organik
NH4+ (ammonium) yang diserap langsung dari tanah atu yang dihasilkan oleh fiksasi
N2 tidak pernah dijumpai tertimbun dalam tubuh tumbuhan. Ammonium ini bersifat racun,
mungkin menghambat pembentukan ATP dalam kloroplas maupun dalam mitokndria.
Ammonium ini segera ditangkap oleh asam glutamat untuk menjadi glutamine dengan enzim
glutamine sintetase, glutamin direaksikan dengan asam α keto glutarat menjadi 2 molekul asam
glutamate. Untuk reaksi ini juga diperlukan elektron yang bersal dari Fd (dalam kloroplas) dan
NADH atau NADPH2 dalam proplastida dari sel-sel non-fotosintetik. Salah satu dari kedua
glutamate yang terbentuk diperlukan untuk mempertahankan reaksi 1, sedang glutamat yang
kedua dapat berubah langsung menjadi protein atau asam amino lain yang diperlukan untuk
sintesis protein, klorofil, asam nukleat dan lain-lain. Selain membentuk glutamate, glutamine
dapat memberikan gugus amide-nya kepada asam aspartat untuk menjadi asparagin yang
dikatalis oleh enzim asparagin sintetase. Glutamin dan asparagin menjadi senyawa nitrogen
organik pertama yang terbentuk, selanjutnya gugus NH2 dapat diberikan kepada α keto
karboksilat, membentuk asam amino. Proses ini dinamakan transaminasi. Dengan transaminasi
berbagai asam amino dapat dibuat, tergantung pada α keto karboksilatnya
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Metalloenzymes adalah protein yang berfungsi sebagai enzim dan mengandung logam yang
terikat erat dan selalu terisolasi dengan protein
2. Beberapa metalloenzymes meliputi hemoglobin, sitokrom, phosphotransferases, alkohol
dehidrogenase, arginase, nitrogenase, ferredoxin, dan sitokrom oksidase.
3. Nitrogenase adalah enzim yang dapat mereduksi gas nitrogen di udara menjadi amonia Enzim
nitrogenase dimiliki oleh bakteri penambat nitrogen. Enzim ini bersifat konservatif karena
memiliki struktur gen yang sama, hanya saja ekspresinya yang berbeda.
4. Pada metabolisme tumbuhan akan mengalami friksasi nitrogen dimana suatu tahapan yang
sangat penting dalam siklus nitrogen, sehingga menghasilkan nitrogen yang dapat digunakan
sebagai nutrisi tumbuhan.

Você também pode gostar