Você está na página 1de 6

APLIKASI BIOMATERIAL

316L stainless steel sebagai fiksasi retak (fracture fixation)

Kebanyakan pembedahan ortopedi pada umumnya melibatkan implantasi dari material logam.
Banyak jenis bahan logam dan paduannya digunakan untuk aplikasi dalam bidang medis,
tetapi yang paling sering digunakan adalah baja tahan karat. Salah satu baja tahan karat yang
paling banyak digunakan sebagai biomaterial adalah baja tahan karat tipe 316L, merupakan
material yang paling umum digunakan untuk material implan. Bahan yang ditanamkan pada
bagian tulang yang retak bertujuan untuk memungkinkan tulang dapat sembuh mendekati
fungsi normalnya kembali. Stainless steels 316L merupakan jenis low carbon dengan
komposisi kimia (Sutowo, dkk, 2014) :

Tabel 1. Komposisi 316L Stainless Steel (Respati, 2010).


Elemen 316L stainless
steel (ASTM
F138,139)
Al -
C 0.03 max
Co -
Cr 17.0
Fe Balance
H -
Mo 2.00
Mn 2.00 max
N -
Ni 10.00
O -
P 0.03 max
S 0.03 max
Si 0.75 max
Ti -
V -
W -

Stainless steel tipe 316L banyak digunakan karena karena keunggulanya pada ketahanan
korosi, sifat fisik dan sifat mekanik yang dimilikinya.

Tabel 2. Karakteristik biomaterial berbahan stainless steel (Respati, 2010).

Material Modulus Kekuatan Kekuatan Batas Fatigue


Young (GPa) Luluh (MPa) Tarik (MPa) (MPa)
Stainless steel 190 221 - 1213 586 - 1351 241 – 820
Critical Bone 15 - 30 30 - 70 70 - 150 -
Gambar 1. Posisi penyambungan implan pada tulang yang patah (Sutowo, dkk, 2014).

Manfaat biomaterial yang menggunakan bahan stainless steel sebagai implan, yaitu (Respati,
2010) :

a. Hambatan korosi yang tinggi, bahan ini dapat menghambat korosi tinggi baik di
atmosfir maupun dalam lingkungan berair.
b. Tahan panas dan api, campuran paduan kromium dan nikel melindungi kekuatan
stainless steel dari temperatur tinggi.
c. Sehat, stainless steel mudah dibersihkan sehingga menjadi pilihan pertama untuk
bahan yang kondisi sehat, hampir setiap alat yang berhubungan dengan kesehatan
seperti rumah sakit, dapur, rumah jagal dan proses makanan menggunakan stainless
steel.
d. Penampilan baik, lapisan terang membuat perawatan yang mudah pada stainless steel.
e. Keuntungan kekuatan pada berat, sifat keras yang dimiliki stainless steel sangat bagus
pada pengerjaan dingin dan bentuk yang tipis.
f. Mudah difabrikasi, pembuatan baja stainless steel dapat dengan mudah dipotong, las
dan dibentuk.
g. Tahan dipukul, keuletan yag tinggi embuat stainless steel mampu menahan beban
dengan baik.
Paduan Co-Cr-Mo sebagai pengganti tulang dan sendi

Material Cobalt merupakan material logam yang berwarna perak keabu-abuan. Umumnya
paduan kobalt digunakan dalam aplikasi yang berhubungan dengan lingkungan pada keadaan
ekstrim karena tahan korosi, tahan aus dan kekuatan yang tinggi saat peningkatan temperatur.
Tiga elemen dasar paduan kobalt menggunakan unsur Cobalt, Chromium dan Molibdenum.
Chromium ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan ketahanan korosi, khususnya
ketahanan terhadap korosi lokal. Seperti pada stainless steel, Chromium membentuk lapisan
oksida yang kuat, berfungsi sebagai lapisan pasif untuk membentengi material utama di
bawahnya dari lingkungan sekitar. Molibdenum ditambahkan untuk menghasilkan struktur
butir yang halus dengan kekuatan tinggi. Komposisi lengkap dari logam paduan Cobalt ini
adalah (Prasetyo, 2010) :

Tabel 3. Komposisi logam paduan dari Co-Cr-Mo (Respati, 2010).


Elemen Co-Cr-Mo
(ASTM F799)
Al -
C 0.35 max
Co Balance
Cr 26.0 – 30.0
Fe 0.75 max
H -
Mo 5.0 - 7.0
Mn 1.0 max
N 0.25 max
Ni 1.0 max
O -
P -
S -
Si 1.0 max
Ti -
V -
W -

Tabel 4. Karakteristik biomaterial berbahan logam paduan Cobalt-Chromium (Respati, 2010).


Material Modulus Kekuatan Kekuatan Batas Fatigue
Young (GPa) Luluh (MPa) Tarik (MPa) (MPa)
Paduan Cobalt- 210 - 153 448 - 1606 655 - 1896 207 – 950
Chromium
Critical Bone 15 - 30 30 - 70 70 - 150 -
Salah satu penggunaan dari paduan Co-Cr-Mo yaitu untuk menggantikan fungsi kerja pada
tulang dan persendian. Contohnya penggunaan Co-Cr-Mo untuk menggantikan fungsi kerja
dari tulang paha bagian atas yang terletak di dekat persendian dari tulang pinggul (Prasetyo,
2010).

Gambar 2. (a). Sambungan tulang pinggul alami. (b) dan (c) Dua jenis sambungan tulang
pinggul buatan dari paduan Co-Cr-Mo (Prasetyo, 2010).

Calcium phosphates sebagai implan dental

Semen kalsium fosfat merupakan generasi terbaru material pengganti tulang, dengan aplikasi
klinis yang potensial untuk kebutuhan ortopedi dan kedokteran gigi. Semen ini menghasilkan
hidroksiapatit yang memiliki struktur kimia dan morfologi komponen dasar yang menyerupai
tulang, email, dan dentin. Sehingga dalam penggunaan dalam bidang kedokteran gigi sering
digunakan dalam proses implan dental ntuk menggantikan fungsi gigi yang asli (Sidiqa,
2013).

(a) (b)
Gambar 3. (a). Implan menyerupai gigi asli (Kuppusamy, 2011) .
(b). Implan dental (Cahyanto, 2009).
Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan semen kalsium fosfat merupakan campuran
dari Tetracalcium Phosphate (TTCP, Ca4(PO4)2O dan Dicalcium Phosphate Anhydrate
(DCPA, CaHPO4) dengan perbandingan molar yang sama (equimolar). Perbandingan
kalsium dan fosfat yang berbeda akan menghasilkan campuran yang berbeda juga,
komposisinya dapat dilihat pada Tabel 5 (Sidiqa, 2013) :

Tabel 5. Jenis-jenis Calcium phosphates (Sidiqa, 2013).


Formula Campuran Singkatan Ca / P
Ca10(PO4)6(OH)2 Hidroksiapatit HA 1.67
CaHPO4 DiCalsium Phosphate DCPA 1.0
TetraCalsium
Ca4(PO4)2O TTCP 2
Phosphate
β-TriCalsium
β-TCP 1.5
Phosphate
Ca2(PO4)2
α-TriCalsium
α-TCP 1.5
Phosphate
Calsium
Ca2P2O7 CPP 11.0
PyroPhosphate

Kelebihan bahan semen kalsium fosfat Ini adalah bersifat osteokonduktif, yaitu dapat
berintegrasi dengan jaringan tulang, biokompatibel, yaitu dapat diterima oleh tubuh tanpa
reaksi negatif, injectable biosorbable dan mudah dibentuk. Selain itu juga memiliki sifat
mekanik yang bagus (Sidiqa, 2013).

Tabel 6. Karakteristik biomaterial berbahan biokeramik Calcium phosphates (Respati, 2010).


Material Modulus Kekuatan Kekuatan
Young (GPa) Tekan (MPa) Tarik (MPa)
Calcium 40 - 117 510 - 896 69 – 193
phosphates
DAFTAR PUSTAKA

Cahyanto, Arief. 2009. Biomaterial. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.


Bandung.

Kuppusamy, Radhadevi. 2011. Pemasangan Implan Gigi pada Diabetes Melitus. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Prasetyo, Agung. 2010. Pengaruh Variasi Kandungan Silikon Terhadap Korosi Paduan
Kobalt (ASTM F75) Hasil Metalurgi Serbuk Dalam Larutan Artificial Blood Plasma
Dengan Teknik Polarisasi Potensiodinamik Dan Teknik Exposure. Tesis. Program
Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok.

Respati, S. M. B. 2010. Bahan Biomaterial Stainless Steel Dan Keramik. Momentum. Vol.
6(1), pp 5 – 8.

Sidiqa, Atia Nurul. 2013. Biomimetik pada bahan kedokteran gigi. Jurnal Material
Kedokteran Gigi. Vol. 2(1), pp 1 – 8.

Sutowo, Cahya, dkk. 2014. Karakteristik Material Biokompetibel Aplikasi Implan Medis
Jenis Bone Plate. Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Jakarta.

Você também pode gostar