Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Nama : Indra Gunawan
NPM : 20404375
Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing : Dr-Ing. Mohamad Yamin
Mesin pencacah rumput gajah merupakan alat untuk membantu para peternak sapi
dalam mencacah rumput untuk dijadikan pakan. Dalam pengoperasiannya, mesin
pencacah ini dibantu oleh beberapa komponen penunjang yaitu motor listrik, puli, 2
buah gear box yang berbeda jenisnya (spur dan cone gear), roler penghantar dan
rangka. Dan peranan dari komponen penunjang tersebut sangatlah penting, karena itu
perlu dilakukan perancangan yang baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan ,
dimana rangka mesin menerima beban dari beberapa komponen itu sendiri maupun
dari rumput yang akan cacah. Dalam penulisan tugas akhir ini, akan dibahas mengenai
perencanaan puli, gear box (spur gear)dan kapasitas produksi mesin serta analisa
statik pada rangka melalui simulasi dengan menggunakan software CATIA V5. Analisa
statik tersebut telah dilakukan pada rangka mesin dan material rangka mesin yang
dipakai adalah baja konstruksi S 10 C (AISI 1010). Adapun hasil dari beberapa
pembebanan tersebut menghasilkan tegangan von mises maksimal 3,42 x 107 N/m2
dengan nilai peralihan maksimal sebesar 0,00985 mm.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang diambil pada tugas akhir ini, yaitu tentang struktur rangka
yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat menahan beban dari komponen-komponen
mesin dalam pengoperasian dan juga dari rumput itu sendiri.
Beban-beban yang diberikan pada rangka adalah asumsi dari pembebanan
statik, yang akibatnya menimbulkan displacement, deformasi, dan tegangan yang terjadi
pada rangka tersebut. Dan sehubungan hal tersebut, maka dalam hal pengujiannya
digunakan software CATIA V5 yang telah mempunyai lisensi dari Universitas
Gunadarma dengan kode 6AE2C3DA.
Dan permasalahan lain yang diambil adalah mengenai perencanaan dari
beberapa bagian komponen yang menunjang proses produksi mesin yaitu puli dan gear
box (spur gear). Juga mengenai kapasitas produksi pemotongan yang diharapkan
mempunyai kapasitas produssi pemotongan sebesar 7 kg/min.
σ0 = 3 k ……………………………………………………… (2.3)
Substitusi persamaan (2.3) dalam persamaan (2.2) menghasilkan bentuk kriteria luluh
Von Mises.
σ0 =
1
2
[(σ 1 − σ 2 ) + (σ 2 − σ 3 ) + (σ 3 − σ 1 )
2 2
]
2 12
……………… (2.4)
Dari persamaan (2.4) dapat diduga bahwa luluh akan terjadi bilamana selisih tegangan
pada sisi kanan persamaan melampaui tegangan luluh dalam uji tarik uniaksial σ0.
Untuk mengidentifikasi tetapan k dalam persamaan (2.1), perlihatkan keadaan
tegangan dalam geser murni, seperti dalam uji puntir.
σ 1 = −σ 3 = τ σ2 = 0
Pada luluh:
σ 12 + σ 12 + 4σ 12 = 6k 2
σ 1 = k …………………………………………………………… (2.5)
Sehingga k menggambarkan tegangan luluh dalam keadaan geser murni (puntir). Karena
itu, kriteria von mises meramalkan bahwa tegangan luluh pada puntiran akan lebih kecil
dari pada dalam penegangan uniaksial, sesuai dengan:
1
k= σ 0 = 0,577σ 0 …………………………………………… (2.6)
3
Kriteria luluh von mises mengisyaratkan bahwa luluh tidak tergantung pada
tegangan normal atau tegangan geser tertentu, melainkan tergantung dari fungsi ketiga
harga tegangan geser utama. Karena kriteria luluh didasarkan atas selisih tegangan
normal, σ1 – σ2, dan sebagainya, maka kriteria tersebut tidak tergantung pada komponen
tegangan hidrostatik. Karena kriteria luluh von mises melibatkan suku pangkat dua,
hasilnya tidak tergantung dari tanda tegangan individual.
Semula Von Mises mengusulkan kriteria ini karena matematikanya sederhana.
Setelah itu, ahli lainnya berusaha unutk memberikan arti fisik. Hencky (1924)
menunjukan bahwa persamaan (2.4) setara dengan perumpamaan bahwa luluh itu terjadi
bilamana energi distorsi mencapai suatu harga kritis. Energi distorsi ialah bagian energi
regangan total per volume satuan yang diperlukan untuk perubahan bentuk yang
berlainan dengan energi energi perubahan volume.
Tabel 2.2 Diameter Minimum Puli yang Diizinkan dan Dianjurkan (mm) (2)
b + b 2 − 8( D p − d p ) 2
C= ………………………………… (2.15)
8
Dan juga berlaku persamaan :
d p + Dp
C− >0 …………………………………………… (2.16)
2
Dimana: C = jarak sumbu poros (mm)
b = tebal alur puli (mm)
Dimana: b = 2 L − 3,14( D p + d p )
dan F2 (kg), maka besar gaya tarikan efektif Fe (kg) untuk menggerakkan puli
adalah:
Fe = F1 − F2
F1 e μ 'θ − 1
∗ = e μ 'θ → Fe = F1 − F2 = F1 μ 'θ
F2 e
π
(D (D −dp )
2
+ d p )+ 2 . C +
p
L = p ……………………… (2.23)
2 4.C
9. Safety factor
Untuk faktor keamanan dalam perencanaan puli, berlaku persamaan:
Fe
Sf = …………………………………………………… (2.24)
Fizin
Dimana: Fizin = daerah beban sesuai dengan jenis penampang yang dipakai
Tabel 2.3 Daerah Penyetelan Jarak Sumbu Poros (2)
Tabel 2.4 Daerah Beban Untuk Tegangan Sabuk Yang Sesuai (2)
d ⎛ 12.V p ⎞
Ft ⎜ ⎟⎟
T .n 2 ⎜⎝ π .d ⎠
hp = = …………………………… (2.29)
63000 63000
Dimana :
hp = daya input
n = putaran
T = torsi (in-pound)
Dengan demikian akan menjadi:
hp.33000
Ft = …………………………………………… (2.30)
Vp
Dimana:
dp = diameter pinion
b = tebal roda gigi
Q = dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
2.d g 2.Nt g
Q= = …………………………… (2.32)
dg + d p Nt p + Nt p
Ft .C o .C S .C m .C f
σ c = CP ………………………………… (2.36)
C v .d .b.l
2. Motor Penggerak
Motor penggerak yang digunakan pada mesin pencacah rumput gajah ini
adalah mengunakan Elektromotor 1,5 HP dikarenakan daya yang dibutuhkan cukup
besar untuk menggerakan roda pemotong yang mempunyai beban yang agak besar,
selain itu daya tersebut diperlukan juga untuk menarik rumput agar dapat masuk
kedalam rumah penghantar.
3. Puli (Pulley)
Pada mesin pencacah rumput ini, Puli digunakan sebagai transmisi dari motor
penggerak untuk menggerakan roda pemotong. Dan untuk komponen ini digunakan
sabuk V (V-belt) sebagai alat transmisinya.
Sabuk V ini mempunyai gaya gesekan yang agak besar tergantung dari bentuk
bajinya, namun disamping itu dapat menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah.
4. Gear Box
Gear Box merupakan komponen mekanikal yang mentransmisikan daya dan
gerakan diantara sumbunya. Gear Box juga dapat mengubah arah putaran dan
mengubah gerakan rotasi menjadi gerakan linier. Fungsi gear box pada mesin ini
untuk mereduksi putaran dari poros roda pemotong dengan menggunakan roda gigi
kerucut (cone gear), yang dimaksudkan agar putaran bisa diperlambat untuk
memudahkan kedua buah roler pada rumah penghantar bekerja sehingga dapat
menarik rumput masuk kedalam rumah penghantar dengan perlahan.
Start
Analis
alisis dan Simulasi
Meshing
Pemberian Restraint
(Clamp)
Pemberian Beban
(Force)
Perhitungan Komputer
(Compute)
Menampilkan Tidak
Hasil Simulasi
Ya Finish
Finish
Gambar 3.1 Diagram alir proses analisis dan simulasi rangka mesin pencacah
menggunakan software CATIA V5
3.5. Hasil Simulasi Analisa Statik pada Rangka Mesin untuk Pembebanan
Pertama
Hasil yang diperoleh dari analisa statik pada rangka mesin pencacah dengan
beban terpusat yang diberikan beban sebesar 33 kg atau 330 N, sesuai dengan berat
poros dengan roda pemotong adalah sebagai berikut:
Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan
ebanan pertama atau pembebanan dari bagian
daerah poros dengan roda pemotong, seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah
ini.
Gambar 3.3 Tegangan Von Mises yang terjadi akibat pembebanan pertama
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk pembebanan
pertama, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 4,57 x 105 N/m2 dan tegangan
maksimumnya sebesar 4,57 x 106 N/m2 dengan pembebanan terpusat untuk rangka
mesin pada bagian poros dan roda pemotong.
Maka berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength) dari material baja
konstruksi jenis S 10 C (AISI 1010) yang digunakan oleh rangka yaitu sebesar 305
MPa atau 3,05 x 108 Pa (N/m2), dapat dipastikan struktur rangka mesin tersebut
mampu menahan beban yang diberikan.
Peralihan yang terjadi akibat beban pertama, seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.
Displacement Maximum
3.6. Hasil Simulasi Analisa Statik pada Rangka Mesin untuk Pembebanan Kedua
Hasil yang diperoleh dari analisa statik pada rangka mesin pencacah dengan
beban terpusat yang diberikan beban sebesar 3 kg atau 30 N, sesuai dengan berat puli
yang digerakkan adalah sebagai berikut:
Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan kedua atau pembebanan dari puli yang
digerakkan, seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 3.6 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban kedua
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk pembebanan
kedua, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 4,4 x 105 N/m2 dan tegangan
maksimumnya sebesar 4,4 x 106 N/m2 dengan pembebanan terpusat untuk rangka
mesin pada bagian puli yang digerakkan. Maka berdasarkan perbandingan tegangan
luluh (yield strength) dari material baja konstruksi jenis S 10 C (AISI 1010) seperti
sebelumnya, dapat dipastikan struktur rangka mesin tersebut mampu menahan beban
yang diberikan.
Peralihan yang terjadi akibat beban kedua, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Displacement Maximum
3.7. Hasil Simulasi Analisa Statik pada Rangka Mesin untuk Pembebanan Ketiga
Hasil yang diperoleh dari analisa statik pada rangka mesin pencacah dengan
beban terpusat yang diberikan beban sebesar 0,3 kg atau 3 N, sesuai dengan berat roda
gigi kerucut (pinion) dan 1 kg atau 10 N dari berat roda gigi kerucut (gear) adalah
sebagai berikut:
Deformation
ebanan ketiga atau pembebanan dari gear box
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan
(cone gear) , seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 3.9 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban ketiga
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk pembebanan
ketiga, yaitu untuk tegangan minimum sebesar 6,77 x 105 N/m2 dan tegangan
maksimumnya sebesar 6,77 x 106 N/m2 dengan pembebanan terpusat untuk rangka
mesin pada bagian gear box (cone gear). Maka berdasarkan perbandingan tegangan
luluh (yield strength) dari material baja konstruksi jenis S 10 C (AISI 1010) seperti
sebelumnya, dapat dipastikan struktur rangka mesin tersebut mampu menahan beban
yang diberikan.
Peralihan yang terjadi akibat beban ketiga, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Displacement Maximum
3.8. Hasil Simulasi Analisa Statik pada Rangka Mesin untuk Pembebanan
Keempat
Hasil yang diperoleh dari analisa statik pada rangka mesin pencacah dengan
beban terpusat yang diberikan beban masing-masing sebesar 0,5 kg atau 5 N, sesuai
dengan berat roda gigi lurus (pinion dan gear) adalah sebagai berikut:
Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan keempat atau pembebanan dari gear box
kedua (spur gear), seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 3.12 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban keempat
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk pembebanan
keempat yaitu untuk tegangan minimum sebesar 5,98 x 105 N/m2 dan tegangan
maksimumnya sebesar 5,98 x 106 N/m2. Sehingga sama seperti sebelumnya, maka
rangka dapat menahan tegangan tersebut.
Peralihan yang terjadi akibat beban keempat, seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.
Displacement Maximum
3.9. Hasil Simulasi Analisa Statik pada Rangka Mesin untuk Pembebanan
Kelima
Hasil yang diperoleh dari analisa statik pada rangka mesin pencacah dengan
beban terpusat yang diberikan beban sebesar 6,45 kg atau 64,5 N, sesuai dengan berat
dari rumput untuk setiap kali masuk. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Ain = l x p
= 20 mm x 170 mm = 3400 mm 2
Arumput = π .r 2 = 3,14 x(5 mm) = 78,5 mm 2
2
3400
nr = = 43,3 buah ≈ 43 buah
78,5
m = nr × mrumput
= 43 × 150 gram
= 6450 gram = 6,45 kg
Dimana : l = celah antara kedua poros (20 mm)
p = panjang dari poros penghantar (170 mm)
d = diameter penampang rumput yaitu antara 1 – 2 cm
= diambil 1 cm = 10 mm, sehingga r = 5 mm
mrumput = rata-rata berat satu batang rumput antara 100 – 200 gram
= diambil 150 gram
nr = jumlah rumput dalam setiap kali masuk
Dan hasil dari analisa tersebut, menghasilkan gambar-gambar untuk setiap prosesnya
adalah sebagai berikut:
Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan kelima atau pembebanan dari rumput
untuk setiap kali masukan, seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 3.15 Tegangan von mises yang terjadi akibat beban kelima
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa tegangan yang terjadi untuk pembebanan
kelima yaitu untuk tegangan minimum sebesar 3,42 x 106 N/m2 dan tegangan
maksimumnya sebesar 3,42 x 107 N/m2.
Peralihan yang terjadi akibat beban kelima, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Displacement Maximum
3.10. Pembahasan Analisis Statik Pada Rangka Mesin Pencacah Rumput Gajah
Secara Keseluruhan
Dari analisis statik yang telah dilakukan terhadap rangka mesin pencacah
rumput gajah dengan cara memberikan beban terpusat pada bagian-bagian komponen
yang berperan dalam sistem kerja mesin pencacah dan telah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya. Maka diperoleh hasil analisis statik yang menunjukan tegangan (von mises
stress) minimum serta maksimum, dan peralihan (displacement) minimum serta
maksimumnya. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Hasil Analisis statik untuk tegangan von mises dari keseluruhan beban
yang diberikan pada rangka mesin pencacah
Beban Minimum Maksimum
Beban pertama 4,57 x 105 N/m2 4,57 x 106 N/m2
Beban kedua 4,4 x 105 N/m2 4,4 x 106 N/m2
Beban ketiga 6,77 x 105 N/m2 6,77 x 106 N/m2
Beban keempat 5,98 x 105 N/m2 5,98 x 106 N/m2
Beban kelima 3,42 x 106 N/m2 3,42 x 107 N/m2
Tabel 3.5 Hasil Analisis statik untuk peralihan dari keseluruhan beban yang
diberikan pada rangka mesin pencacah
Beban Minimum Maksimum
Beban pertama 0 0,00869 mm
Beban kedua 0 0,00967 mm
Beban ketiga 0 0,00985 mm
Beban keempat 0 0,00965 mm
Beban kelima 0 0,00382 mm
Maka faktor keamanan yang digunakan pada rangka mesin ini, dihitung
berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength) material baja S 10 C (AISI
1010) dengan tegangan von mises maksimum dari keseluruhan beban.
Sy
Factor of safety (η ) =
σe
Dimana: Sy = Tegangan luluh material sebesar 3,05 x 108 N/m2
σe = Tegangan von mises maksimum dari beban keseluruhan sebesar
3,42 x 107 N/m2
Maka faktor keamanannya adalah:
Sy
Factor of safety (η ) =
σe
3,05 × 10 8 N / m 2
=
3,42 × 10 7 N / m 2
= 8,9
BAB IV
PERENCANAAN
AAN PU
PULI
LI DAN GEAR BOX (SPUR GEAR)
Puli
Roda pemotong
Rumah
penghantar
Saluran buang
Gambar 4.1 Rancangan Mesin Pencacah Rumput Gajah
Dengan melihat diagram alir perencanaan diatas, maka perencanaan puli dapat
dibahas sebelumnya. Adapun perencanaan puli tersebut, dapat dilihat pada perhitungan
dibawah ini.
n1 = 1400 rpm
i =3
C = 500 mm
Pd = fc x P
= 1,2 x 1,1 kW
= 1,32 kW
n1
i=
n2
n1
n2 =
i
1400 rpm
= = 466,67 rpm
3
⎛ Pd ⎞
T1 = 9,74 × 10 5 ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ n1 ⎠
⎛ 1,32 kW ⎞
= 9,74 × 10 5 ⎜⎜ ⎟⎟ = 918,3 kg.mm
⎝ 1400 rpm ⎠
⎛ Pd ⎞
T2 = 9,74 × 10 5 ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ n1 ⎠
⎛ 1,32 kW ⎞
= 9,74 × 10 5 ⎜⎜ ⎟⎟ = 2755 kg.mm
⎝ 466,67 rpm ⎠
1
⎡ 5,1 ⎤ 3
d s1 = ⎢ K t C bT1 ⎥
⎣τ a ⎦
13
⎡ 5,1 ⎤
=⎢ 2
× 2 × 2 × 918,3 kg.mm⎥ = 16,6 mm → 18 mm
⎣ 4,125 kg / mm ⎦
1
⎡ 5,1 ⎤ 3
d s2 = ⎢ K t C bT2 ⎥
⎣τ a ⎦
13
⎡ 5,1 ⎤
=⎢ 2
× 2 × 2 × 2755kg.mm⎥ = 23,8 mm → 24 mm
⎣ 4,15 kg / mm ⎦
Dengan melihat diagram pemilihan sabuk V(2), maka dari data diperoleh dari
perhitungan yaitu menurut nilai putaran (n1) dan daya rencana (Pd). Sehingga pada
Dan dari tabel diameter minimum puli yang diizinkan(2), didapat : dmin = 65 mm
(penampang A)
Dk = d k × i
= 76,2 mm × 3 = 228,6 mm
d p = d k − (2 × K )
= 76,2 mm − (2 × 4,5) = 67,2 mm
D p = Dk − (2 × K )
= 228,6 mm + (2 × 4,5) = 219,6 mm
Dimana : K = 4,5 (dari tabel 2.2 ukuran puli(2), untuk penampang jenis A)
¾ Perhitungan diameter naf
⎛5 ⎞
d B = ⎜ d s1 ⎟ + 10
⎝3 ⎠
⎛5 ⎞
= ⎜ × 18 mm ⎟ + 10 = 40 mm
⎝3 ⎠
⎛5 ⎞
DB = ⎜ d s 2 ⎟ + 10
⎝3 ⎠
⎛5 ⎞
= ⎜ × 24 mm ⎟ + 10 = 50 mm
⎝3 ⎠
π d p n1
υ=
60 × 1000
3,14 × 67,2 mm × 1400 rpm
= = 4,9 m / s
60 × 1000
v ≤ 30 m/s
d k + Dk
C>
2
76,2 mm + 228,6 mm
500 mm >
2
500 mm > 152,4 mm → baik
(D p −dp )
sin γ =
2.C
=
(219,6 − 67,2)mm
2.500 mm
γ = 0,152
57 . (D p − d p )
θ = 180° −
C
57 (219,6 − 67,2)mm
= 180° −
500 mm
= 162,6° → dikonversikan dengan (dibagi 57)
= 2,85 rad
2T1
Fe =
dp
2 × 918,3 kg mm
= = 27,3 kg
67,2 mm
Fe = F1 − F2
e μ 'θ − 1
= F1
e μ 'θ
e 0,3.2,85 − 1
27,3 kg = F1 0,3.2,85
e
27,3 kg = 0,74 F1
27,3 kg
F1 =
0,74
= 36,9 kg
Koefisien gesek (μ) = 0,3 ; diperoleh dari Tabel Coefficient of frictions between
(7)
belt and pulley (Text Book on Machine Design ). Bahan sabuk terbuat dari
rubber dan bahan puli terbuat dari cast iron, steel pada kondisi dry.
F1 = Fe + F2
F2 = F1 − Fe
= (36,9 − 27,3) kg = 9,6 kg
Sehingga, daya yang ditransmisikan dari satu sabuk adalah:
Fe . v
Po =
102
27,3 kg × 4,92 m / s
=
102
= 1,3 kW
π (D −dp )
2
L = (D p + d p )+ 2 . C +
p
2 4.C
Dari tabel panjang sabuk V(2), didapat nomor nominal yaitu No. 58 dengan panjang
b = 2 L − 3,14 (D p + d p )
= (2 × 1473 mm ) − 3,14 (219,6 mm + 67,2 mm )
= 2045,45 mm
b + b 2 − 8( D p − d p ) 2
C=
8
2045,45 mm + (2045,45 mm)2 − 8 (219,6 mm − 67,2 mm)
= = 511,3 mm
8
Dp − d p 219,6 mm − 67,2 mm
=
C 511,3 mm
= 0,298
¾ Menentukan jumlah sabuk
Pd
N =
Po . K θ
1,43 kW
=
1,3 kW . 0,94
= 1,2 ≈ 2 buah sabuk
Dari tabel 2.5 daerah penyetelan sumbu poros, didapat untuk jenis penampang A
Pemilihan
ilihan material yang digunakan pada mesin pencacah ini, untuk gear box
yaitu dipilih baja konstruksi umum jenis S 15 CK (AISI 1017). Material ini dipilih
karena material tersebut mempunyai kadar karbon sedang, dan penggunaan baja karbon
sedang dikarenakan lebih kuat dari baja yang kadar karbonnya rendah namun
Rencanakan:
- Angka transmisi (i) - Sudut tekan (θ)
- Pasangan roda gigi - Bahan roda gigi
Asumsikan:
− Nilai diametral pitch (P)
Tentukan:
− Nilai diametral pitch circle (d)
Hitung:
- Kecepatan pitch line (vp) - Gaya dinamik (Fd)
- Torsi (T) - Tebal roda gigi (b)
- Gaya tangensial (Ft)
9 13
<b<
P P
Hitung:
− Gaya bending (Fb)
Fb > Fd
SELESAI
yang telah dibahas sebelumnya. Adapun perencanaan gear box tersebut, dapat dilihat
Diketahui : hp = 1,5 HP
n1 = 155,56 rpm
n2
i=
n1
n2
1=
155,56 rpm
n2 = 155,56 rpm
Dari perencanaan jumlah gigi sesuai dengan tabel jumlah roda gigi yang dianjurkan,
adalah: Nt = 20
n 2 Nt1
rv = =
n1 Nt 2
20
= =1
20
Pinion = 20 → Yp = 0,320
Gear = 20 → Yg = 0,320
So = 49310 Psi
BHN = 394
Nt
P=
d
Nt
d=
P
Nt
d p = dg =
P
20
= = 1,67 inchi = 0,042 mm
12
π .d .n
Vp =
12
π .d .n
V p pinion = V p gear =
12
3,14 × 1,67 inchi × 155,56 rpm
=
12
= 67,98 ft / min = 0,345 m / s
¾ Menghitung Torsi
T .n
hp =
63000
hp.63000
T=
n Dimana: 1 Nm = 8,85 lb.in
1,5 HP × 63000
=
155,56 rpm
= 607,5 lb.in = 68,6 N .m
− Gaya tangensial
hp.33000
Ft =
Vp
1,5 HP × 33000
=
67,98 ft / min
= 728,2 lb = 3239,2 N
Dimana: 1 lb = 4,448 N
− Gaya dinamik
600 + V p
Fd = Ft
600
600 + 67,98 ft / min
= × 738,2 lb
600
= 810,7 lb = 3606,2 N
Asumsi : Fw = Fd
F w= d p .b.Q.k
θ = 20° → k = 453
2.d g
Q=
dp + dp
2 × 1,67 inchi
= =1
1,67 inchi + 1,67 inchi
Fd
b=
d .Q.k
810,7 lb
=
1,67 inchi × 1 × 453
= 1,072 inchi = 0,027 m
9 13
<b<
P P
9 13
< 1,072 inchi <
12 12
0,75 < 1,072 inchi < 1,083 ⎯
⎯→ Aman
− Perhitungan gaya bending
Y
Fb = S .b.
P
⎛ 0,320 ⎞
= 49310 Psi × 1,072 inchi × ⎜ ⎟
⎝ 12 ⎠
= 1409,6 lb = 6270,2 N
Fb > Fd
1409,6 lb > 810,7 lb ⎯
⎯→ Aman
S at .K L
S ad =
K T .K R
= 49310 Psi.
KL = faktor umur, yaitu 1,7 (untuk umur 86400 jam kerja atau 10
tahun).
460 + TF
KT =
620
460 + 160° F
=
620
= 1
KR = faktor keamanan
S at .K L
S ad =
K T .K R
49310 Psi × 1,7
=
1×1
= 83827 Psi
Dan dari persamaan untuk menghitung tegangan yang terjadi pada kaki gigi, yaitu:
FT .K O .P.K S .K m
σt =
K v .b.J
P = 12
b = 1,072 inchi
Maka,
FT .K O .P.K S .K m
σt =
K v .b.J
728,2 lb × 1,25 × 12 × 1 × 1,3
=
1 × 1,072 inchi × 0,352
= 37631,2 Psi
Dari persamaan untuk syarat kelayakan tegangan ijin maksimal roda gigi, yaitu:
S ad > σt
83827 Psi > 37631,2 Psi → perencanaan aman
Ft .C o .C S .C m .C f
σ c = CP
C v .d .b.l
beban berubah-ubah)
b
Cm = ⎯
⎯→ untuk tingkat reduksi = 1
0,45b + 20
1,072 inchi
=
(0,45 × 1,072 inchi ) + 20
= 0,05
Maka,
Ft .C o .C S .C m .C f
σ c = CP
C v .d .b.l
728,2 lb × 1,25 × 1 × 0,05 × 1
= 2300
1 × 1,67 inchi × 0,02 inchi
= 84902,4 Psi
⎡ C L .C H ⎤
σ c < S ad ⎢ ⎥
⎣ CT .C R ⎦
460 + 160° F
=
620
=1
CR = 1,25
Maka,
⎡ C L .C H ⎤
σ c < S ac ⎢ ⎥
⎣ CT .C R ⎦
⎡ C .C ⎤
S ac = σ c ⎢ L H ⎥
⎣ CT .C R ⎦
⎡ 1,4 × 1 ⎤
= 84902,4 Psi ⎢ ⎥
⎣1 × 1,25 ⎦
= 95090,7 Psi
Sehingga,
σ c < S ac
84902,4 Psi < 95090,7 Psi ⎯
⎯→ perencanaan aman
Wadah
Dari hasil 10 kali pengujian, didapat hasil massa total rata-rata sebagai berikut:
mtot
Data ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rata − rata
M tot (gram) 360 361,5 360 361 361,5 361 360 360,5 361 360 360,65
= 360,65 gr – 80 gr
= 280,65 gr = 0,28 kg
volume wadah = π .r 2 h
m 0,28 kg
ρ= = 3
= 175 kg / m 3
v 0,0016 m
Dari 10 kali percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil diameter rata-
Data ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
D(mm) 15 18 20 20 15 18 15 18 20 20 17,9
kapasitas = Z × ρ
Dan persamaan untuk menghitung volume pemotongan rumput per menit diperoleh
dengan cara pendekatan dengan persamaan penghasilan geram pada mesin freis(3).
f . n . N pisau . a . w
Z = (cm 3 /menit)
1000
Dimana :
5 mm × 4
=
1 putaran
= 20 mm/putaran
= 155,65 rpm
= 20 mm
= 170 mm
Maka,
f . n . N pisau . a . w
Z= (cm 3 /menit)
1000
20 mm / putaran × 155,56 rpm × 4 × 20 mm × 170 mm
=
1000
= 42312,3 cm / min
3
= 0,04 m 3 / min
Sehingga kapasitas pemotongan rumput untuk mesin pencacah rumput gajah ini
adalah:
kapasitas = Z × ρ
= 0,04 m 3 / min × 175 kg / m 3
= 7 kg / min
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisa pembebanan dengan menggunakan software
CATIA V5 pada setiap titik pembebanan rangka mesin pencacah rumput gajah dan
diperoleh hasil yang berbeda-beda sesuai dengan pembebanannya, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil beberapa pembebanan sesuai dengan tempat atau titik pembebanan pada
rangka mesin, maka diperoleh hasil pembebanan maksimal dari keseluruhan
pembebanan yaitu:
− Tegangan maksimum von mises sebesar: 3,42 x 107 N/m2 (pembebanan kelima).
− Translasi vektor peralihan maksimum sebesar: 0,00985 mm (pembebanan
ketiga).
2. Dan dari hasil diatas didapat nilai faktor keamanan untuk rangka mesin sesuai
dengan jenis material yang pakai yaitu baja S 10 C (AISI 1010), yaitu sebesar:
Factor of safety (η) = 8,9
3. Sesuai dengan hasil analisa yang didapat, maka untuk daerah pembebanan pertama
sampai keempat lebih aman dibanding dengan daerah pembebanan kelima jika
dilihan dari tegangan yang terjadi pada setiap daerah pembebanan.
Dan dari hasil perhitungan perencanaan mengenai puli, gearbox kedua (spur
gear) dan kapasitas mesin, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:
1. Untuk perencanaan puli
Penggunaan sabuk yang akan dipakai adalah dengan jenis penampang yaitu A dan
nomor nominal 58.
− Jumlah sabuk yang dipai adalah 2 buah, dimaksudkan agar dapat meminimalisir
terjadinya slip karena beban yang berbeda-beda dari stiap bagian mesin.
− Diameter puli yang dipakai yaitu:
Untuk puli penggerak: 3 inchi = 76,2 mm
Untuk puli yang digerakkan: 9 inchi = 228,6 mm
Dengan daerah penyetelan sebesar: ΔCi = 20 mm & ΔCt = 40 mm
2. Untuk perencanaan gear box kedua (spur gear)
− Umur penggunaan roda gigi diestimasikan untuk 86400 jam atau 10 tahun, dan
dipakai sebagai estimasi umur penggunaan dari mesin pencacah rumput ini juga.
− Bahan yang dipakai untuk roda gigi yaitu baja konstruksi umum jenis S 15 CK
(AISI 1017, So = 49310 Psi, dan BHN = 394)
− Hasil dari pengujian kekuatan roda gigi dengan metode AGMA dapat diterima,
dengan hasil persyaratan:
S ad > σt
83827 Psi > 37631,2 Psi → perencanaan aman
− Hasil dari pengujian untuk keausan dengan metode AGMA juga dapat diterima,
dengan hasil persyaratan sebagai berikut:
σ c < S ac
84902,4 Psi < 95090,7 Psi ⎯
⎯→ perencanaan aman
− Dan untuk perhitungan gaya bending dimana roda gigi ini tidak mempunyai
tingkatan reduksi sehingga gaya bending untuk pinion dan gear yaitu sama.
Fb > Fd
1409,6 lb > 810,7 lb ⎯
⎯→ Aman
3. Untuk perencanaan kapasitas mesin pencacah rumput gajah ini yaitu dalam hal
kapasitas pemotongan rumput didapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang
direncanakan yaitu sebesar 7 kg/min.
Dari beberapa kesimpulan diatas, maka didapat spesifikasi teknik untuk mesin
pencacah rumput gajah adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Spesifikasi Teknik Mesin Pencacah Rumput Gajah
Daya 1,5 HP
Putaran Motor 1400 rpm
Dimensi Mesin (950 x 310 x 830) mm
Estimasi umur 10 tahun
1:3 (belt ganda)
Pulley
V-belt A 58
− SKF seri 6003 Z (2 buah)
Bearing
− SKF seri 6002 ZZ (4 buah)
− Cone Gear tipe SPB 17 (i = 3)
Gear Box
− Spur Gear (i = 1)
(170 x 30 x 10) mm,
Dimensi Pisau
sudut potong 45° (5 buah)
Kapasitas Mesin 7 kg/min
DAFTAR PUSTAKA
1. James M. Gere, Stephen P. Timoshenko., Mekanika Bahan, Edisi kedua versi SI.,
Alih bahasa Hans J. Wospakrik, Institut Teknologi Bandung, Penerbit Erlangga,
1996.
2. Sularso, Kiyokatsu Suga., Elemen Mesin Jilid 3, PT. Pradya Paramita, Jakarta,
1997.
3. Popov. E.P, Zainul Astamar., Mekanika Teknik (Mechanics Of Materials), Edisi
kedua., Penerbit Erlangga, Jakarta.1983.
4. C.S. Desai Sri Jatno Wirjosoedirjo., Dasar-dasar Metode Elemen Hingga,
Erlangga, Jakarta, 1996.
5. Shigley, Joseph E, Larry D Mitchell dan Gandhi Harahap., Perencanaan Teknik
Mesin, Edisi keempat., Penerbit Erlangga, Jakarta, 1984.
6. Robert C. Juvinall., Fundamental of Machine Component Design, John Willey &
Sons, Canada, 1983.
7. Khurmi, R.S. and Gupta J.K., Text Book on Machine Design, Euresia Publishing
House, New Delhi,1982.
8. Binsar Hariandja., Analisis Struktur Berbentuk Rangka Dalam Formulasi
Matriks, Aksara Hutasada, Bandung, 1997.
9. www.skf.com, diakses pada tanggal 01 Agustus 2009.
10. www.efunda.com, diakses pada tanggal 01 Agustus 2009.
11. www.bostongear.com, diakses pada tanggal 05 Agustus 2009.
Lampiran III
Lampiran IV