Você está na página 1de 14

PENGARUH KONSUMSI PUTIH TELUR TERHADAP PROSES

PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMEN KECAMATAN SEMEN

YUDHA WICAKSANA
M DIDIT GINANJAR

Abstrak

Luka perineum adalah luka yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan yang terletak disebelah diafragma pelvis karena
proses desakan janin atau karena adanya tindakan pada saat proses persalinan (episiotomy) pada saat proses
persalinan. Proses penyembuhan luka perineum yang lambat dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi, sehingga
di perlukan asupan nutrisi khususnya protein yang mendukung pertumbuhan sel baru pada luka perineum. Penelitian
ini di dasari oleh masalah masih tingginya angka kejadian perlukaan perineum dengan keterlambatan proses
penyembuhan luka perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Semen (60%) sehingga di perlukan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsumsi putih telur terhadap proses
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Semen Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri tahun 2015.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan Nonequivalent Control Griup
design. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Besar sampel sebanyak 32
orang, 16 orang sebagai kelompok yang di beri perlakuan dan 16 orang sebagai kelompok kontrol. Analisis yang
digunakan adalah analisis bivariat dengan uji statistik Mann Whitney.
Data yang terkumpul dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden dari kelompok yang
di beri perlakuan sembuh normal, dan pada kelompok kontrol sebagian besar sembuh lambat (56,25). Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa nilai ρ value (0,001) < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa
ada pengaruh konsumsi putih telur terhadap pproses penyambuhan luka perineum pada ibu post partum di wilayah
kerja Puskesmas Semen Kecamatan Semen Kabupaten Kediri tahun 2015.
Para ibu post partum dengan luka perineum diharapkan dapat mengkonsumsi putih telur mengingat manfaat yang
terkandung didalamnya dapat mempercepat proses penyembuhan luka perineum.

Kata kunci : Putih Telur, Luka Perineum, Ibu Post Partum, Protein x
ABSTRACT
Perineal wounds are wound were caused by tissue damage which the location at beside pelvic's diaphragm because
urging process by fetus or because intervention in the labor process (episiotomy). Perineal wound healing process
was slow can increase the risk of infection, so it need for nutrition intake especially protein was supports growth of
new regeneration cells to the perineal wounds. An underlying problem of this study were still high incidence of
perineal wounds with delayed perineal wound healing process in the region of Semen Primary Health Centers (60%)
so it need of a solution to resolve that problems. The purpose of this study was to know the effect of egg whites
consumption to the perineal wound healing process in post-partum maternal in the region of Semen Primary Health
Centers, Semen Sub-District, Kediri District in 2015.
Design used in this study is a quasi-experimental with a nonequivalent control group design. The sampling
technique used in this study is purposive sampling. Total sample is 32 people, 16 people as a treated group and 16
others as a control group. The analysis used is a bivariate analysis with Mann Whitney statistical test.
The data from the study results showed that most respondents (68,75%) from the treated group is normal recovery
and in the control group most (56,25) is slow recovery. Statistical test results showed that the p value (0.001) <α
(0.05), then H0 rejected and H1 accepted which means that there is influence the consumption of egg whites to the
perineal wound healing process in post-partum maternal in the region of Semen Primary Health Centers, Semen
Sub-District, Kediri District in 2015Post partum maternal with perineal wounds are expected to consume the egg
whites where benefits can accelerate the perineum wound healing process

KEYWORD: Egg Whites, Perineal Wounds, Post-partum Maternal, Protein.


PENDAHULUAN Laporan dari Organisasi Kesehatan
Dunia World Health Organization (WHO)
Latar Belakang menyebutkan bahwa sejak tahun 2010-2015
insiden infeksi nifas berkisar 4,5%-7,6% di
Masa nifas dimulai setelah partus seluruh kehamilan. Infeksi nifas menjadi
selesai, dan berahir setelah 6 minggu penyebab kematian pada ibu di negara-negara
berikutnya disertai dengan pulihnya kembali berkembang seperti di Afrika yang angka
organ tubuh yang berkaitan dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
kandungan yang mengalami perubahan seperti kurang dari 50% (WHO, 2012). Menurut
perlukaan perineum dan lain sebagainya saat Stefen, seorang tokoh WHO dalam bidang
persalinan (Suherni,2013). Luka perineum di Obgyn, di seluruh dunia pada tahun 2009
definisikan sebagai adanya robekan pada jalan terjadi 2,7 juta kasus luka robekan perineum
lahir (rupture ) maupun karena episiotomy pada ibu bersalin, dan 26% diantaranya
pada saat proses persalinan (IBG mengalami penyembuhan luka yang lambat
Manuaba,2013). lebih dari 7 hari setelah persalinan (Hilmy,
Robekan pada perineum dapat terjadi 2013). Berdasarkan data Dinas Kesehatan RI
sewaktu melahirkan dan penanganannya tahun 2012 menunjukan bahwa Angka
merupakan masalah kebidanan. Robekan Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai
perineum dibagi atas empat tingkat/ derajat. 359 per 100.000 kelahiran hidup. Meski sudah
Robekan terjadi bisa karena robekan spontan menunjukkan penurunan, angka tersebut
bisa juga karena tindakan episiotomi. masih jauh dari memuaskan. Indonesia masih
Beberapa cidera jaringan penyokong, baik menjadi negara dengan AKI tertinggi di Asia
cidera akut maupun nonakut, baik telah Tenggara. Kematian tersebut dikarenakan
diperbaiki atau belum, dapat menjadi masalah perdarahan 30%, eklamsia 25%, infeksi 12%,
ginekologis dikemudian hari. Kerusakan pada abortus 5%, komlikasi masa nifas 16%. Dan
penyokong panggul biasanya segera terlihat menurut data Dinkes Provinsi Jawa Timur
dan diperbaiki setelah persalinan. Robekan tahun 2012 kematian ibu hamil 152 (25,4%),
atau luka perineum merupakan tempat ibu bersalin 163 (27,3%), dan ibu nifas 283
masuknya kuman kedalam tubuh, jika tanpa (43,3%) dari 589.482 kelahiran hidup. Hal ini
ada perawatan dan penanganan yang baik luka masih menjukan tingginya AKI pada masa
perineum dapat menjadi penyebab timbulnya nifas karena adanya komplikasi dan infeksi.
infeksi pada masa nifas (Bobak, 2013).
Berdasarkan survey pendahuluan yang (Baumali dan Nurhikmah, 2009). Sedang pada
dilakukan pada periode bulan Juni-Agustus masa nifas diperlukan nutrisi yang bermutu
tahun 2015 di Puskesmas Semen Kecamatan tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan
Semen Kabupaten Kediri, terdapat 55 ibu serta vitamin. Faktor nutrisi akan
bersalin, sebanyak 13 (24%) ibu bersalin mempengaruhi proses penyembuhan luka
dengan luka perineum derajad satu dan 42 jalan lahir. status gizi akan mempengaruhi
(76%) ibu bersalin yang mempunyai luka penyembuhan luka. Pada sebagian pasien,
perineum derajat dua. Dari data observasi penurunan kadar protein akan mempengaruhi
masih ada keterlambatan penyembuhan luka penyembuhan luka (Ija, 2012) .
perineum di wilayah kerja Puskesmas Semen, Adanya tradisi tarak makanan
dari 10 ibu t ada 6 ibu yang mengalami berprotein yang tinggi di masyarakat
keterlambatan penyembuhan luka perineum> berkaitan dengan ibu pasca bersalin dapat
7 hari. Masalah utama yang harus dihadapi mengakibatkan tubuh kekurangan beberapa
yaitu penyembuhan luka perineum. zat yang diperlukan utuk meregenerasi sel
Penyembuhan luka merupakan suatu proses tubuh yang rusak. Ketika terjadi defisiensi zat
penggantian jaringan yang mati/rusak dengan tertentu seperti protein dapat mengakibatkan
jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan berkurangnya kekuatan luka, meningkatnya
jalan regenerasi. Budaya tarak yang masih dehisensi luka, sehingga meningkatkatnya
sering kita temui di masyarakat, dan personal kerentanan terhadap infeksi dan jaringan parut
hygiene yang kurang baik, merupakan dengan kualitas yang buruk. Defisien nutrisi
beberapa faktor penyebab yang paling banyak tertentu dapat berpengaruh pada
terjadi, sehingga mempengaruhi terlambatnya penyembuhan (Mauren, 2012). Masyarakat
penyembuhan luka perineum (Suherni, 2013). menghindari konsumsi telur karena masih
Tarak makanan ialah suatu larangan adanya kepercayaan jika mengkonsumsi telur
untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu maka luka pada perineum akan gatal dan
karena terdapat ancaman bahaya terhadap basah, selain itu juga adanya kekhawatiran
barang siapa yang melanggarnya. Dalam dengan kandungan kolesterolnya yang tinggi.
ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, Kandungan kolesterol yang tinggi hanya
yaitu adanya kekuatan superpower yang terkonsentrasi di kuning telur, sedangkan pada
berbau mistik. Pada kenyataannya hukuman putih telur bebas dari kolesterol bahkan
ini tidak selalu terjadi. Seringkali nilai sosial banyak mengandung protein yang dibutuhkan
ini tidak sesuai dengan nilai gizi makanan
oleh ibu pasca bersalin dengan luka perineum Rancangan Penelitian
sehingga aman untuk dikonsumsi. Rancangan penelitian yang
Kandungan protein yang tinggi pada digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
putih telur berperan sebagai bahan baku lingkup peneliti termasuk jenis penelitian
pembentukan fibrin dan protein kolagen, Quasi Eksperimental. Berdasarkan tempat
merangsang angiogenesis sehingga terjadi penelitian termasuk jenis penelitian
peningkatan yang cepat pada kekuatan lapangan. Berdasarkan waktu pengumpulan
regangan luka dan penutupan luka. Di data termasuk jenis penelitian Cohort
bandingkan dengan jenis protein lainnya (dimana peneliti mengklasifikasikan
protein pada putih telur lebih mudah di serap kelompok yang terpapar dan yang tidak
dan di cerna oleh tubuh, dan kandungan setiap terpapar). Berdasarkan ada tidaknya
100 gr nya lebih tinggi di banding dengan perlakuan termasuk jenis Nonequivalent
jenis protein lainya, seperti pada sayuran Control Group Design (terdapat satu
seperti buncis dan kacang panjang setiap 100 keompok yang diberi perlakuan, dan satu
gr nya hanya mengadung 1-7 gr saja. Selain kelompok tidak di beri perlakuan lalu
itu telur juga lebih mudah dijangkau oleh diobservasi hasilnya). Berdasarkan tujuan
masyarakat di banding dengan sumber protein penelitian termasuk komparasi. Berdasarkan
hewani lainya seperti daging sapi, dan daging sumber data termasuk jenis data primer.
ayam (Lisdiana, 2011). Analisis data yang digunakan yaitu analisis
Oleh karena itu upaya untuk univariat dan bivariat.
meningkatkan konsumsi putih telur dan Sampel
mengikis tradisi tarak makanan pada ibu post Pada penelitian ini sampel yang
partum dengan luka perineum perlu digunakan adalah sebagian ibu post partum
dilakukan. dengan luka perineum di wilayah kerja
Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik puskesmas Semen Kecamatan Semen
untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kabupaten Kediri Tahun 2015.
Konsumsi Putih Telur Terhadap Proses Teknik sampling
Penyembuhan Luka Perineum di Puskesmas Teknik sampling yang digunakan
Semen Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. dalam penelitian ini adalah purposive
sampling adalah pengambilan sampel
Metode penelitian penelitian berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan baik kriteria inklusi maupun f. Dilakukan observasi pada luka
eksklusi. perineum dan dan dilakukan
Instrumen Penelitian pencatatan setiap hari selama 7 hari
Dalam penelitian yang digunakan sebagai pembanding.
adalah lembar observasi. 2. Teknik pengumpulan data
Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan data pada penelitian ini
Pengumpulan Data : dikumpulkan berdasarkan observasi
1. Teknik pengambilan data a. Editing
Proses pengumpulan data dalam penelitian Editing dapat dilakukan pada tahap
ini dengan cara sebagai berikut: pengumpulan data atau setelah data
a. Setelah peneliti mendapat terkumpul (Aziz, 2010). Setelah data
persetujuan dari Institusi fakultas terkumpul kemudian peneliti
ilmu Kesehatan Universitas kadiri, memilih responden yang memenuhi
dilanjutkan meminta ijin kepada kriteria untuk diteliti.
Dinas Kesehatan, kemudian meminta b. Coding
ijin kepada kepala Puskesmas semen. Pada penelitian ini peneliti
b. Peneliti mengambil data primer, menggunakan kode sebagai berikut
menjelaskan prosedur yang akan 1. Data Umum
dilakukan dan memberikan informed a. Nomor responden
concent
c. Responden diberi perlakuan  Responden 1 : 1

mengkonsusmsi putih telur yang


 Responden 2 : 2
sudah dikukus, atau di modifikisi
(tumis,sop,kecap), mengkonsumsi
 Responden 3 : 3 dan
putih telur dalam kurun waktu 7 hari
seterusnya
sebanyak 500gr/hari pagi, sore,
malam. b. Pendidikan
d. Kemudian dilakukan observasi pada
luka perineum dan dan di lakukan  Dasar : 1
pencatatan setiap hari selama 7 hari.
 Menengah
e. Responden kontrol tidak diberi
:2
perlakuan
 Tinggi : 2) TidakKonsumsi : 2
3
1. Analisa data
c. Umur Analisa data berguna menjelaskan
tentang metode statistika yang digunakan
 <20 tahun : 1
untuk menganalisis data hasil penelitian,
termasuk didalamnya adalah perlu tidaknya
 20-35 Tahun : 2
penggunaan uji statistik (Alimul, 2007).
 >35 tahun : 3 a. Univariat
Analisa univariat berfungsi untuk
d. Riwayat Penyakit kronik menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
variabel dengan menggunakan tabel
 Penyakit Pencernaan : 1
distribusi frekuensi. Berdasarkan tabel
tersebut variabel-variabel yang diteliti
 Penyakit diabetes : 2
kemudian dianalisa secara deskriptif

 Tidak memiliki penyakit dengan menguraikan secara rinci.

kronik : 3 Dalam kegiatan ini melakukan


distribusi frekuensi dengan menggunakan
e. Budaya teknik analisa univariat yaitu
mendeskripsikan variabel independen
Tarak : 1 (bebas) yaitu ibu nifas dengan luka
perineum dan variabel dependen (terikat)
Tidak Tarak : 2
yaitu proses penyembuhan luka perineum.
Selanjutnya hasil penelitian disajikan
2.Data Khusus
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
a. Luka Perineum Hasil pengolahan data dalam bentuk
1) Sembuh lambat (>6 hari) : 1 prosentase dan diintrepetasikan sesuai
dengan kaidah (Arikunto, 2008) dengan
2) Sembuh normal (4-6 hari ) : 2 rumus sebagai berikut:
P = f/N x 100%
b. Konsumsi Putih Telur
keterangan :
1) Konsumsi : 1
P = Prosentase
f = Jumlah jawaban yang benar 2. Jumlah sampelnya aja 2
N = Jumlah skor maksimal jika semua
jawaban benar . 3. Sampel bebas

Kemudian hasilnya dimasukan dalam


4.Skala data ordinal-ordinal jadi uji
kriteria standar penilaian dan
yang digunakan dalam penelitian ini
dikategorikan ke dalam nilai baik, cukup,
adalah Mann Whitney
dan kurang.
Uji statistik yang digunakan
a. 100% ` : Seluruh
adalah uji statistic Mann Whitney

b. 76-99% : hampir seluruh tingkat signifikan (α) = 0,05


a. Kriteria pengujian
c. 51- 75% : Sebagian besar 1. Jika ρ < α maka H0 ditolak
H1 diterima maka ada
d. 50% : Sebagian pengaruh konsumsi putih
telur terhadap proses
e. 26-49% : Hampir sebagian
penyembuhan luka perineum

f. 1-25% : Sebagian kecil pada ibu nifas di Puskesmas


Semen Kecamatan Semen
g. 0% : Tidak satupun Kabupaten Kediri.
b. Bivariat 2. Jika p > α maka H0 diterima
Uji bivariat yang di gunakan dalam H1 ditolak maka tidak ada
penelitian ini untuk mengukur pengaruh konsumsi putih
perbandingan pada kelompok perlakuan telur terhadap proses
dan kontrol menggunakan uji statistik penyembuhan luka perineum
Mann Whitney. Untuk mengetahui pada ibu nifas di Puskesmas
perbedaan nilai rata-rata antara suatu Semen Kecamatan Kabupaten
kelompok dengan kelompok lain. Kediri.
Pertimbangan yang dilakukan pada Selanjutnya, proses pengujian
penelitian ini untuk melakukan analisis dilakukan dengan menggunakan
bivariate antara lain : sistem komputerisasi.
HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN
1. Tujuan analisis adalah komparasi
PEMBAHASAN
1. Distribusi frekuensi karakteristik Berdasarkan tabel dapat
responden pendidikan terakhir ibu nifas di diiterpretasikan bahwa dari kelompok
wilayah kerja Puskesmas Semen perlakuan hampir seluruhnya (93,75%)
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri berusia 20-35 tahun sedangkan dari
Tahun 2015 kelompok kontrol hampir seluruhnya
Perlakuan Kontrol (93,75%) juga berusia 20-35 tahun .
No Pendidikan Frekuensi Presentase% Frekuensi Presentase% 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik

1. Dasar 5 31,25 10 68,75


Responden berdasarkan Riwayat penyakit
2. Menengah 5 31,25 5 31,25 No Riwayat Penyakit Perlakuan Kontrol
Frekuensi Presentase% Frekuensi Presentase%
3. Tinggi 6 37,5 1 6,25
1. Penyakit pencernaan 0 0 0 0
Jumlah 16 100 16 100
2. Penyakit diabetes 0 0 0 0

Sumber : Data primer penelitian 2015. 3. Tidak memiliki penyakit 16 100 16 100
Jumlah 16 100 16 100
Berdasarkan table dapat di kronik ibu nifas di wilayah kerja
interpretasikan dari kelompok perlakuan Puskesmas Semen Kecamatan Semen
hampir sebagian responden (37,5%) Kabupaten Kediri Tahun 2015.
pendidikan terakhirnya adalah pendidikan
Sumber : Data primer penelitian tahun
tinggi, sedangkan dari kelompok kontrol
2015
sebagian besar (68,75%) responden
Berdasarkan tabel dapat
pendidikan terahirnya pendidikan dasar.
diinterpretasikan bahwa karakteristik
2. Distribusi frekuensi karakteristik
responden kelompok yang di beri
Responden berdasarkan umur ibu nifas di
perlakuan maupun kelompok kontrol
wilayah kerja Puskesmas Semen
berdasarkan riwayat penyakit kronik
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
adalah seluruh responden (100%)
Tahun 2015
No Perlakuan Kontrol
tidak memiliki penyakit kronik
Umur Frekuensi Presentase% Frekuensi Presentase%
1. <20 tahun 1 6,25 1 6,25 1. Distribusi Frekuensi karakteristik
2. 20-35 tahun 15 93,75 15 93,75 Responden berdasarkan ada tidaknya
3. >35 tahun 0 0 0 0

Jumlah 16 100 16 100


budaya tarak dalam keluarga ibu nifas di
wilayah kerja Puskesmas Semen
Sumber : Data primer penelitian tahun Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
2015 Tahun 2015.
dari kelompok kontrol sebagian besar
(56,25%) sembuh lambat.
3. Pengaruh konsumsi putih telur terhadap
No BudayaTarak Perlakuan Kontrol proses penyembuhan luka perineum pada
Frekuensi Presentase% Fekuensi Presentase%
1. Ada 9 56,25 12 75 ibu post partum di Wilayah Kerja
2. Tidak ada 7 43,75 4 25
Puskesmas Semen kecamatan Semen
Jumlah 16 100 16 100
Kabupaten Kediri Tahun 2015.
No Tingkat Sembuh Perlakuan Kontrol
Sumber : Data primer penelitian Frekuensi Presentase% Frekuensi Presentase%
1. Sembuh lambat 5 31,25 9 56,25
tahun 2015
2. Sembuh normal 11 68,75 7 43,75
Berdasarkan tabel Jumlah 16 100 16 100
P value=0,001 α =0,05 Z=-1,743
dapat diinterpretasikan dari kelompok
perlakuan sebagian besar responden
Sumber : Data primer penelitian tahun
(56,25%) ada budaya tarak sedangkan
2015
dari kelompok kontrol sebagian besar
Berdasarkan tabel dapat
(75%) juga ada budaya tarak .
diinterpretasikan bahwa perbedaan
2. Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat
tingkat proses penyembuhan luka
Proses Penyembuhan Luka Perineum
perineum antara ibu post partum yang
pada ibu Post Partum antara yang
mengkonsusmsi putih telur dengan ibu
Mengkonsusmsi dan Tidak
post partum yang tidak
Mengkonsumsi Putih Telur di Wilayah
mengkonsusmsi putih telur di Wilayah
Kerja Puskesmas Semen Kecamatan
kerja Puskesmas Semen Kecamatan
Semen Kabupaten Kediri Tahun 2015.
Semen Kabupaten.
No Tingkat Kesembuhan Perlakuan Kontrol
Frekuensi Presentase% Frekuensi Presentase%
1. Sembuh lambat 5 31,25 9 56,25
2. Sembuh normal 11 68,75 7 43,75 PEMBAHASAN
Jumlah 16 100 16 100
1. Proses penyembuhan luka perineum
pada ibu post partum yang tidak
Sumber: Data primer penelitian tahun
mengkonsumsi putih telur di wilayah
2015
kerja Puskesmas Semen Kecamatan
Berdasarkan tabel dapat
Semen Kabupaten Kediri Tahun 2015.
diinterpretasikan bahwa kelompok
Berdasarkan penelitian yang
yang di beri perlakuan sebagian besar
telah dilakukan di Puskesmas Semen
(68,75%) sembuh normal sedangkan
pada bulan November 2015
menunjukan bahwa kelompok ibu khususnya kekurangan protein, karena
nifas yang tidak mengkonsumsi putih protein dianggap sebagai suatu
telur yaitu sebanyak 56,25 % atau 9 bangunan dari tubuh. Protein sangat
responden atau sebagian besar sembuh penting untuk fungsi tubuh dan
lambat. memainkan peran penting dalam
Menurut Hanifa (2013) banyak pembentukan jaringan baru. Proses
factor yang mempengaruhi penyembuhan luka dapat lebih baik
penyembuhan luka salah satu nya dengan asupan nutrisis yang baik pula,
adalah nutrisi yaitu protein, khususnya pada masa nifas dimana
Kekurangan protein dapat ada luka robekan jalan lahir yang
mempengaruhi penyembuhan luka. harus segera sembuh, jika tanpa
Terjadi peningkatan kebutuhan akan pemenuhan nutrisi yang baik dapat
protein saat terjadinya luka. mengakibatkan tingginya resiko
Peningkatan kebutuhan tersebut terjadinya infeksi. Sehingga tarak pada
diperlukan untuk proses inflamasi, masa nifas tidak boleh dilakukan.
imun, dan perkembangan jaringan 2. Proses penyembuhan luka perineum
granulasi. Protein utama yang post partum pada ibu nifas yang
disintesis selama fase penyembuhan mengkonsumsi putih telur di wilayah
luka adalah kolagen. Kekuatan kerja Puskesmas Semen Kecamatan
kolagen menentukan kekuatan kulit Semen Kabupaten Kediri Tahun 2015.
luka seusai sembuh. Kekurangan Berdasarkan pada data
intake protein saat proses penelitian yang telah dilakukan di
penyembuhan luka, secara signifikan Puskesmas Semen pada bulan
menunda penyembuhan luka. November 2015 menunjukan bahwa
Menurut analisis peneliti sesuai kelompok ibu nifas yang
data tabel didapatkan 12 responden mengkonsumsi putih telur yaitu
atau (75%) responden atau sebagian sebanyak (68,75%) atau 11 responden
besar responden ada budaya tarak. Hal atau sebagian besar responden sembuh
ini menunjukan bahwa faktor mal normal.
nutrisis menjadi penyebab terbanyak Terdapat beberapa faktor yang
dari tejadinya keterlambatan proses mempengaruhi kecepatan
penyembuhan luka perineum, penyembuhan luka salah satunya
adalah nutrisi. Mal nutrisi secara dengan kandungan kolesterolnya yang
umum dapat mengakibatkan tinggi. Kandungan kolesterol yang
berkurangnya kekuatan luka, tinggi hanya terkonsentrasi di kuning
meningkatnya dehisensi luka, telur, sedangkan pada putih telur bebas
meningkatkatnya kerentanan terhadap dari kolesterol sehingga aman untuk
infeksi dan parut dengan kualitas yang dikonsumsi.
buruk. Defisien nutrisi tertentu dapat Menurut analisis peneliti sesuai data
berpengaruh tabel didapatkan dari kelompok
Pada Penyembuhan (Mauren, perlakuan hampir sebagian responden
2009). Zat yang sangat di perlukan (37,5%) pendidikan terahirnya adalah
oleh tubuh untuk proses pembentukan pendidikan tinggi, Hal ini menunjukan
jaringan baru yaitu protein. Putih telur pendidikan merupakan salah satu satu
kaya akan nutrisi diantaranya protein, faktor yang sangat menentukan
niacin, riboflavin, klorin, magnesium, keterlambatan proses penyembuhan
kalium, sodium, dan ovalbumin. Putih perineum dimana tingkat pendidikan
telur, mengandung sebagian besar mempengaruhi seseorang untuk
cairan di telur yaitu sekitar 67%. memillih nutrisi yang di konsumsi
Albumen/putih telur mengandung untuk kebutuhan tubuhnya selama
lebih dari 50% protein telur, serta masa nifas. Pendidikan tinggi
mengandung niacin, riboflavin, klorin, termasuk pendidikan yang cukup
magnesium, kalium, sodium. Albumen sehingga ibu lebih merespon informasi
terdiri dari empat lapisan berbeda dari tenaga kesehatan dan menyaring
yaitu lapisan dengan konsistensi yang informasi dari media masa, media
tebal dan lapisan tipis. Dalam satu elektronik maupun dari masyarakat
telur, putih telur mempunyai yang diterima dan ibu cenderung lebih
persentase yang lebih tinggi mudah untuk menyaring budaya
dibandingkan dengan kuning telur. keluarga terdahulu yang sebenarnya
Putih telur mengandung protein yang kurang tepat dan menghambat proses
tinggi protein dianggap sebagai suatu penyembuhan luka perineum pasca
bangunan dari tubuh (Purtiantini, bersalin seperti contohnya tarak. Bila
2014). Orang juga banyak pendidikan ibu tinggi maka akan
menghindari telur karena khawatir mempermudah ibu dalam mengakses
dan menyerap informasi sehingga atau kurang dari α = 0,05 dengan Z-
dapat mengetahui terhadap berbagai score -1,743, maka H0 ditolak dan H1
sumber nutrisis yang di perlukan diterima yang berarti bahwa ada
selama masa nifas sehingga budaya pengaruh Konsumsi Putih Telur
tarak tidak lagi di terapkan. Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Perineum
3. Pengaruh konsumsi putih telur pada ibu post Partum di Wilayah Kerja
terhadap proses penyembuhan luka Puskesmas Semen Kecamatan Semen
perineum pada ibu post partum di Kabupaten Kediri tahun 2015.
wilayah kerja Puskesmas Semen Kandungan protein yang cukup
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri tinggi pada putih telur dapat
Berdasarkan tabulasi silang membantu mempercepat pembentukan
pengaruh konsumsi putih telur sel yang rusak , dalam penyembuhan
terhadap proses penyembuhan luka luka protein berperan sebagai bahan
perineum pada ibu post partum di baku pembentukan fibrin dan protein
wilayah kerja Puskesmas Semen kolagen dan merangsang angiogenesis
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri sehingga mempercepat regenerasi sel,
tahun 2015 dapat diinterpretasikan pembentukan benang fibrin dan
bahwa perbedaan tingkat proses pertumbuhan sel baru pada luka
penyembuhan luka perineum antara perineum (Hidayah, 2011). Albumen
ibu post partum yang mengkonsusmsi yang sering disebut putih telur,
putih telur dengan ibu post partum mengandung sebagian besar cairan di
yang tidak mengkonsusmsi putih telur telur yaitu sekitar 67%. Albumen
di Wilayah kerja Puskesmas Semen mengandung lebih dari 50% protein
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri telur, serta mengandung niacin,
mengalami sembuh normal yaitu yang riboflavin, klorin, magnesium, kalium,
mengkonsusmsi putih telur sebesar sodium. Nutrisi yang terkandung
68,75 % dan yang tidak dalam putih telur Per 100 gr telur
mengkonsusmsi putih telur sembuh ayam kampung mengandung 174
normal sebesar 43,75 % kalori, 10,8 gr protein, 4,9 mg zat besi
Hasil uji Mann Withney dan 61,5 gr retinol (Moehji, 2013).
menunjukkan hasil ρ value = 0,001
Menurut analisis peneliti pada Kesimpulan
tabel didapatkan dari kelompok
perlakuan hampir sebagian responden  Tingkat proses penyembuhan luka

(37,5%) pendidikan terahirnya adalah perineum pada ibu post partum yang

pendidikan tinggi dan tabel terdapat 12 mengkonsusmsi putih telur di wilayah

responden atau (75%) responden atau kerja Pusksesmas Semen Kecamatan

sebagian besar responden ada budaya Semen Kabupaten Kediri Tahun 2015

tarak. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar sembuh normal.

pendidikan seseorang juga dapat


 Tingkat proses penyembuhan luka
mempengaruhi pola pikir dalam
perineum pada ibu post partum yang
menerima informasi dan pengambilan
tidak mengkonsusmsi putih telur di
keputusan untuk tarak atau tidak,
wilayah kerja Pusksesmas Semen
dimana keduanya merupakan faktor
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
yang paling banyak berpengaruh
Tahun 2015 hampir sebagian sembuh
dalam konsumsi nutrisi. Masa nifas
lambat.
adalah waktu dimana kebutuhan
nutrisi meningkat khususnya protein.
 Ada Pengaruh konsumsi putih telur
Protein putih telur mempunyai nilai
terhadap proses penyembuhan luka
biologis tinggi karena mengandung
perineum pada ibu post partum di
asam-asam amino yang lengkap .
wilayah kerja puskesmas semen
Putih telur mengandung protein yang
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
sangat tinggi, Protein putih telur
tahun 2015.
sangat mudah untuk dicerna, diserap,
dan digunakan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan
jaringan-jaringan tubuh, sayangnya
masih banyak masyarakat yang
melakukan tarak makan telur karena
dianggap menyebabkan luka berair
dan gatal, padahal hal tersebut tidak
benar.

Você também pode gostar