Você está na página 1de 10

Arti Keluarga Dalam Islam

Dalam islam, keluarga memiliki sebuah arti penting dimana keluarga merupakan bagian dari
masyarakat islam dan dalam keluargalah seseorang belajar mengenal islam sejak kecil.

 Dibangun dengan pondasi pernikahan syar’i

Keluarga dalam islam merupakan rumah tangga yang dibangun dari suatu pernikahan antara
seorang pria dan wanita yang dilaksanakan sesuai syariat agama islam yang memenuhi syarat
pernikahan dan rukun nikah yang ada. Pernikahan juga awal membangun rumah tangga islam
dan keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Adapun hal ini disebutkan dalam firman Allah
SWT berikut ini

ٍ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُوا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل َب ْينَ ُك ْم َم َودَّة ً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي ذَلِكَ آليَا‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَتَ َف َّك ُرون‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs.Ar-Ruum : 21)

 Keharmonisan dalam rumah tangga

Memiliki keluarga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran agama islam adalah dambaan setiap
muslim dan untuk mewujudkannya ada beberapa cara menjaga keharmonisan dalam rumah
tangga tersebut. Keluarga sakinah, mawaddah warahmah yang berarti keluarga yang penuh kasih
sayang, cinta dan ketentraman dibangun diatas nilai-nilai islam dan berawal dari pernikahan
yang hanya mengharap ridha Allah SWT. Dalam Alqur’an Allah SWt berfirman :

ً ‫اجنَا َوذ ُ ِريَّاتِنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي ٍُن َواجْ عَ ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِينَ إِ َماما‬
ِ ‫َوالَّذِينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو‬

“Dan orang orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa”. (QS Alfurqan : 74)

Peran Keluarga Dalam Islam


Sebuah keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap manusia atau
muslim tentunya berangkat dari sebuah keluarga. Jadi bisa disimpulkan bahwa keluarga adalah
tempat dimana pondasi nilai-nilai agama diajarkan oleh kedua orangtua dan anggota keluarga
lainnya kepada seorang anak. Adapun peran keluarga dalam islam antara lain

1. Menanamkan ajaran islam

Meskipun tidak semua muslim mendapatkan keislamannya dari keluarga yang melahirkannya,
tetap saja keluarga adalah tempat pertama dimana seorang anak belajar tentang agama islam.
Dalam sebuah keluarga, suami istri yang menikah akan menjalankan dan membangun rumah
tangga dengan ajaran agama islam dan hal tersebut juga akan diajarkan pada anak-anaknya.

Dari sebuah keluarga, seorang anak akan melihat bagaimana orangtuanya shalat, berpuasa,
membaca alqur’an dan lain sebagainya. Sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warahmah akan senantiasa menanamkan iman dan membentuk anak-anaknya menjadi pribadi
dengan akhlak dan budi pekerti yang baik terutama saat bergaul dalam masyarakat (baca cara
meningkatkan akhlak terpuji dan pergaulan dalam islam). Sebagaimana disebutkan dalam dalil
berikut ini

ٍ ُ ‫سانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحد ُ ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ف َو ََّل تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل‬ َ ْ‫ض ٰى َربُّكَ أ َ ََّّل ت َ ْعبُد ُوا إِ ََّّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح‬َ َ‫َوق‬
‫لَ ُه َما قَ ْو ًَّل ك َِري ًم‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs Al isra : 23)

2. Memberikan rasa tenang

Keluarga adalah orang terdekat bagi setiap manusia dan tempat mencurahkan segala isi hati
maupun masalah. Keluarga juga merupakan tempat berkeluh kesah bagi setiap anggotanya
karena hanya keluargalah yang ada dan senantiasa memberikan perhatian kepada setiap orang
meskipun keadaan keluarga setiap orang berbeda-beda. Dalam Alqur’an sendiri disebutkan
bahwa keluarga yang sakinah adalah keluarga yang dipenuhi dengan ketentraman dan
ketenangan hati.

3. Menjaga dari siksa api neraka

Telah disebutkan sebelumnya bahwa keluarga adalah tempat dimana nilai-nilai islam dan ajaran
agama diajarkan untuk pertama kali dan dalam keluarga juga, orangtua serta anak-anaknya akan
menjaga satu sama lain dari perbuatan maksiat dan saling mengingatkan. (baca cara mendidik
anak dalam islam) Seperti yang disebutkan dalam QS At Tahrim ayat 6 bahwa seorang muslim
harus menjaga dirinya dan keluarganya dari perbuatan dosa dan siksa api neraka.

‫َّللاَ َما أَ َم َر ُه ْم‬ ٌ ‫ارة ُ َعلَ ْي َها َم ََلئِكَةٌ ِغ ََل‬


ُ ‫ظ ِشدَادٌ ََّل يَ ْع‬
َّ َ‫صون‬ َ ‫اس َو ْال ِح َج‬ ً ‫س ُك ْم َوأَ ْه ِلي ُك ْم ن‬
ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
َ‫َو َي ْف َعلُونَ َما يُؤْ َم ُرون‬

Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari (kemungkinan siksaan) api
neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ( QS Altahrim : 6).

4. Menjaga kemuliaan dan wibawa manusia


Menjaga nama baik keluarga adalah tugas setiap manusia karena saat manusia berbuat kesalahan
maka hal tersebut juga tidak hanya ditimpakan pada dirinya melainkan juga kepada keluarganya.
Memiliki sebuah keluarga membuat seseorang bertanggung jawab tidak hanya pada dirinya
tetapi juga kepada keluarganya.

Seorang pria maupun wanita bisa menjaga kehormatannya jika mereka menikah dan membangun
sebuah keluarga sehingga pernikahan tersebut bisa membantu seseorang memenuhi
kebutuhannya tanpa harus terperosok dalam maksiat seperti halnya perbuatan zina (baca cara
bertaubat dari zina dan hukum zina tangan) Seperti yang disebutkan dalam Surat Albaqarah ayat
187 dikatakan bahwa suami istri adalah pakaian satu sama lain dan hal tersebut artinya suami
istri menjaga kehormatan keduanya satu sama lain.

5. Melanjutkan keturunan dan memperoleh keberkahan

Salah satu tujuan pernikahan dan membentuk keluarga adalah untuk memiliki keturunan yang
baik dan saleh. Memiliki anak yang saleh dan shalehah adalah karunia dan berkah Allah SWT
kepada setiap orangtua. Membangun sebuah rumah tangga dan keluarga pada dasarnya adalah
jalan menuju keberkahan karena didalam keluarga ada orangtua dan ridha Allah SWT adalah
juga merupakan ridha orangtua. (baca Keutamaan berbakti kepada orangtua)

Demikianlah arti keluarga dalam islam dan peran keluarga dalam mewujudkan agama islam itu
sendiri. Semoga bermanfaat.

Mekanisme Memperoleh Keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah

Terdapat lima ciri dari famili sakinah mawadah warahmah dalam islam, yaitu:
1. At tafaqquh fid-din (Allah memberikan petunjuk buat mempelajari agama)
Tandanya adalah elemen keluarga tersebut sungguh-sungguh dan penuh semangat dalam
mengkaji ilmu agama. Membentuk tempat tinggalnya jadi Rumahku Surgaku, atau
mengibaratkan rumah dan famili jadi heaven dengan memakainya sebagai kawasan ibadah dan
perhimpunan ilmu, sayang terhadap orang-orang berilmu dan pejuang Islam selain itu
mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam keluarganya.
2. Al ihtirom al mutabadil lilhuquq baina ash shighar wal kibar (Ada penghormatan yang timbal
balik dalam kewajiban antara orangtua dan anak-anak)
Tandanya putra putrinya berkhidmat pada kedua orang tuanya dan mereka pun menerima
pelajaran dan keinginan dari ayah bundanya, juga lingkungan famili yang kondusif dan Islami.
3. Ar rifqu fil ma’isyah (Allah mempermudah nafkahnya)
Indikasinya terus berusaha mencari penghasilan dengan jalan yang legal, gemar berinfak, dan
meringankan beban anak yatim serta orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
4. Al qashdu fin nafaqat (Menganggap pas dengan penghasilan yang Allah berikan)
Indikasinya anggota famili tersebut punya sikap qonaah, perasaannya ga tergantung dan ga
terbius dengan kehidupan di neger fana.
5. Tabshirul ‘uyub at taubah ‘anha (Allah tampakkan cacatnya dan mereka bertobat dari dosa
tersebut)
Indikasinya mereka rajin introspeksi dalam hidupnya, melepaskan sesuatu yang bisa
memadharatkan elemen keluarga dan agama-nya, menjaga nama baik famili dan tak
menyebarkan rahasia-rahasia famili.

Mekanisme Memperoleh Keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah

Keinginan yang teramat prinsipil dalam perkawinan ialah berkah dari Allah. famili yang
diberkahi Allah senantiasa terjamin keromantisannya. Sebab itu, jangan menikah dengan harapan
untuk membolehkan hubungan suami istri. Tetapi niat sebagai amalan karena Allah Swt.

Keluarga merupakan tempat yang sangat kaya untuk beribadah. Seluruh perbuatan becik yang
ada di bumi senantiasa dimulai dari famili. Sekiranya aja segenap orang dapat punya keluarga
yang sakinah, mawaddah, tentu aja warahmah pun bakal menemani.

Wanita yang Haram Dinikahi Menurut Islam


Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah dan islam senantiasa menganjurkan umatnya untuk
menikah atau tidak hidup melajang. Dalam hadits disebutkan bahwa orang yang menikah telah
memenuhi separuh agamanya dan tanpa menikah, agama seseorang tidaklah sempurna.
Pernikahan dalam islam dipandang sebagai suatu ibadah dan hukumnya bisa berbeda-beda
tergantung kondisinya. Pernikahan itu bisa wajib, sunnah, mubah dan haram disebabkan oleh
beberapa aturan kaidah dan saat menikah ada syarat-syarat akad nikah yang harus dipenuhi.
Tujuan pernikahan dalam islam adalah untuk membangun tumah tangga dan meneruskan garis
keturunan dan boleh didahului dengan pertunangan (baca tunangan dalam islam). Pernikahan
dalam islam dianjurkan sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al qur’an surat An Nisa ayat 1
dan 3 yang bunyinya

ads

‫َّللاَ الَّذِي‬ ً ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاَّل َكث‬


َّ ‫يرا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬
َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ً‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيب‬
َّ ‫ام إِ َّن‬ َ
َ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َواْل ْر َح‬
ْ َ َ‫ت‬

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak.”(QS. an-Nisa’: 1)

ْ ‫احدَة ً أَ ْو َما َملَك‬


‫َت‬ ِ ‫ع فَإ ِ ْن ِخ ْفت ُ ْم أ َ ََّّل تَ ْع ِدلُوا فَ َو‬ َ ‫اء َمثْن َٰى َوث ُ ََل‬
َ ‫ث َو ُربَا‬ ِ ‫س‬َ ِ‫اب لَ ُك ْم ِمنَ الن‬
َ ‫ط‬َ ‫طوا فِي ْاليَت َا َم ٰى فَا ْن ِك ُحوا َما‬ ُ ‫َوإِ ْن ِخ ْفت ُ ْم أ َ ََّّل ت ُ ْق ِس‬
‫أ َ ْي َمانُ ُك ْم ٰذَلِكَ أَدْن َٰى أَ ََّّل تَعُولُوا‬

“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja.”(QS. an-Nisa’: 3)
Meskipun demikian ada pernikahan yang tidak boleh dilaksanakan, salah satunya adalah
pernikahan dengan wanita yang haram dinikahi. Untuk mengetahui secara lebih jelas maka
simak penjelasan berikut ini

Pengertian Mahram

Mahram adalah sebuah kata dalam bahasa arab yang berarti wanita yang haram dinikahi adalah
golongan wanita yang tidak boleh dinikahi secara resmi atau nikah siri oleh seorang laki-laki
baik yang bersifat selamanya atau sementara. Laki-laki yang menjadi mahram sang wanita tidak
boleh menikahi wanita tersebut dengan alasan apapun. Dalam islam wanita yang haram di nikahi
disebutkan dalam Al qur’an surat An Nisa ayat 23 yang bunyinya

َ‫ض ْعنَ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم ِمن‬


َ ‫الَلتِي أَ ْر‬ َّ ‫ت َوأ ُ َّم َهاتُ ُك ُم‬
ِ ‫َاَّلت ُ ُك ْم َو َبنَاتُ ْاْلَخِ َوبَنَاتُ ْاْل ُ ْخ‬ َ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َهات ُ ُك ْم َو َبنَات ُ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم َو َع َّمات ُ ُك ْم َوخ‬ ْ ‫ُح ِر َم‬
‫الَلتِي دَخ َْلت ُ ْم ِب ِه َّن فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا دَخ َْلت ُ ْم ِب ِه َّن فَ ََل ُجنَا َح‬
َّ ‫سائِ ُك ُم‬َِ ‫ور ُك ْم ِم ْن ن‬
ِ ‫ج‬ُ ‫ح‬ُ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫ي‬ ‫ت‬
ِ َّ
‫الَل‬ ‫م‬
ُ ُ
‫ك‬ ‫ب‬
ُ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫ب‬
َ ‫ر‬ ‫و‬ ‫م‬
َ َ ْ َُ
‫ك‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ن‬
ِ ُ‫ات‬ ‫ه‬ ُ
َ َ َ ‫ض‬
‫م‬
َّ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ة‬ ِ ‫ع‬ ‫ا‬ َ ‫الر‬َّ
‫ورا َر ِحي ًما‬ ُ
ً ‫َّللاَ َكانَ َغف‬ َّ ‫ف ۗ إِ َّن‬َ ‫سل‬ َ َ َّ ْ ُ ْ ْ َ
َ ْ‫صَلبِك ْم َوأن تَجْ َمعُوا َبيْنَ اْلختَي ِْن إَِّل َما قد‬ ُ َ َ ْ َّ َ
ْ ‫َعلَ ْيك ْم َو َحَلئِ ُل أ ْبنَا ِئك ُم الذِينَ ِمن أ‬
ُ َ ُ

”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-


saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara
ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam
pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. an-Nisa: 23)

Pembagian Mahram

Berdasarkan ayat tersebut maka terdapat tiga golongan utama mahram yakni mahram karena
nasab atau keurunan, mahram mushaharah atau karena pernikahan dan mahram karena persusuan
dan juga merupakan wanita yang haram dinikahi. Adapun penjelasannya sebagai berikut

1. Mahram karena nasab

Golongan wanita yang haram dinikahi dalam islam adalah wanita yang terikat dengan hubungan
nasab atau keturunan. Berdasarkan surat An Nisa ayat 23 maka wanita yang tidak boleh dinikahi
berdasarkan nasab meliputi

 Ibu, nenek dan seterusnya ke atas baik dari jalur laki-laki maupun wanita
 Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-
laki maupun wanita
 Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu
 Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan
seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
 Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya
ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
 Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
 Putri saudara laki-laki sekandung, seayah atau seibu (keponakan), cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita

Hak Dan Kewajiban Suami Istri


Menurut Sayyid Sabiq, hak dan kewajiban suami istri ada tiga yakni:

1. Hak dan kewajiban istri atas suami


2. Hak dan kewajiban suami atas istri
3. Hak dan kewajiban bersama

Hak Dan Kewajiban Istri Atas Suami

Hak-hak istri atas suami

Adapun hak-hak istri atas suami diantaranya sebagai berikut:

 Istri berhak menerima mahar


 Hak digauli dengan baik
 Berhak menerima nafkah lahir dan batin
 Diperlakukan dengan baik
 Dibimbing dan diajarkan agama yang baik
 Diberi keadilan diantara para istri jika suami beristri lebih dari satu
 Berhak dimuliakan

Baca juga: 20 Kriteria “Istri Idaman” Yang Membuat Suami Bahagia

Kewajiban istri atas suami

Adapun kewajiban istri atas suami diantaranya:

 Taat dan patuh pada suami


 Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman
 Mengatur rumah dengan baik
 Menghormati keluarga suami
 Bersikap sopan dan penuh senyum pada suami
 Tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk lebih maju
 Ridho dan syukur terhadap apa yang diberikan suami
 Hak Dan Kewajiban Suami Atas Istri

Hak-hak suami atas istri

Hak-hak suami terhadap istrinya antara lain:

 Suami berhak ditaati dalam hal apapun dengan syarat larangan atau perintahnya tidak
mengandung maksiat atau kejahatan
 Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami
 Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suami
 Tidak bermuka masam dihadapan suami
 Tidak menunjukkan keadaan yang tidak disukai suami

Kewajiban suami atas istri

Kewajiban suami atas istri diantaranya yaitu:

 Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-
hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri secara bersama-
sama.
 Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup rumah
tangga sesuai dengan kemampuannya .
 Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
 Suami wajib memberikan nafkah pada istri seperti tempat kediaman bagi istri, biaya rumah
tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak juga biaya pendidikan
bagi anak.
 Wajib memuliakan istri. Karena dengan memuliakan istri akan menambah rizki dan Allah
akan mencukupkannya.

Hak bersama suami istri

Suami istri memiliki hak yang sama-sama harus dipenuhi bersama. Adapun hak bersama suami
istri tersebut diantaranya ialah:

 Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini
merupakan kebutuhan bersama suami istri yang dihalalkan secara timbal balik.
 Hak Saling menikmati satu sama lain. Masing-masing berhak memperoleh kenikmatan
yang diperoleh dari keduanya.
 Hak saling mendapat waris akibat dari adanya ikatan perkawinan yang sah.
 Anak mempunyai nasab yang jelas bagi suami.
 Kedua belah pihak berhak untuk melakukan pergaulan yang baik.
 Pentingnya Peran Keluarga Dalam Membangun Masyarakat
Muslim

 I. Struktur Masyarakat Muslim

 Yang dimaksud dengan struktur (‫ )البنية‬adalah: sebuah bentuk atau
sistem yang ada pada sebuah masyarakat tertentu. Dan bangunan
atau pondasi dasar ini kita namakan dengan keluarga. Sehingga kita
dapat mengatakan:
 Seandainya tidak ada bangunan keluarga, maka tidak akan ada
bangunan masyarakat. Sebagaimana, seandainya tidak ada
bangunan keluarga, maka tidak akan ada bangunan umat.

 Masyarakat muslim memiliki bahan dasar —berupa kaidah— yang
menjadi unsur utama bangunan ini dan batu yang akan ikut
berperan serta dalam menegakkan bangunan ini.
 Dan di sini, kita akan mencoba untuk menentukan apa saja yang
menjadi pondasi dasar dan struktur dalam proses pembangunan ini.

Adapun pondasi dasar yang akan menegakkan bangunan


masyarakat muslim ini akan kami sebutkan secara singkat saja,
karena kami tidak mungkin untuk menerangkannya secara
terperinci:
Akidah. Keyakinan yang benar tentang Allah, alam raya,
kehidupan, adanya manusia, syaitan, malaikat, kitab-kitab-Nya,
para Rasul, hari akhir dan ketentuan Allah.

Beribadah kepada Allah SWT secara benar, sesuai dengan ajaran yang
telah diturunkan. Yang mengharuskan manusia untuk mensucikan diri dan
hati, mengucapkan dua kalimat syahadat dan hanya melakukan segala
sesuatu karena Allah dan Rasul-Nya.

Berinteraksi sesuai dengan peraturan yang telah diwajibkan oleh Islam


dalam segala hal yang berhubungan dengan interaksi sesama manusia.

Membiasakan diri untuk berlaku adil dan bermurah hati.


Memerintahkan kepada ideologi (akidah dan syariah) Islam dan
melarang kepada selain ideologi Islam, jihad di jalan Allah untuk
meninggikan kalimat-Nya. Sehingga, seluruh lapisan masyarakat
dapat melalui kehidupannya dengan mempergunakan kaidah yang
sama yang bersandarkan pada keadilan syariah.
Berusaha menerapkan sistem dan ajaran Islam dengan mengikuti
metode tuntunan dari Rasul Saw. dalam mengubah masyarakat
bersistem kufur menjadi masyarakat bersistem Islam.
 Adapun struktur yang ikut membantu berdirinya bangunan
masyarakat Islami adalah sebagai berikut:
  Keluarga, yaitu: Organisasi pertama dalam struktur masyarakat.
Dan badan inilah yang akan menjaga kelestarian makhluk Allah di
bumi yang bernama manusia. Sebagai ilustrasi sederhana, badan ini
terdiri dari: laki-laki dan perempuan yang keduanya terikat oleh tali
pernikahan resmi menurut Islam. Di samping itu, juga terdapat
anak-anak, buah pernikahan mereka.
 Oleh karena itu, Islam telah datang dengan membawa nilai-nilai
ajaran moralitas yang sangat tinggi guna mendidik kepribadian
seluruh anggota keluarga.
 Di samping itu, agama Islam juga telah meletakkan undang-undang
dan hukum dalam bangunan keluarga ini untuk mengatur semua
orang yang memiliki pertalian di dalamnya. Atau, keluarga lain yang
berinteraksi dengan keluarga ini.

  Satu kelompok manusia yang terdiri dari beberapa keluarga.
Apapun nama kelompok-kelompok tersebut, nilai-nilai moralitas
seperti apapun yang mereka anut, motif apapun yang
menggerakkan mereka, tujuan apapun yang mereka kehendaki atau
cara apapun yang mereka pergunakan berakar dari ajaran Islam
yang benar.
 Sehingga, amalan apapun yang mereka lahirkan, praktek dan proses
interaksi yang mereka terapkan akan mengubah pemikiran, standar
kebaikan, dan peraturan masyarakat

 Beberapa individu yang tidak dapat membangun bahtera rumah
tangga, karena kondisi yang belum memungkinkan mereka untuk
melakukan hal tersebut dan hal-hal yang di luar keinginannya.
Maka, merekapun tetap dianggap sebagai struktur sosial seperti
halnya keluarga dan kelompok-kelompok tertentu. Dan tentu saja
kita tidak dapat mengabaikan pengorbanan dan jerih payah mereka
dalam mengubah masyarakat ke arah Islam.

 Inilah struktur sosial dalam bangunan masyarakat muslim dan
dalam proses pembangunannya, semuanya itu harus disandarkan
kepada syariat hukum Islam. Dan, sambil menjalaninya, seorang
muslim harus mengetahui tujuan dan cara untuk meraihnya dan
bagaimana strateginya dalam menempuh kehidupan.
 Setiap kerangka yang kita pergunakan dalam membangun
masyarakat Islami tersebut berakar dari tuntunan ajaran Islam. Dan
di dalamnya kita harus memperhatikan dua unsur:
 - Melaksanakan kewajiban
 - Menerapkan hak
 Jadi, pada dasarnya setiap individu mereka harus melaksanakan
seluruh kewajibannya secara sempurna, sesuai dengan
kemampuannya. Karena Alah tidak akan membebani manusia di luar
kemampuannya. Di samping itu, mereka juga harus menerapkan
setiap hak yang mereka miliki.

 Bangunan masyarakat yang ditopang oleh pondasi dasar dan
struktur di atas tidak akan tergoyah oleh berbagai serangan
peradaban kufur yang sekarang sering menghujam masyarakat
yang memiliki sistem pemerintahan kapitalis, sosialis dan lain
sebagainya. Bahkan, bangunan masyarakat mereka selalu diwarnai
oleh keseimbangan dan keharmonisan dengan naungan sistem
negara Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.

Você também pode gostar