Você está na página 1de 4

1.

Pengaruh Penyebaran Islam di Bidang Politik

Seperti yang kita tahu, penyebaran budaya Islam di Indonesia berlangsung secara
damai. Islam berkembang lewat perantaraan bahasa Arab. Pada perkembangannya, terjadi
proses saling pengaruh antara Islam yang sudah terakulturasi dengan budaya lokal dengan
Islam yang baru masuk dari wilayah Timur Tengah.
Maka dari itu pengaruh penyebaran Islam di bidang Politik antara lain :
 Sistem pemerintahan masih berbentuk kerajaan tetapi namanya berubah menjadi
Kesultanan.
 Raja berganti gelar Menjadi Sultan
 Para Pemimpinnya di sebut Khalifah
 Agama Islam dalam waktu yang relatif cepat, ternyata agama Islam dapat diterima
dengan baik oleh sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata
hingga raja-raja.
Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H (abad ke 12 M) dan tahun-tahun
selanjutnya, berhasil menjadi kekuatan muslim Indonesia yang ditakuti dan diperhitungkan.
Masuknya pengaruh Islam di Indonesia memberikan dampak dalam berbagai kehidupan
masyarkat Indonesia apabila diperhatikan, maka terlihat bahwa perkembangan agama Islam
di Indonesia memberikan pengaruh hingga saat sekarang dan itu tidak lepas dari perjalanan
sejarah bangsa Indonesia. Adapun pengaruh yang dapat terlihat akibat perkembangan agama
Islam di Indonesia sebagai berikut :
a. Bidang Sosial Politik Dalam bidang sosial politik, perkembangan agama Islam
membuat letak geografis kota-kota yang mejadi pusat kerajaan berada diwilayah atau muara
sungai yang besar seperti Samudera Pasai, Pidie, Aeh, Demak, Banten, Ternate, Goa dan
Makasar merupakan pusat kerajaan yang bercorak maritim.
Dengan demikian, masyarakatnya lebih menggantungkan kehidupan pada
perdagangan sementara untuk kekuatan militernya dititikberatkan pada angkatan laut. Dari
segi tata kota, umumnya ota-kota di atas terdiri dari tempat peribadatan (masjid), pasar,
tempat tinggal penguasa (kraton) serta perkampungan penduduk. Perkampungan penduduk
itu sendiri terbagi berdasarkan status social ekonomi, keagamaan, kekuasaan dalam
pemerintahan. Umumnya, perkampungan untuk pedagang asing ditentukan oleh penguasa
kota. Adapun perkampungan-perkampungan yang ada diberi nama berdasarkan fungsi dalam
pemerintahan. Dalam kehidupan pendudukan, masyarakat kota-kota kerjaan Islam itu terbagi
juga dalam stratifikasi, yaitu sebagai berikut
 1. Golongan raja dan keluarga. Mereka ini adalah golongan penguasa. Umumnya,
para penguasa Islam ini menggunakan gelar sultan. Gelar sultan sendiri dipakai untuk
pertama kali di Indonesia oleh Sultan Malik As-Saleh.
 2. Golongan elit, yaitu kelompok lapisan atas. Mereka ini terdiri atas golongan
tentara, ulama dan para saudagar. Dalam golongan ini, kaum ulama merupakan kelompok
yang menempati peran yang sangat penting. Di antara mereka terdapat orang-orang yang
dianggap wali yang menjadi penasehat para sultan.
 3. Golongan orang kebanyakan. Mereka ini merupakan lapisan masyarakat yang
terbesar. Golongan ini dalam masyarakat Jawa disebut wong cilik. Mereka terdiri atas para
pedagang, petani, tukang, nelayan serta pejabat rendahan.
 4. Golongan budak. Mereka ini umumnya berkerja di lingkungan istana maupun
bangsawan. Umumnya mereka berkerja di lingkungan ini karena mereka tidak mampu
mebayar hutang dan tawanan perang. Dalam system birokrasi pemerintahan Islam, seorang
pemimpin Negara juga merangkap sebagai pemimpin agama.

2. Pengaruh Penyebaran Islam di Bidang Sosial dan Budaya

Hindu Budha lebih dulu masuk di Nusantara daripada Islam, namun dengan
mudahnya Islam dapat masuk dan membaur di antara masyarakat Indonesia. Hal ini di karena
kan Islam masuk secara damai, sehingga kaum Pribumi dengan mudahnya dapat menerima
ajara Islam. Akan tetapi karena Kebudayaan yang berkembang di masyarakat Indonesia
begitu kuat ,maka berkembangnya kebudayaan islam tidak menggantikan atau memusnahkan
kebudayaan yang sudah ada. Hingga terjadilah Akulturasi Budaya, antara kebudayaan Pra-
Islam dengan Kebudayaan Islam.
 Contoh Pengaruh Islam di bidang sosial dan budaya:
1. Seni Bangunan
Seni dan arsitektur bangunan islam di Indonesia sangatlah unik dan akulturatif. Seni
bangunan yang merupakan ciri khas Islam adalah Masjid dengan menaranya,dan Makam.
 Masjid merupakan tempat ibadah bagi orang-orang yang beragama islam.
Bangunan masjid merupakan contoh akulturasi antara kebudayaan islam dan kebudayaan
nenek moyang. Oleh sebab itu masjid yang berada di indonesia berbeda dengan masjid yang
berada di negara lain. Contohnya adalah bentuk nya yang menyerupai bangunan candi,yang
merupakan budaya nenek moyang. Selain itu masjid di indonesia jarang yang memiliki
menara sebagai tempat mengumandangkan adzan, hal ini karena di gantikan oleh bedhug atau
kentongan sebagai pertanda waktu sholat, baru kemudian adzan di kumandangkan.
 Makam adalah adalah lokasi dikebumikannya jasad seseorang pasca meninggal
dunia. Setelah pengaruh Islam, makam seorang berpengaruh tidak lagi diwujudkan ke dalam
bentuk candi melainkan sekadar cungkup. Lokasi tubuh dikebumikan ini ditandai pula batu
nisan. Nisan merupakan bentuk penerapan Islam di Indonesia. Nisan Indonesia bukan sekadar
batu, melainkan terdapat ukiran penanda siapa orang yang dikebumikan.
2. Aksara dan Seni Sastra
Dalam aksara Islam terkenal dengan tulisan kaligrafi arab bahkan tulisan kaligrafi
di abadikan dalam seni ukir. Dan dalam seni sastra, islam meninggalkan beberapa jenis
sastra,antara lain:
 Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng,yang ditulis
dalam bentuk karangan atau prosa. Contohnya: Hikayat Iskandar Zulkarnain,Hikayat si
Miskin,Hikayat 1001 Malam.
 Babad hampir sama dengan hikayat. Penulisannya seperti penulisan sejarah tapi
berdasarkan fakta. Jadi isinya campuran antara fakta sejarah, mitos, dan kepercayaan.
Contohnya : babad Tanah Jawi,Babad Cirebon,Babad Mataram dan Babad surakarta.
 Syair berasal dari perkataan arab, untuk menamakan karya sastra yang berupa
sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya. Contohnya : Syair Sang Tua.
 Suluk merupakan karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan
tasawufnya. Contohnya : Suluk sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk malang sumirang.
3. Kesenian
 Seudati merupakan tarian dari Aceh yang di bawakan oleh delapan orang
dengan melantunkan syair yang isinya Sholawat Nabi. Kata Seudati berasal dari kata Syaidati
yang artinya permainan orang-orang besar.
 Wayang pertunjukan wayang sudah ada dejak zaman Hindu-Budha ,akan tetapi
pada zaman islam kesenian ini terus di kembangkan sebagai sarana untuk berdakwah.
Kemudian dari cerita Amir Hamzah muncullhah Wayang Golek.
 Permainan Debus merupakan tarian yang pada puncak acara, para penari
menusukan benda tajam ketubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini di awali dengan
pembacaan ayat-ayat dalam Al-Quran dan Sholawat Nabi.
 Selain contoh diatas, masih terdapat bentuk lain dari akulturasi kebudayaan pra-
Islam dengan kebudayaan Islam, yang masih di terapkan dalam masyarakat Indonesia sampai
sekarang, antara lain sebagai berikut :
 Sungkeman. Kebiasaan ini berasal dari pulau Jawa yang umumnya dilakukan pada
saat Hari Raya dan pada upacara pernikahan, tetapi kadang kala dilakukan juga setiap kali
bertemu.
 Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk
mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein bin
Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala,
Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
 Maulid Nabi adalah kenduri yang dilakukan dalam rangka memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Você também pode gostar