Você está na página 1de 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan short paper ini dengan topik laporan
keuangan yang berfokus mengenai Laporan Keuangan Konsolidasi Metode
Perolehan tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari short paper ini
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan.

Selesainya pembuatan short paper ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan yang diberikan, baik itu dari segi moril maupun materil secara langsung
maupun tidak langsung yang sangat membantu penulis dalam pembuatan short paper
ini.

Penulis mengucapkan terima kasih dan dengan segala kerendahan hati


semoga short paper ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi pembaca guna pengembangan selanjutnya.

Jakarta, 13 Januari 2018

Rama Maydisha Prakasa

|Page
Daftar Isi

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

Bab 1: Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

Bab 2: Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Bab 3: Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

i|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diketahui bahwa terdapat dua metode pencatatan yang berlaku dalam


investasi saham sebuah perusahaan, metode pencatatan tersebut adalah Metode
Biaya (Cost Method) dan Metode Nilai Pasar (Fair Value Method) yang nantinya
metode pencatatan tersebut memengaruhi dalam penyusunan neraca konsolidasinya.
Dalam hal ini akan dibicarakan lebih dalam mengenai metode pencatatan terhadap
investasi saham pada saham perusahaan anak tersebut yang disebut sebagai metode
“Harga Perolehan’ atau “Cost Method”. Akan tetapi perlu di ingatkan disini bahwa pada
metode harga perolehan ini tetap berlaku konsep konsep yang mendasari dan syarat
syarat penyusunan neraca konsolidasi yang sama dengan metode ekuitas.

Dalam rangka penyusunan Laporan konsolidasi pada pada dasarnya pengertian


terhadap metode dan prosedur pencatatan Investasi Saham adalah penting. Hal ini
berhubungan erat dengan sifat dan dasar dari titik tolak untuk eliminasi yang
diperlukan terhadap pos-pos yang timbal balik diantara perusahaan induk dan
perusahaan anak. Akan tetapi terlepas dari metode pencatatan yang digunakan
terhadap investasi saham pada perusahaan anak, pada pokoknya penyusunan
laporan konsolidasi didasarkan atas suatu pandangan bahwa perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya merupakan satu-kesatuan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan metode harga perolehan?
2. Bagaimana pembagian profit oleh perusasahaan anak?
3. Bagaimana jika dilakukan perusahaan dengan bertitik tolak dari posisi pada saat
Kepemilikan saham?

ii | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Harga Perolehan (Cost Method)


Metode perolehan (cost method) adalah metode pencatatan investasi yang
pada awal perolehan investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya
(historical cost accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai
penghasilan, namun apabila dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba
investee dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang
investasi. Apabila metode harga perolehan diikuti untuk mencatat investasi saham
saham perusahaan anak, maka hanya dividen atas saham saham tersebut (yang telah
dibagikan oleh perusahaan anak) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh
perusahaan induk. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya
timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki itu dijual, kedua hal
tersebut merupakan perbedaan mendasar antara kedua metode pencatatan investasi
saham saham perusahan anak.

Pada metode ekuitas, pendapatan atas investasi diakui (yang pada ahirnya
harus disajikan dalam laporan rugi laba perusahaan induk) pada saat perusahaan
anak melaporkan adanya keuntungan usaha, sebaliknya apabila perusahaan anak
menderita rugi, maka harus pula diakui adanya kerugian yang timbul atas investasi
saham. Pembagian laba yang dilakukan oleh perusahaan anak hanya merupakan
realisasi atas bagian laba yang telah diakui sebelumnya oleh perusahaan induk. Oleh
sebab itu pula didalam ekuitas (saldo) rekening investasi saham perusahaan anak
berubah-ubah sejalan dengan perubahan jumlah kekayaan bersih perusahaan anak.

Pada metode harga perolehan, saldo rekening investasi saham perusahaan


anak selalu tetap jumlahnya, kecuali terjadi penjualan atau pembelian tambahan atas
saham saham yang dimiliki, karena ”harga perolehan” hanya terjadi sekli pada saat
kepemilikan. Pada metode harga perolehan, perusahaan induk tidak mencatat atas

1|Page
bagian laba yang diperoleh perusahaan anak sampai dengan laba tersebut dibagikan
sebagai dividen oleh sebab itu laporan rugi laba perusahaan induk (sebagai
perusahaan individual) tidak mencantukman ”pendapatan dan atau kerugian“ atas
investasi (sahamnya) pada perusahaan anak. Bagian atas laba yang diperoleh (yang
belum dibagikan sebagai dividen) atau rugi yang harus ditanggung, oleh perusahaan
induk hanya diakui dalam laporan keuangan(neraca) yang dikonsolidasi. Pada
metode harga perolehan, bagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak
dicatat debit dalam rekening piutang dividen, dengan rekening lawan kredit
“penghasilan dividen”. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh pencatatan
dan penyusunan neraca konsolidasi apabila metode harga perolehan dipakai.

Contoh 1:

Pada tanggal 1 Januari 2007, PT. A membeli 80% saham PT. B dengan harga
seluruhnya Rp1.000.000.000 sedangkan rekening laba yang ditahan mempunyai
saldo kredit sebesar Rp200.000.000. Untuk 6 bulan pertama PT. B memperoleh laba
sebesar Rp200.000.000 sedang untuk 6 bulan kedua dalam tahun yang sama rugi
sebesar Rp50.000.000. Pada tanggal 10 desember 2007 PT. B mengumumkan
pembagian dividen sebesar Rp100.000.000. Sedangkan realisasi pembayarannya
baru terjadi pada tanggal 20 desember. Dalam operasinya selama tahun buku 2007
PT. A memperoleh laba (tidak termasuk penghasilan dividen dari perusahaan anak)
aebesar RP200.000.000.

a) Jurnal jurnal yang harus dibuat PT. A dalam hubunganya dengan kepemilikan
saham PT. B selama tahun buku 2007, disajikan dalam bentuk perbandingan
dengan metode equity sebagai berikut:

2|Page
Transaksi Metode Harga Metode Ekuitas
Perolehan
30 Juni 2007 PT. B Investasi Saham PT. B
melaporkan laba Rp160.000.000 (Dr)
sebesar: PT. A Tidak mencatat Rugi-Laba, PT. A
Rp200.000.000 Rp160.000.000 (Cr)
10 Desember 2007 Piutang dividen Piutang Dividen
PT. B Mengumumkan Rp80.000.000 (Dr) Rp80.000.000 (Dr)
dividen sebesar Penghasilan dividen Investasi Saham PT. B
Rp100.000.000 Rp80.000.000 (Cr) Rp80.000.000 (Cr)
20 Desember 2007 Kas Kas
pembayaran dividen Rp80.000.-00 (Dr) R 80.000.000 (Dr)
oleh PT. B Piutang Dividen Piutang Dividen
Rp80.000.000 (Cr) Rp80.000.000 (Cr)
31 Desember 2007 Rugi-Laba PT. B
PT. B melaporkan rugi PT. A Tidak mencatat Rp40.000.000 (Dr)
sebesar: Rp50.000.000 Investasi Saham PT. B
Rp40.000,.000 (Cr)

b) Penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2007, mengikuti


prosedur sebagai berikut:
Eliminasi terhadap saldo rekening investasi saham PT. B dengan saldo modal
PT. B dilakukan dengan bertitik tolak dari posisi pada saat pemilikan saham
terjadi, selisih antara saldo rekening investasi saham PT. B dengan bagian
kepemilikannya atas hak-hak pemegang saham merupakan selisih lebih atau
kurang harga perolehan dari nilai buku saham, sedangkan sisa kredit hak-hak

3|Page
pemegang saham PT. B setelah dieliminasinya bagian kepemilikan perusahaan
induk merupakan saldo hak-hak pemegang saham minoritas.
Oleh karena saldo laba yang di tahan PT. B dalam hal ini tidak lagi sama dengan
saldo pada saat terjadi kepemilikan saham, maka timbul persoalan dalam
menentukan besarnya bagian yang merupakan hak para pemegang saham
minoritas dan yang harus diakui sebagai haknya perusahaan induk seperti di
atas. Untuk itu di pakai pedoman sebagai berikut:

Setelah hak-hak kepemilikan perusahaan induk dieliminasi, langkah


berikutnya adalah menentukan hak-hak para pemegang saham minoritas. Hak
pemegang saham minoritas di hitung dengan bertitik tolak dari posisi
keuangan terakhir ( saat penyusunan neraca konsolidasi) PT. B.
Sisa kredit (debit) hak-hak para pemegang saham PT. B setelah dikurangi
dengan jumlah hak kepemilikan perusahaan induk dan jumlah hak pemegang
saham minoritas merupakan hak atas perubahan kekayaan bersih yang harus
di akui oleh perusahaan induk. Pada contoh ini jumlah tersebut adalah sebesar
Rp40.000.000 yaitu 80% dari kenaikan saldo laba yang di tahan PT. B sejak saat
kepemilikikan saham sampai dengan tanggal penyusunan neraca konsolidasi
sebesar Rp50.000.000 (Rp250.000.000-Rp200.000.000). Di dalam neraca
konsolidasi saldo laba yang ditahan PT. A dengan demikian tidak saja
bertambah dengan laba operasi sendiri sebesar Rp250.000.000 tetapi juga di
tambah dengan penghasilan dividen atas investasi saham PT. B Rp 80.000.000
dan bagian atas kenaikan kekayaan bersih PT. B sebesar Rp 40.000.000.
Di dalam metode harga perolehan penghasilan atas investasi saham-saham
pada perusahaan anak timbul apabila perusahaan anak membagikan laba yang
di peroleh, sebagai dividen, namun demikian sangat dimungkinkan terjadinya

4|Page
pembagian dividen oleh perusahaan anak atas laba yang akumulasikan
sebelum pemilik saham-saham oleh perusahaan induk terjadi.
Apabila dividen semacam ini terjadi dan oleh karena pencatatan investasi
saham pada metode harga perolehan bertitik tolak pada posisi keuangan
(perusahaan anak) pada saat terjadi pemilikan saham, maka tidak boleh diakui
sebagai penghasilan bagi perusahaan induk. Pembagian dividen berakibat
terjadinya perubahan posisi keuangan pada perusahaan anak (yaitu
berkurangnya aktiva dan sebagian hak-hak pemegang saham) menjadi tidak
sesuai dengan posisi keuangan pada saat pemilikan saham-saham terjadi.
Oleh sebab itu dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak atas laba yang
diakumulasikan sebelum terjadinya pemilikann saham, harus dicatat sebagai
pengurangan terhadap nilai investasi saham, seperti halnya dividen likuidasi
dalam hal ini penurunan (nilai) kekayaan bersih pada perusahaan anak, harus
pula diakui sebagai penurunan (nilai) investasi saham-saham pada perusahaan
anak. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa tidak ada saldo laba (yang
ditahan) bagi perusahaan anak yang baru dibentuk dan belum melakukan
operasinya, dengan demikian apabila pada perusahaan yang baru dibentuk
membagikan sebagian harta miliknya kepada para pemegang saham berarti
harus diakui sebagai penarikan kembali dari sebagian atas penanaman
modalnya dengan anggapan seperti tersebut, maka apabila dalam pembagian
dividen ternyata ada sebagian diantaranya merupakan laba yang
diakumulasikan sebelum terjadinya pemilikan saham (oleh perusahaan induk)
harus dipisahkan secara tegas berhubung masing-masing harus diperlukan
berbeda satu sama lain.

5|Page
2.2 Penyajian Rekening Investasi Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Induk
Di dalam neraca konsolidasi tidak ada perbedaan lagi antara metode
pencatatan terhadap investasi saham perusahaan anak, baik pada metode harga
perolehan atau pada metode ekuitas. Kedua metode pencatatan tersebut
menghasilkan neraca yang menunjukan posisi keuangan yang sama, akan tetapi
kedua metode tersebut menghasilkan saldo dalam rekening investasi saham dan
rekening laba yang di tahan pada buku-buku perusahaan induk yang berlainan. Hal
ini mengakibatkan posisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda. Apabila
metode harga perolehan (cost method) dipakai, di samping harus dinyatakan secara
jelas sepertii di atas, juga perubahan –perubahan di dalam hak-hak pemegang saham
yang berasal dari (pembagian) laba perusahaan anak sejak posisi kontrol dicapai
harus disajikan secara terpisah dalam neraca.

2.3 Evaluasi Terhadap Metode Ekuitas dan Metode Harga Perolehan


Metode harga perolehan (cost method) dan metode ekuitas merupakan
metode pada umumnya yang dipakai sebagai dasar pencatatan maupun penyusunan
laporan keuangan individual, dalam hubunganya dengan kepemilikan saham-saham
pada perusahaan anak. Adapun beberapa keberatan yang sering timbul sebagai
akibat penggunaan metode equity tersebut antara lain ialah:

a) metode ekuitas menyimpan dari praktek-praktek akuntansi yang lazim, khususnya


di dalam masalah pengakuan penghasilan (revenue).

b) saldo rekening investasi saham sebagai akibat mekanisme pencatatan


(akuntansinya) tidak bisa menunjukan berapa besarnya / jumlahnya, baik harga
perolehan saham maupun nilai saham-saham yang dimiliki tersebut.

c) metode ekuitas memerlukan analisa dan penyesuaian / koreksi secara khusus


terhadap rekening-rekening yang terlibat dalam hubungnnya dengan pemilikan saham
perusahaan anak tersebut.

6|Page
2.4 Laporan Keuangan Perusahaan Anak Yang Tidak Dikonsolidasikan Dalam Neraca
Konsolidasi
Tujuan utama dari penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi adalah
untuk menunjukan posisi keuangan dan hasil usaha dari berbagai afiliasi perusahaan
yang secara ekonomis merupakan satu kesatuan.oleh sebab itu pengakuan terhadap
laba perusahaan anak sejak saat terjadinya pemilikan saham-saham dan kemudian
menggabungkan menjadi saldo rekening-rekening dalam rekening-rekening
pembukuan yang bersangkutan dalam hubugannya dengan perusahaan yang
berafiliasi merupakan suatu keharusan.

7|Page
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk memperoleh posisi pengandalian dalam suatu perusahaan dapat di
lakukan dengan pemilikan saham-saham tersebut, tujuan utama dari penyusunan dari
laporan keuangan yang dikonsolidasi adalah untuk menunjukan posisi keuangan dan
hasil usaha dari berbagai perusahaan afiliasi, yang secara ekonomis merupakan satu
kesatuan.
Pada metode harga perolehan, saldo rekening investasi saham perusahaan
anak selalu tetap jumlahnya, kecuali apabila terjadi penjualan atau pembelian
tambahan atas saham-saham yang dimiliki, karena “harga perolehan” hanya terjadi
sekali pada saat pemilikan. Pada metode harga perolehan, perusahaan induk tidak
mencatat atas bagian laba yang diperoleh perusahaan anak sampai dengan laba
tersebut dibagikan sebagai dividen. Oleh setiap itu laporan rugi laba perusahaan induk
(sebagai perusahaan individual) tidak mencantumkan “pendapatan atau kerugian”
atas investasi (sahamnya) pada perusahaan anak. Bagian atas laba yang diperoleh
(yang belum dibagikan sebagai dividen) atau rugi yang harus ditanggung oleh
perusahaan induk hanya diakui dalam laporan keuangan (neraca) yang dikonsolidasi.
Pada metode harga perolehan bagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak
dicatat debit dalam rekening piutang dividen (kas), dengan rekening lawan kredit
“penghasilan dividen”.

8|Page
Daftar Pustaka

Drebin, Allan R. 1994. Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan),


Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.

Floyd A. Beams – Amir Abadi Yusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di


Indonesia, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat.

Utoyo Widayat. 1999. Akuntansi Keuangan Lanjutan : Ikhtisar Teori dan Soal,
Edisi Revisi, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pahler. 2000. Advanced Accounting : Concepts & Practice, 7 th Edition,


Harcourt.

9|Page

Você também pode gostar