Você está na página 1de 15

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA


MUSYAWARAH NASIONAL XI
PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
MAKASSAR
2013

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Syarat Keanggotaan
1. Syarat keanggotaan PTBMMKI adalah organisasi tim bantuan medis yang telah mengikuti 2
(dua) kali Musyawarah Nasional secara penuh dalam kurun waktu 3 (tiga) periode berturut-
turut.
2. Penetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI dilakukan di awal Musyawarah Nasional
berikutnya dalam kurun waktu 2 (dua) periode berturut-turut jika telah memenuhi ayat
pertama.
Pasal 2
Masa Keanggotaan
1. Masa keanggotaan anggota PTBMMKI akan berakhir jika tidak mengikuti Musyawarah
Anggota secara penuh selama 2 (dua) kali berturut-turut setelah sebelumnya diberikan
peringatan oleh PTBMMKI.
2. Penetapan dan pengesahan anggota PTBMMKI yang dinyatakan berakhir dilakukan di akhir
Musyawarah Anggota sebelum agenda penutupan pada tahun kedua organisasi tim bantuan
medis tersebut tidak hadir.
Pasal 3
Hak Anggota
1. Hak berbicara.
2. Hak memilih dan dipilih.
3. Hak mendapat perlakuan yang sama dengan anggota PTBMMKI yang lain.
4. Hak membela diri apabila dinyatakan bersalah atas sebuah pelanggaran.
5. Hak mengikuti seluruh kegiatan PTBMMKI.
Pasal 4
Kewajiban Anggota
1. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik PTBMMKI.
2. Menaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta segala
ketentuan atau peraturan lainnya di dalam PTBMMKI.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan Musyawarah Anggota dan Jambore Nasional PTBMMKI.
4. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan dalam Musyawarah Anggota.
5. Melaksanakan satu program kerja atas namadan/ataumembawanama PTBMMKI dalam satu
periode kepengurusan.
6. Memberikan laporan perkembangan organisasi tiap caturwulan kepada koordinator wilayah
masing-masing.
7. Menaati dan melaksanakan hasil keputusan Musyawarah Anggota.
Pasal 5
Sanksi Anggota
1. Anggota dapat dikenakan sanksi bila melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan atau peraturan dalam organisasi.
2. Bentuk sanksi yang dapat diberikan berupa:
a. Peringatan lisan oleh ketua PTBMMKI.
b. Peringatan tertulis oleh ketua PTBMMKI.
c. Pencabutan sementara hak anggota.
d. Pencabutan status keanggotaan.
e. Pencabutan status keanggotaan secara tidak terhormat.
3. Apabilasanksi point a dan b tidakdiindahkanmaka kriteria dan mekanisme pemberian sanksi
point c,d,dan e dibahas dan diatur sesuai dengan jenis pelanggaran dalam peraturan
tersendiri yang ditetapkan dalam Musyawarah Anggota.
Pasal 6
Kehilangan Status Keanggotaan
Kehilangan status keanggotaan PTBMMKI ditetapkan dalam Musyawarah Anggota, terjadi bila:
a. Tidak mengikuti Musyawarah Anggotasecara penuh 2 (dua) kali berturut-turut.
b. Mengundurkan diri dengan alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang
kemudian ditetapkan dan disahkan di Musyawarah Anggota.
c. Melakukan pelanggaran tertentu yang ditetapkan dan disahkan di Musyawarah Anggota.
d. Organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota dibubarkan.
BAB II
DEWAN PERWAKILAN ORGANISASI
Pasal 7
Struktur
1. Dewan Perwakilan Organisasi atau yang disingkat DPO merupakan kesatuan yang bersifat
kolektif.
2. Dewan Perwakilan Organisasi terdiri dari seorang koordinator yang merangkap menjadi
anggota.
Pasal 8
Keanggotaan
1. Anggota Dewan Perwakilan Organisasi merupakan anggota organisasi tim bantuan medis
yang menjadi anggota PTBMMKI dan mengikuti Musyawarah Anggota.
2. Anggota Dewan Perwakilan Organisasi dipilih dan ditetapkan di Musyawarah Anggota.
Pasal 9
Masa Keanggotaan
1. Masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi adalah 1 (satu) periode.
2. 1 (satu) periode masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi terhitung sejakditetapkan
di Musyawarah Nasional sampai dinyatakan berhenti pada Musyawarah Nasional
selanjutnya.
3. Masa keanggotaan Dewan Perwakilan Organisasi berakhir jika:
a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Anggota.
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
Pasal 10
Tugas dan Wewenang
1. Mengawasi dan mengontrol jalannya organisasi.
2. Mengevaluasi kinerja Badan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah.
3. Memberikan saran, pendapat dan teguran kepada Badan Pengurus Pusat dan Pengurus
Wilayah.
4. Membacakan laporan Dewan Perwakilan Organisasi pada Musyawarah Nasional.
5. Melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa bila dianggap perlu.
BAB III
BADAN PENGURUS PUSAT
Pasal 11
Struktur
1. Badan Pengurus Pusat atau yang disingkat BPP merupakan badan struktural eksekutif di
PTBMMKI.
2. Badan Pengurus Nasional minimal terdiri dari:
a. Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Staf Bidang Penanggulangan Bencana
e. Staf Bidang Informasi dan Komunikasi
f. Staf Bidang Pendidikan dan Latihan
g. Staf Bidang Hubungan Luar
h. Staf Bidang Keuangan
i. Staf Bidang Administrasi Organisasi
Pasal 12
Keanggotaan
1. Anggota Badan Pengurus Pusat merupakan anggota organisasi tim bantuan medis yang
menjadi anggota PTBMMKI.
2. Ketua Badan Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan di Musyawarah Anggota.
3. Sekretaris, Bendahara, Staf Bidang Penanggulangan Bencana, Staf Bidang Informasi dan
Komunikasi, Staf Bidang Pendidikan dan Latihan, Staf Bidang Hubungan Luar, Staf Bidang
Keuangan, dan Staf Bidang Administrasi Organisasi dan komponen fungsional lainnya yang
ditentukan oleh ketua BPP juga merupakan anggota Badan Pengurus Pusat.
4. Anggota Badan Pengurus Pusat dipilih dan diangkat oleh Ketua Badan Pengurus Pusat.
Pasal 13
Masa Kepengurusan
1. Masa kepengurusan Ketua dan Anggota Badan Pengurus Pusat adalah 1 (satu) periode.
2. 1 (satu) periode masa kepengurusan Badan Pengurus Pusat terhitung sejak ditetapkan di
Musyawarah Nasional sampai dinyatakan berhenti pada Musyawarah Nasional selanjutnya.
3. Masa kepengurusan Ketua Badan Pengurus Pusat berakhir jika:
a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
4. Masa kepengurusan anggota Badan Pengurus Pusat berakhir jika:
a. Ketua Badan Pengurus Pusat telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.
b. Mengundurkan diri kepada Ketua Badan Pengurus Pusat atas permintaan sendiri dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Pusat karena melanggar ketentuan
organisasi.
Pasal 14
Tugas dan Wewenang
1. Tugas dan wewenang Badan Pengurus Pusat:
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Anggota
b. Menyelenggarakan kegiatan organisasi.
c. Membuat kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi
demi kelancaran organisasi.
d. Melaksanankan rapat kerja nasional dan rapat koordinasi.
e. Membuat laporan evaluasi kegiatan kepada Dewan Perwakilan Organisasi.
f. Melaksanakan Musyawarah Nasional.
2. Tugas dan wewenang Ketua Badan Pengurus Pusat:
a. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan anggota Badan Pengurus Pusat.
b. Mengangkat anggota Pengurus Wilayah.
c. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal PTBMMKI.
d. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban secaralisandantulisandalam Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa jika diagendakan.
3. Tugas dan wewenang Sekretaris
a. Membantu Ketua PTBMMKI dalam mengurusi urusan-urusan internal dan administrasi
organisasi.
b. Menggantikan posisi, tugas dan wewenang Ketua PTBMMKI pada saat Ketua
PTBMMKI berhalangan.
c. Membuat pelaporan inventarisasi dan pengarsipan organisasi.
d. Bertanggung jawab terhadap realisasi penyelenggaraan Musyawarah Nasional.
4. Tugas dan wewenang Bendahara
a. Membantu . Ketua PTBMMKI dalam mengelola keuangan organisasi.
b. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan dan pengeluaran uang organisasi.
c. Bertanggungjawab mengelola dana bantuan bencana dan membuat pelaporannya.
d. Membuat pelaporan mengenai keuangan organisasisecaralisandantulisan.
5. Tugas dan wewenang Staf Bidang Penanggulangan Bencana
a. Menginisiasi dan mengkoordinir anggota PTBMMKI dalam penurunan tim medis
bencana.
b. Menjalankan pelaksanaan standar operasional prosedur penanggulangan bencana
c. Mengkoordinir penyaluran dana bantuan bencana dan mengkoordinir bentuk bantuan
lainnya terhadap korban bencana serta membuat pelaporannya.
d. Membuat pelaporan mengenai bencana dan penganggulangannya oleh PTBMMKI yang
terjadi selama satu periode kepengurusan beserta dengan pemetaan kekuatan medis
PTBMKKI.
6. Tugas dan wewenang Staf Bidang Informasi dan Komunikasi
a. Bertanggungjawab terhadap penyaluran informasi dari dan ke seluruh anggota
PTBMMKI.
b. Bertanggungjawab mewadahi komunikasi antar anggota PTBMMKI.
c. Bertanggungjawab dalam mengelola website PTBMMKI.
7. Tugas dan wewenang Staf Bidang Pendidikan dan Latihan
a. Bekerja sama dengan koordinator-koordinator wilayah dalam menginisiasi
pembentukan organisasi tim bantuan medis pada universitas atau sekolah tinggi yang
memiliki fakultas kedokteran dan belum memiliki organisasi tim bantuan medis.
b. Bekerja sama dengan koordinator-koordinator wilayah dalam mengembangkan tim
bantuan medis di tiap universitas atau sekolah tinggi di Indonesia baik yang telah
menjadi anggota PTBMMKI maupun yang belum.
c. Bertanggungjawab dalam membuat penyempurnaan kurikulum pendidikan PTBMMKI.
d. Bertanggung jawab terhadap realisasi penyelenggaraan Jambore Nasional.
8. Tugas dan wewenang Staf Bidang Hubungan Luar
a. Mensosialisasikan PTBMMKI kepada masyarakat.
b. Menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk kepentingan organisasi.
c. Mencari sponsor dalam penurunan tim medis bencana nasional.
d. Bertanggung jawab dalam membuat pemberitaan mengenai PTBMMKI.
e. Bertanggungjawab dalam membuat pelaporan tentang intansi-instansi yang telah
menjalin kerjasama dengan PTBMMKI.
9. Tugas dan wewenang Staf Bidang Keuangan
a. Membantu bendahara dalam mengelola keuangan organisasi.
b. Bertanggungjawab dalam melaksanakan usaha-usaha pencarian dana guna pelaksanaan
rutinitas organisasi.
c. Menginisiasi penggalangan dana bantuan bencana.
d. Bertanggungjawab terhadap pelaporan usaha-usaha pencarian dana selama satu periode
kepengurursan.
10. Tugas dan wewenang Staf Bidang Administrasi Organisasi
a. Membantu sekretaris dalam mengelola administrasi organisasi.
b. Menyimpan segala arsip dan administrasi organisasi.
BAB IV
PENGURUS WILAYAH
Pasal 15
Struktur
1. Pengurus Wilayah atau yang disingkat PW merupakan kesatuan struktural eksekutif tingkat
wilayah di bawah pimpinan Ketua PTBMMKI yang dibagi ke dalam lima wilayah.
2. Pengurus Wilayah PTBMMKI terdiri dari:
a. Pengurus Wilayah 1, mencakup pulau Sumatera.
b. Pengurus Wilayah 2, mencakup provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
c. Pengurus Wilayah 3, mencakup provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
d. Pengurus Wilayah 4, mencakup provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara.
e. Pengurus Wilayah 5, mencakup Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua
3. Pengurus Wilayah dipimpin oleh seorang Koordinator Wilayah.
4. Koordinator Wilayah tidak berada dalam garis komando struktural dengan tim bantuan
medis yang ada di wilayahnya, melainkan berada dalam garis koordinasi
5. Pengurus Wilayah minimal terdiri dari Koordinator Wilayah dan anggota Pengurus Wilayah.
6. Apabila Koordinator Wilayah berhalangan sementara, maka tugas diganti oleh anggota dari
tim bantuan medis koordinator wilayah tersebut dengan sepengetahuan ketua dan disetujui
oleh anggota wilayah yang bersangkutan.
Pasal 16
Keanggotaan
1. Anggota Pengurus Wilayah merupakan anggota organisasi tim bantuan medis yang menjadi
anggota PTBMMKI yang sesuai dengan wilayah asalnya.
2. Koordinator Wilayah dipilih dan ditetapkan di Musyawarah Nasional.
3. Anggota Pengurus Wilayah dipilih oleh Koordinator Wilayah dan diangkat oleh Ketua
Badan Pengurus Pusat PTBMMKI melalui sebuah surat keputusan.
Pasal 17
Masa Kepengurusan
1. Masa kepengurusan Pengurus Wilayah sesuai dengan masa kepengurusan Badan Pengurus
Pusat.
2. Masa kepengurusan Koordinator Pengurus Wilayah berakhir jika:
a. Telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi dalam Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
3. Masa kepengurusan anggota Pengurus Wilayah berakhir jika:
a. Ketua Badan Pengurus Pusat telah dinyatakan berhenti dalam Musyawarah Nasional.
b. Mengundurkan diri kepada Ketua Badan Pengurus Pusat melalui Koordinator Wilayah
atas permintaan sendiri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Pusat karena melanggar ketentuan
organisasi.
Pasal 18
Tugas dan Wewenang
1. Tugas dan wewenang Pengurus Wilayah:
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Anggota.
b. Melaksanakan keputusan Ketua PTBMMKI.
c. Menyelenggarakan kegiatan organisasi di tingkat wilayah.
d. Membuat kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi
demi koordinasi tingkat wilayah
e. Membuat laporan evaluasi tentang kinerja Pengurus Wilayah kepada Ketua Badan
Pengurus Pusat dan Dewan Perwakilan Organisasi per caturwulan.
f. Melaksanakan rapat kerja wilayah dan rapat koordinasi.
g. Melaksanakan minimal dua program kerja wilayah.
2. Tugas dan wewenang Koordinator Wilayah:
a. Memilih anggota Pengurus Wilayah.
b. Berkoordinasi dengan Ketua-Ketua Tim Bantuan Medis di wilayahnya.
c. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kinerja PW kepada Ketua PTBMMKI.
d. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban dalam Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Nasional Luar Biasa jika diagendakan.
Pasal 19
Koordinasi Wilayah
1. Koordinator wilayah berkoordinasi dengan koordinator wilayah lainnya sesuai dengan
kebutuhan setiap caturwulan.
2. Koordinator wilayah mengkoordinasikan kegiatan PTBMMKI kepada organisasi tim
bantuan medis yang ada di wilayah kerjanya setiap caturwulan.
3. Koordinator wilayah berhak meminta laporan dari organisasi tim bantuan medis yang berada
dalam wilayah kerjanya setiap caturwulan.
4. Koordinator wilayah wajib memberikan laporan perkembangan wilayahnya masing-masing
kepada Dewan Perwakilan Organisasi secara berkala setiap caturwulan.
BAB V
MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 20
Wewenang
1. Menetapkan dan mengesahkan anggota PTBMMKI.
2. Mendengar dan mengevaluasi laporan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode
sebelumnya.
3. Memberhentikan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode sebelumnya.
4. Mendengardanmengevaluasi laporan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode
sebelumnya.
5. Memberhentikan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode sebelumnya.
6. Mendengar dan mengevaluasi laporan Koordinator-Koordinator Wilayah PTBMMKI
periode sebelumnya.
7. Memberhentikan Koordinator-Koordinator Wilayah PTBMMKI periode sebelumnya.
8. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTBMMKI.
9. Menetapkan dan mengesahkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi PTBMMKI.
10. Menetapkan dan mengesahkan Kurikulum Dasar Pendidikan dan Pelatihan PTBMMKI
11. Menetapkan dan mengesahkan Sistem Koordinasi Penanggulangan Bencana PTBMMKI.
12. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI periode
selanjutnya.
13. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI periode
selanjutnya.
14. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Koordinator-Koordinator Wilayah PTBMMKI
periode selanjutnya.
15. Menetapkan dan mengesahkan Rekomedasi Organisasi PTBMMKI
16. Menetapkan dan mengesahkan pelaksana dan tempat pelaksanaan Musyawarah Nasional
dan Jambore Nasional PTBMMKI selanjutnya.
17. Mencabut status keanggotaan.
18. Membubarkan organisasi.
Pasal 21
Pelaksanaan
1. Musyawarah Nasional dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
2. Materi persidangan disiapkan oleh pelaksana Musyawarah Nasional di bawah koordinasi
Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.
Pasal 22
Peserta
1. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari:
a. Peserta penuh
b. Peserta peninjau
2. Peserta penuh adalah delegasi dari organisasi tim bantuan medis yang telah menjadi anggota
PTBMMKI dan hadir dalam Musyawarah Nasional.
3. Peserta peninjau adalah undangan yang diundang oleh panitia dan atau pengurus PTBMMKI
dan hadir dalam Musyawarah Nasional.
4. Hak dan kewajiban peserta diatur dalam tata tertib Musyawarah Nasional.
BAB VI
MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
Pasal 23
Wewenang
1. Memberhentikan anggota Dewan Perwakilan Organisasi, Ketua Badan Pengurus Pusat atau
Koordinator Wilayah PTBMMKI.
2. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan anggota Dewan Perwakilan Organisasi, Ketua
Badan Pengurus Pusat atau Koordinator Wilayah PTBMMKI yang
bersifatsementarahinggaMusyawarahNasionalselanjutnya.
3. Mengeluarkan anggota.
4. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
5. Mengubah segala ketetapan yang ditetapkan di Musyawarah Nasional PTBMMKI.
6. Menetapkan dan mengesahkan segala ketentuan atau peraturan yang berkaitan dengan
eksistensi organisasi.
7. Membubarkan organisasi.
Pasal 24
Pelaksanaan
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa dilaksanakan apabila:
a. Terjadi pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga oleh
pengurus danatau anggota PTBMMKI.
b. Organisasi tidak dapat melaksanakan kegiatannya dalam kurun waktu 6 bulan.
c. Terdapat hal-hal yang mengancam eksistensi organisasi
2. Disetujui oleh setengah ditambah satu dari jumlah anggota PTBMMKI dan ditetapkan serta
dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI.
3. Materi persidangan disiapkan oleh Dewan Perwakilan Organisasi PTBMMKI.
Pasal 25
Peserta
1. Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa hanya terdiri dari peserta penuh yang merupakan
anggota PTBMMKI.
2. Hak dan kewajiban peserta diatur dalam tata tertib Musyawarah Nasional Luar Biasa.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 26
Sumber Keuangan
1. Iuran anggota, terdiri dari:
a. Iuran pokok, sebesar Rp 100.000,00 yang dibayar pada saat ditetapkan menjadi anggota
PTBMMKI.
b. Iuran rutin, sebesar Rp 100.000,00 per cawu mengikuti periode kepengurusan
PTBMMKI.
2. Usaha-usaha yang sah dan menguntungkan organisasi.
3. Dana sosial yang dikumpulkan saat terjadi bencana dan akan disalurkan untuk korban
bencana, bukan untuk kepentingan organisasi.
Pasal 27
Pengelolaan Keuangan
1. Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran harus
dibukukan dengan tanda bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
Musyawarah Anggota.
2. Setiap permohonan dan pemasukan keuangan untuk kegiatan harus melalui bendara
PTBMMKI dengan sepengetahuan ketua Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.
BAB VIII
RAPAT KERJA NASIONAL
Pasal 28
Pengertian
Rapat Kerja Nasional yang selanjutnya disingkat Rakernas adalah kegiatan nasional PTBMMKI
untuk membahas program kerja selama satu periode kepengurusan dan diikuti oleh anggota
PTBMMKI dan utusan yang diundang oleh panitia dan atau Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.
Pasal 29
Wewenang
Menyusun dan menetapkan program kerja Badan Pengurus Pusat PTBMMKI untuk satu periode
kepengurusan.
Pasal 30
Pelaksanaan
1. Rakernas paling lambat dilaksanakan 3 minggu setelah pengurus baru ditetapkan.
2. Rakernas dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat PTBMMKI.
BAB IX
JAMBORE NASIONAL
Pasal 31
Pengertian
Jambore Nasional adalah kegiatan nasional PTBMMKI yang bertujuan untuk membangun
kebersamaan antar anggota PTBMMKI atau utusan yang diundang oleh panitia dan atau
pengurus PTBMMKI dan untuk meningkatkan kualitas anggota PTBMMKI atau utusan yang
diundang oleh panitia dan atau pengurus PTBMMKI melalui sebuah pendidikan, pelatihan dan
atau simulasi.
Pasal 32
Pelaksanaan
1. Jambore Nasional diadakan 1 (satu) kali dalam setahun.
2. Pelaksana Jambore Nasional adalah organisasi tim bantuan medis yang juga melaksanakan
Musyawarah Nasional, kecuali ketetapan di Musyawarah Nasional sebelumnya mengatur
yang lain.
3. Materi disusun oleh pelaksana dengan mengacu pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Kurikulum Dasar Pendidikan PTBMMKI, dan atau ketentuan lainnya.
BAB X
LAMBANG
Pasal 33
Gambar Lambang

Pasal 34
Ketentuan Lambang
1. Lambang PTBMMKI berbentuk lingkaran dengan tepi berwarna hitam.
2. Komponen di dalam lambang terdiri dari
a. Tulisan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA” dan “PTBMMKI”
b. Lambang Star of Life.
c. Gambar Sayap
d. Tongkatdenganduaular.
3. Ketentuan tulisan:
a. Kedua tulisan yang ada pada lambang ditulis dengan ukuran yang sama menggunakan
jenis huruf Times New Roman kapital, tebal (bold) dan berwarna hitam.
b. Tulisan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA” ditulis melingkar mengikuti lingkaran dalam lambang dengan potongan
“PERHIMPUNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA
KEDOKTERAN”denganhurufpertamatiap kata lebihbesarsatutingkatdari yang lain,
terletak sebelah atas dan potongan
“INDONESIA”denganseluruhhurufsebesardenganhurufpertamapadakalimat“PERHIMP
UNAN TIM BANTUAN MEDIS MAHASISWA KEDOKTERAN”,
berspasiantaratiaphurufnyasertaterletak sebelah bawah.
c. Tulisan “PTBMMKI” terletak diantara tulisan “PERHIMPUNAN TIM BANTUAN
MEDIS” dengan lambang Star of Life.
4. Ketentuan lambang Star of Life:
a. Terletak tepat di tengah lingkaran.
b. Berwarna orange.
c. Berbentuk bintang dengan jumlah tangan enam dengan ujung tumpul.
5. Ketentuan gambar Sayap:
a. Terletak sejajar dengan tangan kedua dan ketiga dari lambang Star of Life.
b. Berjumlah 2 (dua) buah, kanan dan kiri.
c. Berwarna emas.
d. Sayap kanan: bulu kecil di ujung sayap berjumlah 10 (sepuluh) buah, bulu besar di
tengah sayap berjumlah 5 (lima) buah, bulu kecil di pangkal sayap berjumlah 46 (empat
puluh enam) buah.
e. Sayap kanan: bulu kecil di ujung sayap berjumlah 9 (sepuluh) buah, bulu besar di
tengah sayap berjumlah 4 (lima) buah, bulu kecil di pangkal sayap berjumlah 46 (empat
puluh enam) buah.
6. Ketentuan tongkat denganduaular:
a. Terletak tepat di tengah lingkaran.
b. Ular berwarna putih dengan tepi hitam.
c. Tongkat berwarna hitam, ujung atas lebih lebar dari ujung bawah.
d. Duaularsalingmembelitdengantiga (3) belitan.
7. Lambang Star of Life ditimpa oleh gambar Sayap yang ditimpa oleh tongkat dengan dua ular
Pasal 35
Makna Lambang
1. Warna:
a. Hitam dimaknai sebagai bentuk kebulatan tekad dalam bertindak di bidang
kegawatdaruratan medis.
b. Putih dimaknai sebagai ketulusan dan keikhlasan dalam menolong sesama manusia serta
kesucian.
c. Orange terkenal sebagai warna kegawatdaruratan yang melambangkan kesehatan atau
medis.
d. Emas dimaknai sebagai kemuliaan bahwa bergerak dalam lingkup kemanusiaan adalah
tindakan yang mulia.
e. Hijau merupakan warna alam yang bermakna kehidupan serta mewakili unsur
kepecintaalaman.
2. Bentuk:
a. Lingkaran melambangkan persaudaraan yang erat.
b. Star of Life melambangkan kegawatdaruratan, keenam tangannya bermakna detection,
reporting, response, on scene care, care in transit, dan transfer to definitive care.
c. Sayap diambil dari bentuk sayap garuda yang menjadi lambang negara Indonesia yaitu
Pancasila.
d. Tongkat hitam melambangkan generasi muda sebagai tonggak generasi bangsa, dua ular
melambangkan persaudaraan yang erat.
BAB XI
ATRIBUT
Pasal 36
Jenis Atribut
Atribut PTBMMKI terdiri dari:
a. Bendera
b. Emblem
Pasal 37
Bendera
1. Bendera PTBMMKI berwarna dasar putih dengan gambar lambang PTBMMKI di
tengahnya.
2. Bendera PTBMMKI berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang dengan
lebarnya adalah 3:2.
3. Perbandingan diameter lambang PTBMMKI dengan lebar bendera adalah 1:1,5.
4. Setiap anggota PTBMMKI wajib memiliki bendera PTBMMKI.
Pasal 38
Emblem
1. Emblem adalah lambang PTBMMKI yang dibordir dan dipasang pada pakaian dinas
organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI.
2. Setiap organisasi tim bantuan medis yang menjadi anggota PTBMMKI wajib memasang
emblem pada pakaian dinasnya
BAB XII
LAGU
Pasal 39
Jenis Lagu
Lagu PTBMMKI adalah mars yang diciptakan oleh dr. M. Harbi Praditya, TBMFKUSU-04-20,
yang selanjutnya disebut Mars PTBMMKI.
Pasal 40
Lirik Lagu
Perhimpunan Tim Bantuan Medis
Mahasiswa Kedokteran Indonesia
Muda mudi yang berhati suci
Bersatu tuk menyehatkan bangsa
Kemanusiaan terpatri dalam jiwa
Siap siaga dalam menghadapi bencana
Lugas mengabdi pada masyarakat
Mencintai alam dan lingkungan
Di seluruh penjuru Indonesia
Jiwa gagah berani telah berdiri
Berkumpul, berlatih dan menyatukan hati
Menjadi penyelamat nyawa negeri
PTBMMKI
Bergerak cepat, bertindak tepat
Ilmu kedokteran sejati
Hidup PTBMMKI
PTBMMKI
Persaudaraan dan kemanusiaan
Jayalah Indonesiaku
Dengan PTBMMKI
Hidup PTBMMKI
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 41
Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan dalam Musyawarah Anggota
PTBMMKI.
BAB XIV
ATURAN PERALIHAN
Pasal 42
Segala peraturan atau pedoman umum organisasi yang dimiliki oleh organisasi tim bantuan
medis yang telah menjadi anggota PTBMMKI tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan anggaran rumah tangga ini.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 43
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan
lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTBMMKI.

Você também pode gostar