Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. Penatalaksanaan
Wanita dengan kanker prainvasif dapat diterapi dengan :
1. Bedah krio
2. Elektrokauter
3. Laser
4. LEEP (loop electrosurgical excision procedure)
5. Ionisasi serviks
Stadium I-IIA dapat diterapi dengan pembedahan (histerektomi),radiasi (limfadenektomi
bilateral) atau pembedahan-radiasi. Stadium IIB-IV diterapi primer dengan radiasi saja.
Pemberian kemoterapi, zat-zat radio sensitif, oksigen hiperbarik, dan hipertermia diberikan
bersamaan dengan terapi radiasi (Gale, 2000).
Wanita hamil dengan pap smear yang abnormal diperiksa lebih lanjut dengan kolposkopi
dan biopsi. Wanita dengnan stadium IA dapat dipantau dengan pap-smear, kolposkopi dan
biopsi. Pada kasus kanker invasif terapi harus dilakukan segera. Bagia wanita dengan usia
kehamilan kurang dari 24 minggu, kehamilan segera diakhiri. Histerektomi radikal atau terapi
radiasi dapat dipakai sebagai terapi primer (Gale, 2000).
A. Pengkajian
A. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan/keletihan, anemia, Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan
tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,
ansietas, keringat malam. Pekerjaan/profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan, tingkat stress tinggi.
B. Integritas Ego
Gejala : faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religius/spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal
diagnosis, perasaan putus asa.
C. Eliminasi
Gejala : Pada kanker servik, perubahan pada pola devekasi, perubahan eliminasi
urinarius misalnya : nyeri.
D. Makanan dan Minuman
Gejala : Pada kanker servik : kebiasaan diet buruk (ex : rendah serat, tinggi lemak,
aditif, bahan pengawet, rasa).
E. Neurosensor
Gejala : pusing, sinkope
F. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri, derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit)
G. Pernafasan
Gejala : Merokok, Pemajanan abses
H. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi
I. Seksualitas
Gejala : Perubahan pola respon seksual, keputihan (jumlah, karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks), Nullgravida lebih besar dari
usia 30 tahun multigravida pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini.
J. Interaksi social
Gejala : Ketidak nyamanan/kelemahan sistem pendukung, Riwayat perkawinan
(berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah tentang fungsi/tanggung
jawab peran.
K. Penyuluhan
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit primer, riwayat
pengobatan sebelumnya (Doenges, 2000).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan
femininitas dan perubahan bentuk tubuh.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan
hubungan dengan pasangan dan keluarga.
3. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi
bedah, adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan sensori/motor ; paradisis
saraf.
4. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berhubungan dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi
dan pembedahan
C. Intervensi Keperawatan
1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada pasien dan apakah kesimpulan
pasien telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman pada kanker.
2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik serta
kesalaahn konsep tentang diagnostik.
3) Berikan informasi akurat, konsistensi mengenai prognosis, hindari memperdebatkan
tentang persepsi pasien terhadap situasi.
Rasional : Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat
keputusan/ pilihan berdasarkan realita.
4) Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek kanker/pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
Rasional : Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan
pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.
5) Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi.
Rasional : Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin, untuk
tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.
6) Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional : Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek
kanker atau efek samping terapi, banyak memerlukan dukungan tambahan selama
periode ini.
7) Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada).
Rasional : Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk
pasien/ orang terdekat, memberikan kontak dengan pasien dengan kanker pada
berbagai tingkatan pengobatan dan/atau pemulihan.
8) Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.
Rasional : Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam
jumlah sedikit/kurang (< 100 ml).
9) Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan ketidaknyaman, penuh ketidakmampuan
berkemih.
10) Rasional : Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih di atas simpisis
pubis menunjukkan retensi urine
11) Berikan tindakan berkemih rutin, posisi normal, aliran air pada baskom,
penyiraman air hangat pada perineum.
Rasional : Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah upaya
berkemih.
12) Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter.
Rasional : Meningkatkan kebersihan, menurunkan resiko ISK asenden.
13) Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, bau.
Rasional : Retensi urine, drainase vagina, dan kemungkinan adanya kateter
intermitten/ tak menetap meningkatkan resiko infeksi, khususnya bila pasien
mempunyai jahitan parineal.
14) Pemasangan kateter bila diindikasikan
Rasional : Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atoni kandungan
kemih/retensi kandung kemih memerlukan dekompresi kandung kemih.
15) tentukan riwayat nyeri, misalnya : lokasi uteri, frekuensi, durasi dan intensitas
(skala 0-10) dan tindakan kehilangan yang digunakan
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
16) Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi, gosokkan punggung) dan
aktifitas hiburan (misalnya musik, televisi).
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
17) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (teknik relaksasi, sentuhan
terapeutik)
Rasional : Memungkinkan pasien berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa
kontrol nyeri
18) Kolaborasikan dengan tim medis untuk memberikan analgesik sesuai dengan
indikasi
Rasional : Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker,meskipun respon individual
berbeda-beda.
19) Pantau masukan makanan
Rasional : mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi
20) Ukur TB, BB setiap hari sesuai indikas
Rasional : membantu mengidentifikasi malnutrisi protein-kalori
21) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan
adekuat
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga dengan cairan
D. Evaluasi
a. Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
b. Ansietas pasien berkurang
c. Meningkatkan harga diri pasien
d. Eliminasi kembali lancar seperti biasanya
e. Nyeri hilang/berkurang
f. tidak terjadi perubahan nutrisi;kurang dari kebutuhan
g. pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan
(Doenges, 2000).
E. Daftar Pustaka
Bryant, E. (2012). The Impact of policy and screening on cervical cancer in england.
British Journal of Nursing , Volume 21, s4-s10.