Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam


meningkatkan kinerja dari sebuah perusahaan adalah adanya peranan
efektif dan efisien dari Satuan Pengendalian Internal atau yang sering
disebut dengan Internal Audit. Pemahaman yang mendalam akan sebuah
proses, teknik serta langkah-langkah dalam melakukan proses audit akan
memberi dampak yang positif bagi perusahaan terutama dalam
meminimalkan suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan.

Internal auditor diharapkan mampu melaksanakan audit secara


efektif dan efisien. Sumber daya yang terbatas yang digunakan seharusnya
mampu dikelola sedemikian rupa sehingga tujuan audit yang telah
ditetapkan dapat terealisasi. Hal ini berarti internal auditor harus
memahami tahapan – tahapan proses audit. Dengan memahami proses
audit, diharapkan para internal auditor mampu mengatasi kelemahan-
kelemahan yang dihadapi terkait dengan perencanaan tahunan audit dan
melaksanakan pengujian-pengujian audit secara lebih efektif dan efsien.

Peranan Internal Auditor dengan fokus utama pengendalian atau


kontrol pada perusahaan saat ini sudah tidak memadai lagi. Kelemahan
utama yang muncul adalah perencanaan audit yang tidak efektif dikaitkan
dengan pencapaian misi perusahaan. Umumnya perencanaan audit disusun
tidak melalui suatu basis yang memadai, melainkan hanya berdasarkan
penilaian subyektif belaka.Sehubungan dengan hal tersebut maka internal
auditor harus mampu memahami dan menjelaskan tujuan dan tanggung
jawab pemeriksaan serta memahami asersi manajemen dan menjelaskan
bagaimana mempersiapkan dan menyusun langkah – langkah dalam
melakukan pemeriksaan.

Proses Audit 1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang


akan dibahas dalam Makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui tujuan dan tanggung jawab dalam melakukan
pemeriksaan
2) Memahami Asersi Manajemen
3) Mengetahui Rencana Pemeriksaan
4) Memahami Prosedur Prosedur Pemeriksaan

1.3 Manfaat dan Tujuan Makalah


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk membantu
rekan pembaca dalam mempelajari pemeriksaan akuntansi lebih dalam,
diantaranya antara lain :
1) Menjelaskan tujuan dan tanggung jawab dalam melakukan
pemeriksaan
2) Menjelaskan tentang asersi manajemen
3) Mendeskripsikan rencana – rencana pemeriksaan
4) Menjabarkan prosedur – prosedur pemeriksaan

Proses Audit 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AUDITING

Menurut devinisi Konrath (2002) auditing sebagai suatu objektif


mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan
dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Agoes (2004)“ Suatu pemeriksaan yang dilakukan


secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah pemeriksaan


laporan keuangan yang disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.Laporan keuangan yang harus
diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan
laporan arus kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku besar, dan
buku pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan
pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen lain
yang perlu diperiksa antara lain notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte
pendirian, kontrak, perjanjian kredit dan lain-lain. Pemeriksaan harus dilakukan
secara kritis dan sistematis.Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis,
pemeriksaan harus dipimpin oleh seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai
ijin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan.Pelaksana
pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan berkeahlian di bidang
akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi.Sedangkan
agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus

Proses Audit 3
merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan
membuat audit plan yang memuat kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama,
kapan laporan harus selesai, berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah
yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan perpajakan.
Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan
publik.Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di perusahaan
tersebut (Misal sebagai pemegang saham, direksi) atau mempunyai hubungan
khusus (Misal keluarga dari pemegang saham, direksi). Akuntan publik harus
independen karena sebagai orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara
objektif, tidak memihak dan melaporkan apa adanya.Kantor akuntan publik
merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat
berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat menyediakan jasa:

(1) audit atas laporan historis,

(2) atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi lain,

(3) jasa akuntansi dan review,

(4) jasa konsultasi. Perlu dibedakan istilah akuntan publik dan auditor
independen.

Akuntan publik menyediakan berbagai jasa yang diatur SPAP (auditing, atestasi,
akuntansi dan review, dan jasa akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa
audit atas dasar standar auditing yang tercantum pada SPAP.

2.2 TUJUAN AUDIT

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan


pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.Kewajaran laporan
keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan.Akuntan publik tidak menyatakan bahwa
laporan keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara

Proses Audit 4
sampling, sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan
tetapi jumlahnya tidak material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.

2.3 TANGGUNG JAWAB DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN

2.3.1 Tanggung Jawab Manajemen

Laporan keuangan merupakan tanggung jawab Manajemen.


Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk
menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun
dan memeliharan pengendalian intern yang ada,diantaranya
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi
(termasuk peristiwa dan kondisi) yang konsisten dengan asersi
manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Transaksi
entitas dan aset, liabilitas danekuitas yang terkait adalah berada
dalam pengetahuan dan pengendalian langsung manajemen.
Pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalian intern
tersebut terbatas pada yang diperoleh melalui audit. Oleh karena
itu, penyajian secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia merupakan bagian yang tersirat dan
terpadu dalam tanggung jawab manajemen.

2.3.2 Tanggung Jawab Auditor

Berdasarkan PSA No.02 seksi 110, auditor mempunyai


tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai (reasonable assurance)
tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat
bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh
keyakinan memadai, namun bukan mutlak,bahwa salah saji
material terdeteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk

Proses Audit 5
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh
kekliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap laporan
keuangan.
Auditor Independen dapat memberikan saran tentang
bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft laporan
keuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkan informasi dari
manajemen dalam pelaksanaan audit.Namun, tanggung jawab
auditor atas laporan keuangan terbatas pada pernyataan
pendapatnya atas laporan keuangan tersebut.
Berikut beberapa istilah yang disebutkan dalam
tanggung jawab auditor :
1) Salah Saji Material dan tidak material
Dianggap material bila gabungan berbagai kekeliruan yang
belum terkoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan
dapat mengubah atau mempengaruhi berbagai keputusan
pengguna laporan keuangan.
2) Keyakinan yang memadai
Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji
material.Laporan auditor yang berisi tentang pendapat auditor
atas laporan keuangan didasarkan pada konsep perolehan
keyakinan memadai. Suatu audit tidak memberikan jaminan
atas akurasi laporan keuangan. Auditor bertanggung jawab
atas tingkat keyakinan yang memadai tetapi tidak mutlak
karena :
a. Mayoritas bukti audit berasal dari pengujian sampel atas
populasi.
b. Berbagai penyajian akuntansi terdiri dari sejumlah taksiran
yang kompleks, yang mengandung sejumlah
ketidakpastian serta dapat mempengaruhi berbagai
peristiwa yang akan datang.

Proses Audit 6
c. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh
kecurangan sering sekali sangat sulit dibuktikan,
khususnya saat terdapat suatu kolusi dalam manajemen
perusahaan.
3) Kekeliruan dan Kecurangan
Kekeliruan merupakan kesalahan penyajian atas laporan
keuangan yang tidak disengaja (unintentionally), meliputi
kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data
akuntansi yang menjadi sumber penyusunan laporan
keuangan; estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang
timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta; dan/atau Kekeliruan
dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau
pengungkapan.Kecurangan merupakan kesalahan penyajian
yang disengaja(intentionally), yaitu:
a. Penggelapan aset (misappropriation of assets)
b. Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial
reporting)
4) Skeptism Profesional
Merupakan sikap dimana auditor tidak boleh mengasumsikan
bahwa manajemen bersifat tidak jujur, tetapi kemungkinan
bahwa mereka bersikap tidak jujur harus tetap
dipertimbangkan. Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
pelanggaran hukum :
a. Menentukan apakah suatu tindakan klien itu dipandang
sebagai pelanggaran hukum, biasanya hal tersebut berada
di luar kompetensi profesional auditor.
b. Auditor harus mendeteksi dan melaporkan salah saji
akibat tindakan melanggar hukum yang berdampak
langsung dan material terhadap jumlah dan kecukupan
pengungkapan dalam laporan keuangan.

2.4 ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Proses Audit 7
Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di
dalam komponen laporan keuangan.Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit
atau eksplisit.

Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence). Asersi ini


berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal
tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode
tertentu
2) Kelengkapan (completeness).Asersi ini berhubungan dengan apakah
semua transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam
laporan keuangan.
3) Hak dan kewajiban (rights and obligation).Asersi ini berhubungan dengan
apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
4) Penilaian (valuation) atau alokasi. Asersi ini berhubungan dengan apakah
komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang semestinya.
5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Asersi ini
berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan
keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.

Asersi Manajemen dan Tujuan Audit.Tujuan umum audit atas laporan keuangan
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan integritas berbagai
asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.Hubungan asersi
manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel Hubungan Asersi Manajemen dan Tujuan Umum Audit

Proses Audit 8
Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit

Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal
tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya terjadi
dalam periode tertentu

Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening yang seharusnya


telah disajikan dalam laporan keuangan

Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu

Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya telah
disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
semestinya

Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan keuangan telah


digolongkan, digambarkan, dan diungkapkan secara
semestinya

2.5 RENCANA PEMERIKSAAN

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh


auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan
rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan
menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit
sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi

Proses Audit 9
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan, antara lain:

1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat entitas tersebut.
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
(adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya
transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh,
laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan
yang diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan
kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian).

Tahap-tahap Perencanaan Auditing :

Proses Audit 10
2.6 Prosedur Perencanaan Audit
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan
dan supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang
berkaitan dengan satuan usaha dan diskusi dengan staf lain dalam kantor
akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.Prosedur audit adalah metode
atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan auditor
tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh,
dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik.
Pengolahan komputer juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit.
Pembahasan berikut ini akan berfokus pada review beberapa jenis prosedur
yang digunakan oleh para auditor. Prosedur ini dapat digunakan untuk
mendukung pendekatan audit top-down ataupun pendekatan audit bottom-
up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan
digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit.
Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang akan dibahas
kemudian:

Proses Audit 11
1) Prosedur analitis (analytical procedures)
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara
data. Prosedur ini meliputi: perhitungan dan penggunaan rasio-rasio
sederhana; analisis vertikal atau laporan persentase; perbandingan jumlah
yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta penggunaan
model matematis dan statistik, seperti analisis regresi. Analisis regresi dapat
melibatkan penggunaan data nonkeuangan (seperti data jumlah karyawan)
maupun data keuangan. Prosedur analitis seringkali meliputi juga
pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan
ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan hasil
keuangan terkait. Prosedur analitis umumnya digunakan dalam
pendekatan top-down untuk mengembangkan harapan atas akun laporan
keuangan dan untuk menilai kelayakan laporan keuangan dalam konteks
tersebut.
2) Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas
dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-down. Dengan melakukan
inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan
dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas
akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali
mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-
faktor ekonomi dan persaingan entitas. Sebagai contoh, pada saat auditor
memeriksa kontrak sewa guna usaha, ia melakukan verifikasi kesesuaian
akuntansi yang digunakan untuk sewa guna usaha, mengevaluasi bagaimana
sewa guna usaha ini berpengaruh pada kegiatan pembiayaan dan investasi
entitas, dan akhirnya mempertimbangkan bagaimana sewa guna usaha ini
dapat mempengaruhi kemampuan entitas untuk menambah penghasilan dan
bagaimana pengaruh transaksi ini atas struktur biaya tetap entitas.Istilah-
istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa
(examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan.

Proses Audit 12
Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti
documenter. Dengan demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai
keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahaan
atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti
dokumen dan catatan.Memeriksa sumber daya berwujud memungkinkan
auditor dapat mengetahui secara langsung keberadaan dan kondisi fisik
sumber daya tersebut. Dengan demikian, inspeksi juga memberikan cara
untuk mengevaluasi bukti fisik.
3) Konfirmasi (confirming)
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber
independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien
membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang
mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut. Permintaan
tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima
untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada
auditor.Konfirmasi menyediakan bukti bottom-uppenting dan digunakan
dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari
sumber yang independen.
4) Permintaan keterangan (inquiring)
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau
tertulis oleh auditor.Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan
kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan
keterangan yang berkaitan dengan keusangan persediaan atau piutang yang
dapat ditagih.Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada pihak
eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat hokum
klien tentang kemungkinan hasil litigasi.Hasil permintaan keterangan dapat
berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.
Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu tujuan
audit tertentu terjadi dalam tahap perencanaan audit. Efektivitas prosedur
dalam memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya pelaksanaan prosedur

Proses Audit 13
tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur yang akan
digunakan.
5) Perhitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah (1) perhitungan
fisik sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan
(2) akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah
yang ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang sebagai penyediaan cara
untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang
objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini
menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong
untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan
konteks ekonomi dari prosedur perhitungan.
6) Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat
transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan
oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen
menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran
data melalui sistem akuntansi.Karena proesdur ini memberikan keyakinan
bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan
dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi
terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang
seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.

7) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)


Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal
dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi
yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan
validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching,
arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam tracing.
Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah

Proses Audit 14
saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya
(overstatement) dalam catatan akuntansi.
8) Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan
pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa
pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk
melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.Pengamatan terutama
penting untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.Auditor
juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam
melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan.Pengamatan yang
terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan
menginspeksi.
9) Pelaksanaan ulang (reperforming)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien.
Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual
dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per
unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung dan
rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek
pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal
telah sesuai dengan pengandalian intern yang telah dirumuskan.Sebagai
contoh, auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit
pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan bahwa pelanggan
memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut
diproses.Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan
dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu memahami
konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.
10) Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik,
maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer
(computer-asssited audittechniques/CAAT) untuk membantu melaksanakan
beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

Proses Audit 15
2.6.1 Isi Perencanaan Audit

1. Hal-hal mengenai klien, pengetahuan tentang bisnis klien


membantu auditor dalam mengindentifikasi
bidang yang memerlukan pertimbangan khusus; menilai kondisi
yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan,diolah, di-
review dan dikumpulkan dalam organisasi; menilai kewajaran
estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,
penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak
jangka panjang; menilai kewajaran representasi manajemenen;
mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi
yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya.
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien.
3. Rencana Kerja Auditor. Hal-hal pentingnya antara lain :
Staffing, pemeriksaan, dan jasa-jasa audit yang diberikan. Hal-
hal tambahannya : bantuan yang dapat diberikan klien seperti
mengisi formulir konfirmasi utang piutang, dan membuat
jadwal-jadwal, time schedule.

2.6.2 Elemen-elemen Perencanaan Audit


Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah
bervariasi sesuai dengan besarnya dan kompleksitas permasalahan
objek yang diperiksa dan pengetahuan mengenai jenis usaha objek
yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan audit
menurut Arens and Loebbecke (2000:219) adalah :

1. Pra Plan (Perencanaan Awal). Beberapa hal penting yang


terdapat dalam perencanaan awal ini adalah menyangkut

Proses Audit 16
informasi mengenai alasan klien untuk diaudit,menerima atau
menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi
alasan klien untuk diaudit, menentukan staf untuk penugasan
dan memperoleh surat penugasan.
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang
klien. Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan
kegiatan perusahaan klien yang akan diaudit yang berguna
sebagai acuan dalam menentukan surat penugasan atau perlu
tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang harus
dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat
memahami latar belakang klien adalah dengan cara :
meninjau lokasi pabrik dan kantor, menelaah kebijakan-
kebijakan penting perusahaan,mengidentifikasi pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa serta mengevaluasi
kebutuhan akan spesialis dari luar.
3. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum
klien. Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan hukum
industri klien mempunyai dampak besar terhadap hasil audit.
Pengetahuan auditor untuk menafsirkan fakta yang berkaitan
selama pekerjaan berlangsung akan meyakinkan bahwa
pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam
laporan keuangan. Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum
yang penting untuk diperiksa oleh auditor adalah Akta
Pendirian Perusahaan,anggaran dasar perusahaan, masalah
rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite audit
dan para pejabat eksekutif termasuk didalamnya adalah
ringkasan pokok mengenai keputusan yang dibuat oleh
direksi dan pemegang saham serta dokumen mengenai
kontrak penjualan maupun pembelian.
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian
persiapan. Melakukan analisis ini sangat penting artinya
karena dengan demikian keseluruhan kegiatan pemeriksaan

Proses Audit 17
dapat tergambar didalamnya. Prosedur analitis ini diantaranya
: Memahami bidang usaha klien, penetapan kemampuan
satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, indikasi
adanya kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
mengurangi pengujian yang terinci.
5. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit
yang dapat diterima. Besarnya salah saji dalam informasi
akuntansi dapat membuat pertimbangan pengambilan
keputusan terpengaruh. Tanggung jawab auditor adalah
menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah
saji material, apabila auditor berpendapat adanya salah saji
yang material ia harus memberitahukan hal ini pada klien,
sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika klien menolak untuk
mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor dapat
memberikan pendapat dengan pengecualian.
6. Mengembangkan program audit dan rencana
audit. Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang
tepat maka auditor harus melakukan wawancara, melakukan
pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-bukti. Guna
mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun
program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-
prosedur audit bagi setiap pemeriksaan. Program
pemeriksaan juga merupakan suatu alat pengendalian dimana
pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan
anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam hal ini
Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa:
“Dalam perencanaan auditnya, auditor harus
mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara
tertulis. Program audit membantu auditor dalam memberikan
perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus

Proses Audit 18
dilakukan. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya
sangat bervariasi”.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya.Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus
kas.Seorang yang melakukan fungsi auditing dikenal sebagai auditor, yang
pada mulanya adalah pendengar kritis terhadap suatu pertanggungjawaban
yangdibacakan oleh penanggungjawab suatu badan usaha.Saat ini, auditor
merupakan profesi yang telah berkembang sesuai kebutuhan. Auditor telah
terbagi dalam beberapa jenis seperti eksternal auditor dan internal auditor.
Tujuan pemeriksaan auditor adalah untuk memeriksa dan memperoleh keyakinan,
apakah kegiatan organisasi usaha dalam hal-hal yang material sudah sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.Untuk mencapai tujuan audit (audit
objective), seorang auditor harus membuat rencana audit yang terdiri dari
prosedur-prosedur yang akan dijalankan.

Proses Audit 19
3.2 Saran

Kepada pembaca / mahasiswa agar lebih memperdalam materi tentang


Proses Audit sebab sangat penting untuk mengetahui Tahap – Tahap audit
dan tanggung jawab auditor sebelum melangkah untuk mempelajari materi
dan memeriksa laporan keuangan selanjutnya.

Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun semangat,
kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

arifwahyuprabowo, 2011., an audit, https://www.scribd.com/doc/53797432/an-


Audit

Auditing,http://www.slideshare.net/IsmeSemangat/perencanaan-audit-9883055

DTE, 2015., Financial Auditing,http://www.slideshare.net/dte/perencanaan-audit-


9883055

Fitri, Listanti, 2015., Auditing, http://fitrialistiani94.blogspot.co.id/2014/11/


auditing.html

http://www.academia.edu/9568346/Asersi_Manajemen_Tanggung_Jawab_Au
ditor_Tujuan_Audit_Bukti_Audit_Materialitas_dan_Program_Audi
t

http://www.slideshare.net/iyandri/perencanaan-audit

iyandri tiluk wahyono, 2009., Perencanaan Audit.

Proses Audit 20
Isme Semangat, 2011., Perencanaan

Redaktur, Wau, 2015.,Asersi Manajemen, Tanggung Jawab Auditor, Tujuan Audit,


Bukti Audit, Materialitas dan Program Audit.

Proses Audit 21

Você também pode gostar