Você está na página 1de 14

ALJABAR LINEAR TRANSFORMASI LINEAR

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami memanjatkan
puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis, baik kesempatan maupun
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Aljabar Linear ini dengan baik. Salam
dan salawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah Aljabar Linear yang telah kami buat berjudul Transformasi Linear.Makalah ini
dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah
sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah
berjasa membantu penulis selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan
luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini
kedepannya.
Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah Aljabar Linear ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga
dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................
PEMBAHASAN
A. Pengantar Transformasi Linear..................................................................................... 2
B. Sifat Transformasi Linear Karnel Dan Jangkauan........................................................ 6
C. Transformasi Linear Dari Rn ke Rm: Geometri Transformasi Linear Dari R2 R3.......... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tranformasi linear termasuk dalam aljabar linear elementer yang memiliki sub bagian
seperti matriks dan operasinya,determenian matriks, system persamaan linear, vector dibidang
dan diruang,ruang vektor,ruang hasil kali dalam, ruang eigen dan yang terakhir transformasi
linear.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang transformasi linear maka diperlukan untuk
mengetahui apa transformasi linear melalui definisinya dan juga sifat-sifat transformasi linear
yang dalam hal ini disebut sifat transformasi linear Kranel dan jangkauan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu transformasi linear ?
2. Apa saja sifat-sifat transformasi Kernel dan jangkauan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Transformasi linear.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat transformasi Linear Kernel dan jangkauan.

BAB II
PEMBAHASAN
TRANSFORMASI LINEAR

A. Pengantar Transformasi Linear


Jika V dan W adalah ruang vektor dan F adalah suatu fungsi yang mengasosiasikan
vektor unik di W dengan setiap vektor terletak di V, maka dikatakan F memetakan V di dalam W,
dan ditulis F: V W. Jika F mengasosiasikan vektor w dengan vektor v, maka dituliskan w: F(v)
dan dikatakan bahwa w adalah bayangan dari v di bawah F. Ruang vektor V dinamakan domain
F.
Untuk melukiskannya, jika v = (x, y) adalah suatu vektor di R2, maka rumus :
F(v) = (x, x + y, y - x)
mendefinisikan suatu fungsi yang memetakan R2 ke dalam R3.
Khususnya : Jika v = (1, 1) x = 1, y = 1 sehingga bayangan dari V di bawah F adalah : F(v) = (1,
2, 0). Dengan demikian, domain F adalah R2..
Jika F: V W adalah suatu fungsi dari ruang vektor V ke dalam ruang vektor W, maka F
dikatakan transformasi linear (linear transformation) jika
i) F(u + v) = F(u) + F(v)untuk semua vektor u dan v di V.
ii) F(ku) = k F(u) untuk semua vektor u di dalam V dan semua skalar k.
Contoh :
1. Misalkan F: R2 R2 adalah fungsi yang didefinisikan oleh F(v) = (2x, y) dengan v = (x, y) di
R2. Buktikan bahwa F merupakan transformasi linear!
Bukti :
Misalkan: u = (x1, y1) dan v = (x2, y2)
a.) F (u + v) = F [(x1, y1) + (x2, y2)]
= F (x1 + x2, y1+ y2)
= (2 [x1 + x2], [y1+ y2] )
= ( [2x1, y1] + [2x2, y2] )
= F (u) + F (v)
b.) F (ku) = F (k x1, k y1)
= (k 2x1, k y1)
= k (2x1, y1)
= k F (u)
Jadi, F adalah suatu transformasi linear.
2. Periksa lineritas transformasi, T: R2 R3 dengan T(x, y) = (2x + y, x – 3y, 3x + 1).
Bukti :
Misalkan: u = (x1, y1) dan v = (x2, y2)
a.) F (u + v) = F [ (x1, y1) + (x2, y2) ]
= F [ x1 + x2, y1 + y2 ]
= [2 (x1 + x2) + (y1 + y2), (x1 + x2) - 3 (y1 + y2), 3 (x1 + x2) + 1)
= [2x1 + 2x2 + y1 + y2, x1 + x2 - 3y1 - 3y2, 3x1 + 3x2 + 1]
= [(2x1 + y1) + (2x2 + y2), (x1 - 3y1) + (x2 - 3y2), (3x1 + 1) + 3x2]

= [2x1 + y, x1 - 3y1, 3x1 + 1] + [2x2 + y2, x2 - 3y2, 3x2]

= F (u) ≠ F (v)

Diperoleh F (u + v) ≠ F (u) + F (v)

b.) F (ku) = F (k x1, k y1)

= [2k x1 + k y1, k x1 – 3k y1, 3k x1 + 1]


= k [2x1 + y1, x1 – 3 y1, 3k x1 + 1/k]
F (ku) ≠ F (u)
Jadi, T bukan suatu transformasi linear.

3. Tunjukkan bahwa T : R2 R3 yang didefinisikan oleh T(x) = 2x adalah transformasi


linear.
Penyelesaian

Diambil sebarang x, y R, maka:


T(x + y) = 2(x + y) [rumus fungsi]

= 2x + 2y [sifat aritmatika real]


= T(x) + T(y) [rumus fungsi]
dan juga
T(kx) = 2(kx) [rumus fungsi]
= k(2x) [sifat aritmatika real]
= kT(x) [rumus fungsi]
untuk k R. Disimpulkan bahwa T adalah transformasi linear.
4. Tunjukkan bahwa T : R2 R3, T(x) = x2 bukanlah transformasi linear.
Penyelesaian
Harus ditunjukkan bahwa definisi transformasi linear tidak dipenuhi oleh fungsi tersebut, dan ini
bisa ditunjukkan dengan contoh penyangkal.
Berdasarkan rumus fungsi diperoleh bahwa
T(1) = 12 = 1 dan T(2) = 22 = 4.
Karena 2 = 1 + 1 dan 22 12 + 12, maka
22 = T(2) = T( 1 + 1) T(1) + T(1) = 12 + 12.
Disimpulkan bahwa T bukanlah transformasi linear.
Misalkan A adalah suatu matriks berorde m x n. Jika notasi matriks digunakan untuk vektor
di Rm dan Rn , maka dapat didefinisikan suatu fungsi T: Rn Rm dengan :
T(x) = Ax
Jika x adalah matriks n x 1, maka hasil kali Ax adalah matriks m x 1; jadi memetakan R n ke
dalam Rm dan T linear.
Teo
rema :

Contoh :

1. Carilah matriks baku untuk transformasi T: R3 R2 yang didefinisikan oleh: T(x) = (x1 + x2, x2 +
x3 ), untuk setiap x = (x1, x2, x3) dalam Rn.

Jawab :

Dengan mudah dapat dibuktikan bahwa T adalah transformasi linear. Untuk mencari matriks
A sehingga T(x) = Ax untuk setiap x R3 , terlebih dulu harus ditentukan T(e1), T(e2), dan T(e3).

T(e1) = T(1, 0, 0) = ; T(e2) = T(0, 1, 0) = ; T(e3) = T(0, 0, 1) =

Pilih vektor – vektor koordinat ini untuk menjadi kolom – kolom dari matriks A.

A=
Untuk meeriksa hasilnya, hitung Ax.

Ax = = , Sesuai dengan rumus yang diberikan untuk T.

2. Tunjukkan bahwa T : M 2(R) P2(R) yang didefinisikan oleh :

T = a + (d – c)x + (b + c)x2 adalah transformasi linear.


Penyelesaian

Diambil sebarang , M2(R).


Berdasarkan rumus fungsi diperoleh:

T =T
= (a + e) + ((d + h) – (c + g))x + ((b + f) + (c + g))x2

= (a + (d – c)x + (b + c)x2) + (e + (h – g)x + (f + g)x )


2

=T
Selanjutnya jika k R, maka:

T =T
= ka + (kd – kc)x + (kb + kc)x 2

= k (a + (d – c)x + (b + c)x )
2

= kT
Disimpulkan bahwa T adalah linear.
B. Sifat Transformasi Linear Kernel Dan Jangkauan
Jika T: V W adalah transformasi linear, maka himpunan vektor di V yang dipetakan T
ke dalam 0 dinamakan kernel (atau ruang nol) dari T; himpunan tersebut dinyatakan oleh ker(T).
Himpunan semua vektor di W yang merupakan bayangan di bawah T dari paling sedikit satu
vektor di V dinamakan jangkauan dari T; himpunan tersebut dinyatakan oleh R(T).

Teorema 1
:
Teorema 2
:

Teorema (Teorema Dimensi) 3 :

Teorema 4:
Misalkan { v1, v2, … , vn } adalah basis untuk ruang vekto V dan T: V W adalah transformasi
linear. Jika bayangan vektor basisnya diketahui yaitu:

T (v1), T (v2), … T (vn)


Maka kita dapat memperoleh bayangan T(v) dari sebarang vektor v dengan menyatakan dulu v
dalam basis tersebut, misalkan:

v = k1 v1 + k2 v2 + … + kn vn

dan kemudian dapat ditulis:

T(v) = k1 T(v1) + k2 T(v2) + … + kn T(vn)


Ringkasnya :

Suatu transformasi linear ditentukan secara lengkap oleh nilainya pada suatu basis.

Contoh :

Tinjaulah basis S = {v1, v2, v3) untuk R3 dimana v1 = (1, 1, 1); v2 = (1, 1, 0) dan misalkan
T: R3 R2 adalah transformasi linear sehingga T(v1) = (1, 0); T(v2) = (2, -1); T(v3) = (4, 3).

a) Carilah T(2, -3, 5)

b) Carilah sebuah rumus untuk transformasi linear tersebut.

Jawab :

a) Mula – mula nyatakan v = (2, -3, 5) sebagai kombinasi dari:

v1 = (1, 1, 1); v2 = (1, 1, 0); v3 = (1, 0, 0), jadi


v = k1 v1 + k2 v2 + k3 v3
(2, -3, 5) = k1 (1, 1, 1) + k2 (1, 1, 0) + k3 (1, 0, 0)

SPL : k1 + k2 + k3 = 2 k1 = 5
k1 + k2 = -3 k2 = -3 -5 = - 8
k1 =5 k3 = 2 – (-8) – 5 = 5
Sehingga:
(2, -3, 5) = 5 v1 – 8 v2 + 5 v3
T(2, -3, 5) = 5 T(v1) – 8 T(v2) + 5 T(v3)
= 5 (1, 0) – 8 (2, -1) + 5 (4, 3)
= ( 9, 23

b) Misal: v (x, y, z) (x, y, z) = k1 (1, 1, 1) + k2 (1, 1, 0) + k3 (1, 0, 0)

SPL : k1 + k2 + k3 = x k1 = z
k1 + k2 =y k2 = y - z
k1 =z k3 = x – z (y – z) = x – y
Sehingga :
(x, y, z) = z[v1] + (y – z)[v2] + (x – y)[v3]
T(x, y, z) = z T(v1) + (y – z) T(v2) + (x – y) T(v3)
= z(1, 0) + (y – z) (2, -1) + (x – y) (4, 3)
= [z + 2(y – z) + 4(x – y), - (y – z) + 3(x – y)]
= [z + 2y – 2z + 4x – 4y, - y + z + 3x – 3y)
= [4x – 2y – z, 3x – 4y + z]
Jadi, T: R3 R2 dirumuskan dengan T(v) = (4x – 2y – z, 3x – 4y +z)
Matrik sebuah operator linear T: V V bergantung pada basis yang dipilih untuk V.
Teorema 5 :

Bukti :
Karena A adalah matriks T terhadap B, dan A’ adalah matriks T terhadap B’, maka
hubungan berikut berlaku untuk semua x dalam V.
A[x]B = [T(x)]B dan A’[x]B’ = [T(x)]B’
Ini dapat ditulis sebagai
[x] [T(x)]B dan [x]B’ A’ [T(x)]B’
Untuk melihat bagaimana matriks A dihubungkan dengan A’, maka misalkan P adalah matriks
transisi dari basis B’ ke B, sehingga P-1 adalah matriks transisi dari B ke B’. Jadi,
P[x]B’ = [x]B dan P-1[T(x)]B = [T(x)]B’
Yang dapat ditulis sebagai
[x]B’ P [x]B dan [T(x)]B P-1 [T(x)]B’
Untuk mendapatkannya, hubungan tersebut dapat dikaitkan bersama – sama dalam sebuah
gambar sebagai berikut:

A
[x]B [T(x)]B
-1
P P

[x]B’ A’ [T(x)]B’
Gambar ini melukiskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan matriks [T(x)] B’dari matriks
[x]B’. Kita dapat mengambil jalan bawah menyeberang gambar, yakni
A’[x]B’ = [T(x)]B’
Atau kita dapat menaiki sisi kiri, enyeberang atas, dan menurun sisi kanan, yakni
P-1 AP[x]B’ = [T(x)]B’

Jelas bahwa
P-1AP[x]B’ = A’[x]B’
Untuk semua x pada V. Jelas bahwa P-1AP = A’
Contoh 1 :

Misalkan T: R2 R2 didefinisikan oleh :T =


Carilah matriks baku untuk T, yakni matriks T relatif terhadap basis B = {e1, e2), dimana

e1 = e2 =
dan kemudian gunakanlah teorema untuk mentransformasikan matriks ini ke dalam matriks T

relatif terhadap basis B’ = {u1, u2}, dimana u1 = dan u2 =


Pemecahan: kita cari matriks T relatif terhadap basis baku b menjadi:

[T]B =
Matriks transisi dari B’ ke B
u1 = e1 + e2
u2 = e1 + 2e2
sehingga :

[u1]B = dan [u2]B =


Jadi, matriks transisi dari B’ ke B adalah

P=
Anda dapat memeriksa bahwa:

P-1 =
Sehingga menurut Teorema matriks T relatif terhadap basis B’ adalah:

P-1[ T ]BP = =

C. Transformasi Linear Dari Rn ke Rm: Geometri Transformasi Linear Dari R2 ke R3


Jika T: Rn Rm adalah sebarang transformasi linear, maka kita dapat mencari sebuah
matriks A yang berukuran m x n sehingga T adalah perkalian oleh A. Misalkan:
e1, e2, . . . , en
adalah basis baku untuk Rn, dan misalkan A adalah matriks m x n yang mempunyai
T(e1), T(e2), . . . , T(en)
Sebagai vektor – vektor kolomnya. Misalnya, jika T: R2 R2 diberikan oleh:

T =
maka

T(e1) = T = dan T(e2) = T =

A=
T(e1) T(e2)
Secara lebih umum, jika:

T(e1) = , T(e2) = , . . . , T(en) =


maka

A=
T(e1) T(e2) T(en)
Matriks ini kita namakan matriks baku untuk T. Kita akan perlihatkan bahwa transformasi linear
T: Rn Rm adalah perkalian oleh A. Untuk melihat ini, mula – mula perhatikanlah bahwa:

x= = x1e1 + x2e2 + . . . + xnen

maka, karena kelinearan T, adalah


T(x) = x1 T(e1) + x2 T( e2) + . . . + xn T(en)
Sebaliknya
Ax = =

= x1 + x2 + . . . + xn = x1 T(e1) + x2 T( e2) + . . . + xn T(en)


Jadi, T(x) = Ax, yakni T adalah prkalian oleh A.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jika F: V W adalah suatu fungsi dari ruang vektor V ke dalam ruang vektor W, maka F
dikatakan transformasi linear (linear transformation) jika
a. F(u + v) = F(u) + F(v)untuk semua vektor u dan v di V.
b. F(ku) = k F(u) untuk semua vektor u di dalam V dan semua skalar k.
2. Mengenai sifat transformasi linear kernel dan jangkauan dijelaskan pada teorema berikut:
a. Jika T: V W adalah transformasi linear, maka

1) T(0) = 0

2) T(-v) = - T(v) untuk semua v di V.

3) T(v – w) = T(v) – T(w) untuk semua v dan w di V

b. Jika T: V W adalah transformasi linear, maka

1) Kernel dari T adalah subruang dari V.

2) Jangkauan dari T adalah subruang dari W.


c. Jika T: V W adalah transformasi linear dari ruang vektor V yang berdimensi n kepada suatu
ruang vektor W, maka: (rank dari T) + ( nulitas dari T) = n

B. Saran
Dalam berbagai analisis statistik,umunya untuk bidang penelitian pendidikan dan
psikologi,khususnya dalam bidang pengujian dan pengukuran transformasi data ke data
“lain”sering dipakai.Transformasi linier merupakan bentuk paling sederhana dalam konsep
pengubahan data dalam satu format ke format lainnya.Tujuan utama yang sering di ungkapkan
dalam pembahasan topik ini (transfomasi linier) adalah untuk mengembangkan pemahaman
bahwa data dalam satu format dapat di transfer atau di ubah ke bentuk data “lain”sehingga
memudahkan analisis selanjutnya dan penginterprestasiannya. Demikian merupakan salah satu
kegunaan secara nyata mengenai transformasi linear. Namun dalam makalah ini tidak dijelaskan
aplikasinya melainkan konsep transpor linear yang sebenarnya dalam matematika. Apabila kita
memahami teori yang sebenarnya tentulah lebih mudah mengaplikasikanya.
DAFTAR PUSTAKA

 Referensi Agung Firmansah


Sibrani Maslen 2013, Aljabar Linear, Rajawali Pers: Jakarta (Agung)
Anton, Howard, 2005, Aljabar Linear Elementer versi aplikasi edisi 8, Erlangga; Jakarta(Agung)
 Referensi Erni Lestari
Anton, Howard, 1987, Aljabar Linear Elementer, Erlangga; Jakarta (Erni)
Anton Howard, 2000 , Dasar-dasar Aljabar Linear, Erlangga; Jakarta (Erni)
 Referensi Lisa Wulandari
Gunawan R Santoso, 2009, Aljabar Linear Dasar, CV ANDI OFFSET
Setiadji, 2008, Aljabar Linear, Graha Ilmu: Yogyakarta
 Referensi Resti Anggraeni
Nugroho, Didit Budi, 2009, Aljabar Linear, Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga (Resti)
Jabar Abdul , 2013, Diktat Mata Kuliah Aljabar Linear Elementer, STKIP Banjarmasin:
Banjarmasin (Resti)
 Referensi Trina Afriani
Imrona Mahmud, 2013, Aljabar Linear, Erlangga: Jakarta (Trina)
Yuliant sibroni, 2002, Buku Aljabar Linear, STT: Bandung (Trina)

Você também pode gostar