Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Bogor ............................................................................................................ 2
Gambar 3.1 Konstelasi Kota Bogor dengan Wilayah di sekitarnya........................................................... 12
Gambar 3.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Tahun 2015 ................................................................. 14
Gambar 3.3 Piramida Penduduk Kota Bogor Menurut Usia ........................................................................ 14
Gambar 3.4 Laju Pertumburhan Ekonomi Kota Bogor 2010 - 2016 ........................................................ 16
Gambar 4.1 Payback Period Analisis Kelayakan Ekonomi ........................................................................... 30
Gambar 4.2 Pola Kerjasama Investasi Pembiayaan ........................................................................................ 32
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Bogor Tahun 2015 .................................. 13
Tabel 3.2 Nilai PDRB Kota Bogor Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha.................................................. 15
Tabel 4.1 Tabel Inventaris Rencana Pembangunan Infastruktur Kota Bogor Tahun 2018 ........... 17
Tabel 4.2 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Drainase dan Irigasi) ................. 18
Tabel 4.3 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Fasilitas Kesehatan)................... 20
Tabel 4.4 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Jalan dan Jembatan) ................... 21
Tabel 4.5 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Air Bersih) ..................................... 22
Tabel 4.6 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Transportasi)................................ 22
Tabel 4.7 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Bangunan Perkantoran dan
Peribatadan) .................................................................................................................................................................... 23
Tabel 4.8 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Fasilitas Pendidikan)................. 23
Tabel 4.9 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Fasilitas Persampahan dan
Sanitasi) ............................................................................................................................................................................. 24
Tabel 4.10 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Perumahan) ................................ 25
Tabel 4.11 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Ruang Terbuka Hijau) ........... 25
Tabel 4.12 Analisis Finansial Cost Proyek Pembangunan Transportasi ................................................ 26
Tabel 4.14 Analisis Ekonomi Cost Proyek Pembangunan Transportasi................................................. 27
Tabel 4.15 Analisis Ekonomi Benefit Proyek Pembangunan Transportasi ........................................... 28
Tabel 4.16 Kelompok Instrumen Keuangan berdasarkan Jenis dan Sifat .............................................. 31
Tabel 4.17 Penentuan Pola Investasi Pembiayaan .......................................................................................... 33
Tabel 4.18 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Drainase dan Irigasi)........................... 35
Tabel 4.19 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Fasilitas Kesehatan) ............................ 38
Tabel 4.20 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Jalan dan Jembatan) ............................ 39
Tabel 4.21 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Air Bersih) ............................................... 40
Tabel 4.22 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Transportasi) ......................................... 40
Tabel 4.23 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Bangunan Perkantoran dan
Peribatadan) .................................................................................................................................................................... 41
Tabel 4.24 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Fasilitas Pendidikan) .......................... 41
Tabel 4.25 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Fasilitas Persampahan dan Sanitasi)
............................................................................................................................................................................................... 42
Tabel 4.26 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Perumahan) ............................................ 43
Tabel 4.27 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Ruang Terbuka Hijau) ........................ 43
iii
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
d) Adanya kemungkinan alternatif dalam menghindari lebarnya gap antara kebutuhan dalam
pembangunan infrastruktur dan keterbatasan APBD Kota Bogor
2
1.4.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam laporan ini mencakup analisis-analisis yang
digunakan dalam menyusun laporan ini. Analisis yang digunakan diantaranya adalah analisis
kelayakan baik secara finansial maupun ekonomi yang didapatkan melalui melalui perhitungan
NPV, BCR dan juga IRR. Disamping itu juga menganalisis sumber-sumber pembiayaan yang
mungkin akan digunakan dalam penganggaran pembiayaan pembangunan yang telah disusun.
3
2. BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1. Pendanaan Proyek
Definisi dari pendanaan proyek adalah upaya untuk mendapatkan dana atau modal yang
digunakan untuk membiayai suatu proyek dimana umumnya meliputi kegiatan-kegiatan
(Project Management for Oil & Gas Industries, 2001) :
Mengkaji sumber dana
Menyusun struktur pendanaan yang optimal
Menganalisa tingkat suku bunga terhadap keputusan investasi
Negosiasi dengan calon penyandang dana
Bagi proyek yang memerlukan sejumlah besar dana, persoalan pendanaan umumnya
sangat kompleks. Pemilihan pola pendanaan mencerminkan tujuan serta kepentingan spesifik
pemilik setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang sedang dihadapi. Oleh karena itu
apapun pola pendanaan yang digunakan sangat jelas bahwa pemberi dana menginginkan
pengembalian dana dari proyek dapat dikembalikan sesuai denagn perjanjian dan hasilnya
sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam teknik pendanaan proyek sumber pengembalian pembiayaan berasal dari
cashflow proyek dan jaminan aset-aset yang dimiliki oleh proyek (Project Vehicle). Dengan
demikian perusahaan yang mensponsoriproyek tersebut tidak akan diminta melunasi
kewajiban finansialnya apabila proyek mengalami gangguan cashflow. (Parra, 2003 : 3)
Karakteristik lain dari teknik pendanaan proyek adalah sebagai berikut :
a. Adanya Interest During Construction (IDC) yang dikapitalisasi dalam proyek
b. Pengaturan jadwal pendanaan yang ketat. Misalkan antara penarikan pendanaan
dengan tahap pencapaian (stage) proyek dan cashflow generation dengan loan
repayment.
c. Kontrol bersama dengan peminjam (kreditur) terhadap kegiatan operasi project vehicle.
d. Membuat berbagai macam account untuk memenuhi kebutuhan operasional proyek dan
contingencies.
e. Dokumentasi yang lebih kompleks dari pendanaan traditional.
4
Kreditur melihat tipe pendanaan yang seperti ini lebih beresiko, oleh karena itu biasanya
memberikan premium yang lebih tinggi dalam memberikan pinjaman.
Kreditur memiliki kontrol yang besar terhadap proyek terutama mengenai cashflow yang
dihasilkan dari proyek untuk menutupi biaya operasi, pengembalian hutang dan
pembayaran dividen.
Kreditur melihat dalam risk-sharing diperlukan pengaturan jaminan sehingga terdapat
biaya insurance yang lebih dibandingkan commercial loan normal.
Dokumentasi yang lebih banyak dan kompleks. Oleh karena itu teknik pendanaan proyek
ini lebih cocok untuk proyek skala menengah – besar.
5
b. Pengembalian pada Waktu Jatuh Tempo
Disini jumlah total pinjaman pokok dibayarkan kembali pada waktu jatuh tempo yaitu
pada masa akhir pinjaman.
c. Grace Period
Diberikan tenggang waktu mulainya cicilan hutang pokok. Struktur ini sesuai untuk
proyek yang tidak menghasilkan produksi sama sekali sampai jangka waktu tertentu.
Setelah menghasilkan cashflow maka mulailah debitur membayar kembali pinjaman.
6
Aspek pasar dan pemasaran
Aspek ini meninjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang
diinginkan atau tidak.
Aspek keuangan
Didalam aspek ini di lakukan untuk menilai biaya –biaya apa saja yang akan dikeluarkan
dan seberapa besar biaya-biaya yang akan di keluarkan
Aspek teknis/operasi
Aspek ini akan di teliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat,cabang, pabrik,
atau gudang. Kemudian penentuan layout ruangan sampai ke pada usaha perluasan
selanjutnya.
Aspek manajemen/organisasi
Pada aspek ini, menilai para pengelola usaha dan struktur organisasi apakah dapat
berhubungan antara masing-masing wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responsibility) dapat diketahui dengan jelas.
Aspek ekonomi sosial
Menyelidiki apakah proyek itu akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan
yang cukup besar dalam pembangunan ekonomis seluruhnya, dan melihat pengaruh yang
di timbulkan jika proyek tersebut di jalankan
7
2.3.1. Pengertian Analisis Manfaat-Biaya
Analisis manfaat-biaya adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang
memungkinkan analis membandingkan danmenganjurkan suatu kebijakan dengan cara
menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang. Analisis
manfaat-biaya dapat digunakan untuk merekomendasikan tindakan kebijakan, dalam arti
diaplikasikan ke depan (ex ante), dan dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
kinerja kebijakan. Analisis Biaya Manfaat digunakan, terutama ketika masalah EFISIENSI
menjadi sesuatu yang sangat relevan dan diperhitungkan, atau dengan perkataan lain
digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka
tersebut dapat digunakan secara efisien.
Analisa Biaya Manfaat secara tradisional melABMangkan rasionalitas ekonomi karena
kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Suatu
kebijakan dikatakan efisien jika manfaat bersih (yaitu total manfaat dikurangi total biaya)
adalah lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dihasilkan dari
sejumlah alternative penggunaan sumberdaya (investasi) lainnya di sector swasta ataupun
public (opportunity cost).
Beberapa pengertian dan definisi dapat Cost and Benefit Analysis antara lain:
a. An approach to policy recommendation that permits analyst to compare and advocate
policies by quatifying their total monetary cost and benefits.
b. A process by which you weigh expected costs against expected benefits to determine the best
(or most profitable) course of action.
c. A technique designed to determine the feasibility of a project or plan by quantifying
its costs and benefits.
d. A technique designed to determine the feasibility of a project or plan by quantifying its costs
and benefits
e.
Dari berbagai definisi di atas dapatlah ditarik suatu pemahaman bahwa analisa biaya
manfaat adalah suatu cara untuk menhitung (dalam besaran nilai uang) sejauhmana biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk mewujudkan suatu proyek tertentu memberikan hasil manfaat,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk dipilih atau tidak dalam suatu
pengABMilan keputusan.
Adapun pengertian tentang Cost (biaya) dan Benefits (Manfaat), dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Benefits : are the sum of the maximum amounts that people would be willingness to pay to
gain outcomes that they view as desirable
Costs : are the sum of the maximum amounts that people would be willing to pay to
avoid outcomes that they view as undesirable
ABM adalah salah satu teknik yang relatif mudah dilakukan, karena secara sederhana
pengABMilan keputusan dilakukan berdasarkan perhitungan ”untung-rugi” yang dinilai dengan
satuan uang (IDR, US$). Bahkan termasuk yang “intangible” pun diperhitungkan secara
harganya secara rasional dengan satuan uang. Keputusan diABMil apabila “untung”, atau
manfaatnya lebih tinggi ketimbang biayanya.
8
Dalam melakukan analisis manfaat-biaya yang harus diperhatikan adalah melakukan
hal-hal berikut:
a. Identifying relevant impacts
Melakukan identifikasi hal-hal mana yang relevan terkena dampak dari kebijakan. Misal:
keluasan wilayah, orang-orang/pihak-pihak. Pihak-pihak mana yang paling
berkepentingan dengan Kebijakan,
b. Monetizing impacts
Mengukur sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan memberikan kompensasi yang
wajar dengan hasil yang diperolehnya.
- Valuing inputs: Mengukur sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan memberikan
kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya.
- Valuing Outcomes; menilai sejauhmana hasil yang didapatkan melalui
pendekatan opportunity cost atau survey willingness to pay.
- Oportunity cost: Pemilihan sejumlah sumberdaya yang paling efisien, yang diukur
melalui penilaian sejauhmana sumberdaya itu telah mengakibatkan hilangnya
kesempatan untuk digunakan untuk menghasilkan hal lain
c. Discounting for time and Risk,
Menghitung perkiraan nilai hari ini dari biaya dan manfaat yang akan diperoleh pada
masa yang akan datang. Faktor diskonto didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang pada
masa yang akan datang pada arus biaya dan manfaat tidak sama pada setiap tahunnya.
d. Choosing Among Polices
Memilih kebijakan yang mendatangkan manfaat (net benefits) yang paling memenuhi
criteria yang ditetapkan
9
diukur dengan harga pasar yang sebenarnya dari barang dan pelayanan, sementara yang
tidak nyata adalah biaya dan manfaat yang secara tidak langsung diukurdengan cara
menafsirkan nilai sebenarnya dari barang itu dengan patokan harga pasar. Ketika
berhubungan dengan yang tidak nyataseperti harga udara bersih, analis kemungkinan
membuat harga bayangan dengan membuat keputusan subyektif tentang nilai dolar dari
biaya maupun manfaat.
c) Biaya dan manfaat primer dan sekunder.
Mempersoalkan apakah biaya atau manfaat itu dihasilkan secara "langsung" atau
"tidak langsung" oleh suatu program, Biaya atau manfaat primer adalah suatu biaya atau
manfaat yang dihubungkan dengan sasaran program yang paling bernilai, sedangkan biaya
atau manfaat sekunder berkaitan dengan sasaran yang kurang bernilai. Sebagai contoh,
program sertifikasi guru. Manfaat langsungnya adalah, dihasilkannya 2000 guru
bersertifikat setiap tahun, dengan biaya 2M rupiah. Manfaat sekundernya: Peningkatan
motivasi pengembangan diri guru, dan dampak biaya sekundernya: berkurangnya sekian
ratus jam mengajar akibat proses sertifikasi yang ketat.
d) Efisiensi bersih vs. manfaat redistributional.
Mempersoalkan apakah kombinasi biaya dan manfaat membuat kenaikan dalam
agreqat pendapatan atau hanya menghasilkan pergeseran pendapatan atau sumberdaya di
antara berbagai kelompok yang berbeda. Manfaat efisiensi bersih adalah manfaat yang
mencerminkan kenaikan "riil" dari pendapatan bersih (total biaya dikurangi total
manfaat), sementara manfaat redistribusional adalah manfaat berupa pergeseran yang
bersifat semu berupa pendapatan oleh suatu kelompok dengan konsekuensi pengorbanan
(pendapatan yang hilang) dari kelompok lain tanpa menghasilkan peningkatan efisiensi
bersih. Perubahan pada contoh pertama disebut sebagai manfaat riil atau pada contoh
kedua disebut manfaat semu. Sebagai contoh, program pemugaran lingkungan
kumuhkemungkinan menghasilkan $1 juta manfaat efisieasi bersih. Jika pemugaran
lingkungan kumuh juga meningkatkan pendapatan toko-tokogrosir kecil di sekitarnya —
dan menurunkan penjualan di toko yang mempunyai jarak labih jauh dari apartemen yang
baru dibangun— manfaat dan biaya dari pendapatan yang diperoleh dan yang
hilang adalah semu. Mereka saling meniadakan tanpa menghasilkan perubahan dalam
manfaat efisiensi bersih.
10
3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah. Ketika suatu sasaran telah dispesifikasi,
analis mempunyai asumsi tentang penyebab masalah dan peluang pemecahannya
hampir selalu ditransformasikan ke dalam allernatif kebijakan untuk mencapai tujuan-
tujuan kebijakan.
4. Pencarian, analisis, dan interpretasi informasi Tugas yang di lakukan di sini adalah
menelusur, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi yang relevan untuk
meramalkan hasil dari alternatif-alternatif kebijakan. Pada tahapan ini sasaran utama dari
peramaIan adalah biaya dan manfaat dari alternatif kebijakan yang telah diidenlifikasi
pada tahapan sebelumnya. Di sini, informasi dapat diperoleh dari data-data yang tersedia
yang menyangkut biaya dan manfaat dari beberapa program yang sejenis.
5. Identifikasi kelompok sasaran dan pemanfaat. Di sini tugas yang dilakukan adalah
melakukan analisis semua pihak terkait (stakeholder)dengan mendaftar semua kelompok
yang mempunyai peranan dalam setiap isu karena akan dipengaruhi, secara negatif atau
positif, ketika kebijakan diterapkan.
6. Menafsirkan biaya dan manfaat. Tugas yang mengharuskan penafsiran dalam bentuk
uang atas semua manfaat dan biaya yang akan diperoleh kelompok sasaran dan
pemanfaat. Validitas, reliabilitas dan kelayakan dari jenis pengukuran ini selalu
menimbulkan ketidak-sepakatan.
7. Penyusutan dari biaya dan manfaat. Jika tingkat biaya dan manfaat nyata
diproyeksikan untuk waktu mendatang, penafsir harus menyesuaikan untuk menurunkan
nilai riil dari uang sebagai akibat adanya infglasi dan perubahan-perubahan dalam tingkat
suku bunga di masa mendatang. Nilai nyata dari biaya dan manfaat selalu didasarkan
pada teknik penyusutan, suatu prosedur yang menggABMarkan biaya dan manfaat pada
tingkat harga sekarang. (NPV)
8. Menafsirkan resiko dan ketidak-pastian. Tugas yang dilakukan di sini adalah
melakukan analisis sensitivitas, suatu istilah umum yang merujuk pada prosedur untuk
menguji sensitivitas kesimpulan terhadap asumsi-asumsi alternatif tentang probabilitas
terjadinya perbedaan biaya dan manfaat, atau terhadap faktor penyusutan yang berbeda-
beda. Sangat sulit untuk mengembangkan penafsiran probabilitas yang terpercaya karena
peramalan yang berbeda mengenai hasi! yang sama di masa depan,.
9. Memilih kriteria pengambilan keputusan. Di sini pekerjaan yang dilakukan adalah
menekankan suatu kriteria atau aturan pengABMilan keputusan untuk memilih antara
dua atau lebih alternatif yang mempunyai perbedaan komposisi biaya dan manfaat.
[Criteria di sini ada enam jenis: efisiensi, efektivitas, kesepakatan, keadilan, daya tanggap
dan ketepatan) . Pilihan kriteria keputusan mempunyai implikasi etis yang pcnting,
karena kriteria keputusan didasarkan pada konsepsi yang berbeda tentang keharusan
moral dan keadilan sosial.
10. Rekomendasi. Tugas terakhir dalam analisis manfaat-biaya adalah membuat
rekomendasi dengan memilih di antara dua atau lebih alternatif. Pilihan alternatif
biasanya tetap saja mengandung persoalan, yang kemudian mengundang analisis kritis
mengenai plausibilitas dari rekomendasi tersebut, memperhitungkan hipotesis kausal
dan etis yang lain yang dapat melemahkan atau mengurangi validitas suatu rekomendasi.
11
3. BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kota Bogor merupakan salah satu Kota Penyangga Ibu Kota. Jarak antara Kota Bogor
dengan Jakarta kurang lebih 60 Km sedangkan jarak Kota Bogor dengan Kota Bandung sekitar
120 Km. Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 30”30” - 6º41’00” lintang selatan dan
106º43’30” - 106º51’00” bujur timur serta mempunyai ketinggian ratarata minimal 190 meter
dan maksimal 330 meter di atas permukaan laut. Kota yang biasa dijuluki sebagai Kota Hujan ini
memiliki jumlah penduduk sekitar 1064687 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 3,8 %. Kenaikan jumlah penduduk Kota Bogor yang pesat ini kemungkinan disebabkan
12
oleh adanya faktor – faktor penarik. Faktor tersebut adalah fasilitas fasilitas - sosial maupun
ekonomi yang semakin memadai. Selain itu, kota bogor memiliki peran dalam melayani
kegiatan pelayanan jasa Kabupaten Bogor dan juga sebagai penyangga Kota Jakarta.
Pembagian fungsi wilayah Kota Bogor menggunakan Model Sistem Kota Satelit, pusat
Kota adalah Kecamatan Bogor Tengah sedangkan Kota Satelitnya adalah Kecamatan Bogor
Selatan, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Barat dan
Kecamatan Tanah Sareal Kegiatan di pusat Kota Satelit adalah kegiatan yang tingkat
pelayanannya berskala regional dan skala kota, sedangkan untuk kota satelitnya adalah
kegiatan yang tingkat pelayanannya berskala kota dan skala lokal. Wilayah Kota Bogor terbagi
atas 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor
Utara, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Tanah Sareal, dengan
68 Kelurahan yang didukung oleh satuan lingkungan setempat sebanyak 780 Rukun Warga
(RW) dan 3.479 Rukun Tetangga (RT).
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Bogor Tahun 2015
Penduduk Kota Bogor Menurut Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin, 2016
Population by Subdistricts and Sex Ratio in Bogor Municipality, 2016
Penduduk (orang)
Kecamatan Rasio Jenis kelamin
Population (Person)
Laki-laki Permpuan Jumlah
Sub District Sex Ratio
Male Female Total
010. Bogor Selatan 101972 97276 199248 104,83
020. Bogor Timur 52855 51882 104737 101,88
030. Bogor Utara 97765 95047 192812 102,86
040. Bogor Tengah 52827 51855 104682 101,87
050. Bogor Barat 119816 116486 236302 102,86
060. Tanah Sareal 115053 111853 226906 102,86
Jumlah/Total 2016 540288 524399 1064687 103,03
2015 532018 515904 1047922 103,12
2014 523479 507241 1030720 103,20
2013 514797 498222 1013019 103,43
Sumber: BPS Kota Bogor, Kota Bogor dalam Angka 2016
13
Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor
Menurut Kecamatan Tahun 2015
3
2,45
2,5
2 1,82
1,65
1,5 1,33 1,38
0,5 0,31
0
Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Tanah
Selatan Timur Utara Tengah Barat Sereal
Dengan luas wilayah Kota Bogor sekitar 118,50 kilometer persegi dan jumlah penduduk
sebesar 1.047.922 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bogor adalah 8.843
jiwa/km2. Wilayah paling padat penduduknya adalah Kecamatan Bogor Tengah yang mencapai
12.846 jiwa/km2. Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah
Kecamatan Bogor Selatan dengan kepadatan penduduk 6.386 jiwa/km2 Berdasarkan kelompok
umur, penduduk Kota Bogor yang berusia produktif atau berusia 15-64 tahun sebanyak
727.622 jiwa atau sekitar 69,44 persen dari jumlah penduduk. Hal ini menggambarkan bahwa
potensi sumberdaya manusia di Kota Bogor untuk berkarya dalam pembangunan Kota Bogor
cukup tinggi dengan tabel sebagai berikut:
14
Angka ketergantungan penduduk usia non produktif terhadap usia produktif atau
Dependency Ratio Kota Bogor termasuk dalam kategori cukup tinggi yaitu sebesar 44,01
persen, artinya setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 44 penduduk usia non
produktif, makin besar rasio ketergantungan berarti makin besar beban tanggungan bagi
kelompok usia produktif Penduduk Kota Bogor tersebar di 6 (enam) kecamatan secara tidak
merata. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Bogor Barat
sebanyak 232.634 jiwa, Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 221.198 jiwa, Kecamatan Bogor
Selatan sebanyak 196.768 jiwa, Kecamatan Bogor Utara sebanyak 189.494 jiwa, Kecamatan
Bogor Tengah sebanyak 104.439 jiwa dan Kecamatan Bogor Timur sebanyak 103.389 jiwa.
Tabel 3.2 Nilai PDRB Kota Bogor Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha
Struktur perekonomian Kota Bogor dapat ditinjau dari besarnya proporsi peranan
masing-masing kategori ekonomi terhadap total pembentukan PDRB Kota Bogor. Pada tahun
2015, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (21,91
persen) dan Kategori Industri Pengolahan (18,54 persen) mendominasi struktur perekonomian
Kota Bogor. Struktur ekonomi ini sangat sesuai dengan karakteristik masyarakat Kota Bogor
15
sebagai Kota Urban.
Kontribusi kategori yang menggambarkan struktur perekonomian Kota Bogor ini juga
dapat digunakan untuk menentukan sektor ekonomi andalan wilayah. Sektor andalan atau
leading sector ini memiliki peranan yang cukup vital dalam pembentukan PDRB serta
memberikan multiplier effect yang besar bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.
Diharapkan penerapan kebijakan yang tepat terutama pada leading sectors dapat memacu
pertumbuhan ekonomi wilayah dengan lebih cepat Pertumbuhan perekonomian Kota Bogor
pata tahun 2015 sedikit mengalami percepatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada
sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor pada tahun 2015 mencapai level 6,13
persen. Percepatan ini secara langsung maupun tidak langsung sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian nasional dan global khususnya kondisi perekonomian di Provinsi Jawa Barat
yang sedang giat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan di
bidang pendidikan, kesehatan, serta percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi
Jika dilihat lebih dalam, maka Kategori Informasi dan Komunikasi mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat dibandingkan kategori lainnya. Kategori ini tumbuh 18,58
persen pada tahun 2015. Pertumbuhan yang sangat cepat ini dipengaruhi oleh peralihan budaya
yang sangat mengandalkan darin (internet). Peningkatan akses terhadap internet
mengakibatkan sektor informasi dan komunikasi berkembang pesat. Hal ini juga semakin
mendorong semakin ketatnya persaingan usaha pada sektor tersebut. Kategori lain yang
pertumbuhannya juga cukup signifikan adalah Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
(11,91 persen) dan Kategori Jasa Pendidikan (9,45 persen). Sementara itu, Kategori Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan menjadi kategori lapangan usaha yang paling lambat tumbuh di Kota
Bogor, hanya berkisar 2 persen pada setiap tahunnya.
Fakta yang cukup menarik untuk dikaji lebih dalam adalah laju pertumbuhan pada
Kategori Industri Pengolahan yang secara umum tumbuh sebesar 6,12 persen. Beberapa
golongan industri bahkan tumbuh diatas pertumbuhan kategori Industri Pengolahan secara
umum. Golongan Industri Makanan dan Minuman tumbuh paling cepat dibandingkan golongan
lain, yaitu 8,78 persen. Fenomena menariknya adalah terjadinya pertumbuhan negatif pada
Golongan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya sebesar 3,64 persen. Pertumbuhan negatif ini mengindikasikan terjadinya
penurunan output yang cukup signifikan pada industri ini. Adapun Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kota Bogor kurun waktu tahun 2011-2015 adalah sebagaimana grafik berikut:
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Berdasar
PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2016
6,8 6,73
6,6
6,4 6,31
6,22
6,14
6,2 6,04 6,01
6
5,8
5,6
1 2 3 4 5 6
16
4. BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PUBLIK
Tabel 4.1 Tabel Inventaris Rencana Pembangunan Infastruktur Kota Bogor Tahun 2018
No Kelompok Jumlah Proyek Total Kebutuhan (Rp)
1 Drainase dan Irigasi 22 157.345.374.500
2 Fasilitas Kesehatan 8 11.425.000.000
3 Jalan dan Jembatan 14 74.075.000.000
4 Air bersih 3 1.750.000.000
Transportasi(Terminal, Bandara,
Pelabuhan dan Moda Tansportasi)
5 5 3.495.000.000
Bangunan perkantoran dan
6 peribadatan 4 54.010.593.760
7 Fasilitas Pendidikan 3 48.826.000.000
Fasilitas Persampahan dan Sanitasi
8 9 38.083.945.000
9 Perumahan 5 45.873.165.200
10 Ruang Terbuka Hijau 2 6.550.000.000
TOTAL 75 441.434.078.460
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
17
4.1.1. Drainase dan Irigasi
Tabel 4.2 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Drainase dan Irigasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 pembangunan terlaksananya 51.449.400.000 Dinas
dan/atau perbaikan pembangunan tembok PUPR
infrastruktur wilayah penahan tanah pencegah
1 banjir, perbaikan
drainase
2 pembangunan/perba terlaksananya 22.818.156.000 Dinas
ikan infrastruktur pembangunan tembok PUPR
wilayah 2 penahan tanah pencegah
banjir, perbaikan
drainase
3 pembangunan/perba terlaksananya 38.515.318.500 Dinas
ikan infrastruktur pembangunan tembok PUPR
wilayah 3 penahan tanah pencegah
banjir, perbaikan
drainase
4 perbaikan/pembangu pembangunan drainase 1.100.000.000 Dinas
nan drainase wilayah dna trotoar PUPR
2
5 kegiatan pembangunan/perbaikan 2.200.000.000 Dinas
pembangunan/perba saluran air PUPR
ikan drainase wilayah
3
6 pembangunan/penin terlaksananya 1.000.000.000 Dinas
gkatan pembangunan Tembok PUPR
saluran,sungai, situ penahan tanah disungai
wilayah 1 cheult, cimahpar, cipangi
7 pembangunan/penin terlaksananya 1.000.000.000
gkatan pembangunan Tembok
saluran,sungai, situ penahan tanahg
wilayah 2
8 pembangunan 10.000.000.000 Dinas
saluran drainase PUPR
taman sari ersada
kecamatan sareal
9 Pembangunan kolam pembangunan kolam 9.000.000.000 Dinas
retensi retens pencegah banjir di PUPR
tanah baru
10 Pembangunan kolam pembangunan kolam 16.000.000.000 Dinas
retensi tanah baru retens pencegah banjir di PUPR
(lanjutan) tanah baru
11 pembangunan/penin terlaksananya 1.000.000.000 Dinas
gkatan sarana dan pembangunan tempok PUPR
prasarana saluran penahan tanah saluran
irigasi wilayah 1 irigasi celeungir,
cibagolo,luwi bangka,
ciluar
12 pembangunan/penin pembangunan TPT 1.000.000.000 Dinas
gkatan sarana dan kelurahan harjasari, PUPR
prasarana saluran kartamaya, serael
irigasi wilayah 2
18
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
13 pembangunan sarana perbaikan drainase 87.500.000 kecamatan
dan prasarana bogor barat
lingkngan kelurahan
blubuk
14 pembangunan sarana perbaikan drainase 175.000.000 kecamatan
dan prasarana bogor barat
lingkngan kelurahan
cilendek barat dan
timur
15 pembangunan sarana perbaikan drainase 175.000.000 kecamatan
dan prasarana bogor barat
lingkngan kelurahan
curug mekar, curug
batu
16 pembangunan sarana perbaikan drainase 350.000.000 kecamatan
dan prasarana bogor barat
lingkngan kelurahan
loji, margajaya,
menteng, psir jaya,
pasir kuda
17 pembangunan sarana perbaikan drainase 350.000.000 kecamatan
dan prasarana bogor barat
lingkngan kelurahan
semplak, sindang
barang, situ gede,
pasir mulya
18 pembangunan sarana perbaikan drainase, 350.000.000 kecamatan
dan prasarana pembuatan saluran air, bogor timur
lingkngan kelurahan pembangunan TPT
barangsiang,tajur,
katulampa, suksari
19 pembangunan sarana perbaikan drainase dan 175.000.000 kecamatan
dan prasarana saluran air bogor timur
lingkngan kelurahan
sindangrasa,
sindangsari
20 pembangunan sarana perbaikan saluran air 200.000.000 kecamatan
dan prasarana permukiman bogor utara
lingkngan kelurahan
sibuluh
21 pembangunan sarana perbaikan saluran air 200.000.000 kecamatan
dan prasarana permukiman bogor utara
lingkngan kelurahan
siluar
22 pembangunan sarana pembangunan drainase 200.000.000 kecamatan
dan prasarana bogor utara
lingkngan kelurahan
tanah baru
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 157.345.374.500
DRAINASE DAN IRIGASI
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
19
4.1.2. Fasilitas Kesehatan
Tabel 4.3 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Fasilitas Kesehatan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 revitalisasi jumlah puskesmas dan 10.000.000.000 Dinas
puskesmas dan jaringannya yang Kesehat
jaringannya direvitalisasi an
2 pembangunan sarana perbaikan posyandu 87.500.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
balumbang barat
3 pembangunan sarana perbaikan posyandu 87.500.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
blubuk barat
4 pembangunan sarana perbaikan posyandu 175.000.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
cilendek barat dan barat
timur
5 pembangunan sarana perbaikan posyandu 175.000.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
curug mekar, curug barat
batu
6 pembangunan sarana perbaikan posyandu 350.000.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
loji, margajaya, barat
menteng, psir jaya,
pasir kuda
7 pembangunan sarana perbaikan posyandu 350.000.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
semplak, sindang barat
barang, situ gede,
pasir mulya
8 pembangunan sarana pembangunan posyandu 200.000.000 kecamat
dan prasarana an
lingkngan kelurahan bogor
ciparigi barat
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 11.425.000.000
FASILITAS KESEHATAN
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
20
4.1.3. Jalan dan Jembatan
Tabel 4.4 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Jalan dan Jembatan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 kegiatan Terlaksananya 10.000.000.000 Dinas
pembangunan sarana pembangunan sarana PUPR
dan prasarana jalan dan prasarana jalan
R3
2 Kegiatan pembangunan jalan 800.000.000 Dinas
pembangunan jalan tembus RW16 hingga PUPR
dan jembatan RW4
wilayah 1
3 Lanjutan terbangunnya jalan 14.000.000.000 Dinas
pembangunan jalan stoplet sukaresmi PUPR
stoplet sukaresmi
kecamatan tanah
sareal
4 Kegiatan pembangunan trotoar 4.650.000.000 Dinas
pembangunan jalan dan sayap jembatan PUPR
dan jembatan
wilayah 3
5 kegiatan peningkatan peningkatan jalan 1.525.000.000 Dinas
jalan, trotoar, tumenggung, kencana, PUPR
jembatan dan cibutuh,azimar, paupuh,
drainase di wilayah 1 vila bogor indah, sawo
6 kegiatan peningkatan revitalisasi jembatan di 2.100.000.000 Dinas
jalan, trotoar, kecamatan bogor selatan, PUPR
jembatan dan peningkatan jalan
drainase di wilayah 2 warung nangka
7 kegiatan peningkatan peningkatan jalan dan 16.500.000.000
jalan, trotoar, pedestrian jalan,
jembatan dan peningkatan jalan
drainase di wilayah 3 jembatan dan jalan
lingkar pasar
8 pembangunan oembangunan trotoar 1.200.000.000 Dinas
trotoar wilayah 1 jalan pembda PUPR
9 pembangunan pembangunan trotoar 400.000.000 Dinas
trotoar wilayah 2 jalan cipaku PUPR
10 pembangunan pembangunan trotoar 8.200.000.000 Dinas
trotoar wilayah 3 jalan mawar dan PUPR
pedestrian jalan salak
11 pembanguan jalan 12.500.000.000 Dinas
masuk IPAL kayu PUPR
manis
12 perbaikan sarana terpeliharanya jalan 1.000.000.000\
umum binaan lingkungan dalam
kondisi baik
13 pembangunan terbangunnya fasilitas
2.000.000.000 Dinas
jembatan JPO Perhub
penyebrangan orang ungan
14 pembangunan sarana perbaikan jalan 200.000.000 Kecama
dan prasarana lingkungan tan
lingkngan kelurahan Bogor
cimahpar Utara
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 74.075.000.000
JALAN DAN JEMBATAN
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
21
4.1.4. Air Bersih
Tabel 4.5 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Air Bersih)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 pembangunan jumlah rumah tangga 1.000.000.000 Dinas
infrastuktur air berakses air minum PUPR
minum non pdam bersih non PDAM
2 pembangunan sumur terbangunnya sumur 350.000.000 Dinas
pantau pantau Lingkun
gan
Hidup
3 pembuatan bangunan terbangunnya bangunan 400.000.000 Dinas
konservasi air konservasi air Lingkun
gan
Hidup
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 1.750.000.000
AIR BERSIH
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
4.1.5. Transportasi
Tabel 4.6 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Transportasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 pembangungan terbangunnya pangkalan 1.000.000.000 Dinas
pangkalan angkot angkot Perhub
ungan
2 pembangunan jumlah rabu dan marka 200.000.000 Dinas
fasilitas parkir pada parkir terpasang Perhub
badan jalan ungan
3 pembangunan shelter terbangunnya shelter 2.000.000.000 Dinas
angkutan umum angutan umum Perhub
ungan
4 pembangunan POS terbangunnya pos gatur 100.000.000 Dinas
Gatur lokasi rawan kemacetan Perhub
ungan
5 pembangunan terbangunnya prasarana 195.000.000 Dinas
prasarana angkutan angkutan masal Perhub
masal aglomerasi aglomerasi jabodetabek ungan
jabodetabek
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 3.495.000.000
TRANSPORTASI
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
22
4.1.6. Bangunan Perkantoran dan Peribadatan
Tabel 4.7 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
(Bangunan Perkantoran dan Peribatadan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 pembangunan/revita 20.000.000.000 Dinas
lisasi Gedung Kantor PUPR
Dinas PUPR
2 pembangunan masjid terbangunnya masjid 17.500.000.000 Dinas
agung kota bogor agung kota bogor Peruma
han dan
Permuk
iman
3 pembangunan terbangunnya gedung 12.010.593.760 Dinas
gedung BLK Kota BLK kota bogor Tenaga
bogor Kerja
dan
Transmi
grasi
4 pembangunan lift berfungsinya lift di 4.500.000.000 bagian
gedung sekretariat gedung sekretariat umum
daerah daerah kota bogor
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 54.010.593.760
BANGUNAN PERKANTORAN DAN PERIBADATAN
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
23
4.1.8. Fasilitas Persampahan dan Sanitasi
Tabel 4.9 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
(Fasilitas Persampahan dan Sanitasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 Pembangunan IPAL tersedianya IPAL di 1.600.000.000 Dinas
limbah B3 puskesmas Kesehat
an
2 Pembangunan cakupan rumah tanggan 16.200.000.000 Dinas
infrastruktur sanitasi dengan pengelolaan air PUPR
limbah yang layak
3 pembangunan, Terlaksananya 1.350.000.000 Dinas
revitalisasi dan revitalisasi landasan Lingkun
pemeliharaan containe dan TPS gan
landasan container Hidup
dan TPS
4 pengadaan sarana tersedianya sarana dan 12.443.650.000 Dinas
dan prasarana prasarana persampahan Lingkun
persampaha gan
Hidup
5 pembangunan dan tercapainya perbaikan 3.000.000.000 Dinas
perbaikan sarana sarana dan prasarana Lingkun
TPA galuga TPA yang tertuang dalam gan
perjanjian kerjasama Hidup
6 pembangunan pagar Pembuatan tembok 800.000.000 Dinas
tembok pembatas pembatas TPA dengan Lingkun
TPA panjang 1.150m2 gan
Hidup
7 peningkatan sarana terbangunanya dan 700.000.000 Dinas
pengolahan lindi TPA meningkatnya sarana Lingkun
galuga dan prasarana TPA gan
Hidup
8 Terbangunnya terbangunnya tanggul 100.000.000 Dinas
tanggul penahan penahan sampah Lingkun
sampah gan
Hidup
9 pembangunan tersedianya infrastruktur 1.890.295.000 Dinas
fasilitas pengurangan dan sarana prasarana Lingkun
sampah 3R berbasis TPS 3R brbasis gan
masyarakat masyarakat Hidup
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 38.083.945.000
FASILITAS PERSAMPAHAN DAN SANITASI
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
24
4.1.9. Perumahan
Tabel 4.10 Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (Perumahan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Kesiapan SKPD Ket.
1 pembangunan sarana penanganan lokasi 1.900.000.000 Dinas
prasaran kumuh Peruma
permukiman pada han dan
kawasan Permuk
permukimana padat iman
kumuh
2 pembangunan sarana terpeliharanya jalan 42.453.165.200 Dinas
prasaran lingkungan, Peruma
permukiman pada berkurangnya lokasi han dan
kawasan rawan longsor Permuk
permukiman tidak iman
tertata
3 pemeliharaan dan pemeliharaan rutin, 900.000.000 Dinas
perbaikan rusunawa perbaikan gedung, Peruma
pembangunan taman han dan
rusunawa Permuk
iman
4 pengembangann pengembangan jalan, 500.000.000
rusunawa cibuluh
taman, drainase, pos
tanah baru satpam, sarpras olahraga
5 penyediaan hunian
tersedianya hunian 120.000.000
sementara bagi sementara bagi korban
korban bencana bencana dalam rentang
waktu tertentu
TOTAL KEBUTUHAN PEMBIAYAN PEMBANGUNAN 45.873.165.200
PERUMAHAN
Sumber: RKPD Kota Bogor, 2018
25
4.2. Analisis Kelayakan Proyek Publik
Pola manajemen pembiayaan dilandaskan untuk menentukan sumber daya finansial
yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Analisis
finansial menentukan rincian pembiayaan dari masing-masing kemitraan dan non-kemitraan.
Sedangkan analisis kelayakan proyek secara sosial ekonomi menentukan hasil perhitungan
kelayakan secara sosial mengenai pembangunan infrastruktur.
Adapun proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis kelayakan adalah Proyek
Pembangunan Transportasi. Proyek ini dilaksanakan dengan modal dari investasi pemerintah.
Langkah pertama yang dilakukan adalah merincikan biaya dan manfaat selama 20 tahun proyek
tersebut dilakukan. Rincian biaya tersebut kemudian dijadikan dasar dalam menghitung cost
benefit analysis. Untuk mengetahui besaran biaya dan manfaat dilakukan asumsi berdasarkan
standar-standar dan contoh-contoh yang ada
26
4.2.2. Analisis Ekonomi
Tabel 4.13 Analisis Ekonomi Cost Proyek Pembangunan Transportasi
No Kegiatan Asumsi Nilai
1 Kontroversi masyarakat terkait Upaya pembangunan dan 150.000.000
pembangunan pangkalan angkot pengendalian konflik
diperlukan lobbying
dengan biaya sebesar Rp
100.000.000
2 Konflik dalam proses pembebasan Upaya pembebasan lahan 500.000.000
lahan memerlukan dana untuk
menyelesaikan konflik
yang terjadi karena tidak
setiap masyarakat bersedia
untuk menjual lahannya.
Dana yang dibutuhkan
sebesar Rp 500.000.000
3 Polusi berupa polusi udara dan Masyarakat yang terkena 45.000.000
kebisingan selama pembangunan polusi udara adalah
dan setelah pangkalan beroperasi sebanyak 300 jiwa per
tahunnya
Biaya berobat adalah
sebesar Rp. 150.000/jiwa
4 Kemacetan di sekitar kawasan Banyaknya bahan bakar 273.750.000
pangkalan selama proses minyak yang habis dari
konstruksi kemacetan di sekitar
kawasan pangkalan adalah
sebesar 0,1 Liter
terdapat 500 kendaraan
terdampak
5 Kemacetan di sekitar kawasan Banyaknya bahan bakar 821.250.000
pangkalan setelah beroperasi minyak yang habis dari
kemacetan di sekitar
kawasan pangkalan adalah
sebesar 0,2 Liter
terdapat 1500 kendaraan
terdampak perhari
6 Gangguan seperti kerusakan Diasumsikan biaya untuk 2.000.000.000
infrastruktur terutama jalan perawatan jalan untuk
sebagai akibat alat berat yang menuju ke lokasi
masuk selama pembangunan untuk pembangunan sekitar
keperluan konstruksi 2.000.000 per tahun
pembangunan
TOTAL EKONOMI COST 3.790.000.000
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
27
Tabel 4.14 Analisis Ekonomi Benefit Proyek Pembangunan Transportasi
No. Kegiatan Asumsi Nilai
1 Pemberian insentif untuk sosialisasi Sosialisasi pembangunan Rp5.000.000
perencanaan kepada masyarakat dilakukan sebanyak dua
kali dan dihadiri 50 orang
dan diberikan insentif
sebesar Rp 50.000/orang
2 Tersedianya lapangan pekerjaan bagi Total buruh dan tukang 1.440.000.000
masyarakat sekitar dalam proses yang bekerja pada proyek
pembangunan adalah 60 orang dengan
upah harian rata-rata Rp.
80.000
Kegiatan pembangunan
dilakukan selama 300 hari
3 Tersedianya kesempatan warga untuk Total Pekerja Proyek adalah 360.000.000
membuka usaha warung untuk 60 orang
pekerja proyek Pekerja membutuhkan
konsumsi berupa makan
besar dan snack sekitar Rp
20.000 per hari
Kegiatan pembangunan
dilakukan selama 300 hari
4 Tersedianya kios untuk pedagang Total kios yang dibangun di 900.000.000
berjualan di pangkalan angkot pangkalan adalah sebanyak
25 unit
keuntungan perbulan dari
masing-masing pedagang
kios adalah sebesar Rp.
3.000.000 perbulan
Rata-rata pedagang kios
berdagang selama 10 tahun
5 Harga lahan di sekitar lokasi naik Kenaikan nilai lahan rata- 5.000.000.000
rata adalah Rp. 50.000 per
m2
luas lahan yang terdampak
adalah seluas 10 Ha
Kenaikan lahan terjadi pada
tahun ke 3 pangkalan
beroperasi
TOTAL EKONOMI BENEFIT 7.705.000.000
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
28
Analisis Kelayakan Ekonomi
Tahun ke- Cost Benefit DF (12%) PV (Cost) PV (Benefit) Cash Flow Payback Period
1 Rp650.000.000 Rp5.000.000 0,8929 Rp580.385.000 Rp4.464.500 (Rp645.000.000) (Rp645.000.000)
2 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,7972 Rp1.848.507.500 Rp1.434.960.000 (Rp518.750.000) (Rp1.163.750.000)
3 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,7118 Rp1.650.486.250 Rp1.281.240.000 (Rp518.750.000) (Rp1.682.500.000)
4 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,6355 Rp1.473.565.625 Rp1.143.900.000 (Rp518.750.000) (Rp2.201.250.000)
5 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,5674 Rp1.315.658.750 Rp1.021.320.000 (Rp518.750.000) (Rp2.720.000.000)
6 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,5066 Rp1.174.678.750 Rp911.880.000 (Rp518.750.000) (Rp3.238.750.000)
7 Rp2.318.750.000 Rp1.800.000.000 0,4523 Rp1.048.770.625 Rp814.140.000 (Rp518.750.000) (Rp3.757.500.000)
8 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,4039 Rp110.567.625 Rp2.383.010.000 Rp5.626.250.000 Rp1.868.750.000
9 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,3606 Rp98.714.250 Rp2.127.540.000 Rp5.626.250.000 Rp7.495.000.000
10 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,3220 Rp88.147.500 Rp1.899.800.000 Rp5.626.250.000 Rp13.121.250.000
11 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,2875 Rp78.703.125 Rp1.696.250.000 Rp5.626.250.000 Rp18.747.500.000
12 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,2567 Rp70.271.625 Rp1.514.530.000 Rp5.626.250.000 Rp24.373.750.000
13 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,2292 Rp62.743.500 Rp1.352.280.000 Rp5.626.250.000 Rp30.000.000.000
14 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,2046 Rp56.009.250 Rp1.207.140.000 Rp5.626.250.000 Rp35.626.250.000
15 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1827 Rp50.014.125 Rp1.077.930.000 Rp5.626.250.000 Rp41.252.500.000
16 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1631 Rp44.648.625 Rp962.290.000 Rp5.626.250.000 Rp46.878.750.000
17 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1456 Rp39.858.000 Rp859.040.000 Rp5.626.250.000 Rp52.505.000.000
18 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1300 Rp35.587.500 Rp767.000.000 Rp5.626.250.000 Rp58.131.250.000
19 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1161 Rp31.782.375 Rp684.990.000 Rp5.626.250.000 Rp63.757.500.000
20 Rp273.750.000 Rp5.900.000.000 0,1037 Rp28.387.875 Rp611.830.000 Rp5.626.250.000 Rp69.383.750.000
Jumlah Rp18.121.250.000 Rp87.505.000.000 Rp9.887.487.875 Rp23.755.534.500 Rp69.383.750.000
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
29
Keterangan
NPV Rp13.868.046.625 Layak
BCR 2,402585449 Layak
IRR 41% Layak
Payback Period Tahun ke 8
Kesimpulan
1. Nilai NPV = 13.868.046.625 (bernilai positif) : maka proyek layak
2. Nilai BCR = 2,402585449 (BCR > 1) maka proyek layak.
3. Dengan asumsi bunga 12%, maka proyek layak dilakukan , karena
IRR > tingkat bunga (41% > 12%)
Rp80.000.000.000
Rp70.000.000.000
Rp60.000.000.000
Rp50.000.000.000
Rp40.000.000.000
Series1
Rp30.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp10.000.000.000
Rp0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
(Rp10.000.000.000)
Gambar 4.1 Payback Period Analisis Kelayakan Ekonomi
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
30
4.3. Perencanaan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
4.3.1. Arahan Kerangka Pola Investasi Pembiayaan
Ketercapaian suatu proyek diperlukan pola alternatif atau sumber pembiayaan baru
yang terdiri dari beberapa pola investasi dalam kegiatan proyek, khususnya infrastruktur.
Secara umum, sumber tersebut dibagi menjadi 3 pengelola yakni, pemerintah, swasta, dan
kerjasama antara keduanya (pemerintah dan swasta). Ketiga sumber tersebut memiliki
beberapa jenis instrumen keuangan yang secara umum dapat dikategorikan melalui
pendapatan (revenue financing), hutang (debt financing), dan dengan kelayakan (equity
financing). Masing-masing instrumen tersebut memiliki cara secara konvensional maupun non-
konvensional. Adapun pengelompokan instrumen keuangan berdasarkan jenis dan sifatnya
antara lain:
Sumber pendanaan diatas akan diklasifikasikan menjadi pola investasi yang berguna
sebagai konsep pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur. Adapun pola infrastruktur
tersebut dibagi menjadi 5, antara lain:
Investasi swasta,
Investasi pemerintah,
Pinjaman,
Investasi sosial,
Kerjasama pemerintah dengan swasta.
Adanya pola investasi tersebut difaktori oleh beberapa hal, salah satunya agar
pemerintah tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar dalam pembangunan infrsatruktur.
Selain itu, dengan adanya kerjasama antara pemerintah dengan swasta juga dapat memberikan
keuntungan setiap stakeholdernya. Pemerintah akan mendapatkan keuntungan berupa
terbangunnya infrastruktur untuk masyarakat dan swasta mendapatkan keuntungan finansial.
Dengan begitu, proyek pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik.
31
Kota Bogor menggunakan 3 pola investasi dalam pembiayaan pembangunan yakni,
Pemerintah, Kerjasama antara Pemerintah dan Swasta, dan CSR. Dimana ketiga hal ini memiliki
keuntungan secara finansial dan ekonomi pada masing-masing stakeholdernya. Justifikasi dari
ketiga pola investasi tersebut antara lain:
1. Investasi Pemerintah
Investasi pemerintah merupakan tugas dari pemerintah sebagai penyedia sarana dan
prasarana publik bagi masyarakatnya. Namun dari proyek yang dilaksanakan tidak
mengutamakan pada profit, sebab pemerintah bertanggung jawab penuh atas pelayanan
dan modal yang digunakan dari hasil pajak yang telah dibayarkan oleh masyarakat itu
sendiri.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
Pada dasarnya, CSR merupakan bentuk tanggung jawab dari pelaku bisnis terhadap
pemangku kebijakan atau pemerintah. Hal tersebut dilakukan dalam bentuk tindakan sosial
untuk masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, sebab setiap perusahaan memiliki
kewajiban dan tanggung jawab atas lingkungan yang ada disekitarnya. Adapun fungsi CSR
antara lain:
Izin sosial untuk beroperasi
Memperkecil risiko bisnis
Melebarkan akses sumberdaya
Memudahkan akses menuju market
Memperkecil biaya pengeluaran
Memperbaiki hubungan dengan stakeholder dan regulator
3. Kerjasama antara Pemerintah dan Swasta (PPP)
Adanya kerjasama antara pihak swasta dengan pemerintah diharapkan dapat menjadi
keuntungan antar keduanya, yang mana pemerintah mendapat keuntungan dari
pemenuhan fasilitas publik dan swasta mendapatkan keuntungan secara finansial maupun
ekonomi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain:
Biaya dalam suatu proyek sangat besar, sehingga membutuhkan modal dari swasta
Perlunya sumberdaya yang mumpuni
Mengurangi tingkat kerugian dan kegagalan dalam proyek
Pemerntah
Pembiayaan
CSR PPP
32
Dalam penentuan pola investasi yang akan digunakan, perlu adanya panduan yang
digunakan untuk menentukan jenis pola investasi dalam suatu program. Adapun panduan
tersebut berisi beberapa kriteria atau 33ystem33or yang dapat mempengaruhi pola investasi
pembiayaan proyek pembangunan meliputi sumber pembiayaan, nilai investasi, kriteria,
instrument, orientasi, sasaran dan contoh jenis infrastruktur yang dapat dibangun. Hal tersebut
dapat diurakan dalam tabel dibawah
33
Indikator Investasi Corporate Social PUBLIC PRIVATE
Pemerintah Responsibility PARTNERSHIP
Pemberdayaan seperti sarana
Ekonomi pendidikan, kesehatan
Masyarakat sekitar dan Infrastruktur Dasar
daerah perusahaan Infrastruktur keras,
Pembangunan seperti pengadaan
fasilitas listrik, jalan raya,
34ystem/umum 34ystem transportasi,
Pengembangan pelabuhan udaar dan
kesehatan laut
masyarakat Perlindungan bagi
Sosial budaya, dan kalangan yang miskin
lain-lain dan tertinggal.
34
4.3.2. Pola Investasi dan Alternatif Sumber Pembiayaan
- Drainase dan Irigasi
Tabel 4.17 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Drainase dan Irigasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 pembangunan terlaksananya 51.449.400.000
dan/atau perbaikan pembangunan tembok Investasi
APBD Kota
infrastruktur penahan tanah pencegah Pemerinta Dinas PUPR
Bogor
wilayah 1 banjir, perbaikan h
drainase
2 pembangunan/per terlaksananya 22.818.156.000
baikan pembangunan tembok Investasi
APBD Kota
infrastruktur penahan tanah pencegah Pemerinta Dinas PUPR
Bogor
wilayah 2 banjir, perbaikan h
drainase
3 pembangunan/per terlaksananya 38.515.318.500
baikan pembangunan tembok Investasi
APBD Kota
infrastruktur penahan tanah pencegah Pemerinta Dinas PUPR
wilayah 3 banjir, perbaikan Bogor
h
drainase
4 perbaikan/pemban pembangunan drainase 1.100.000.000 Investasi
gunan drainase dna trotoar APBD Kota
Pemerinta Dinas PUPR
wilayah 2 Bogor
h
5 kegiatan pembangunan/perbaikan 2.200.000.000 Investasi
pembangunan/per saluran air APBD Kota
Pemerinta Dinas PUPR
baikan drainase Bogor
h
wilayah 3
6 pembangunan/peni terlaksananya 1.000.000.000 Investasi
ngkatan pembangunan Tembok APBD Kota
Pemerinta Dinas PUPR
saluran,sungai, situ penahan tanah disungai Bogor
wilayah 1 cheult, cimahpar, cipangi h
7 pembangunan/peni terlaksananya 1.000.000.000 Investasi
ngkatan pembangunan Tembok APBD Kota
Pemerinta
saluran,sungai, situ penahan tanahg Bogor
wilayah 2 h
8 pembangunan 10.000.000.000 Investasi
saluran drainase Pemerinta Pemerintah
taman sari ersada Dinas PUPR
h – Swasta – Swasta
kecamatan sareal
(PPP)
9 Pembangunan pembangunan kolam 9.000.000.000 Investasi
APBD Kota
kolam retensi retens pencegah banjir di Pemerinta Dinas PUPR
tanah baru Bogor
h
10 Pembangunan pembangunan kolam 16.000.000.000 Investasi
APBD Kota
kolam retensi tanah retens pencegah banjir di Pemerinta Dinas PUPR
baru (lanjutan) tanah baru Bogor
h
11 pembangunan/peni terlaksananya 1.000.000.000
ngkatan sarana dan pembangunan tempok Investasi
prasarana saluran penahan tanah saluran APBD Kota
Pemerinta Dinas PUPR
irigasi wilayah 1 irigasi celeungir, Bogor
h
cibagolo,luwi bangka,
ciluar
12 pembangunan/peni pembangunan TPT 1.000.000.000 Investasi
ngkatan sarana dan kelurahan harjasari, APBD Kota
Pemerinta Dinas PUPR
prasarana saluran kartamaya, serael Bogor
irigasi wilayah 2 h
35
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
13 pembangunan perbaikan drainase 87.500.000 Investasi
sarana dan Pemerinta Pemerintah kecamatan
prasarana
h – Swasta – Swasta bogor barat
lingkngan
kelurahan blubuk (PPP)
14 pembangunan perbaikan drainase 175.000.000
sarana dan Investasi
prasarana Pemerinta Pemerintah kecamatan
lingkngan h – Swasta – Swasta bogor barat
kelurahan cilendek (PPP)
barat dan timur
15 pembangunan perbaikan drainase 175.000.000
sarana dan Investasi
prasarana Pemerinta Pemerintah kecamatan
lingkngan h – Swasta – Swasta bogor barat
kelurahan curug (PPP)
mekar, curug batu
16 pembangunan perbaikan drainase 350.000.000
sarana dan
prasarana Investasi
lingkngan Pemerinta Pemerintah kecamatan
kelurahan loji, h – Swasta – Swasta bogor barat
margajaya, (PPP)
menteng, psir jaya,
pasir kuda
17 pembangunan perbaikan drainase 350.000.000
sarana dan Investasi
prasarana Pemerinta Pemerintah kecamatan
lingkngan
h – Swasta – Swasta bogor barat
kelurahan semplak,
sindang barang, situ (PPP)
gede, pasir mulya
18 pembangunan perbaikan drainase, 350.000.000
sarana dan pembuatan saluran air,
prasarana pembangunan TPT Investasi
APBD Kota kecamatan
lingkngan Pemerinta
Bogor bogor timur
kelurahan h
barangsiang,tajur,
katulampa, suksari
19 pembangunan perbaikan drainase dan 175.000.000
sarana dan saluran air Investasi
prasarana Pemerinta Pemerintah kecamatan
lingkngan
h – Swasta – Swasta bogor timur
kelurahan
sindangrasa, (PPP)
sindangsari
20 pembangunan perbaikan saluran air 200.000.000 Investasi
sarana dan permukiman Pemerinta Pemerintah kecamatan
prasarana
h – Swasta – Swasta bogor utara
lingkngan
kelurahan sibuluh (PPP)
21 pembangunan perbaikan saluran air 200.000.000
sarana dan permukiman Investasi
APBD Kota kecamatan
prasarana Pemerinta
Bogor bogor utara
lingkngan h
kelurahan siluar
36
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
22 pembangunan pembangunan drainase 200.000.000
sarana dan Investasi
prasarana Pemerinta Pemerintah kecamatan
lingkngan h – Swasta – Swasta bogor utara
kelurahan tanah (PPP)
baru
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
37
- Fasilitas Kesehatan
Tabel 4.18 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Fasilitas Kesehatan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 revitalisasi puskesmas jumlah puskesmas 10.000.000.000 Pemerinta APBD Kota Dinas
dan jaringannya dan jaringannya yang
h Bogor Kesehatan
direvitalisasi
2 pembangunan sarana perbaikan posyandu 87.500.000 kecamata
dan prasarana lingkngan APBD Kota
CSR n bogor
kelurahan balumbang Bogor
barat
3 pembangunan sarana perbaikan posyandu 87.500.000 kecamata
dan prasarana lingkngan APBD Kota
CSR n bogor
kelurahan blubuk Bogor
barat
4 pembangunan sarana perbaikan posyandu 175.000.000 kecamata
dan prasarana lingkngan APBD Kota
CSR n bogor
kelurahan cilendek barat Bogor
barat
dan timur
5 pembangunan sarana perbaikan posyandu 175.000.000 kecamata
dan prasarana lingkngan APBD Kota
CSR n bogor
kelurahan curug mekar, Bogor
barat
curug batu
6 pembangunan sarana perbaikan posyandu 350.000.000
dan prasarana lingkngan kecamata
APBD Kota
kelurahan loji, CSR n bogor
Bogor
margajaya, menteng, barat
psir jaya, pasir kuda
7 pembangunan sarana perbaikan posyandu 350.000.000
dan prasarana lingkngan kecamata
APBD Kota
kelurahan semplak, CSR n bogor
Bogor
sindang barang, situ barat
gede, pasir mulya
8 pembangunan sarana pembangunan 200.000.000 kecamata
dan prasarana lingkngan posyandu APBD Kota
CSR n bogor
kelurahan ciparigi Bogor
barat
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
38
- Jalan dan Jembatan
Tabel 4.19 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Jalan dan Jembatan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 kegiatan Terlaksananya 10.000.000.000 Investasi
pembangunan sarana pembangunan sarana Pemerinta Pemerintah Dinas
dan prasarana jalan dan prasarana jalan h - Swasta - Swasta PUPR
R3
(PPP)
2 Kegiatan pembangunan jalan 800.000.000
pembangunan jalan tembus RW16 hingga Pemerinta APBD Kota Dinas
dan jembatan RW4 h Bogor PUPR
wilayah 1
3 Lanjutan terbangunnya jalan 14.000.000.000 Investasi
pembangunan jalan stoplet sukaresmi Pemerinta Pemerintah Dinas
stoplet sukaresmi
h - Swasta - Swasta PUPR
kecamatan tanah
sareal (PPP)
4 Kegiatan pembangunan trotoar 4.650.000.000
pembangunan jalan dan sayap jembatan Pemerinta APBD Kota Dinas
dan jembatan h Bogor PUPR
wilayah 3
5 kegiatan peningkatan peningkatan jalan 1.525.000.000
jalan, trotoar, tumenggung, kencana, Pemerinta APBD Kota Dinas
jembatan dan cibutuh,azimar, paupuh, h Bogor PUPR
drainase di wilayah 1 vila bogor indah, sawo
6 kegiatan peningkatan revitalisasi jembatan di 2.100.000.000
jalan, trotoar, kecamatan bogor selatan, Pemerinta APBD Kota Dinas
jembatan dan peningkatan jalan h Bogor PUPR
drainase di wilayah 2 warung nangka
7 kegiatan peningkatan peningkatan jalan dan 16.500.000.000
jalan, trotoar, pedestrian jalan, Pemerinta APBD Kota
jembatan dan peningkatan jalan
h Bogor
drainase di wilayah 3 jembatan dan jalan
lingkar pasar
8 pembangunan oembangunan trotoar 1.200.000.000 Pemerinta APBD Kota Dinas
trotoar wilayah 1 jalan pembda h Bogor PUPR
9 pembangunan pembangunan trotoar 400.000.000 Pemerinta APBD Kota Dinas
trotoar wilayah 2 jalan cipaku h Bogor PUPR
10 pembangunan pembangunan trotoar 8.200.000.000 Pemerinta APBD Kota Dinas
trotoar wilayah 3 jalan mawar dan
h Bogor PUPR
pedestrian jalan salak
11 pembanguan jalan 12.500.000.000 Pemerinta APBD Kota Dinas
masuk IPAL kayu
h Bogor PUPR
manis
12 perbaikan sarana terpeliharanya jalan 1.000.000.000\ Pemerinta APBD Kota Dinas
umum binaan lingkungan dalam
h Bogor PUPR
kondisi baik
13 pembangunan terbangunnya fasilitas 2.000.000.000 Dinas
jembatan JPO Pemerinta APBD Kota
Perhubu
penyebrangan orang h Bogor
ngan
14 pembangunan sarana perbaikan jalan 200.000.000 Kecamat
dan prasarana lingkungan Pemerinta APBD Kota
an Bogor
lingkngan kelurahan h Bogor
cimahpar Utara
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
39
- Air Bersih
Tabel 4.20 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Air Bersih)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 pembangunan jumlah rumah tangga 1.000.000.000 APBD Kota Dinas
infrastuktur air berakses air minum Pemerintah
Bogor PUPR
minum non pdam bersih non PDAM
2 pembangunan sumur terbangunnya sumur 350.000.000
pantau pantau APBD Kota Dinas
Pemerintah
Bogor PUPR
- Transportasi
Tabel 4.21 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Transportasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 pembangungan terbangunnya pangkalan 1.000.000.000 APBD Kota
pangkalan angkot angkot Pemerintah DISHUB
Bogor
2 pembangunan jumlah rabu dan marka 200.000.000 APBD Kota
fasilitas parkir pada parkir terpasang Pemerintah DISHUB
Bogor
badan jalan
3 pembangunan shelter terbangunnya shelter 2.000.000.000 APBD Kota
angkutan umum angutan umum Pemerintah DISHUB
Bogor
4 pembangunan POS terbangunnya pos gatur 100.000.000 APBD Kota
Gatur lokasi rawan kemacetan Pemerintah DISHUB
Bogor
5 pembangunan terbangunnya prasarana 195.000.000
prasarana angkutan angkutan masal APBD Kota
Pemerintah DISHUB
masal aglomerasi aglomerasi jabodetabek Bogor
jabodetabek
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
40
- Bangunan Perkantoran dan Peribadatan
Tabel 4.22 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan
(Bangunan Perkantoran dan Peribatadan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 pembangunan/revita 20.000.000.00 APBD Kota Dinas
lisasi Gedung Kantor 0 Pemerintah
Bogor PUPR
Dinas PUPR
2 pembangunan masjid terbangunnya masjid 17.500.000.00 Dinas
agung kota bogor agung kota bogor 0 Peruma
APBD Kota
Pemerintah han dan
Bogor
Permuki
man
3 pembangunan terbangunnya gedung 12.010.593.76 Dinas
gedung BLK Kota BLK kota bogor 0 Tenaga
bogor APBD Kota Kerja
Pemerintah
Bogor dan
Transmi
grasi
4 pembangunan lift berfungsinya lift di 4.500.000.000 APBD Kota bagian
gedung sekretariat gedung sekretariat Pemerintah
Bogor umum
daerah daerah kota bogor
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
- Fasilitas Pendidikan
Tabel 4.23 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Fasilitas Pendidikan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 revitalisasi tk negeri jumlah paud negeri 300.000.000 Dinas
APBD Kota
Pemerintah Pendidik
Bogor
an
2 revitalisasi sd meningkatnya 45.886.000.00 Dinas
APBD Kota
presentase ruang SD 0 Pemerintah Pendidik
yang memadai Bogor
an
3 revitalisasi smp jumlah ruang kelas SMP 2.640.000.000 Dinas
APBD Kota
yang direvitalisasi Pemerintah Pendidk
menjadi memadai Bogor
an
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
41
- Fasilitas Persampahan dan Sanitasi
Tabel 4.24 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan
(Fasilitas Persampahan dan Sanitasi)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 Pembangunan IPAL tersedianya IPAL di 1.600.000.000 Dinas
limbah B3 puskesmas Kesehat
Pemerintah an
2 Pembangunan cakupan rumah tanggan 16.200.000.00 Investasi
infrastruktur sanitasi dengan pengelolaan air 0 Pemerintah Pemerintah Dinas
limbah yang layak - Swasta - Swasta PUPR
(PPP)
3 pembangunan, Terlaksananya 1.350.000.000 Dinas
revitalisasi dan revitalisasi landasan APBD Kota Lingkun
pemeliharaan containe dan TPS Pemerintah
Bogor gan
landasan container
dan TPS Hidup
4 pengadaan sarana tersedianya sarana dan 12.443.650.00 Investasi Dinas
dan prasarana prasarana persampahan 0 Pemerintah Pemerintah Lingkun
persampaha - Swasta - Swasta gan
(PPP) Hidup
5 pembangunan dan tercapainya perbaikan 3.000.000.000 Dinas
perbaikan sarana sarana dan prasarana APBD Kota Lingkun
TPA galuga TPA yang tertuang dalam Pemerintah
Bogor gan
perjanjian kerjasama
Hidup
6 pembangunan pagar Pembuatan tembok 800.000.000 Dinas
tembok pembatas pembatas TPA dengan APBD Kota Lingkun
TPA panjang 1.150m2 Pemerintah
Bogor gan
Hidup
7 peningkatan sarana terbangunanya dan 700.000.000 Dinas
pengolahan lindi TPA meningkatnya sarana APBD Kota Lingkun
galuga dan prasarana TPA Pemerintah
Bogor gan
Hidup
8 Terbangunnya terbangunnya tanggul 100.000.000 Dinas
tanggul penahan penahan sampah APBD Kota Lingkun
sampah Pemerintah
Bogor gan
Hidup
9 pembangunan tersedianya infrastruktur 1.890.295.000 Dinas
fasilitas pengurangan dan sarana prasarana APBD Kota Lingkun
sampah 3R berbasis TPS 3R brbasis Pemerintah
Bogor gan
masyarakat masyarakat
Hidup
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
42
- Perumahan
Tabel 4.25 Alternatif Pola Investasi Proyek Pembangunan (Perumahan)
No Pekerjaan Uraian Nilai Pola Sumber SKPD
Investasi Pendanaan
1 pembangunan sarana penanganan lokasi 1.900.000.000 Dinas
prasaran kumuh Investasi
Peruma
permukiman pada Pemerintah Pemerintah
han dan
kawasan - Swasta - Swasta
Permuki
permukimana padat (PPP)
kumuh man
2 pembangunan sarana terpeliharanya jalan 42.453.165.20 Dinas
prasaran lingkungan, 0 Peruma
permukiman pada berkurangnya lokasi APBD Kota
Pemerintah han dan
kawasan rawan longsor Bogor
permukiman tidak Permuki
tertata man
3 pemeliharaan dan pemeliharaan rutin, 900.000.000 Dinas
perbaikan rusunawa perbaikan gedung, Peruma
pembangunan taman APBD Kota
Pemerintah han dan
rusunawa Bogor
Permuki
man
4 pengembangann pengembangan jalan, 500.000.000 Dinas
rusunawa cibuluh taman, drainase, pos Peruma
tanah baru satpam, sarpras olahraga APBD Kota
Pemerintah han dan
Bogor
Permuki
man
5 penyediaan hunian tersedianya hunian 120.000.000 Dinas
sementara bagi sementara bagi korban Peruma
korban bencana bencana dalam rentang APBD Kota
Pemerintah han dan
waktu tertentu Bogor
Permuki
man
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6C, 2018
43
5. BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pemerintah Kota Bogor di dalam RKPD tahun 2018 memiliki proyek pembangunan
infrastruktur yang didominasi oleh pembangunan/perbaikan drainase, irigasi, jalan dan
jembatan. Hal ini dilaksanakan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Bogor.
Sedangkan, jumlah proyek paling sedikit diisi oleh transportasi dan pembangunan fasilitas
pendidikan, hal ini cukup disayangkan mengingat mobilitas warga bogor yang cukup tinggi.
Analisis finansial untuk pembangunan bidang transportasi menghabiskan dana sebesar Rp
3.495.000.000 , menghasilkan benefit sebesar Rp 7.705.000.000. Haasil analisis kami terkait
kelayakan dari segi finansial dengan NPV 13.686.046.625, BCR 2,4 dan IRR sebesar 41%
sehingga lebih besar dari rate awal, maka proyek transportasi di Kota Bogor dapat dikatakan
layak secara finansial dan akan kembali modal pada tahun ke delapan. Hal yang sama terjad
pula pada analisis kelayakan sosial ekonomi dimana nilai NPV dan BCR yang bernilai positif dan
diatas satu, IRR yang bernilai lebih besar dari rate awal sehingga dari segi ekonomi pun dapat
dikatakan layak. Untuk pola investasi guna menadanai seluruh proyek yang dicanangkan oleh
pemerintah Kota Bogor, maka Kota Bogor menggunakan 3 pola dalam pelaksanaan proyeknya
yaitu investasi dari pemerintah, CSR dan PPP.
44
DAFTAR PUSTAKA
Arya. 2017. "Strategi Jitu untuk Mempercepat Perkembangan Suatu Perusahaan". Dalam
www.sahabatnesia.com.
BPS Kota Bogor, 2010 - 2017
Hirawan, S. B. 1995. Pembiayaan Pembangunan Perkotaan Melalui Pemanfaatan Instrumen
Keuangan. Jurnal PWK, Nomor 18. Dalam http://journals.itb.ac.id. Diakses pada Minggu,
20 Mei 2018.
Muljanto, M. Agus. 2015. Peran Obligasi Daerah dalam Pembangunan Daerah. Dalam
http://www.bppk.kemenkeu.go.id. Diakses pada Minggu, 20 Mei 2018.
Noor, M. Miftahul H. 2016. "Mengenal Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),
Skema Public Private Partnership (PPP) di Indonesia". Dalam www.djkn.kemenkeu.go.id.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
RKPD Kota Bogor, 2018
Widanta, A.A.B. 2012. Peranan Pembiayaan Pembangunan dan Investasi Dalam Pembangunan
Daerah. Jurnal Ekonomi dan Sosial: INPUT: 104-113
45