Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Pengertian (Medis)
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi
makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia
kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan
kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Suyono, 2002).
2. Etiologi
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.Faktor genetic
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus
dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita
diabetes mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat
yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
2.)Nutrisi
Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
Malnutrisi protein
Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.)Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
1
2
3. KLASIFIKASI
B. Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM)
C. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya. Seperti
kelainan pankreas. Kelainan hormone diabetes karena obat/zat kimia. Kelainan
reseptor insulin kelainan genetik.
Obat-obat yang dapat menyebabkan hiperglikemia antara lain: furosemid, thyrosida
diuretic glukortikoid, dilanting, dan asam hidotinik.
D. Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan,
tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat
sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS).
Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
4. PATOFISIOLOGI
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup meningkat ginjal tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa yang tersaring keluar. Akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di eksresikan dalam urin,eksresi ini akan di
sertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (dieresis osmotic ) sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
Defisinsi insulin juga mengganggu metabolism protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan pasien dapat peningkatan selera makan (polifagia) akibat penurunanya
simpanan kalori
5. GAMBARAN KLINIS
6. KOMPLIKASI
a.Akut
1.)Hypoglikemia
2.)Ketoasidosis
3.)Diabetik
b.Kronik
1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh
darah tepi, pembuluh darah otak.
2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.) Neuropati diabetic.
4.) Rentan infeksi, seperti Tuberkulosis Paru, Infeksi Saluran kemih.
5.) Kaki Diabetiik
2
3
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel: Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid, insulin.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pengelolaan pasien secara holistic dan mengajarkan kegiatan mandiri. Untuk pasien berumur
60tahun keatas, sasaran glukosa darah lebih tinggi dari pada biasanya.
Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu:
a. perencanaan makan
b. latihan jasmani
c. obat hipoglikemik.
BB
BBI = x 100%
TB-100
3
4
e. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur,, 3-4kali tiap minggu selama ±0.5 jam yang
sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhymical, Interval, Progressive, Endurance
training). Otot-otot berkonsentrasi dan relaksasi secara teratur, selang-seling antara
gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit kelatihan yang lebih berat
secara bertahap dan bertahan pada waktu tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani ini adalah jangan memulai
olahraga sebelum makan, dan memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh
orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia, membawa tanda pengenal
sebagai pasien DM dalam pengobatan.
f. Obat hipoglikemik
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang
teratur tetapi kadar gula darahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian
obat berkhasiat hipoglikemik (oral⁄suntikan)
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara:
- menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan
- menurunkan ambang sekresi insulin
- meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
2) Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal.
Preparat yang ada dan aman adalah metformin, obat ini dianjurkan untuk
pasien dengan IMT>30 sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan IMT27-30,
dapat dikombinasi dengan golongan sulfonylurea.
3) Inhibitor @ glukosidose
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim @ glukosidase di
dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia pascaprandial
Insulin
Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah:
- DM dengan berat badan menurun cepat⁄kurus
- Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar
- DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat,dll)
- DM dengan kehamilan⁄DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan.
- DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral, dosis
maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.
4
5
1. Pengkajian
Gejala :
Lemah,letih sulit bergerak atau berjalan
Kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur dan istirahat
Tanda :
Takikardia dan takipneu pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas
Latergi atau disorientasi, koma
Penurunan kekuatan otot
b) SIRKULASI
Gejala :
Adanya riwayat hipertensi; IM akut
Klaudikasi, kebas dan ksemutan pada ekstremitas
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda :
Takhikardi
Prubahan tekanan Darah Postural; hipertensi
Nadi yang menurun atau tak ada
Disritmia
Krekels
Kulit panas, kering dan kemerahan; bola mata cekung
c) INTEGRITAS EGO
Gejala:
Stres;tergantung pada orang lain
Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda :
Ansietas; peka rangsangan
d) ELIMINASI
Gejala :
Perubahan pola berkemih (poli uria), nokturia
Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang
Nyeri tekan abdomen
Diare
Tanda :
Urine encer, pucat, kuning;poliuri
Urine berkabut, bau busuk
Abdomen keras, adanya acites
Bising usus lemah dan menurun;hiperaktif(diare)
e) MAKANAN /CAIRAN
Gejala :
Hilang nafsu makan
Mual atau muntah
Tidak mengikuti diet; peningkatan masukan glukosa/karbohidrat
Penurunan beat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu
Haus
Penggunaan diuretic
5
6
Tanda :
Kulit kering/ bersisik, turgor jelek
Kekakuan/distensi abdomen, muntah
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah)
Bau halitosis/manis, bau buah(nafas aseton)
f) NEUROSENSORI
Gejala :
Pusing/pening
Sakit kepala
Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia
Gangauan penglihatan
Tanda :
Disorientasi; mengantuk, latergi, stupor/koma(tahap lanjut). Gangguan memori; kacau
mental
Reflex tendon dalam(RTD) menurun (koma)
Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
g) NYERI/KENYAMANAN
Gejala :
Abdomen yang tegang/nyeri(sedang/berat)
Tanda :
Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati
h) PERNAPASAN
Gejala:
Merasa kekurangan oksigen,batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak
Tanda :
Lapar udara
Batuk, dengan atau tanpa sputum purylen
Frekuensi perna
i) KEAMANAN
Gejala :
Tanda :
Demam,diaphoresis
Kulit rusak, lesi/ulserasi
Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)
6
7
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,status
hipermetabolisme.
DIBUKTIKAN DENGAN:
melaporkan masukan makanan tak adekuat, kurang minat pada makanan
kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk
INTERVENSI RASIONAL
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti Karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi(gula
perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/ dingin, darah akan berkurang dan sementara tetap
denyut nadi cepat dan lapar. diberikan insulin maka hipoglikemia dapat terjadi.
Timbang BB setiap hari atau sesuai indikasi Mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat(termasuk absorpsi dan utilisasinya.
Libatkan keluarga pasien pada perencanaan Berbagai metode bermanfaat untuk perencanaan
makanan ini sesuai dengan indikasi diet meliputi pergantian daftar menu, system
perhitungan kalori, indikasi glikemia atau seleksi
awal menu.
Tentukan program diet pada pola makan pasien dan Mengidentikasi kekurangan dan penyimpangan dari
bandingkan dengan makanan yang dapat kebutuhan teraupetik.
dihabiskan pasien.
Lakukan konsultasi dengan ahli gizi dalam Penyesuaian diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pengaturan diit pasien. pasien, menjawb pertanyaan dan membantu pasien
atau orang terdekat dalam pengembangan
perencanaan makanan
Berikan pengobatan insulin sacara teratur Membantu memindahkan glukosa kedalam sel
2. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhsn pengobatan b/d kurang
pemajanan atau mengingat, kesalahan interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi
DIBUKTIKAN DENGAN:
Pertanyaan/meminta informasi, mengungkapkan masalah.
Ketidakadukuatan mengikuti instruksi, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
7
8
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan pasien Untuk mengetahui sejauh mana informasi yang
didapatkan.
Ciptakan lingkungan saling per dengan Mencapai dan memperhatin perlu diciptakan
mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada sebelum pasien bersedian mengambil bagian dalam
untuk pasien. proses belajar.
Jelaskan HE pada pasien tentang pentingnya pola Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya
makan dan pengobatan. pendidikan kesehatan.
DIBUKTIKAN DENGAN:
Luka kering
INTERVENSI RASIONAL
Obserpasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Karena infeksi biasanya telah mencetus keadaan
ketoasidosi tau dapat mengalami infeksi
pasokranial
Berikan perawatan luka. Dengan perawatan luka dapat mempercepat
penyembuhan dan mencegah terjadinya infeksi
Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi. Mencegah pencebaran infeksi.
Keluhan
Respon autonomic
8
9
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat nyeri,lokasi penyebarannya dan Dengan mengakaji tingkat nyeri,lokasi dan
intensitasnya. penyebaran dapat memudahkan perawat dalam
menyusun proritas masalah.
Berikan posisi baring yang menyenangkan sesuai Untuk membantu relaksasi pada obat sehingga
kondisi pasien. nyeri dapat berkurang.
Laksanakan perawatan luka selama 2 x sehari. Dengan perawatan luka yang baik dapat
mempercepat proses penyembuhan luka.
lakukan masase ringan pada kaki. Meningkatkan relaksai atau mengurangi
keteganagn otot.
Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi Menghilangkan nyeri dan mencegah peradangan
Badan lemas
Ku lemah
INTERVENSI RASIONAL
Observasi tingkat kemampuan pasien dalam Observasi di lakukan agar dapat mengetahui tingkat
melaksanakan aktifitas kemampuan pasien dalam melaksanakan aktivitas
dan sejauh mana kemampuan yang di miliki pasien
Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari- Dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan
hari. pasien sehingga pasien dapat di perhatikan oleh
perawat dan keluarga
Pantau TTV sebelum dan sesudah melakukan Mengidentifikasi tinggkat aktivitas yang dapat di
aktuvitas toleransi secara fisiologis
9
10
( DIABETES MELLITUS )
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
I. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama masuk RS: kedua kaki terasa kram dan bengkak
2. Keluhan saat pengkajian : luka di bagian kaki kiri bawah.
3. Keluhan yang menyertai saat pengkajian : nyeri pada luka dibagian kaki kiri
bawah, bengkak pada lutut menjalar ke daerah luka,kedua kaki terasa
kram,badan lemas.
4. Riwayatpenyakit
Tanggal 03-10-2010, kaki pasien bengkak dan oleh suami, pasien di obati
dengan menggunakan daun cili yang ditumbuk dan di bungkus pada daerah
kaki dan lutut yang bengkak. Besoknya pada tanggal 04-10-2010, kaki pasien
menjadi melepuh serta kram, oleh keluarga pasien dibawah ke RSUD dr M
Haulussy Ambon, dan di berikan terapy:
- IVFD RL 20 tts/ m
- Cefotaxime 1gr/IV
- Ranitidine 1amp/IV
- Actrapid 8unit
5. Klasifikasi nyeri
a. Pencetus : nyeri disebabkan karna luka dibagian kaki
sinestrabawah
b. Kwalitas : hilang timbul
c. Penyebaran : pada kaki kiri
d. Skala : 5 (sedang)
e. Waktu :selang waktu ±2 jam
10
11
X X X X
X X X X X X X X X X
lansia lansia
Hs Hs Hs
X 56
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Ikatan keluarga
: Meninggal
b. Anggota keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit keturunan atau
penyakit infeksi
c. Anggota keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
Dengan pasien.
d. Kedua orang pasien meninggal karena lansia.
11
12
1 Pola makan
Nasi,lauk,sayur Diet DM
o Jenis makanan
Tidak ada sering merasa lapar
o keluhan saat makan
Pola minum
2. ±10-11gelas/hari ±10 gelas/hari
o Frekwensi minum sehari
Air putih,teh gula Air putih
o Jenis minuman
±4400cc/hari ±400cc/hari
o jumlah
Tidak ada Banyak kencing
o keluhan saat minum
Pola eliminasi
12
13
o Keluhan
o Tidur malam
nyenyak Nyenyak
o Kualitas tidur Tidak ada Tidak ada
o Keluhan
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
13
14
1. Mandi V V
2. Berpakaian V V
3. Mobilisasi di tempat tidur V V
4. Makan V V
5. minum V V
6. berjalan V V
7. duduk V V
Keterangan:
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = ketergantungan
1. KEPALA
a. Bentuk kepala : ovale
b. Keadaan rambut : baik
c. Keadaan kulit kepala : bersih
d. Komentar : tidak ada
2. MATA / PENGLIHATAN
a. Ketajaman penglihatan: normal
b. Peradangan : tidak ada
c. Sclera : putih
d. Pupil : positif tehadap cahaya
e. Konjungtiva : merah mudah
f. Lapang penglihatan : baik/normal
g. Refleks kornea : positif
h. Rasa nyeri : tidak ada
3. HIDUNG / PENCIUMAN
a. Struktur : tidak ada kelainan
b. Polip : tidak ada polip
c. Sinus : tidak ada sinus
14
15
4. TELINGA / PENDENGARAN
a. Struktur : tidak ada kelainan
b. Nyeri : tidak ada nyeri
c. Cairan : tidak ada
d. Tanda peradangan : tidak ada peradangan
e. Fungsi pendengaran : normal
f. Alat bantu : tidak ada
g. Komentar : tidak ada
5. MULUT
a. Keadaan gigi : bersih
b. Problem menelan : tidak ada
c. Bicara : normal
d. Rongga mulut : bersih
e. Fungsi mengunyah : baik/normal
f. Komentar : tidak ada
6. LEHER
a. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
b. Arteri karotis : tidak ada pembesaran
c. Pembesaran tiroid : tidak ada
d. Pem.kel. Limfe : tidak ada
e. Komentar : tidak ada
7. PERNAPASAN
a. Bentuk dada : simetris kiri & kanan
b. Pergerakan thoraks : tidak ada kelainan
c. Sputum : tidak ada
d. Fokal fremitus : normal
e. Bunyi nafas : bronko vesikuler
f. Bunyi nafas tambahan: tidak ada
g. Komentar : tidak ada
8. ABDOMEN
9. ekstremitas
kekuatan otot : lemah
tonus otot : lemah
ekstremitas atas : terpasang IVFD RL 20tts/menit
ekstremitas bawah : terdapat luka pada kaki sinestra bawah,
bengkak pada lutu tmenjalar ke daerah luka, tampak kemerahan pada daerah
luka dan pada lutut yang bengkak
15
16
therapy obat
metiason 3 x 1 tab/ hari
ranitidine 1 Amp / IV
16
17
cefotaxime 1 gr / IV
actrofid 8 – 8 – 6 /sc
diet
diet DM 1900 kalori
X KLASIFIKASI DATA
DS: pasien mengatakan
nyeri pada luka dibagian kaki kiri bawah
Kedua kaki terasa kram
Badan lemas
Sering merasa lapar
Banyak minum
Banyak kencing
Sebelum masuk kerumah sakit kakinya diobati dengan daun chili
DO:
pasien tampak lemas
KU lemah
Terdapat luka pada kaki sinetra bawah
Bengkak pada lutut menjalar ke daerah luka
Tampak kemerahan pada luka dan pada lutut yg bengkak
Skala nyeri 5 (sedang)
Kekuatan otot lemah
Tonus otot lemah
Skala aktivitas 2 ( perlu bantuan orang lain)
Rik GDS :317 mg/dl
Pasien sering bertanya – Tanya tengtang penyakitnya
Pasien tampak cemas
17
18
XI.ANALISA DATA
Ekspresi wajah
meringis
18
19
Tampak kemerahan
pada daerah luka dan
lutut yang bengkak
Kelemahan fisik
19
20
penyakitnya
Pasien Nampak
cemas Kurang informasi
Ketidak tahuan
Kesalahan interpretasi
informasi
DO:
DO:
Terdapat luka pada kaki sinetra bawah
20
21
DO:
KU lemah
Kekuatan lemah
Tonus otot lemah
Skala aktivitas 2(perlu bantuan orang lain)
DO:
Pasien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya
Pasien Nampak ce
XIII PRIORITAS MASALAH
21
22
DX medis: DM tipe II
Nama : Ny O K
Ruang: RIW
Umur : 56Tahun
No.Reg:125659
Jenis Kelamin:perempuan
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
22
23
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
3. Therapy dilanjutkan
23
24
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
24
25
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
25
26
2. Nyeri b/d kerusakan setelah dilakukan 4. Kaji tingkat nyeri,lokasi Dengan mengakaji tingkat nyeri,lokasi
penyebarannya dan dan penyebaran dapat memudahkan
jaringan yang tindakan
intensitasnya. perawat dalam menyusun proritas
ditandai dengan: keperawatan masalah.
selama 2 x 24 jam 5. Berikan baring yang untuk membantu relaksasi pada obat
DS:pasien
diharapkan : menyenangkan sesuai kondisi sehingga nyeri dapat berkurang
mengatakan: pasien
Nyeri
Nyeri pada 6. Beri penjelasan pada pada untuk mngurangi kecemasan pasien
berkurang/hila pasien penyebab nyeri akan penyakitnya
luka kaki
ng
sinistra
bawah Ekspresi wajah 7. Lakukan masase ringan pada meningkatkan relaksasi atau mengurangi
tenang kaki. keteganagn otot
Nyeri hilang
timbul Luka pada kaki 8. Lanjutkan therapy dalam mengatasi nyeri dan mencegah
sinistra bawah pemberian obat sesuai peradangan
Kedua kaki indikasi.
sembuh NB 1amp drip
terasa kram
Skala nyeri
DO:
berkurang (1-3)
Ekspresi
wajah
meringis
Terdapat
luka pada
kaki sinistra
bawah
Skala nyeri 5
(sedang)
26
27
1 Infeksi b/d peninakatan setelah 2. Observasi tanda –tanda infeksi dan 1.pasien
peradangan karena
gula darah, yang dilakukan
seperti:demam,kemerahan adanya infeksi
ditandai dengan: tindakan pus pada luka. biasanya
telah
keperawatan mencetus
DS:pasien mengatakan: 3. Berikan perawatan pada luka
selama 2 x keadaan
ketoasidosii
Kedua kaki 24 jam atau dapat
terasa kram diharapkan : 4. Lanjutkan therapy dari dokter dalam mengalami
pemberian insulin infeksi
Actrapid 8unit vasokonial
Sering merasa Tidak
Cefotaxim 1gr/IV
lapar terjadi 2.dengan
perawatan
infeksi luka dapat
Banyak minum
lebih mempercepat
penyembuhan
Banyak kencing lanjut dan
mencegah
DO: Bebas terjadinya
infeksi berat.
dari
Terdapat luka
tanda- 3.membantu
pada kaki memindahkan
tanda
glikosa
sinetra bawah
infeksi kedalam sel
Bengkaka pada
lutut menjalar
kebawah
Tampak
kemerahan pada
daerah luka dan
lutut yang
bengkak
Pemeriksaan
GDS :317 mg/dl
27
28
5. Kurang setelah dilakukan kaji tingkat kurang pengetahuan 1.Untk mengetahui sejauh mana
pasien informasi yang didapatkan
pengetahuan b/d tindakan
kesalahan keperawatan
3. Ciptakan hubungan saling 2.menggapai dan memperhatikan perlu
interpretasi selama 2 x 24 jam percaya dengan mendengarkan diciptakan sebelum pasien bersedia
informasi, yang diharapkan : penuh perhatian dan selalu ada mengambil bagian dalam proses belajar
untuk pasien.
ditandai dengan:
Mengungkapkan
DS:pasien pemahaman 4. Jelaskan HE pada pasien 3.untuk menambah pengetahuan tentang
tentang pentingnya pola makan pentingnya pendidikan kesehatan
mengatakan: tentang penyakit
dan pengobatan
Sebelum Melakukan
masuk ke perubahan gaya
RSU kaki nya hidup dan
diobati berpartisifasi
dengan daun dalam program
cili pengobatan
DO:
Pasien
sering
bertanya-
tanya
tentang
penyakitnya
Pasien
tampak
cemas
28
29
6. Intoleransi aktivitas setelah kaji tingkat kemampuan pasien 1. Observasi di lakukan agar dapat
mengetahui tingkat kemampuan
b/d kelemahan fisik, dilakukan
pasien dalam melaksanakan aktivitas
yang ditandai dengan: tindakan dan sejauh mana kemampuan yang di
miliki pasien
keperawatan
DS:pasien
selama 2 x 24 2. bantu pasien dalam memenuhi 2. Dapat membantu dalam
mengatakan: kebutuhan sehari-hari pemenuhan kebutuhan pasien
jam diharapkan : sehingga pasien dapat di perhatikan
Badan lemas oleh perawat dan keluarga
KU
3. pantau TTV 3. Mengidentifikasi tinggkat aktivitas
DO: membaik
yang dapat di toleransi secara
fisiologis
KU lemah Kekuatan
dan tonus
Kekuatan otot
oto baik
lemah
Dapat
Tonus otot
melakukan
lemah
aktivitas
2 (perlu mandiri
bantuan orang
lain)
29