Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan ataupun produk per satu
satuan waktu. Untuk reaksi dengan reaktan A dan B menghasilkan produk C dan D
seperti pada rumus persamaan reaksi berikut, seiring waktu jumlah molekul
reaktan A dan B akan berkurang dan jumlah molekul produk C dan D akan
bertambah, dan rumus laju reaksi (v) yaitu:
Teori Tumbukan
Pada reaksi umumnya, partikel harus dalam orientasi yang tertentu ketika
bertumbukan agar tumbukan yang terjadi efektif menghasilkan reaksi. Sebagai
contoh, perhatikan beberapa tumbukan yang mungkin terjadi antara molekul gas
NO dan molekul gas NO3 dalam reaksi:
Energi partikel reaktan yang bertumbukan harus melampaui energi aktivasi, yakni
energi penghalang terjadinya reaksi, sehingga reaksi dapat terjadi. Bila energi
aktivasi semakin rendah, maka laju reaksinya akan semakin cepat.
1. Konsentrasi Reaktan
Semakin tinggi konsentrasi reaktan, semakin banyak jumlah partikel reaktan yang
bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya tumbukan dan lajunya
meningkat. Sebagai contoh, dalam reaksi korosi besi di udara, laju reaksi korosi
besi lebih tinggi pada udara yang kelembabannya lebih tinggi (konsentrasi reaktan
H2O tinggi)
Jika reaktan yang bereaksi dalam wujud fisik (fasa) yang sama, semuanya gas atau
semuanya cair, maka tumbukan antar partikel didasarkan pada gerak acak termal
dari partikel. Jika reaktan yang bereaksi berbeda wujud fisik (fasa), tumbukan
yang efektif hanya terjadi pada bagian antarfasa. Jadi, reaksi dengan reaktan-
reaktan berbeda fasa dibatasi oleh luas permukaan kontak reaktan. Oleh karena
itu, semakin luas permukaan kontak reaktan per unit volum, maka semakin tinggi
frekuensi terjadinya tumbukan partikel reaktan dan laju reaksi meningkat. Sebagai
contoh, pada reaksi pembakaran kayu, akan lebih mudah dan cepat membakar
kayu gelondongan yang telah dipotong menjadi balok-balok kecil dibanding
dengan langsung membakar kayu gelondongan tersebut.
3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi kinetik dari partikel
reaktan, sehingga frekuensi tumbukan dan energi tumbukan meningkat. Oleh
karena itu, semakin tinggi temperatur, laju reaksi juga semakin cepat. Sebagai
contoh, pada reaksi glowing stick menyala (reaksi chemiluminescence), glowing
stick menyala lebih cepat dan terang di dalam air panas dibanding dalam air
dingin.
4. Keberadaan Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa terkonsumsi di
dalam reaksi tersebut. Katalis menyediakan alternatif jalur reaksi dengan energi
aktivasi yang lebih rendah dibanding jalur reaksi tanpa katalis sehingga reaksinya
menjadi semakin cepat.
Hukum Laju
Hukum laju (persamaan laju) menyatakan hubungan antara laju reaksi dengan
konsentrasi dari reaktan dipangkatkan bilangan tertentu. Untuk reaksi:
aA + bB → cC + dD
Hukumnya adalah:
Contoh soal:
4. konstanta laju
5. laju reaksi ketika [NO2] = 0,40 M dan [CO] = 0,40 M
Jawab:
atau
atau
e.
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel
adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk
reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju
reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak
berubah lagi.
aA + bB ⇌ cC +dD
atau
atau
Hubungan antara Kp dan Kc adalah:
di mana, R = tetapan gas universal, T = temperatur, dan Δng = jumlah mol produk
gas – jumlah mol reaktan gas.
Qc < Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk
Qc > Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk
Jawab:
[H2]0 = 0,00623 M
[I2]0 = 0,00414 M
[HI]0 = 0,0224 M
Kc = 54,3
Pertama, kita tentukan nilai kuosien reaksi, Qc, untuk mengetahui apakah sistem
telah setimbang atau belum, dan ke arah mana reaksi berlangsung jika belum
setimbang.
Karena Qc (19,5) < Kc (54,3), reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan hingga
mencapai kesetimbangan. Jadi, konsentrasi H2 dan I2 akan berkurang dan
konsentrasi HI akan bertambah sampai reaksi setimbang.
Polimer
Pengertian Polimer
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang.
Plastik pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk
material yang disebut polimer.
Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut monomer. Sebagai contoh,
polipropilena (PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer propena.
Jenis-jenis Polimer
Polimer alam,
Polimer sintetis,
Homopolimer,
yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh: polietilena (etena),
polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil klorida), PVA (vinil asetat),
poliisoprena (isoprena), dan PAN (akrilonitril).
Kopolimer,
yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon 6,6
(heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena glikol),
SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril + butadiena + stirena).
1. Termoplas
yaitu polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali menjadi
bentuk lain. Sifat ini disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri dari rantai-
rantai panjang dengan gaya interaksi antar molekul yang lemah. Sifat-sifat lain
dari termoplas adalah ringan, kuat, dan transparan. Contoh termoplas adalah
polietilena, polipropilena, PET, dan PVC.
2. Termoset
yaitu polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan. Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat
antara rantai-rantai molekul. Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi
dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan membuat termoset
menjadi terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.
3. Elastomer
yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat kembali
ke bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan
oleh struktur elastomer yang terdiri dari rantai-rantai yang saling tumpang tindih
dengan adanya ikatan silang (cross-link) yang akan menarik kembali rantai-rantai
tersebut kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet
alam (poliisoprena) dan karet sintetis SBR.
Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi adisi
1. PVC
Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air, jas hujan,
dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan untuk pipa dan
pelapis lantai.
2. PS
4. PP
Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik, karpet,
peralatan laboratorium, dan mainan.
5. PTFE
Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang Teflon,
memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai gasket,
pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.
6. PMMA
Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga dengan nama dagang Plexiglas
atau Lucite atau Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan transparan.
PMMA digunakan untuk alat optik, kaca jendela pesawat terbang, furnitur, dan
glove box.
7. PET
Poli(etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan nama dagang Dacron atau
Terylene, banyak digunakan sebagai serat tekstil. Selain itu, PET juga banyak
digunakan sebagai botol minuman. Dalam bentuk film tipis, PET dengan nama
dagang Mylar bersifat kuat dan tahan terhadap robekan, sehingga digunakan
untuk pita perekam magnetik, layar perahu, dan kemasan barang.
8. Nilon
Nilon merupakan polimer berbentuk serat yang bersifat kuat, ringan, dan tahan
terhadap tegangan. Oleh karena itu, nilon banyak digunakan untuk membuat tali,
jala, parasut, tenda, jas hujan, karpet, dan sebagainya.
Contoh Soal Polimer dan Pembahasan
Soal 1
Pembahasan:
Dari struktur polimer tersebut, terdapat tiga unit struktur yang berulang. Polimer
tersebut tergolong polimer adisi, sebagaimana tidak terdapatnya ikatan ester,
amida, karbonat, ataupun uretana pada rantai utama. Struktur monomer dari
polimer adisi umumnya hampir sama dengan satu unit struktur yang berulang.
Soal 2
a. bakelit
b. nilon
c. teflon
d. dakron
e. styrofoam
Jawab:
b. 2 dan 4
Soal 3
a. isoprena
b. glukosa
c. asam amino
d. akrilonitril
e. nukleotida
Jawab:
d. akrilonitril
LAJU REAKSI
KESETIMBANGAN KIMIA
POLIMER
DIsusun oleh:
Reaksi kimia:
A2 + B2 → 2 AB
Dimana:
Orde reaksi:
Orde reaksi 2: Pada reaksi orde dua, kenaikan laju reaski akan sebanding
dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali maka laju reaksinya akan naik menjadi empat
kali lipat dari semula.
Jawab:
orde reaksi zat H2 = 1 orde reaksi zat I2 = 1 orde reaksi total persamaan
diatas adalah 1+1 = 2
a. orde reaksi P
b. orde reaksi Q
Jawaban:
a. Untuk mencari orde reaksi P pilih data konsentrasi Q yang sama. (data 1 dan 3).
Perhatikan penentuan orde reaksi P berdasarkan data 1 dan 3.
b. untuk
mencari orde reaksi Q pilih data konsentrasi P yang sama. (data 1 dan 4).
Perhatikan penentuan orde reaksi Q berdasarkan data 1 dan 4.
c. x + y =
2+0=2
d. v = k [P]2 [Q]0
v = k [P]2 1
v = k [P]2
a. orde reaksi x
b. orde reaksi y
Jawaban:
a. Untuk mencari orde reaksi A pilih data konsentrasi B yang sama. (data 1 dan 2).
Perhatikan penentuan orde reaksi A berdasarkan data 1 dan 2.
b. Untuk mencari orde reaksi B pilih data konsentrasi A yang sama. (data 3 dan 4).
Perhatikan penentuan orde reaksi B berdasarkan data 3 dan 4.
c. x + y = 2 + 1 = 3
e. k ..?
Ambil salah data percobaan. (misal data 1). Dari data 1 diket: [A] =0.1 M [B]
= 0.2 M dan V= 0.02 M/s.
V = k [A]2[B]1
4. Laju reaksi untuk reaksi: P + Q → R + S adalah V = k [P] [Q]2. Bila laju reaksi
berlangsung 12 kali lebih cepat dari semula, maka tentukan perubahan
konsentrasi P dan Q!
Jawaban:
V1 = k [P] [Q]2 ==> laju reaksi semula (V1), dimisalkan [P] = 1 dan [Q] = 1 dan
harga k konstan, sehingga dapat diabaikan.
12 = [3] [2]2
Jika konsentrasi H2 dinaikkan 2x dan I2 dinaikkan 3x, maka laju reaksi menjadi?
Jawaban:
V = k [H2][I2] ==> laju reaksi awal V1 dimisalkan [H2] = a [I2] = a, harga k konstan,
sehingga dapat diabaikan. Maka V1 = k [H2][I2] ===> V1 = [a][a] = a2
Bila [H2] dinaikkan 2x ==> [H2] = 2a, [I2] dinaikkan 3x ==> [I2] = 3a
Cara cepat:
Jika konsentrasi suatu zat dinaikkan a kali, maka laju reaksinya menjadi b kali;
sehingga orde reaksi terhadap zat tersebut adalah:
[H2] [I2] = b
Jawaban:
Bila [NO] dinaikkan 3x ==> [O2] = 3a, [O2] dinaikkan 3x ==> [I2] = 3a
Cara cepat:
Jika konsentrasi suatu zat dinaikkan a kali, maka laju reaksinya menjadi b kali;
sehingga orde reaksi terhadap zat tersebut adalah:
[NO]2 [O2]2 = b
Mula–mula laju reaksi disosiasi N2O4 berlangsung relatif lebih cepat daripada laju
reaksi pembentukan N2O4. Namun laju reaksi pembentukan N2O4 juga makin lama
makin bertambah besar sesuai dengan pertambahan jumlah NO2yang terbentuk.
C. Azas Le Chatelier
Pengaruh temperatur
Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu atau temperature suatu sistem
kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan temperatur,
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke
pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm.