Você está na página 1de 2

analisis dan pembahasan

Berdasarkan konsep pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan


kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan), dan
promotif ( peningkatan kesehatan ), dengan sasaran masyarakat tetapi pelayanan yang
diberikan tenaga medis terbagi menjadi 4 yaitu preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.

Peran tenaga kesehatan terkhusus pada sektor preventif dibagi menjadi menjadi 2 cara
yaitu dilakukan secara individu dan dilakukan secara kelompok. Pembiayaan dalam
pelayanan preventif dilakukan oleh pemerintah jika pelayanan tersebut termasuk
dalam program yang dijalankan oleh pemerintah tetapi juga ada pelayanan preventif
yang tidak masuk dalam program pemerintah yang memungut biaya dari masyarakat
itu sendiri.

Contoh pelayanan preventif yang dapat dilakukan oleh tenaga pelayanan medis
berupa program imunisasi yang diberikan pada bayi, balita dan ibu hamil kemudian
pemberian asupan nutrisi bagi bayi dan anak yang biasa dilakukan di posyandu,
pencegahan agar tidak terjadi komplikasi saat kehamilan, mengoleskan flour pada gigi
anak-anak dan juga tindakan fogging untuk mengusir nyamuk dengan harapan
masyarakat tidak mudah terserang penyakit dan meningkatkan kesajahteraan
masyarakat itu sendiri.

Hambatan juga menjadi faktor yang harus dipikirkan oleh tenaga medis dalam
mensukseskan program preventif contoh nya seperti kurangnya kepedulian
masyarakat dalam menerima pemberian imunisasi, pendanaan yang kurang memadai
untuk melakukan program preventif, kemudian kurangnya intensitas dalam
melakukan program preventif misal pada hal fogging, jarang sekali program tersebut
dilakukan secara berkala.

empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:


1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan
terjadinya, dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu
terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah
terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko)
dan faktor apa yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah
terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan
upaya penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai
keberhasilan tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah.

4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala


besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana
melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan
sumber daya untuk melaksanakannya.

Masalah response
(sumber : Rossenbecg, Mercy and Annest, 1998)

Você também pode gostar