Secara umum, proses pengajaran dipahami sebagai proses penyaluran informasi dari guru kepada muridnya. Namun pendidikan Katolik tidak hanya terbatas kepada penyaluran informasi dari guru kepada murid. Pendidikan Katolik tidak hanya mencakup pengajaran dan pembekalan akal budi ataupun pemikiran seorang anak dengan informasi yang sebanyak- banyaknya. Sebab di samping membekali murid dengan ilmu pengetahuan, pendidikan Katolik juga membekali, membangun, dan membentuk iman dan spiritualitasnya. Iman dan spiritualitas ini tidak saja mencakup pengajaran agama secara teoritis, tetapi juga pembentukan watak, karakter dan moralitas tiap-tiap murid. Untuk pendidikan spiritual inilah, kita kembali mengingat akan apa hakekat kita sebagai manusia yang diciptakan Allah. Secara sempurna, manusia diciptakan Tuhan sebagai ciptaan yang spiritual atau mahluk rohani. Inilah yang membuat kita berbeda dengan mahluk ciptaan lainnya. Tidak saja kita memiliki akal budi, perasaan, dan hati nurani; kitapun diberikan anugerah yang termulia untuk bisa menjalin hubungan yang khusus dengan Allah Sang Pencipta. Tuhan menciptakan kita manusia supaya kita bisa menjalin hubungan yang akrab denganNya. Allah memanggil kita untuk menjadi kudus, seperti para Santo dan Santa di surga. Ya, kita semua dipanggil untuk menjadi serupa seperti Kristus. Maka, tujuan utama kita hidup di dunia ini adalah untuk hidup kudus. ((Konsili Vatikan II, Lumen Gentium Bab 5. Panggilan universal untuk hidup kudus )) Tuhan memberikan kepada kita anugerah untuk bisa mencari Dia, mengenal Dia lebih lanjut, menjalin hubungan denganNya melalui doa, renungan harian, sakramen, dan mencintai Dia dengan segenap akal budi, hati nurani, dan keberadaan kita di dunia. Yesus katakan di dalam hukum cinta kasih: “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Mrk 12:30) Oleh karena itu, segala yang kita miliki: kepandaian, akal budi, keberadaan, hati nurani dan iman kepercayaan- segala yang ada pada kita, selayaknya kita arahkan kepada Tuhan. Semuanya itu adalah untuk digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah, mencintai Dia, dan mendekatkan diri kita kepada-Nya. Dengan tujuan hidup yang berpusat kepada Tuhan inilah, kita akan dikuduskan sesuai dengan gambaran dan rupa Allah, agar dapat bertemu denganNya kembali di Surga. Dengan pengertian tersebut, pendidikan menurut iman Kristiani adalah pendidikan yang tidak hanya berpusat kepada penyempurnaan akal budi manusia, tetapi juga penyempurnaan hati nurani, moralitas, karakter pribadi, dan iman kepercayaannya. Pendidikan yang seperti inilah yang menjadi tujuan sekaligus ciri khas pendidikan Katolik.