Você está na página 1de 10

1 Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Volume 1 Nomor 1

Tahun 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU REAKSI


GERAKAN TANGAN BAGI KAUM DISABILITAS
Nur Fauziyah R1, Drs. Yoyo Somantri, S.T.,M.Pd.2, Wawan
Purnama, S.Pd.,M.Si.3
Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, nfauziyahr22@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan reaksi gerakan tangan
bagi kaum disabilitas setelah menggunakan alat bantu dan untuk mengetahui hasil uji
efektivitas alat bantu reaksi gerakan tangan pada mata pelajaran pendidikan jasmani
adaptif dengan kompetensi dasar melakukan gerak dasar menekan dalam permainan
sederhana bagi kaum disabilitas di SLB BC Fadhilah Cipacing.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan gabungan
triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Terdapat beberapa tahapan dalam penerapan
alat bantu reaksi gerakan tangan ini, yaitu: penentuan kompetensi dasar, pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengambilan data pengujian alat, dan
menganalisa perkembangan kemampuan motorik siswa disabilitas setelah menggunakan
alat bantu.
Efektivitas penggunaan alat bantu reaksi ini berasal dari hasil pengujian penguasaan
reaksi siswa disabilitas terhadap penggunaan alat. Peningkatan hasil penguasaan reaksi
siswa dari pengujian awal hingga pengujian akhir reaksi non lokomotor siswa dalam
permainan sederhana dengan nilai N-Gain secara keseluruhan sebesar 68,4% dengan
kategori sedang dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 8,8 dengan keterangan
baik.

Kata Kunci: alat bantu, reaksi, disabilitas, gerak dasar

ABSTRACT
This research was performed to determine the level of hand reactions gestures mastery
for the disabilities after using the reaction tools and to determine the effectiveness of the
test results hand movement reactions tool on the subjects of adaptive physical education
with basic competence perform basic motion presses in simple games for the disabilities
in SLB BC Fadhilah Cipacing.
This research is a qualitative research using combined triangulation, there are data
sources triangulation and theory triangulation. There are several steps in the
implementation of hand movement reaction tools, namely: the determination of basic
competence, learning implementation plan (RPP), data collections from tested tool, and
analyzed the motoric development of disability students after using tool.
The effectiveness of the reaction tool came from the results of tested students’ mastery
of reaction disabilities after using the tool. The results from initial tested students'
reactions to the final tested of non locomotor reactions of students in simple games with
N-Gain value overall amounted to 68.4% in the moderate category and the average value
obtained by students at 8.8 with a good description.

Keywords: tools, reaction, disability, basic motion


Nur Fauziyah R, Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan Bagi Kaum
2
Disabilitas

PENDAHULUAN
Pendidikan nasional memegang peranan yang sangat penting bagi Negara Indonesia
dan merupakan hak bagi setiap warga negara. Hal ini disebabkan karena pendidikan nasional
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 menjamin setiap warga negara untuk
memperoleh kesempatan yang sama memperoleh pendidikan [1]. Hal ini menunjukkan bahwa
anak berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak
normal) dalam pendidikan. Pendidikan khusus sangat diperlukan bagi mereka yang memiliki
kesulitan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan kelainan fisik, mental emosional,
sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau sering disebut dengan difabel
(differently abled). Difabel atau juga disebut disabilitas merupakan istilah untuk mengganti
istilah penyandang cacat.
Menurut Permendikbud RI No. 157 Tahun 2014 pasal 2, Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi: (a) peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yaitu yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial; dan/atau (b) peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa[2].
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah khusus bagi anak usia sekolah yang
memiliki “kebutuhan khusus”. Menurut Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 1993, lembaga pendidikan SLB adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membantu
peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan mental, perilaku dan sosial agar mampu
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti
pendidikan lanjutan. Satuan SLB disebut juga sistem segregasi yaitu sekolah yang dikelola
berdasarkan jenis ketunaan namun terdiri dari beberapa jenjang.
Adapun satuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terdiri dari jenjang TKLB,
SDLB, SMPLB, SMALB, SMLB[3]. Jenis pendidikan Luar Biasa tersebut meliputi: SLB-A
bagi peserta didik Tunanetra, SLB-B bagi peserta didik Tunarungu, SLB-C bagi peserta didik
Tunagrahita, SLB-D bagi peserta didik Tunadaksa, SLB-E bagi peserta didik Tuna Laras, dan
SLB-G bagi peserta didik Tuna Ganda. Disamping itu, pada saat ini telah berkembang pula
sekolah untuk anak autis.
Pendidikan luar biasa secara sadar memberikan pelayanan pendidikan dengan sebaik-
baiknya. Salah satu pelayanan akademik yang diberikan adalah pelajaran pendidikan jasmani
adaptif. Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan
dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan
hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan kepada anak-anak, maka kegiatan
latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari
anak itu sendiri. Tidak semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil
yang mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam
perkembangan mental.
3 Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Volume 1 Nomor 1
Tahun 2015

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara
gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup). Seperti halnya makan, olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik,
artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, rohani dan sosial. menurut Faizati Karim (2002), olahraga adalah suatu bentuk
aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang
dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani[4]. Olahraga juga merupakan bentuk
perilaku gerak manusia yang spesifik, arah dan tujuan orang berolahraga termasuk waktu dan
lokasi kegiatan dilaksanakan sedimikian beragam sehingga sebagai bukti bahwa olahraga
merupakan fenomena yang relevan dengan kehidupan sosial dan juga ekspresi budaya
berkarya pada manusia[5].
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
pendidikan jasmani adaptif di SLB BC FADHILAH Cipacing, siswa-siswa mengalami
keterbatasan media yang mendukung terhadap proses pembelajaran, diantaranya adalah media
pembelajaran. Dengan permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu media yang dapat
merangsang aktivitas dan minat anak untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya dan dapat
memenuhi segala kebutuhannya terutama dalam proses belajar di sekolah.
Dalam upaya memperbaiki kondisi di atas peneliti berkeinginan melakukan penelitian
dengan menggunakan alat bantu reaksi gerakan tangan berbasis mikrokontroler yang telah
dibuat oleh peneliti sebagai media untuk meningkatkan kemampuan motorik pada kaum
disabititas. Media yang dibuat oleh peneliti tersebut belum diketahui tingkat kelayakan
implementasinya, sehingga mendorong peneliti untuk mencoba mengkaji dan membahasnya
dalam bentuk penelitian dengan judul: “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU
REAKSI GERAKAN TANGAN BAGI KAUM DISABILITAS”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dalam penelitian ini permasalahan yang
akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat penguasaan reaksi siswa kaum disabilitas setelah menggunakan
alat bantu?
2. Bagaimana efektivitas penggunaan alat bantu reaksi gerakan tangan pada mata
pelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi kaum disabilitas di SLB BC Fadhilah?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan reaksi siswa kaum
disabilitas setelah menggunakan alat bantu dan mengetahui efektivitas penggunaan alat bantu
reaksi gerakan tangan pada mata pelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi kaum disabilitas di
SLB BC Fadhilah.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian menggunakan
metode kualitatif menurut Sukmadinata (2005) ditujukan untuk memahami fenomena sosial
dari sudut atau perspektif partisipan[6]. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan
dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap
seperti foto, rekaman, dan sebagainya[7].
Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk
Nur Fauziyah R, Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan Bagi Kaum
4
Disabilitas

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena


lain[8].
Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk
memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa dari berbagai perspektif. Dalam
penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi teori.
Sampai data lengkap kemudian divalidasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar
untuk penarikan kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi
konstruk penarikan kesimpulan. Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan di lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap.
Dengan demikian, diharapkan data yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
yang dikehendaki peneliti dan direkomendasikan oleh pihak guru sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Jumlah sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 sampel, dengan kelainan tunagrahita.
Instrumen yang digunakan sebagai pengumpulan data ini adalah angket, observasi dan
wawancara. Pengumpulan data dilihat dari segi teknik atau cara pengumpulannya dapat
dilakukan dengan wawancara, kuesioner (angket), observasi, catatan lapangan, dan studi
dokumentasi.
Adapun paradigma penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

TEMUAN PENELITIAN
Studi Pendahuluan
Studi Pendahuluan dilakukan pada bulan Mei tahun 2015 di SLB BC Fadhilah
Cipacing, yakni pada kelas dasar (SDLB). Dari hasil studi pendahuluan tersebut diperoleh
gambaran tentang kondisi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani adaptif di
5 Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Volume 1 Nomor 1
Tahun 2015

sekolah tersebut. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan cara observasi, catatan lapangan,
studi dokumentasi, wawancara terhadap guru dan kepala sekolah.
1. Kondisi dan Aktivitas Siswa
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara pada satu orang responden, yaitu Bapak
Dedy Roswandy,S.Pd selaku kepala sekolah. Pada wawancara tersebut dipaparkan bahwa SLB
BC Fadhilah mempunyai 48 siswa yang berkelainan, diantaranya yaitu 27 orang tunagrahita
ringan, 11 orang tunagrahita sedang, 9 orang tunarungu, dan 1 orang tunanetra.
Adapun data hasil penilaian awal dapat dihitung dan disimpulkan tingkat pencapaian
media terhadap nilai rata-rata siswa adalah sebagai berikut:

Berdasarkan pemaparan hasil penilaian awal di atas sesuai dengan karakteristik siswa
penyandang tunagrahita, membuktikan bahwa siswa penyandang tunagrahita memang lamban
dalam mempelajari sesuatu. Ditambah lagi penyandang tunagrahita sangat mudah sekali
teralihkan konsentrasinya dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
2. Kondisi dan Kinerja Guru
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara pada dua orang responden, yaitu ibu
Herawati, S.Pd., dan Ibu Vien Hospita, S.Pd. selaku guru di kelas D1-C. Pada wawancara
tersebut dipaparkan mengenai perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, media
pembelajaran, kinerja guru, dan evaluasi pembelajaran. Hasil wawancara tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Rencana Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan alasan untuk membantu pencapaian tujuan. Harapannya siswa dapat memahami
konsep dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang didemonstrasikan.
b. Strategi dan Metode Pembelajaran
Dari hasil wawancara, guru menggunakan metode demonstrasi dan praktek,
kemudian guru mengupayakan untuk menerapkan materi pembelajaran ke dalam sebuah
games/permainan agar siswa tertarik dengan pelajaran.
c. Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, guru sering menggunakan media
pembelajaran untuk materi gerak dasar lokomotor (lari, loncat, dsb) berupa bola yang
diimplementasikan dalam sebuah permainan seperti basket, voli, dan sebagainya. Namun
untuk materi gerak dasar non lokomotor (memukul, menekan, dsb) guru masih kebingungan
dalam penggunaan media maupun implementasinya dalam sebuah permainan.
d. Kinerja guru
Dalam wawancara juga ditanyakan mengenai upaya apa yang dilakukan guru bila
siswa belum berhasil menguasai pelajaran. Upaya yang dilakukan guru jika siswa belum
berhasil menguasai pelajaran yaitu mengulang pelajaran, karena jika siswa belum menguasai
materi sebelumnya, makan siswa tidak bisa melanjutkan materi selanjutnya.
Dari hasil wawancara ini juga diketahui bahwa guru memberikan materi pelajaran
sesuai dengan kemampuan peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru mengurai
materi menjadi bagian kecil agar lebih mudah dipahami siswa.

e. Evaluasi dan hasil belajar siswa


Nur Fauziyah R, Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan Bagi Kaum
6
Disabilitas

Dari hasil wawancara ini, guru menyatakan bahwa sering melakukan evaluasi hasil
belajar kepada siswa. Dari hasil evaluasi tersebut, guru menjawab bahwa hasil belajar peserta
didik masih kurang dari segi konsentrasi.
Analisis Temuan
Berdasarkan temuan dan pemaparan penelitian di atas, maka didapatkan hasil temuan
berupa permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pentingnya penelitian ini. Persoalan
tersebut adalah kondisi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif dalam materi gerak dasar
non lokomotor yang dirasa guru masih kebingungan dalam mencari alternatif permainan agar
siswa lebih tertarik.
Selain itu, ketersediaan media yang masih minim, tetapi pihak sekolah sangat
membutuhkan media berupa alat bantu untuk materi pembelajaran. Persoalan tersebut tentu
saja menyebabkan proses pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal. Dan dari hasil data
pendahuluan yang dilampirkan, guru maupun kepala sekolah menyatakan bahwa media berupa
alat bantu reaksi gerakan tangan belum pernah dipergunakan guru pada proses pembelajaran.
Oleh karena itu, penggunaan alat bantu reaksi gerakan tangan ini dipandang perlu untuk
dijadikan media alternatif pada proses pembelajaran dan solusi bagi permasalahan tersebut.
Uji Coba Media Pembelajaran
Pada tahap ini, dilakukan uji coba yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian dan
pendapat tentang kebermaknaan model media pembelajaran yang dikembangkan. Melalui uji
coba ini diharapkan dapat menggambarkan kebergunaan media alat bantu reaksi gerakan
tangan yang nantinya dapat diimplementasikan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
adaptif di SLB.
Uji coba ini melibatkan satu orang guru dan kepala sekolah dalam mengamati
penggunaan alat yang sedang diujicobakan pada siswa. Berikut hasil uji coba alat bantu reaksi
gerakan tangan dalam pembelajaran:
Dari data hasil angket yang diberikan kepada satu orang guru SLB BC Fadhilah dapat
dihitung dan disimpulkan tingkat pencapaian media ini adalah sebagai berikut:

Dari data hasil angket yang diberikan kepada kepala sekolah SLB BC Fadhilah dapat
dihitung dan disimpulkan tingkat pencapaian media ini adalah sebagai berikut:

PEMBAHASAN
Hasil Implementasi Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh dari angket guru dan kepala
sekolah mengenai implementasi media alat bantu reaksi dalam pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif yang telah dilakukan, sebagian besar berpendapat positif tentang media
pembelajaran ini. Selain itu dengan menggunakan alat bantu reaksi ini siswa terlihat lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun data hasil penilaian dapat dihitung dan disimpulkan tingkat pencapaian media
terhadap nilai rata-rata siswa adalah sebagai berikut:
7 Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Volume 1 Nomor 1
Tahun 2015

Berdasarkan hasil pemaparan penilaian akhir setelah menggunakan alat bantu reaksi
gerakan tangan terapi untuk anak tunagrahita berupa play therapy (terapi bermain) dapat
membantu perkembangan motorik halus siswa penyandang tunagrahita.
Hasil Uji Tingkat Efektivitas Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan
Berdasarkan data dari satu orang guru SLB BC Fadhilah mengenai hasil uji
penggunaan alat bantu reaksi gerakan tangan diperoleh tingkat efektivitas dengan persentase
88%. Selain itu, data dari kepala sekolah SLB BC Fadhilah terhadap penggunaan alat bantu
reaksi gerakan tangan diperoleh tingkat efektivitas dengan persentase 94%. Adapun grafik
hasil uji penggunaan alat bantu reaksi gerakan tangan dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1.
Hasil Uji Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan

Adapun data nilai hasil penguasaan reaksi siswa dengan menggunakan alat bantu
reaksi gerakan tangan dapat dilihat dalam tabel 1 dan grafik 2. Selain itu N-Gain penguasaan
reaksi siswa dengan menggunakan alat bantu reaksi gerakan tangan dapat dilihat pada grafik 3.

Tabel 1.
Hasil Penguasaan Reaksi Siswa menggunakan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan
Nama Nilai Awal Nilai Akhir
Nining Widianingsih 6 8
Bisma Jacki Hikmah 6 8
Daniel Surya Permana 7 10
Neneng Gita Supriati 6 9
Tania Siti Suminar 6 9
Nur Fauziyah R, Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan Bagi Kaum
8
Disabilitas

Grafik 2.
Hasil Penguasaan Reaksi Siswa menggunakan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan

Grafik 3.
N-Gain Penguasaan Reaksi Siswa menggunakan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan
9 Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Volume 1 Nomor 1
Tahun 2015

Berdasarkan N-Gain pada grafik 3. peningkatan penguasaan Nining dan Bisma sebesar
0,50 termasuk dalam kategori sedang. Daniel mengalami peningkatan sebesar 1,00 dengan
kategori tinggi. Gita dan Tania mengalami peningkatan sebesar 0,75 dengan kategori tinggi.
Sesuai dengan visualisasi data hasil penguasaan reaksi siswa terhadap penggunaan alat
pada grafik 4.2. dan N-gain pada grafik 4.3., sterlihat peningkatan hasil signifikansi
penguasaan reaksi siswa secara keseluruhan sebesar 68,4%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa media alat bantu reaksi gerakan tangan bagi kaum disabilitas ini efektif dalam
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif di SLB BC Fadhilah.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian “Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan
Tangan bagi Kaum Disabilitas” di SLB BC Fadhilah Cipacing, dapat ditarik beberapa
simpulan yang ingin dikemukakan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian penguasaan reaksi siswa disabilitas terhadap
penggunaan alat, terlihat peningkatan hasil penguasaan reaksi siswa dari pengujian
awal hingga pengujian akhir reaksi non lokomotor siswa dalam permainan
sederhana dengan nilai N-Gain secara keseluruhan sebesar 68,4% dengan kategori
sedang.
2. Efektivitas penggunaan alat bantu reaksi gerakan tangan bagi kaum disabilitas ini
dalam penggunaannya membantu tingkat penguasaan reaksi siswa dalam materi
gerak dasar non lokomotor. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh rata-rata nilai
siswa sebesar 8,8 dengan keterangan baik. Dengan demikian, Media alat bantu
reaksi gerakan tangan bagi kaum disabilitas ini efektif dalam pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif di SLB BC Fadhilah.

REFERENSI
[1]Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 tentang Pendidikan.
Nur Fauziyah R, Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Reaksi Gerakan Tangan Bagi Kaum
10
Disabilitas

[2]Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 157 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus
[3]Mangungsong, (1998). Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta : Lembaga
Pengembangan Saranan Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia
[4]Faizati, Karim. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:
Depkes.
[5]KDI-Keolahragaan. (2000). Ilmu Keolahragaan dan Rencana Pengembangannya. Jakarta
pusat: Depdiknas.
[6]Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Halaman 94
[7]Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Halaman 95
[8] Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Halaman 72

Você também pode gostar