Você está na página 1de 20

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH SERAT SELULOSA (ASBES)

Mudatsir Musmain1, Adriansyah2


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia, Makassar
Email : / adriansyahryan93@gmail.com

Abstrak
Split Mastic Asphalt (SMA) adalah salah satu metode pencampuran aspal panas yang
memiliki karakteristik bergradasi terbuka, kandungan aspal yang tinggi dan kandungan
agregat kasar antara 70% - 80%. Untuk menstabilkan pencampuran aspal, maka dibutuhkan
bahan tambahan yang diharapkan dapat mengisi rongga pada campuran sehingga
meningkatkan nilai karakteristiknya. Pada penelitian ini digunakan serat selulosa (asbes)
sebagai bahan tambahan dalam pencampuran karena berbentuk serat halus, elastis, memiliki
kekuatan dan ketahanan yang tinggi, tahan terhadap api, panas dan zat kimia serta bernilai
ekonomis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serat selulosa memberikan pengaruh
terhadap nilai karakteristik campuran Split Mastic Asphalt (SMA),
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan di Indonesia (temperature tinggi) maupun dimusim
umumnya mengalami kerusakan awal dingin (kheruddin, 1989).
(kerusakan dini) antara lain akibat Selain itu, penggunaan bahan
pengaruh beban lalu lintas kendaraan tambahan dalam karakteristik campuran
yang berlebihan (over loading), aspal sangat diperlukan dalam
temperatur (cuaca), air, dan konstruksi meningkatkan stabilitas aspal. Bahan
perkerasan yang kurang memenuhi tambah yang digunakan yaitu kandungan
persyaratan teknis. Pada saat musim serat selulosa (asbes) yang terdiri dari
hujan tiba, tidak sedikit jalan-jalan di suatu unsur zat magnesium-calsium-
Indonesia terendam oleh air. Hal ini slikat dengan sifat fisik yang sangat kuat,
dapat mempengaruhi kinerja perkerasan berbentuk serat halus dan elastis, sama
aspal khususnya masalah ketahanan atau dengan kandungan pada fiber, yang tahan
keawetan jalan (durability) dan stabilitas. dengan panas dan zat kimia serta
Untuk mendapatkan aspal yang stabil dan memiliki kekuatan dan ketahanan tinggi
meningkatkan nilai sifat karakteristik yang diharapkan dapat mengisi rongga
campuran dibutuhkan metode pada campuran sehingga menjadikannya
pencampuran yang memenuhi standar stabil.
campuran Indonesia. Salah satu jenis Penelitian ini bertujuan untuk
pencampuran yang sering digunakan mengetahui kinerja Split Mastic Asphalt
adalah Split Mastic Asphalt (SMA). (SMA) dengan menggunakan bahan
Split Mastic Asphalt (SMA) tambahan serat selulosa (asbes) dan
merupakan salah satu jenis campuran menentukan kadar aspal yang
aspal beton dengan gradasi terbuka. memberikan kinerja Split Mastic Asphalt
Keunggulan dari campuran ini mampu (SMA).
memberikan ketahanan maksimal BAHAN DAN METODE
terhadap proses pengausan oleh ban Material Penyusun dan
kendaraan (wearing resistance) dan Karakteristik Split Mastik Aspal (SMA)
mampu memberikan ketahanan maksimal adalah material yang berkualitas baik
terhadap deformasi oleh lalu lintas berat atau merupakan hasil produksi Stone
(rutting resistance) dimusim panas Crusher. (Freddy L Roberts 1996).
Adapun material penyusun dari pada d. Bahan tambah (Serat Selulosa)
Split Mastik Aspal (SMA) adalah: Dalam campuran beraspal untuk
memperbaiki perilaku suatu campuran
a. Aspal
beraspal serta meningkatkan kualitas
Pada campuran Split Mastic Asphalt
aspal sehingga dapat menghasilkan
(SMA), aspal berfungsi sebagai
perkerasan yang baik adalah dengan
bahan pengikat yang mengikat
menggunakan bahan modifikasi.
agregat satu dengan agregat yang
Bahan modifikasi yang dimaksud
lain, sehingga agregat satu dengan
adalah bahan tambah baik berupa
yang lain dapat saling mengunci
polimer, selulosa, lain-lain (filler),
(tidak dapat terpisah). Jenis aspal
maupun mikrokarbon atau zat aditif.
yang digunakan aspal Pen 60/70.
Adapun bahan tambah yang akan
digunakan berupa Serat Selulosa
b. Agregat
(Asbes). Bahan tambah ini dapat
Agregat merupakan material yang
meningkatakan stabilitas dan
memiliki porsi paling besar yang
durabilitas aspal beton, meningkatkan
digunakan dalam campuran Split
daya lekat dan ikatan serta
Mastik Aspal (SMA). Kandungan
mengurangi efek negatif dari air dan
agregat pada campuran Split Mastik
kelembaban sehingga menghasilkan
Aspal (SMA) terdiri dari agregat
permukaan yang memiliki daya lekat
kasar (75 – 80 %) dan agregat
yang tinggi.
halus ± 14 % dari komposisi total
Asbes merupakan bahan yang
campuran.
cukup ringan, tahan api serta kedap
c. Bahan pengisi air. Secara luas produk dari asbes
Bahan Pengisi (filler) digunakan antara lain, baju anti panas, pelapis
dalam campuran Split Mastic permukaan rem, permukaan plat
Asphalt (SMA) dengan tujuan untuk kopling kendaraan bermotor dan
mengisi rongga- rongga udara yang pelapis tekstil dan bahan bangunan.
terdapat dalam campuran beton aspal. Kadar serat selulosa (asbes) yang
Kandungan filler pada campuran digunakan yaitu 2,81%.
Split Mastic Asphalt (SMA) ± 10
% dari komposisi campuran.
Bagan Alir Metode Penelitian

Mula
i
Studi Literatur

Pengambilan
sample / bahan

Pemeriksaan material

analisa hasil data


pemeriksaan

ya Spesifika tidak
si
-Pembuatan benda uji untuk konisi
Rancangan Campuran
standard dan durabiltas berdasarkan KAO
-Penambahan Serat selulosa (asbes)
dengan variasi Kadar 1% - 5% dari berat
aspal dengan Pemadatan dengan
Pembuatan benda uji dengan 5 penumbukan 75 kali setiap sisi.
variasi kadar aspal rencana masing
3 dgn pemadatan dengan
tumbukan 75 kali setiap sisinya -Diamkan benda uji selama 24 jam
-Rendam benda uji selama 24 jam
-Utnuk kondisi standar uji
-Diamkan benda uji selama 24 jam perendaman pada Suhu Standar 60º
-Rendam benda uji selama 24 jam C selama 30 menit.
-Uji perendaman pada Suhu Standar - Utnuk kondisi durabilitas uji
60º C selama 30 menit lanjutkan perendaman selama 24 jam
perendaman pada Suhu Standar 60º
C selama 30 menit.

Uji Marshall Test


Pembacan stabilitas dan flow Pengolahan data

-Analisa data uji marshall Analisis dan Pembahasan


test ---Pemilihan KAO
Kesimpulan

Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN stabilitas semakin naik sampai pada
Untuk mendapatkan nilai kadar aspal 7,5%. Akan tetapi pada saat
karakteristik campuran Split Mastic kadar aspal lebih dari 7,5% makan nilai
Asphalt (SMA) pada penambahan serat stabilitas campuran akan menurun.
selulosa (asbes) maka sebelum
melakukan pembuatan benda uji dengan B. Kelelehan (flow)
menggunakan kadar aspal rencana untuk Spesifikasi 2-4 mm
menentukkan kadar aspal optimum. 5.50

4.1 Analisa Karakteristik Hasil 4.50

Pengujian Marshall Utnuk y = 0.8952x2 - 11.56x + 39.199

Flow (mm)
R² = 0.9062
Mendapatkan Nilai Kadar Aspal 3.50

Optimum (KAO)
2.50
A. Stabilitas
Spesifikasi ≥750 Kg 1.50
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
850

KADAR ASPAL(%)
700
Stability (kg)

550 y = -260.27x2 + 3865.2x - 13582


R² = 0.9901 Grafik 4.2.Hubungan Kadar
400 ASPAL dengan Kelelehan (flow)

250 Dari hasil analisa grafik 4.2. nilai


kelelehan (flow) menunjukkan bahwa
Grafik
100 4.1.Hubungan Kadar ASPAL
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 campuran dengan kadar aspal 6% - 7%
KADAR
dengan ASPAL(%)
Stabilitas tidak memenuhi spesifikasi campuran.
Akan tetapi, kadar aspal setelah variasi
7% telah memenuhi spesifikasi yang
Grafik 4.1.Hubungan Kadar ASPAL
mpditunjukkan dalam grafik setelah
dengan Stabilitas
kadar aspal 7% sdh naik sampai kadar
Dari hasil analisa grafik 4.1. menjelaskan aspal 8%.
bahwa pada kadar aspal 6% nilai
C. Void In Mixture (VIM)
Spesifikasi ≥3%

Grafik 4.4. Hubungan Kadar ASPAL


5 y = 0.2607x2 - 4.3118x + 21.733
R² = 0.955 dengan VMA
Air Void (%)

Dari hasil analisa grafik 4.4


4
menunjukkan bahwa,setiap variasi kadar
3 aspal pada campuran secara menyeluruh
memenuhi nilai VMA pada campuran
2
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 beradasarkan spesifikasi Bina Marga
KADAR ASPAL (%)
yaitu 15%. Dijelaskan bahwa pada kadar
aspal 6% nilai VMA naik sampai pada
kadar aspal 8%. Semakin tinggi kadar
Grafik 4.3. Hubungan Kadar ASPAL
aspal dalam camouran maka semakin
dengan Void In Mixture (VIM)
tinggi nilai VMA dalaam campuran.
Dari hasil analisa grafik 4.3
menunjukkan bahwa,secarah menyeluruh E. Rongga Terisi Aspal (VFA)
Spesifikasi ≥76%
vareasi kadar aspal pada campuran
memenuhi spesifikasi nilai VIM pada 105
Rongga Terisi Aspal (%)

100
campuran. akan tetapi ketika kadar aspal 95
y = -1.4179x2 + 24.758x - 25.699
90
semakin rendah maka nilai VIM 85 R² = 0.9856
80
campuran semakin tinggi. Dijelaskan 75
70
bahwa pada kadar aspal 6% nilai VIM 65
60
terus menurun sampai pada kadar aspal 55
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
8%.
KADAR ASPAL (%)

D. Voids In Mineral Aggrgate (VMA)


spesifikasi ≥15% Grafik 4.5. Hubungan Kadar ASPAL
dengan VFA
25.00
Rongga Udara Dalam Agregat

24.00 y = 0.205x2 - 1.5006x + 20.227


23.00 Dari hasil analisa grafik 4.5
R² = 0.9919
22.00
21.00 menunjukkan bahwa,setiap variasi kadar
20.00
(%)

19.00
aspal pada campuran, dijelaskan bahwa
18.00
17.00
pada kadar aspal 6% nilai VFA naik
16.00
15.00
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
KADAR ASPAL (%)
sampai pada kadar aspal 8%. Semakin G. Marshall Quitment (MQ)
tinggi kadar aspal dalam campuran maka Spesifikasi ≥190 kg/mm
semakin tinggi nilai VMA dalam 500.00

Marshall Quitment (Kg/mm)


campuran. Kadar aspal 6% tidak 400.00

memenuhi spesifikasi Bina Marga 300.00


terhadap nilai VFA. Akan tetapi setelah
y = -186.01x2
200.00 + 2631.5x - 8976.9
kadar aspal 6,5% nilai VFA campuran R² = 0.9693
100.00
telah memenuhi sepsifikasi.
0.00
F. Volume Berat (DENSITY) 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
KADAR ASPAL (%)
Spesifiakasi ≥2,2 gram/cm³

5.00
Grafik 4.7. Hubungan Kadar
ASPAL dengan MQ
4.00

y = -1.2862x2 + 18.889x - 66.774


Bert Volume gr/cm3

Dari hasil analisa grafik 4.7 menjelaskan


R² = 0.8568
3.00
bahwa vareasi kadar aspal 6% nilai MQ
campun naik sampai vareasi kadar aspal
2.00
7%. Setelah vareasi kadar aspal 7%
kembali turun sampai pada kadar aspal
1.00
8%.

0.00
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
H. Kadar Aspal Optimum

KADAR ASPAL(%) RECAP OF MARSHAL RESULT


Stability

Flow
Grafik 4.6. Hubungan Kadar ASPAL
VIM
dengan Density
VMA

Dari hasil analisa grafik 4.6 menjelaskan VFA

bahwa vareasi kadar aspal 6% nilai Density

Density campuran naik sampai vareasi Marshall Quitient

kadar aspal 7,5%. Setelah vareasi kadar Kadar Aspal


5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
aspal 7,5% kembali turun sampai pada Grafik 4.8. kadar Aspal Optimum
kadar aspal 8%.
Spesifikasi Min 750 Kg
Dari hasil analisa grafik 4.8 dijleaskan Material
bahwa untuk menunjukkan bahwa Kadar Variasi Abu Bahan
Aspal Optimum (KAO) diambil dari Bahan Kasar Halus Batu Aspal Tambah
stabilitas campuran. Jadi nilai Kadar Bambah 70% 20% 10% 7,5% (gram)
Aspal Optimum campuran sebagai 1% 0.9
berikut: 7% +7,5 + 8% 2% 1.8
3 3% 777 222 111 90 2.7
KAO =
4% 3.6
= 7,5 5% 4.5
TOTAL 1200
Tabel.4.1. Komposisi Bahan Tambah
4.2. Rancangan Campuran Dengan
Serat Selulosa (asbes)
Menggunakan Bahan Tambah
4.2.1 Komposisi Campuran
(Sember data : Analisa data)
a. Benda Uji Bahan Tambah
Serat Selulosa (asbes) 1%
4.2.2. Analisa dan Pembahasan Hasil
Berat sampel = 1200 gram
Penggunaan Bahan Tambah Serat Selulosa
Berat Aspal = 7,5% x 1200
(Asbes) Pada Campuran Split Mastic
gram = 90 gram
Asphalt (SMA)
Berat Total = 1200 gram – 90
Tabel dibawah ini akan
gram = 1110 gram
menunjukkan pengaruh nilai bahan
1. Untuk Agregat Kasar = 70% x 1110
tambah serat selulosa (asbes) terhadap
gram = 777 gram
campuran Split Mastic Asphalt (SMA).
2. Untuk Agregat Halus = 20% x 1110
TABEL. 4.2. Karakteristik Campuran
gram = 222 gram
Hasil Uji Marshall Pada Perendaman
3. Untuk Abu Batu = 10% x 1110
30 Menit Pada Kondisi Standar
gram = 111 gram+
KADAR SERAT SELULOSA (%)
Karakteristik Spesifikasi
= 1100 gram 0 1 2 3 4 5
Untuk bahan tambah serat selulosa STABILITAS 750 kg 750.71 757.24 787.35 882.27 812.62 754.58
FLOW 2-4 mm 2.47 2.53 2.75 3.00 3.23 4.07
(asbes) 1% :
VIM >3% 4.19 3.45 3.26 3.25 3.20 3.02
Aspal KAO 7,5% : 90 x 1% = 0,9 gram VMA >15% 20.51 20.00 19.83 19.83 19.79 19.64
VFA >76% 80.17 82.76 83.59 83.61 83.83 84.61
DENSITY 2,2 gram/cm³ 2.22 2.24 2.24 2.24 2.24 2.25
MQ 190 kg/mm 303.07 299.53 288.15 298.09 252.74 218.25
(Sumber data : Hasil analisa dan 4.2.3 Karakteristik Campuran Split
pengujian di laboratorium) Mastic Asphalt (SMA)
1. Stabilitas
TABEL. 4.3. Karakteristik Campuran
Stabilitas adalah kemampuan
Hasil Uji Marshall Pada Perendaman
perkerasan jalan dalam menerima beban
24 Jam pada Kondisi Durabilitas
lalu lintas tanpa terjadi perubahan

KADAR SERAT SELULOSA (%) bentuk. Beikut grafik stabilitas.


Karakteristik Spesifikasi Spesifikasi ≥750 kg
0 1 2 3 4 5
1000.00
STABILITAS 750 kg 582.2 637.28 672.75 766.19 704.27 646.23 900.00
y = -12.89x2 + 72.47x + 727.7
R² = 0.868
FLOW 2-4 mm 2.198 2.07 2.17 2.63 2.97 3.93 829,55

Stability (kg)
800.00
9

VIM >3% 4.18 3.92 2.70 2.65 2.45 2.19 700.00

VMA >15% 21.1 20.39 19.38 19.34 19.17 18.96 600.00 y = -17.05x2 + 102.8x + 567.4
R² = 0.822
VFA >76% 77.09 80.77 86.07 86.29 87.21 88.43 500.00
2,81

DENSITY 2,2 gram/cm³ 2.225 2.23 2.25 2.25 2.26 2.27 400.00
0 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%)
MQ 190 kg/mm 316.18 312.03 328.80 300.01 240.31 186.14
( Sumber data : Hasil analisa dan
pengujian di Grafik.4.9. Hubungan serat selulosa
laboratorium) (asbes) dan stabilitas
Dari hasil analisa grafik 4.9
Pada penggunaan bahan tambah serat dijelaskan 2 jenis perendaman yaitu
selulosa pada campuran split mastic perendaman dengan durasi 30 menit, dan
asphalt (SMA), berdasarkan tabel diatas perendaman dengan durasi 24 jam. Pada
terjadi peningkatan sfat dan nilai-nilai perendaman 30 menit menunjukkan
karakteristik campuran Split Mastic bahwa secara menyeluruh variasi kadar
Asphalt (SMA). Pengaruh terjadinya asbes, memenuhi spesifikasi Bina Marga,
perubahan karakteristik akibat Setiap penambahan kadar serat asbes
penggunaan bahan tambah pada pada campuran nilai stabilitas naik
campuran berdasarkan graafik sampai kadar serat asbes 3%, dan setelah
karakteristik dibawah ini. 3% kembali menurun. Sedangkan
perendaman 24 jam, menunjukkan bahwa
terjadi penurunan nilai stabilitas dari Sedangakan untuk mengetahui
perendaman 30 menit. Dan hanya kadar nilai stabilitas optimum pada perendaman
serat 3% yang memenuhi spesifikasi. 24 jam,menggunakan persamaan y = -
Berdasarkan analisa garfik 4.9 17.05x2 + 102.8x + 567.4 jadi nilai
nilai stabilitas dijelaskan bahwa stabilitas optimum campuran dengan
Peningkatan nilai stabilitas dipengaruhi pada perendaman 24 jam adalah 722,353
oleh kadar penambahan serat selulosa Kg dan untuk kadar serat optimumnya
(asbes), semakin besar penambahan serat adalah 3,014%. Dari hasil pembahasan
selulosa maka semakin meningkat pula diatas bahwa terjadi penurunan nilai
nilai stabilitas campuran. Hal ini stabilitas dari perndaman 30 menit
disebabkan, oleh serat selulosa (asbes) dengan perendaman 24 jam. Penurunan
memiliki daya serap terhadap aspal, nilai stabilitas campuran disebabkan oleh
sehingga mengurangi daya ikat aspal waktu perendaman yang lebih lama.
terhadap agregat. Perendaman dengan durasi 24 jam
Stabilitas optimum yaitu penambahan campuran memiliki kedap air yang
serat antara 2% sampai di 3%. Nilai tinggi, disebabkan kandungan serat
optimum stabilitas campuran dijelaskan dalam campuran yang merasap air,
sebagai berikut : sehingga aspal yang terserap oleh asbes

dx meleleh dan mengaibatkan daya ikat


x =
dy semakin sedikit.
2. Kelelehan (Flow)
Ketahanan terhadap Kelelehan
y = -12.89x2 + 72.47x + 727.7
(fatiquie resistence) adalah kemampuan

= (2) -12.89x + 72.47 aspal beton menerima lendutan berulang


akibat beban lalulintas,tanpa terjadinya
x = 2.81 kelelehan berupa alur dan retak.
Untuk nilai x, subtitusi ke Spesifikasi 2-4 mm
persamaan -12.89x2 + 72.47x + 727.7
4.50
untuk mengetahi hasil nilai stabilitas 4.00 y = 0.069x2 - 0.052x + 2.501
R² = 0.974
pada grafik. Jadi nilai satbilitas 829,559 3.50
Flow (mm)

3.00
Kg dan kadar serat selulosa optimumnya 2,9
2.50
adalah 2,81%. y = 0.114x2 - 0.233x + 2.198
2.00
R² = 0.988
1.50 2,81
0= 30 menit 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%)
= 24 jam
Grafik.4.10. Hubungan serat selulosa 3. Void In Mixture (VIM)
(Asbes) dan Kelelehan (Flow) Void In Mixture (VIM) adalah
Dari analisa grafik 4.10 parameter yang menunjukkan volume
menunjukkan diatas dijelaskan 2 jenis rongga yang berisi udara dalam
perendaman yaitu perendaman dengan campuran aspal yang dinyatakan dalam
durasi 30 menit, dan perendaman dengan % volume.
durasi 24 jam. Pada perendaman 30 Spesifikasi ≥3%
menit menujukkan bahwa bahwa 5.00

semakin tinggi kadar serat selulosa y = 0.073x2 - 0.776x + 4.287

Air Void (%)


4.00
3,73
(asbes) maka semakin tinggi nilai R² = 0.927
2,68
3.00
0,8
kelelahan (flow) campuran. Pada = 30 menit
2.00 y = 0.06x2 - 0.487x + 4.062
penambahan kadar serat 1% nilai Grafik.4.11. Hubungan R² serat
= 0.887 = 24 jam
1.00
kelelahan (flow) campuran naik, sampai selulosa (asbes) dan 2,81
VIM
0 1 2 3 4 5
%
Serat selulosa (%)
pada penambahan kadar serat 5%. Akan Dari analisa grafik 4.11 diatas
tetapi, secara menyeluruh variasi kadar menunjukkan diatas dijelaskan 2 jenis
serat selulosa (asbes) nilai kelelahan perendaman yaitu perendaman dengan
(flow) memenuhi spesifikasi Bina Marga. durasi 30 menit, dan perendaman dengan
Sedangkan perendaman 24 jam, durasi 24 jam. Pada perendaman 30
menunjukkan bahwa terjadi penurunan menit menujukkan bahwa secara
nilai stabilitas dari perendaman 30 menit. menyeluruh variasi kadar serat asbes
Untuk kadar serat yang optimum 2,81% terhadap nilai VIM memenuhi spesifikasi
dimasukan dalam persamaan grafik Bina Marga. Sedangakan, untuk
kelelehan (flow) sebagai berikut : perendaman 24 jam, nilai VIM
untuk perendaman 30 menit mengalami penurunan yaitu hanya 1%
Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke yang memenuhi spesifikasi. Namun,
persamaan y = 0.069x2 - 0.052x + persentase kadar serat selulosa (asbes)
2.501………(1) antara 0, 8% terjadi pertemuan grafik
y = 2,9% nilai VIM pada perendaman 30 menit
untuk perendaman 24 jam dengan perendaman 24 jam sama. Pada
Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke grafik diatas menjelaskan bahwa
persamaan y = 0.114x2 - 0.233x + penembahan 1% - 5% kadar serat
2.198………(2) y = 2,4% selulosa (asbes) pada campuran
mengalami penurunan nilai VIM. Hal ini Jadi, nilai VIM pada
disebabkan karena semakin besar perpotongan antara perendaman 30 menit
penambahan volume serat selulosa dengan 24 jam pada kadar serat selulosa
(asbes) dalam campuran maka serat (asbes) 0,8 yaitu 3,73%.
berfungsi untuk mengisi rongga dalam 4. Voids in Mineral Aggregates (VMA)
campuran sehingga memperkecil volume Voids in Mineral Aggregates
roongga udara dalam campuran. Untuk (VMA) adalah volume rongga yang
kadar serat yang optimum 2,81% terdapat diantara butir-butir agregat dari
dimasukan dalam persamaan sebagai suatu campuran beraspal yang telah
berikut : dipadatkan, termasuk didalamnya rongga
udara dan rongga yang berisi aspal
untuk perendaman 30 menit efektif, dinyatakan dalam % volume.
Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke Spesifikasi ≥15%
persamaan y = 0.073x2 - 0.776x +
22.00
4.287………(1) y = 2,68%
Rongga Udara Dalam Agregat (%)

21.00
untuk perendaman 24 jam
Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke y = 0.041x2 - 0.346x + 20.42
20.00 R² = 0.898
persamaan y = 0.06x2 - 0.487x +
= 30 menit
y = 3,17% 19,7
4.062………(2) 7 = 24 jam

19.00
y = 0.104x2 - 0.935x + 21.1
Dari analisa grafik diatas dijelaskan
R² = 0.964
bahwa pertemuan grafik tersebut memliki 1,4 2,81
18.00
0 1 2 3 4 5
nilai VIM yang sama. Nilai VIM pada
Serat Selulosa (%)
penambahan kadar serat selulosa (asbes )
0,8% disubtitusi ke persamaan (1) dan Grafik.4.12. Hubungan serat selulosa
(2), sebagai berikut : (asbes) dan VMA
Dari analisa grafik 4.12 menunjukkan 2
2
Untuk, x = 0,8 pers (1) = 0.073x - 0.776x + 4.287jenis perendaman yaitu perendaman
= 3,73 % dengan durasi 30 menit, dan perendaman
dengan durasi 24 jam. Dari hasil analisa
Untuk, x = 0,8 pers (2) = 0.06x2 - 0.487x + 4.062 grafik menunjukkan bahwa secara

= 3,73 %
meyeleuruh penambahan kadar serat untuk perendaman 30 menit
pada campuran memenuhi telah Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
spesifikasi Bina Marga ≥15% baik persamaan y = 0.041x2 - 0.346x +
perendaman 30 menit mapun 20.42………. (1)
perendaman 24 jam. Pada grafik terlihat y = 19,77%
terjadi pemotongan diantara kadar serat untuk perendaman 24 jam
seluloosa (asbes) 1,4% yang artinya, Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
pada perendaman 30 menit maupun 24 persamaan y = 0.104x2 - 0.935x +
jam terjadi kesamaan nilai VMA pada 21.1………(2)
penambahan kadar serat selulosa (asbes) y = 19,29%
antara 1% sampai 2%. Akan tetapi pada 5. Void Filled with Asphalt (VFA)
kadar serat setelah 2% pada campuran Void Filled with Asphalt (VFA)
perendaman 24 jam terjadi penurunan. adalah Rongga terisi aspal bagian volume
Semakin tinggi kadar serat selulosa rongga dalam agregat yang terisi aspal
(asbes) maka nilai Voids in Mineral yang dinyatakan dalam % terhadap
Aggregates (VMA) semakin rendah. Hal rongga antar butiran ageragat (VMA),
ini mempengaruhi kurangnya volume nilai anatara Voids in Mineral
aspal yang mengikat pada permukaan Aggregates (VMA) dengan Void Filled
agregat. Jadi nilai pada penmabahan with Asphalt (VFA) memiliki katerkaitan
kadar serat slelosa (asbes) 1,4% dimana yang artinya VFA adalah bagian dari
nilai VMA sama, sebagai berikut : VMA yang terabsorsi oleh masing-
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (1) = masing agregat.
0.041x2 - 0.346x + 20.42 = 20 % Spesifikasi ≥76%
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (2) 100
= 0.104x2 - 0.935x + 21.1 86,5
82,4
y = -0.532x2 + 4.840x + 77.09
Rongga Terisi Aspal (%)

= 20 % 90 R² = 0.9
Jadi, nilai VMA pada perpotongan
antara perendaman 30 menit dengan 24 80
y = -0.2044x2 + 1.7488x + 80.596
jam pada kadar serat selulosa (asbes) 1,4 R² = 0.8995

yaitu 3,73%. Untuk kadar serat yang Grafik.4.13.


70 Hubungan serat selulosa
optimum 2,81% dimasukan dalam (asbes) dan VFA
persamaan sebagai berikut : 60 1,4 2,81
0 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%)
Dari analisa grafik 4.13 menunjukkan 2 (VFA) semakin tinggi. Hal ini sebabkan
jenis perendaman yaitu perendaman karena volume aspal lebih banyak yang
dengan durasi 30 menit, dan perendaman terserap oleh serat sehingga agregat tidak
dengan durasi 24 jam. Dari hasil analisa mampu mengapsorsi aspal. Aikbat yang
grafik menunjukkan bahwa secara ditimbulkan dari penyerapan serat
meyeleuruh penambahan kadar serat selulola (asbes) terhadap aspal. Untuk
pada campuran memenuhi telah kadar serat yang optimum 2,81%
spesifikasi Bina Marga >75% baik dimasukan dalam persamaan sebagai
perendaman 30 menit maupun berikut :
perendaman 24 jam. Pada grafik terlihat untuk perendaman 30 menit
terjadi pemotongan diantara kadar serat Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
seluloosa (asbes) antara 1,4% yang persamaan y = -0.532x2 + 4.840x +
artinya, pada perendaman 30 menit 77.09…...…(1)
maupun 24 jam terjadi kesamaan nilai y = 86,49%
VFA pada penambahan kadar serat untuk perendaman 24 jam
selulosa (asbes) antara 1,4% . Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
Nilai VFA terhadap perpotngan persamaan y = -0.204x2 + 1.748x +
grafik pada penmabhan kadar serat 80.59……...(2)
selulosa (asbes) adalah sebagai berikut : y = 83,89%
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (1) 6. Berat Volume (Density)
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (2) Density atau kepadatan adalah rasio
y = -0.532x2 + 4.840x + 77.09 = 82,8 % antara berat benda uji kering dengan
volume benda uji.. faktor-faktor yang
2
y = -0.204x + 1.748x + 80.59 = 82,8 %
mempengaruhi density adalah
Jadi, nilai VFA pada perpotongan temperature, komposisi, kadar bahan
antara perendaman 30 menit dengan 24 tambah, pemadatan, dan kadar
jam pada kadar serat selulosa (asbes) 1,4 aspal.semain tinggi nilai stabilitasnya ma
yaitu 82,8%. semakin tinggi pula nilai density
Dari hasil analisa grafik diatas (kepadatannya). Untuk mendapatatkan
menunjukkan bahwa semakin besar kepadatan yang memenuhi standar maka
penambahan kadar serat selulosa (asbes) density harus mencapai minimal 2
maka nilai Void Filled with Asphalt gr/cm².
Spesifikasi ≥2,2 gr/cm Untuk kadar serat yang optimum
2,81% dimasukan dalam persamaan
2.90
2.80 grafik kelelehan (flow) sebagai berikut :
2.70
2.60 y = -0.0011x2 + 0.0097x + 2.2244 untuk perendaman 30 menit
2.50 R² = 0.898
Bert Volume gr/cm3

Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke


2.40
2.30 persamaan y = -0.001x2 + 0.009x +
2.20
2.10 2.224……(1)
2.00 y = -0.000x2 + 0.010x + 2.224
y = 2.241 gram/cm
1.90 R² = 0.954
1.80 = 30 menit untuk perendaman 24 jam
1.70
1.60
= 24 jam Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
1.50 2,81 persamaan y = -0.000x2 + 0.010x +
0 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%) 2.224……(2)
y = 2,250 gram/cm
Grafik.4.14. Hubungan serat selulosa Dari hasil analisa grafik diatas
(ASBES) dan Density menunjukkan bahwa nilai Density
(kepadatan) diatas rata-rata 2 gr/cm².
Dari analisa grafik 4.14 menunjukkan 2
Setiap penambahan kadar serat selulolsa
jenis perendaman yaitu perendaman
mengalami penurrunan. Hal ini
dengan durasi 30 menit, dan perendaman
disebabkan karena pemadatan yang
dengan durasi 24 jam. Dari hasil analisa
kurang maksimal karena volume serat
grafik menunjukkan bahwa secara
selulosa besar dalam campuran memiliki
meyeleuruh penambahan kadar serat
sifat lentur ,sehingga campuran cendung
pada campuran memenuhi telah
plastis.
spesifikasi Bina Marga >2.2 gram/cm³
7. Marshall Quitment
baik perendaman 30 menit maupun
Marshall Quitment adalah nilai
perendaman 24 jam. Pada grafik terlihat
perbandingan yang hampir menunjukkan
saling berhimpitan diantara kadar serat
nilai kekuatan suatu campuran beraspal
seluloosa (asbes) antara 0% sampai 1%
dalam menerima beban dinyatakan dalam
yang artinya, pada perendaman 30 menit
kg/mm. nilai MQ diperoleh dari
maupun 24 jam terjadi kesamaan nilai
perbandingan antara nilai stabilitas yang
Density pada penambahan kadar serat
dikoreksi terhadap nilai kelelehan (flow)
selulosa (asbes) antara 0% sampai 1%.
Spesifiasi ≥190 kg/mm bahwa semakin tinggi kadar serat
selulosa (asbes) maka semakin rendah
350.00
nilai Marshall Quitment. Hal ini
y = -12.34x2 + 15.34x + 316.8 disebabkan karena aspal yang mengikat
Marshall Quitment (Kg/mm)

300.00
R² = 0.980
262,46 pada agregat tidak lagi maksimal karena
265,21
aspal sebahagian terserap oleh serat
250.00
y = -5.190x2 + 10.10x + 298.9 selulosa dalam campuran. Jadi pada
R² = 0.931
penamabahan kadar serat selulosa (asbes)
200.00
3,7 % grafik saling memotong yang
artinya bahwa nila MQ sama. Nila MQ
150.00 2,81 tersebut adalah sebagai berikut :
3,7
0 1 2 3 4 5
= 30 menit
Serat Selulosa (%) Untuk nilai x = 3,7 subtitusi ke pers. (1)
= 24 jam = -5.190x2 + 10.10x + 298.9
%
Grafik.4.15 Hubungan serat selulosa = 265,21
(asbes) dan Marshall Quitment Untuk nilai x = 3,7 subtitusi ke pers. (1)
2
= -9.872x + 23.72x + 311.8
Dari analisa grafik 4.15
%
menunjukkan 2 jenis perendaman yaitu = 265,21
perendaman dengan durasi 30 menit, dan Untuk kadar serat yang optimum 2,81%
perendaman dengan durasi 24 jam. Dari dimasukan dalam persamaan grafik
hasil analisa grafik menunjukkan bahwa kelelehan (flow) sebagai berikut :
pada perendaman 30 menit, secara untuk perendaman 24 jam
meyeleuruh penambahan kadar serat Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
pada campuran memenuhi telah persamaan y = -5.190x2 + 10.10x +
spesifikasi Bina Marga >190 kg/mm. 298.9……...(1)
Sedangakan untuk perendaman 24 jam y = 286,30 kg/mm
hanya sampai pada penambahan kadar untuk perendaman 30 menit
serat selulosa (asbes) 4% yang memenuhi Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
spesifikasi, setalah 4% nilai Densitynya persamaan y = -12.34x2 + 15.34x +
menurun dan sudah tidak memenuhi 316.8….…(2)
sepesifiksai. y = 262,46 kg/mm
Dari hasil analisa grafik 4.3. Indeks Kekuatan Sisa ( IKS)
menunjukkan nilai Marshall Quitment
4.3.1. Analisa dan pembahasan IKS KADAR
STABILITAS
SUHU PERENDAMAN
BENDA UJI SERAT DURASI PERENDAMAN IKS (%)
BENDA UJI
Uji Marhall Campura Slpit Mastic SELULOSA
30 MENIT 24 JAM
I 60˚ 742.97 569.1
Asphalt (SMA) Terhadap II 60˚ 742.97 578.2
0% 78.7807
III 60˚ 731.36 599.5
Kondisi Standar Dan Durabilitas rata-rata 739.10 582.27
I 60˚ 753.49 629.78
Dari nilai stabilitas yang didapat II 60˚ 753.49 629.78
1% 84.16
III 60˚ 764.73 652.27
dari kedua pengujian perendaman, yaitu rata-rata 757.24 637.28
I 60˚ 742.60 634.98
perendaman 30 menit dan perendaman24 II 60˚ 798.47 686.01
2% 85.45
III 60˚ 820.96 697.26
jam kedua perendaman ini kemudian rata-rata 787.35 672.75
I 60˚ 859.06 766.19
ditentukan nilai Indeks Kekuatan Sisa II 60˚ 798.47 777.79
3% 86.84
III 60˚ 905.49 754.58
dengan menggunakan peresamaan rata-rata 882.27 766.19
I 60˚ 824.23 673.31
sebagai beriut : II 60˚ 801.01 719.75
4% 86.67
III 60˚ 812.62 719.75
rata-rata 812.62 704.27
S1 I 60˚ 766.19 673.31
IKS = x 100
S2 II 60˚
5%
801.01 696.53
85.64
III 60˚ 696.53 568.83
rata-rata 754.58 646.23

Ket : (Sumber Data : Hasil pengujian


S1 = Rata-rata nilai stabilitas setelah laboratorium)
perendaman 30 menit. Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
S2 = Rata-rata nilai stabilitas setelah diambil dari perbandingan nilai stabilitas
perendaman 24 jam. campuran pada kondisi perendaman
Kehilangan stabilitas akibat normal (30 menit) dengan nilai stabilitas
perendaman menggambarkan tingkat campuran pada kondisi perendaman
kerusakan oleh pengaruh air. Indeks durabilitas (24 jam).
keuatan sisa sebesar 75% merupakan
Spesifikasi ≥75%
nilai minimum yang disyratkan, karena
pada nilai tersebut campuran aspal 87.00
86,7
86,53
Indes Kekuatan Sisa (IKS)

aianggap cukup tahan terhadap kerusakan


86.00
yang timbulkan oleh pengruh air pada
saat perendaman. 85.00
y = -0.442x2 + 3.074x + 81.39
R² = 0.962
84.00
Tabel.4.4. Rekapitulasi Karakteristik
Marshall Test 83.00
0 1 2 2,81 3 3,49 4 5 6

KADAR SERAT SELULOSA (%)


Grafik 4.16. Hubungan IKS dengan Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
Kadar Serat Selulosa persamaan y = -0.442x2 + 3.074x +
(asbes) 81.39……(1)
Berdasarkan analisa grafik 4.16 y = 86,53%
hubungan Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan kadar serat selulosa (asbes) diatas
menunjukkan bahwa nilai Indeks Dari hasil penelitian dan pemeriksaan
Kekuatan Sisa optimum yaitu pada karakterisitk campuran Split Mastic
penambahan serat 3,49%. Semkin tinggi Asphalt (SMA), dengan menggunakan
kadar serat dalam campuran, maka bahan tambah serat selulosa (asbes) dapat
semkain tinggi pula nilai indeks kekuatan disimpulkan sebagai berikut ;
sisa campuran. Dan akan menurun
1. Dari 5 variasi persentase bahan
setelah mendapatkan nilai optimum
tambah serat selulosa (asbes) yang
penambahan kadar serat.
digunakan terhadap campuran
Dari hasil analisa diatas, nilai
Split Mastic Asphalt (SMA) yang
Indeks Kekuatan Sisa (IKS) optimum
memenuhi persentase kadar serat
pada kadar serat selulosa 3,49%, dengan
yaitu sebesar 2,81% .
persaman = -0.442x2 + 3.074x + 81.39
2. Berdasarkan analisa dapat
dapat di ketahui nilai IKS optimum
disimpulkan bahwa campuran Split
sebagai berikut :
Mastic Asphalt (SMA) dengan
Untuk nilai x = 3,49 subtitusi ke pers. y
menggunakan bahan tambah serat
= -0.442x2 + 3.074x + 81.39
selulosa (asbes) memberikan
=86,7%
peningkatan terhadap nilai
Jadi, untuk nilai IKS optimumnya karakteristik campuran.
adalah 86,7% pada penambahan kadar 3. Peresentase bahan tambah kadar
serat selulosa 3,49 %. Sedangkan Untuk serat selulosa (asbes) secara
kadar serat yang optimum 2,81% menyeluruh memenuhi spesifikasi
dimasukan dalam persamaan sebagai Bina Marga ≥75%. Dari 5 variasi
berikut : bahan tambah yang digunakan
Sedangkan nilai Indeks Keuatatan Sisa pada campuran Split Mastic
(IKS) untuk penambahan serat 2,81% Asphalt (SMA) dengan
sebagai berikut : menggunakan bahan tambah serat
selulosa (asbes) nilai keawetan 3. Penelitian ini diharapkan dapat
(Durabiltas) yang didapatkan dikembangkan lebih lanjut untuk
diatas rata-rata 80% yang meneliti lebih mendalam terhadap
dinyatakan dengan Indeks pengaruh beban lalu lintas dan
Kekuatan Sisa (IKS). Persentase pengaruh cuaca terhadap
bahan tambah optimum yaitu campuran aspal Split Mastic
2,81% dengan nilai Indeks Asphalt (SMA).
Kekuatan Sisa (IKS) 86,53%
DAFTAR PUSTAKA
5.2. Saran
Berdasarkan hasil Darsan dan Herdiansyah . 2014.Analisis
Durabilitas Campuran Split Mastic
penelitian analisa karakterisitk
Asphalt (SMA) Dengan Menggunakan
campuran Split Mastic Asphalt (SMA Aspal Buton Dan Aspal Pen 60/70 .
)dengan menggunakan bahan tambah Jurnal
serat selulosa (asbes), diusulkan
Khairudin, 1993. Tinjauan Umum Hasil
beberapa saran sebagai berikut : Aplikasi Split Mastic Asphalt Dengan
1. Disarankan untuk penelitian Bahan Tambah Serat Selulosa,
Puslitbang Jalan Raya, Jakarta
selanjutnya untuk meneliti
karakteristik campuran dengan Saodang Hamirhan. 2003. Perencanaan
jenis apal buton , untuk lebih Perkerasan Jalan Raya. Edisi Pertama.
Jakarta
mengetahui nilai karateristik
dengan menggunakan bahan Soehatono. 2008.Teknologi Aspal dan
tambah serat selulosa (asbes) penggunaannya dalam konstruksi
perkerasan jalan. Edisi Pertama. Jakarta.
terhadap karakterisitik campuran.
2. Uji durabilitas campuran Sukirman Silvia. 2003.Beton Aspal
disarankan untuk meneliti durasi Campuran Panas. Edisi Pertama. Jakarta.
perendaman dengan jenis variasi
Sunarjono Sri 1, Samantha Robby 2².
yang berbeda-beda, agar dapat 2012. Analisis kekuatan tarik material
diketahui nilai keawatan campuran SMA (split Mastic asphalt)
grading 0/11 menggunakan system
campuran split mastic asphalt
Pengujian indirect tensile
(SMA )dengan bahan tambah strength.Jurnal. Universitas
serat selulolsa (asbes) untuk Muhammadiyah Surakarta.
bahan pengikat aspal buton.
Tahir Anas dan Setiawan Arief . Kinerja
durabilitas campuran beton aspal
ditinjau dari faktor veriasi suhu
pemadatan dan lama perendaman .
Jurnal.

Tahir Anas .Kinerja Campuran Split


Mastic Asphalt (SMA) Yang
Menggunakan Serat Selulosa Alami
Dedak Padi.Jurnal.Palu. Jurusan Teknik
Sipil Universitas Tadulako.

Você também pode gostar