Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Split Mastic Asphalt (SMA) adalah salah satu metode pencampuran aspal panas yang
memiliki karakteristik bergradasi terbuka, kandungan aspal yang tinggi dan kandungan
agregat kasar antara 70% - 80%. Untuk menstabilkan pencampuran aspal, maka dibutuhkan
bahan tambahan yang diharapkan dapat mengisi rongga pada campuran sehingga
meningkatkan nilai karakteristiknya. Pada penelitian ini digunakan serat selulosa (asbes)
sebagai bahan tambahan dalam pencampuran karena berbentuk serat halus, elastis, memiliki
kekuatan dan ketahanan yang tinggi, tahan terhadap api, panas dan zat kimia serta bernilai
ekonomis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serat selulosa memberikan pengaruh
terhadap nilai karakteristik campuran Split Mastic Asphalt (SMA),
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan di Indonesia (temperature tinggi) maupun dimusim
umumnya mengalami kerusakan awal dingin (kheruddin, 1989).
(kerusakan dini) antara lain akibat Selain itu, penggunaan bahan
pengaruh beban lalu lintas kendaraan tambahan dalam karakteristik campuran
yang berlebihan (over loading), aspal sangat diperlukan dalam
temperatur (cuaca), air, dan konstruksi meningkatkan stabilitas aspal. Bahan
perkerasan yang kurang memenuhi tambah yang digunakan yaitu kandungan
persyaratan teknis. Pada saat musim serat selulosa (asbes) yang terdiri dari
hujan tiba, tidak sedikit jalan-jalan di suatu unsur zat magnesium-calsium-
Indonesia terendam oleh air. Hal ini slikat dengan sifat fisik yang sangat kuat,
dapat mempengaruhi kinerja perkerasan berbentuk serat halus dan elastis, sama
aspal khususnya masalah ketahanan atau dengan kandungan pada fiber, yang tahan
keawetan jalan (durability) dan stabilitas. dengan panas dan zat kimia serta
Untuk mendapatkan aspal yang stabil dan memiliki kekuatan dan ketahanan tinggi
meningkatkan nilai sifat karakteristik yang diharapkan dapat mengisi rongga
campuran dibutuhkan metode pada campuran sehingga menjadikannya
pencampuran yang memenuhi standar stabil.
campuran Indonesia. Salah satu jenis Penelitian ini bertujuan untuk
pencampuran yang sering digunakan mengetahui kinerja Split Mastic Asphalt
adalah Split Mastic Asphalt (SMA). (SMA) dengan menggunakan bahan
Split Mastic Asphalt (SMA) tambahan serat selulosa (asbes) dan
merupakan salah satu jenis campuran menentukan kadar aspal yang
aspal beton dengan gradasi terbuka. memberikan kinerja Split Mastic Asphalt
Keunggulan dari campuran ini mampu (SMA).
memberikan ketahanan maksimal BAHAN DAN METODE
terhadap proses pengausan oleh ban Material Penyusun dan
kendaraan (wearing resistance) dan Karakteristik Split Mastik Aspal (SMA)
mampu memberikan ketahanan maksimal adalah material yang berkualitas baik
terhadap deformasi oleh lalu lintas berat atau merupakan hasil produksi Stone
(rutting resistance) dimusim panas Crusher. (Freddy L Roberts 1996).
Adapun material penyusun dari pada d. Bahan tambah (Serat Selulosa)
Split Mastik Aspal (SMA) adalah: Dalam campuran beraspal untuk
memperbaiki perilaku suatu campuran
a. Aspal
beraspal serta meningkatkan kualitas
Pada campuran Split Mastic Asphalt
aspal sehingga dapat menghasilkan
(SMA), aspal berfungsi sebagai
perkerasan yang baik adalah dengan
bahan pengikat yang mengikat
menggunakan bahan modifikasi.
agregat satu dengan agregat yang
Bahan modifikasi yang dimaksud
lain, sehingga agregat satu dengan
adalah bahan tambah baik berupa
yang lain dapat saling mengunci
polimer, selulosa, lain-lain (filler),
(tidak dapat terpisah). Jenis aspal
maupun mikrokarbon atau zat aditif.
yang digunakan aspal Pen 60/70.
Adapun bahan tambah yang akan
digunakan berupa Serat Selulosa
b. Agregat
(Asbes). Bahan tambah ini dapat
Agregat merupakan material yang
meningkatakan stabilitas dan
memiliki porsi paling besar yang
durabilitas aspal beton, meningkatkan
digunakan dalam campuran Split
daya lekat dan ikatan serta
Mastik Aspal (SMA). Kandungan
mengurangi efek negatif dari air dan
agregat pada campuran Split Mastik
kelembaban sehingga menghasilkan
Aspal (SMA) terdiri dari agregat
permukaan yang memiliki daya lekat
kasar (75 – 80 %) dan agregat
yang tinggi.
halus ± 14 % dari komposisi total
Asbes merupakan bahan yang
campuran.
cukup ringan, tahan api serta kedap
c. Bahan pengisi air. Secara luas produk dari asbes
Bahan Pengisi (filler) digunakan antara lain, baju anti panas, pelapis
dalam campuran Split Mastic permukaan rem, permukaan plat
Asphalt (SMA) dengan tujuan untuk kopling kendaraan bermotor dan
mengisi rongga- rongga udara yang pelapis tekstil dan bahan bangunan.
terdapat dalam campuran beton aspal. Kadar serat selulosa (asbes) yang
Kandungan filler pada campuran digunakan yaitu 2,81%.
Split Mastic Asphalt (SMA) ± 10
% dari komposisi campuran.
Bagan Alir Metode Penelitian
Mula
i
Studi Literatur
Pengambilan
sample / bahan
Pemeriksaan material
ya Spesifika tidak
si
-Pembuatan benda uji untuk konisi
Rancangan Campuran
standard dan durabiltas berdasarkan KAO
-Penambahan Serat selulosa (asbes)
dengan variasi Kadar 1% - 5% dari berat
aspal dengan Pemadatan dengan
Pembuatan benda uji dengan 5 penumbukan 75 kali setiap sisi.
variasi kadar aspal rencana masing
3 dgn pemadatan dengan
tumbukan 75 kali setiap sisinya -Diamkan benda uji selama 24 jam
-Rendam benda uji selama 24 jam
-Utnuk kondisi standar uji
-Diamkan benda uji selama 24 jam perendaman pada Suhu Standar 60º
-Rendam benda uji selama 24 jam C selama 30 menit.
-Uji perendaman pada Suhu Standar - Utnuk kondisi durabilitas uji
60º C selama 30 menit lanjutkan perendaman selama 24 jam
perendaman pada Suhu Standar 60º
C selama 30 menit.
Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN stabilitas semakin naik sampai pada
Untuk mendapatkan nilai kadar aspal 7,5%. Akan tetapi pada saat
karakteristik campuran Split Mastic kadar aspal lebih dari 7,5% makan nilai
Asphalt (SMA) pada penambahan serat stabilitas campuran akan menurun.
selulosa (asbes) maka sebelum
melakukan pembuatan benda uji dengan B. Kelelehan (flow)
menggunakan kadar aspal rencana untuk Spesifikasi 2-4 mm
menentukkan kadar aspal optimum. 5.50
Flow (mm)
R² = 0.9062
Mendapatkan Nilai Kadar Aspal 3.50
Optimum (KAO)
2.50
A. Stabilitas
Spesifikasi ≥750 Kg 1.50
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
850
KADAR ASPAL(%)
700
Stability (kg)
100
campuran. akan tetapi ketika kadar aspal 95
y = -1.4179x2 + 24.758x - 25.699
90
semakin rendah maka nilai VIM 85 R² = 0.9856
80
campuran semakin tinggi. Dijelaskan 75
70
bahwa pada kadar aspal 6% nilai VIM 65
60
terus menurun sampai pada kadar aspal 55
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
8%.
KADAR ASPAL (%)
19.00
aspal pada campuran, dijelaskan bahwa
18.00
17.00
pada kadar aspal 6% nilai VFA naik
16.00
15.00
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
KADAR ASPAL (%)
sampai pada kadar aspal 8%. Semakin G. Marshall Quitment (MQ)
tinggi kadar aspal dalam campuran maka Spesifikasi ≥190 kg/mm
semakin tinggi nilai VMA dalam 500.00
5.00
Grafik 4.7. Hubungan Kadar
ASPAL dengan MQ
4.00
0.00
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
H. Kadar Aspal Optimum
Flow
Grafik 4.6. Hubungan Kadar ASPAL
VIM
dengan Density
VMA
Stability (kg)
800.00
9
VMA >15% 21.1 20.39 19.38 19.34 19.17 18.96 600.00 y = -17.05x2 + 102.8x + 567.4
R² = 0.822
VFA >76% 77.09 80.77 86.07 86.29 87.21 88.43 500.00
2,81
DENSITY 2,2 gram/cm³ 2.225 2.23 2.25 2.25 2.26 2.27 400.00
0 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%)
MQ 190 kg/mm 316.18 312.03 328.80 300.01 240.31 186.14
( Sumber data : Hasil analisa dan
pengujian di Grafik.4.9. Hubungan serat selulosa
laboratorium) (asbes) dan stabilitas
Dari hasil analisa grafik 4.9
Pada penggunaan bahan tambah serat dijelaskan 2 jenis perendaman yaitu
selulosa pada campuran split mastic perendaman dengan durasi 30 menit, dan
asphalt (SMA), berdasarkan tabel diatas perendaman dengan durasi 24 jam. Pada
terjadi peningkatan sfat dan nilai-nilai perendaman 30 menit menunjukkan
karakteristik campuran Split Mastic bahwa secara menyeluruh variasi kadar
Asphalt (SMA). Pengaruh terjadinya asbes, memenuhi spesifikasi Bina Marga,
perubahan karakteristik akibat Setiap penambahan kadar serat asbes
penggunaan bahan tambah pada pada campuran nilai stabilitas naik
campuran berdasarkan graafik sampai kadar serat asbes 3%, dan setelah
karakteristik dibawah ini. 3% kembali menurun. Sedangkan
perendaman 24 jam, menunjukkan bahwa
terjadi penurunan nilai stabilitas dari Sedangakan untuk mengetahui
perendaman 30 menit. Dan hanya kadar nilai stabilitas optimum pada perendaman
serat 3% yang memenuhi spesifikasi. 24 jam,menggunakan persamaan y = -
Berdasarkan analisa garfik 4.9 17.05x2 + 102.8x + 567.4 jadi nilai
nilai stabilitas dijelaskan bahwa stabilitas optimum campuran dengan
Peningkatan nilai stabilitas dipengaruhi pada perendaman 24 jam adalah 722,353
oleh kadar penambahan serat selulosa Kg dan untuk kadar serat optimumnya
(asbes), semakin besar penambahan serat adalah 3,014%. Dari hasil pembahasan
selulosa maka semakin meningkat pula diatas bahwa terjadi penurunan nilai
nilai stabilitas campuran. Hal ini stabilitas dari perndaman 30 menit
disebabkan, oleh serat selulosa (asbes) dengan perendaman 24 jam. Penurunan
memiliki daya serap terhadap aspal, nilai stabilitas campuran disebabkan oleh
sehingga mengurangi daya ikat aspal waktu perendaman yang lebih lama.
terhadap agregat. Perendaman dengan durasi 24 jam
Stabilitas optimum yaitu penambahan campuran memiliki kedap air yang
serat antara 2% sampai di 3%. Nilai tinggi, disebabkan kandungan serat
optimum stabilitas campuran dijelaskan dalam campuran yang merasap air,
sebagai berikut : sehingga aspal yang terserap oleh asbes
3.00
Kg dan kadar serat selulosa optimumnya 2,9
2.50
adalah 2,81%. y = 0.114x2 - 0.233x + 2.198
2.00
R² = 0.988
1.50 2,81
0= 30 menit 1 2 3 4 5
Serat Selulosa (%)
= 24 jam
Grafik.4.10. Hubungan serat selulosa 3. Void In Mixture (VIM)
(Asbes) dan Kelelehan (Flow) Void In Mixture (VIM) adalah
Dari analisa grafik 4.10 parameter yang menunjukkan volume
menunjukkan diatas dijelaskan 2 jenis rongga yang berisi udara dalam
perendaman yaitu perendaman dengan campuran aspal yang dinyatakan dalam
durasi 30 menit, dan perendaman dengan % volume.
durasi 24 jam. Pada perendaman 30 Spesifikasi ≥3%
menit menujukkan bahwa bahwa 5.00
21.00
untuk perendaman 24 jam
Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke y = 0.041x2 - 0.346x + 20.42
20.00 R² = 0.898
persamaan y = 0.06x2 - 0.487x +
= 30 menit
y = 3,17% 19,7
4.062………(2) 7 = 24 jam
19.00
y = 0.104x2 - 0.935x + 21.1
Dari analisa grafik diatas dijelaskan
R² = 0.964
bahwa pertemuan grafik tersebut memliki 1,4 2,81
18.00
0 1 2 3 4 5
nilai VIM yang sama. Nilai VIM pada
Serat Selulosa (%)
penambahan kadar serat selulosa (asbes )
0,8% disubtitusi ke persamaan (1) dan Grafik.4.12. Hubungan serat selulosa
(2), sebagai berikut : (asbes) dan VMA
Dari analisa grafik 4.12 menunjukkan 2
2
Untuk, x = 0,8 pers (1) = 0.073x - 0.776x + 4.287jenis perendaman yaitu perendaman
= 3,73 % dengan durasi 30 menit, dan perendaman
dengan durasi 24 jam. Dari hasil analisa
Untuk, x = 0,8 pers (2) = 0.06x2 - 0.487x + 4.062 grafik menunjukkan bahwa secara
= 3,73 %
meyeleuruh penambahan kadar serat untuk perendaman 30 menit
pada campuran memenuhi telah Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
spesifikasi Bina Marga ≥15% baik persamaan y = 0.041x2 - 0.346x +
perendaman 30 menit mapun 20.42………. (1)
perendaman 24 jam. Pada grafik terlihat y = 19,77%
terjadi pemotongan diantara kadar serat untuk perendaman 24 jam
seluloosa (asbes) 1,4% yang artinya, Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
pada perendaman 30 menit maupun 24 persamaan y = 0.104x2 - 0.935x +
jam terjadi kesamaan nilai VMA pada 21.1………(2)
penambahan kadar serat selulosa (asbes) y = 19,29%
antara 1% sampai 2%. Akan tetapi pada 5. Void Filled with Asphalt (VFA)
kadar serat setelah 2% pada campuran Void Filled with Asphalt (VFA)
perendaman 24 jam terjadi penurunan. adalah Rongga terisi aspal bagian volume
Semakin tinggi kadar serat selulosa rongga dalam agregat yang terisi aspal
(asbes) maka nilai Voids in Mineral yang dinyatakan dalam % terhadap
Aggregates (VMA) semakin rendah. Hal rongga antar butiran ageragat (VMA),
ini mempengaruhi kurangnya volume nilai anatara Voids in Mineral
aspal yang mengikat pada permukaan Aggregates (VMA) dengan Void Filled
agregat. Jadi nilai pada penmabahan with Asphalt (VFA) memiliki katerkaitan
kadar serat slelosa (asbes) 1,4% dimana yang artinya VFA adalah bagian dari
nilai VMA sama, sebagai berikut : VMA yang terabsorsi oleh masing-
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (1) = masing agregat.
0.041x2 - 0.346x + 20.42 = 20 % Spesifikasi ≥76%
Untuk x = 1,4 subtitusi ke pers. (2) 100
= 0.104x2 - 0.935x + 21.1 86,5
82,4
y = -0.532x2 + 4.840x + 77.09
Rongga Terisi Aspal (%)
= 20 % 90 R² = 0.9
Jadi, nilai VMA pada perpotongan
antara perendaman 30 menit dengan 24 80
y = -0.2044x2 + 1.7488x + 80.596
jam pada kadar serat selulosa (asbes) 1,4 R² = 0.8995
300.00
R² = 0.980
262,46 pada agregat tidak lagi maksimal karena
265,21
aspal sebahagian terserap oleh serat
250.00
y = -5.190x2 + 10.10x + 298.9 selulosa dalam campuran. Jadi pada
R² = 0.931
penamabahan kadar serat selulosa (asbes)
200.00
3,7 % grafik saling memotong yang
artinya bahwa nila MQ sama. Nila MQ
150.00 2,81 tersebut adalah sebagai berikut :
3,7
0 1 2 3 4 5
= 30 menit
Serat Selulosa (%) Untuk nilai x = 3,7 subtitusi ke pers. (1)
= 24 jam = -5.190x2 + 10.10x + 298.9
%
Grafik.4.15 Hubungan serat selulosa = 265,21
(asbes) dan Marshall Quitment Untuk nilai x = 3,7 subtitusi ke pers. (1)
2
= -9.872x + 23.72x + 311.8
Dari analisa grafik 4.15
%
menunjukkan 2 jenis perendaman yaitu = 265,21
perendaman dengan durasi 30 menit, dan Untuk kadar serat yang optimum 2,81%
perendaman dengan durasi 24 jam. Dari dimasukan dalam persamaan grafik
hasil analisa grafik menunjukkan bahwa kelelehan (flow) sebagai berikut :
pada perendaman 30 menit, secara untuk perendaman 24 jam
meyeleuruh penambahan kadar serat Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
pada campuran memenuhi telah persamaan y = -5.190x2 + 10.10x +
spesifikasi Bina Marga >190 kg/mm. 298.9……...(1)
Sedangakan untuk perendaman 24 jam y = 286,30 kg/mm
hanya sampai pada penambahan kadar untuk perendaman 30 menit
serat selulosa (asbes) 4% yang memenuhi Nilai, x = 2,81% disubtitusi ke
spesifikasi, setalah 4% nilai Densitynya persamaan y = -12.34x2 + 15.34x +
menurun dan sudah tidak memenuhi 316.8….…(2)
sepesifiksai. y = 262,46 kg/mm
Dari hasil analisa grafik 4.3. Indeks Kekuatan Sisa ( IKS)
menunjukkan nilai Marshall Quitment
4.3.1. Analisa dan pembahasan IKS KADAR
STABILITAS
SUHU PERENDAMAN
BENDA UJI SERAT DURASI PERENDAMAN IKS (%)
BENDA UJI
Uji Marhall Campura Slpit Mastic SELULOSA
30 MENIT 24 JAM
I 60˚ 742.97 569.1
Asphalt (SMA) Terhadap II 60˚ 742.97 578.2
0% 78.7807
III 60˚ 731.36 599.5
Kondisi Standar Dan Durabilitas rata-rata 739.10 582.27
I 60˚ 753.49 629.78
Dari nilai stabilitas yang didapat II 60˚ 753.49 629.78
1% 84.16
III 60˚ 764.73 652.27
dari kedua pengujian perendaman, yaitu rata-rata 757.24 637.28
I 60˚ 742.60 634.98
perendaman 30 menit dan perendaman24 II 60˚ 798.47 686.01
2% 85.45
III 60˚ 820.96 697.26
jam kedua perendaman ini kemudian rata-rata 787.35 672.75
I 60˚ 859.06 766.19
ditentukan nilai Indeks Kekuatan Sisa II 60˚ 798.47 777.79
3% 86.84
III 60˚ 905.49 754.58
dengan menggunakan peresamaan rata-rata 882.27 766.19
I 60˚ 824.23 673.31
sebagai beriut : II 60˚ 801.01 719.75
4% 86.67
III 60˚ 812.62 719.75
rata-rata 812.62 704.27
S1 I 60˚ 766.19 673.31
IKS = x 100
S2 II 60˚
5%
801.01 696.53
85.64
III 60˚ 696.53 568.83
rata-rata 754.58 646.23