Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
WAHAM
OLEH:
EDO RIZKIA SEPTEMBRI
NIM : G3A016075
B. Penyebab
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri :
harga diri rendah. Harga diri rendah. Waham dipengaruhi oleh factor
pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan,
tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham dapat
dicetuskan oleh tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai perasaan
tidak berguna, putus asa, tidak berdaya.
Tanda dan gejala:
a. Perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri,
b. Merasa gagal mencapai keinginan (Tim Direktorat
Keswa, 2000).
c. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
d. Merendahkan martabat
e. Gangguan hubungan sosial
f. Percaya diri kurang
g. Mencederai diri
1. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi
verbal.
Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala:
a. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
c. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
d. Mata merah, wajah agak merah.
e. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
f. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
g. Merusak dan melempar barang-barang.
C. Pohon masalah Resiko tinggi mencederai diri, orang
lain dan lingkungan
Kerusakan komunikasi
verbal
E. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan isi pikir : waham
b. Gagguan konsep diri : harga diri rendah
F. Rencana Keperawatan
Diagnosa I: Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan
perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan
anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan
isi waham klien.
1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat
yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian
dan perawatan diri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2.2 Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
2.3 Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan
perawatan diri).
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,
tempat dan waktu).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
4.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman
untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 2008