Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. TRI BUDI SULISTIYO ADJI (NIM: E 520183511)
2. HADI PALARSARI (NIM: E 520183480)
3. SAIFUL ADI (NIM: E 520183631)
4. FARID EDI RAMADHAN (NIM: E 520183479)
5. FARID BACHTIAR (NIM: E 520183478)
6. DARYONO (NIM: E 520183470)
7. EDY SUGIARTO (NIM: E 520183476)
8. RINA SUSANTI (NIM: E 520183498)
9. PATMIYATI (NIM: E 520183496)
PENDAHULUAN
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika
plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan
mengakibatkan perdarahan yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa
oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir
tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat
banyak pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta
lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang
telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan
syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai pula
oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio
plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan
diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan
prematur idopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus
yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai
gejala tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.Solusio plasenta merupakan
penyakit kehamilan yang relatif umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan
ibu. Seorang ibu yang pernah mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih
tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga
cenderung menjadikan morbiditas dan bahkan mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.
Makalah yang kami buat ini dibatasi pada hal-hal yang mngenai solusio plasenta.
Tentang definisi solusio plasenta, etiologi, patofisiologi, klasifikasi solusio plasenta,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, prognosis, asuhan keperawatan
pada solusio plasenta.
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan sidikit informasi kepada
mahasiswa tentang solusio plasenta sampai asuhan keperawatan pasien dengan solusio
plasenta.
BAB 2
ISI
2.1 Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat janin di atas 500 gr.
2.2 Etiologi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang mungkin
ialah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi, merokok,
konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
2.3 Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang
kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium
sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan
akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang
akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas
dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus
tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya
darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Pohon masalah
Trauma
Penghancuran plasenta
Hematoma retroplasenta
Syok hipovolemik
2.4 Klasifikasi
c) Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah
banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit.
Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah
diraba.
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan
atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan. Dinding
uterus teraba tegang.
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.
2.5 Manifestasi Klinis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan obstetri
Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut jantung
janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena tercampur darah.
2.7 Komplikasi
1) Langsung (immediate)
Perdarahan
Infeksi
Emboli dan syok abtetric.
3) Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen
kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal,
gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila
janin dapat diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah
da sindrom gagal nafas.
2.8 Penatalaksanaan
Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada , janin
hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu persalinan
spontan .
Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus berkontraksi , dapat
mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan amnintomi / infus
oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 / ersalinan
masih lama , lakukan seksi sesarea
Resusitasi cairan .
Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .
Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam bila
tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500 gr / lebih
, pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung
lama .
2.9 Prognosis
1. Terhadap ibu
Mortalitas ibu 5 – 10 % hal ini karena adanya perdarahan sebelum dan sesudah partus.
2. Terhadap anak
Mortalitas anak tinggi mencapai 70 – 80 % hal ini tergantung derajat pelepasan dari
plasenta.
Biasanya bila telah menderita penyakit vaskuler dengan solusio plasenta, maka
kehamilan berikutnya sering terjadi solusio plasenta yang lebih hebat.
BAB 3
SOLUSIO PLACENTA
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain
2. Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk
membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan
diagnosa penyakitnya.
3. Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
4. Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
5. Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
6. Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena
mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan.
7. Riwayat persalinan
8. Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau hanya sakit
karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
9. Agama
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam perawatan.
11. Pekerjaan
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang keluar
sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.
Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre
eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion
gameli) dll.
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali pusat
pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal
dan penyebabnya.
a) Keadaan umum
b) Tanda-tanda vital
– Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat
linea alba dan ligra
Genetalia
Ekstimitas
d) pemeriksaan penunjang
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai terjadi
distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .
– Kriteria hasil
Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida
lemas.
– Intervensi
Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang
akiba perdarahan.
2) Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi darah ke placenta
berkurang.
– Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya pergerakan bayi,
– Intervensi
Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad sindroma vena cava
sehingga klien harus di monitor secara teliti.
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai terjadi
distrensi uterus, nyeri tekan uterus.
– Kriteria hasil :
– Intervensi
melalui mulut.
– Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak gelisah.
– Intervensi
Rasional : dapat meningkatkan keyakinan kepada Tuhan tentang kondisi yang dilami.
– Kriteria hasil :
* Perdarahan berkurang
– Intervensi
2.Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila normal observasi
dilakukan setiap 30 menit.
Rasional : produksi urine yang kurang dari 30 ml/jam merupakan penurunan fungsi
ginjal.
Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa adekuat dan sebagian
persiapan bila diperlukan transfusi darah.
– Intervensi
b. Penyebab
PENUTUP
KESIMPULAN
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta
ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa
oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir
tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak
pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah
keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai pula oleh
pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta
adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan
diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan
prematur idopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus
yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala
tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.
DAFTAR PUSTAKA