Você está na página 1de 6

[LAPORAN KASUS]

P2A0 Post Partum Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri,


Syok Hemoragik dan Anemia Berat
Rodiani, Susianti, Gemayangsura
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi setelah persalinan pervaginam melebihi 500 mL atau lebih dari
1000 mL pada seksio sesaria. Perdarahan post partum dapat disebabkan berbagai faktor salah satunya adalah tissue
contohnya inversio uteri yaing didefinisikan sebagai fundus uteri masuk ke kavum uteri bahkan ke liang vagina. Perdarahan
post partum dapat menyebabkan syok selain itu dapat menyebabkan anemia. Ny. T, P2A0, 26 tahun, datang dengan
keluhan pendarahan dari kemaluan setelah melahirkan, nyeri perut dan kemaluan Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak sakit berat, tekanan darah 80/40 mmHg, nadi 130x/m, pernapasan
o
28x/m, dan suhu 36,5 C. Kedua konjungtiva mata anemis dan tidak ikterik, KGB pada leher tidak membesar, mammae
tampak simetris dan membesar, areola hiperpigmentasi, paru-paru dan jantung dalam batas normal. Pada status obstetrik
didapatkan kesan abdomen cembung, FUT tidak teraba, kontraksi (-), perdarahan (+). Pada pemeriksaan inspekulo
didapatkan massa di liang vagina, fluor (-), fluksus (+), darah tidak aktif. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb: 4.1 g/dl,
3, 3.
leukosit: 25.500/mm Ht 12%, trombosit: 205.000 /mm Diagnosis pasien ini P2A0 post partum spontan dengan HPP ec
inversio uteri dengan syok hemoragik dan anemia berat. Penatalaksanaan, yaitu observasi tanda vital ibu dan pendarahan,
O2 10L/menit, resusitasi cairan IVFD 2 line RL 20 tetes per menit, drip 20 IU oxytocin dalam 500cc RL 20 tetes per menit
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam IV, asam traneksamat 500 mg/ 8 jam IV,. Pada pasien ini direncanakan tindakan reposisi manual
uterus dalam narkose dan transfusi PRC sampai Hb mencapai >8 g/dL.

Kata Kunci:, anemia, inversio, perdarahan post partum, uteri, syok

Post Partum P2A0 with Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri with
Hemorrhagic Shock and Severe Anemia
Abstract
Post partum hemorrhage is bleeding that occurs after vaginal delivery exceeds 500 mL or more than 1000 mL in cesarean
section. Postpartum bleeding can be caused by various factors, one of which is tissue for example inversio uteri yaing is
defined as the uterine fundus entering the uterine cavity even into the vagina. Postpartum bleeding may cause shock other
than it can cause anemia. Ms. T, P2A0, 26 years old, came with a bleeding complaint from pubic after childbirth,
abbdominal and genital pain In physical examination, the compos mentis consciousness, general condition appears severe
o
pain, blood pressure 80/40 mmHg, pulse 130x/m, respiration rate 28x/m, and temperature 36,5 C. Both conjunctival eyes
are anemic and not jaundiced, KGB in the neck is not enlarged, mammary appears symmetrical and enlarged, areola
hyperpigmentation, lungs and heart are normal. On obstetric status obtained impression of abdominal convex, FUT not
palpable, contraction (-), bleeding (+). On examination inspekulo obtained mass in the vagina, fluor (-), flux (+), blood is not
active. Investigations obtained Hb: 4.1 g / dl, leukocytes: 25.500 / mm3, Ht 12%, platelets: 205.000 /mm3. The diagnosis of
this patient is spontaneous post partum P2A0 with HPP ec inversio uteri with hemorrhagic shock and severe anemia.
Management, are observation of mother's vital signs and bleeding, O2 10L/minute, fluid resuscitation IVFD 2 line RL 20
drops per minute, drip 20 IU oxytocin in 500cc RL 20 drops per minute ceftriaxone 1 gr/12 hours IV, tranexamic acid 500
mg/8 hours IV. In these patients planned repositioning of the uterine action in narcotics and transfusion of PRC to Hb
reaches> 8 g / dL

Keyword : anemia, hemoragic post partum, inversio uteri, shock

Korespondensi: Gemayangsura, S.Ked, alamat Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 082376040070, e-mail
mayangsura@gmail.com

Pendahuluan hipertensi dalam kehamilan dan infeksi.2


Perdarahan post partum merupakan Perdarahan post partum didefinisikan sebagai
penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia perdarahan yang terjadi segera setelah
dengan diperkirakan 140.000 wanita meninggal persalinan melebihi 500 mL pada parsalinan
setiap tahunnya atau disamakan dengan 1 pervaginam atau lebih dari 1000 mL pada
wanita meninggal setiap 4 menit.1 Di Indonesia seksio sesaria. 3
selama tahun 2010-2013, perdarahan post Inversio uteri juga merupakan penyebab
partum masih menjadi penyebab terbesar perdarahan post partum pada maternal.
kematian ibu di Indonesia diikuti dengan Inversio uteri merupaan keadaan dimana

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 97


Gemayangsura | P2A0 Post Partum dengan Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri, Syok Hemoragik dan Anemia
Berat

fundus uteri masuk ke kavum uteri, dapat pendekatan fisiologis mencakup, antara lain
secara mendadak atau terjadi perlahan. menunggu tanda klinis pemisahan plasenta
Peristiwa ini jarang sekali ditemukan, terjadi (perubahan bentuk, ukuran uterus, penurunan
tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah dan pemanjangan tali pusat, dan memancarnya
plasenta keluar. Menurut penyebabnya darah secara mendadak dari vagina) dan
inversio uteri yang tersering adalah kesalahan membiarkan plasenta terlahirkan dengan
dalam memimpin kala III, yaitu menekan gravitasi atau bantuan dari stimulasi puting
fundus uteri terlalu kuat dan menarik tali pusat susu ibu. Di sisi lain, pendekatan aktif terdiri
pada plasenta yang belum terlepas dari dari pemberian agen uterotonik, penegangan
inersinya.4 Berdasarkan derajat kelainannya tali pusat terkendali, penjepitan tali pusat dini,
inversio uteri dapat dibagi dalam tiga tingkatan dan pemijatan uterus setelah kelahiran
berdasarkan posisinya.5 plasenta. 7
Perdarahan post partum yang masiv
dapat menyebabkan syok. Syok adalah suatu b. Penanganan setelah post partum
sindroma akut yang timbul karena disfungsi teridentifikasi
kardiovaskular dan ketidakmampuan sistem Penanganan primer saat terdeteksi
sirkulasi memberi oksigen dan nutrien untuk perdarahan post partum adalah komunikasi,
memenuhi kebutuhan metabolisme organ resusitasi, monitoring dan inverstigasi serta
vital. Syok menyebabkan perfusi jaringan tidak menghentikan perdarahan. Resusitasi yang
adekuat/hipoksia selular, metabolisme selular dilakukan pada pasien harus mengacu pada
abnormal, dan kerusakan homeostatis Guideline ATLS. Jika perdarahan tidak
mikrosirkulasi. Syok hipovolemik disebut juga tertangani, pasien segera dipindahkan ke ruang
dengan syok preload yang ditandai dengan operasi untuk mendapat tindakan. 8,9,10
menurunnya volume intravaskular oleh karena Pada pasien dengan inversio uteri,
perdarahan. Syok hipovolemik juga dapat apabila terjadi pada saat penarikan tali pusat
terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang maka manajemen akut kegawatdaruratan
lain. Pada syok hipovolemik, jantung akan obstetrik harus segera dimulai. Penanganan
tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard inversio uteri terdiri dari tindakan non-operatif
sudah mengalami hipoksia karena perfusi yang yaitu manual replacement dan tehnik
sangat berkurang. Syok hemoragik secara replacement O’Sullivan. Sedangkan tindakan
khusus merupakan hilangnya darah secara akut operatif yaitu laparotomi.10
dalam jumlah yang signifikan sehingga volume Untuk syok, penatalaksaan yang dapat
sirkulasi menjadi tidak adekuat. Kondisi dilakukan yaitu menentukan defisit cairan dan
hipoperfusi pada syok hemoragik akan segera melakukan resusitasi cairan dengan RL,
menginduksi ketidakseimbangan antara jumlah jika tidak adekuat dapat menggunakan cairan
pengiriman dan kebutuhan oksigen atau koloid. Jika dosis maksimal cairan koloid tidak
substrat yang dibutuhkan sehingga memicu dapat mengoreksi kondisi syok, dapat diberi
terjadinya disfungsi selular. 6 noradrenaline, selanjutnya apabila tidak
Dua kategori besar dalam upaya terdapat perbaikan, dapat ditambahkan
penanganan perdarahan postpartum adalah dobutamine. Terapi resusitasi cairan
Active Management of Third Stage of Labor dinyatakan berhasil dengan menilai perbaikan
(AMTSL) dan penanganan setelah perdarahan outcome hemodinamik klinis.11
postpartum teridentifikasi.
a. Active Management of Third Stage of Labor Kasus
(AMTSL) Pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul
Penanganan klinis berdasarkan AMTSL 13.15 WIB, Ny.T datang dengan keluhan keluar
terdiri dari beberapa hal, yaitu pemberian darah dari kemaluan setelah melahirkan. Sejak
oksitosin, pengontrolan saat pelepasan 8 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien
plasenta dan pemijatan segera setelah melahirkan anak keduanya di dukun, bayi lahir
plasenta lahir..Terdapat dua macam bentuk langsung menangis perempuan, berat badan
penanganan klinis dari persalinan kala III, tidak ditimbang tidak diikuti dengan lahirnya
antara lain pendekatan expectant dan plasenta kemudian dukun tersebut memaksa
pendekatan aktif. Pendekatan expectant atau untuk menarik plasenta agar terlepas dari

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 98


Gemayangsura | P2A0 Post Partum dengan Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri, Syok Hemoragik dan Anemia
Berat

rahim. Plasenta terlepas namun diikuti oleh kateter menetap catat input dan output,
perdarahan dari kemaluan yang terus menerus pemeriksaan darah rutin dan kimia darah, R/
dan berwarna merah segar. Pasien lalu dibawa reposisi manual uterus dalam narkose,
ke RS Haji Kamino dan kemudian dirujuk ke transfusi 800cc PRC, ceftriaxone 1 gram/ 12
RSUD H. Abdul Moeloek. jam IV, asam traneksamat 500 mg/ 8 jam IV.
Pasien melakukan antenatal care (ANC) Prognosis quo ad vitam dan functionam ibu
di bidan 2x selama kehamilan,tidak teratur dan adalah dubia ad malam.
dikatakan tidak ada kelainan. Pasien tidak
pernah dilakukan USG. Pasien juga tidak Pembahasan
pernah mendapatkan suntikan imunisasi Pada kasus ini, wanita 26 tahun dengan
selama kehamilan. diagnosis P2A0 post partum spontan (di luar)
Riwayat minum alkohol dan merokok dengan HPP dini ec inversio uteri dengan syok
juga disangkal pasien, riwayat memelihara hipovolemik dan anemia berat. Dalam kasus
binatang peliharaan disangkal, riwayat makan ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan
makanan setengah matang/panggang anamnesis ,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
disangkal, riwayat keputihan disangkal, riwayat penunjang yang disesuaikan dengan literatur.
minum obat-obatan lama juga disangkal. Diagnosis hemoragik post partum
Pasien tidak ingat tanggal haid pertama didapatkan dari hasil anamnesis bahwa pasien
haid terakhir (HPHT). Pasien menikah satu kali mengalami perdarahan yang keluar dari
dengan usia perkawinan 5 tahun. Kehamilan kemaluan setelah melahirkan di dukun. Selain
sekarang merupakan kehamilan ke 2, dimana itu dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-
kehamilan pertama pasien melahirkan anak tanda perdarahan dari kemaluan. Hemoragik
perempuan di dukun pada tahun 2012 dengan post partum yang dialami pasien menyebabkan
berat badan lahir anak 3000 gr, anak sehat pasien mengalami anemia. Anemia yang
hingga sekarang. dialami pasien diketahui dari pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan yaitu konjungtiva yang anemis serta hasil dari
kesadaran compos mentis, keadaan umum pemeriksaan penunjang yaitu Hb: 4.1 gr/dl.
tampak sakit berat, tekanan darah 80/40 Perdarahan post partum didefinisikan
mmHg, nadi 130x/m, pernapasan 28x/m, dan sebagai perdarahan yang terjadi segera setelah
suhu 36,5oC. Kepala tampak normocephali, persalinan melebihi 500 mL pada persalinan
kedua konjungtiva mata anemis dan tidak pervaginam atau lebih dari 1000 mL pada
ikterik, KGB pada leher tidak membesar, seksio sesaria. 12 Anemia berat ditegakan dari
mammae tampak simetris, membesar dan hasil pemeriksaan penunjang yaitu Hb yang
areola hiperpigmentasi, paru-paru dan jantung hanya mencapai 4,1gr/dl. Menurut pembagian
dalam batas normal. anemia terdiri dari anemia ringan, anemia
Pada status obstetrikus didapatkan sedang dan anemia berat.
kesan abdomen cembung, FUT tidak teraba, Diagnosis inversio uteri juga didapatkan
kontraksi (-), perdarahan (+). Pada dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.
pemeriksaan inspekulo didapatkan massa di Pada anamnesis didapatkan informasi bahwa
liang vagina, fluor (-), fluksus (+), darah tidak pasien memiliki riwayat melahirkan di dukun 8
aktif.Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jam sebelum masuk rumah sakit. Segera
hasil Hb: 4.1 g/dl, leukosit: 25.500/mm3, Ht setelah bayi lahir pasien mengaku tidak diikuti
12%, trombosit: 205.000 /mm3. dengan lahirnya plasenta sehingga dukun
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan tersebut memaksa untuk menarik plasenta
fisik, dan pemeriksaan penunjang maka pada agar terlepas. Plasenta terlepas namun diikuti
pasien ini dapat ditegakkan diagnosis P2A0 post perdarahan dari rahim. Dari pemeriksaan fisik
partum spontan dengan HPP ec inversio uteri didapatkan tanda perdarahan di kemaluan dan
dengan syok hemoragik dan anemia berat. tampak massa pada liang vagina.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Inversio uteri yang merupakan keadaan
pasien ini adalah observasi tanda vital ibu dan dimana fundus uteri masuk ke kavum uteri,
pendarahan, O2 10L/menit, resusitasi cairan dapat secara mendadak atau terjadi perlahan.
dengan RL 40 tetes per menit, drip 20 IU Pada inversio uteri bagian atas uterus
oxytocin dalam 500cc RL 20 tetes per menit, memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 99


Gemayangsura | P2A0 Post Partum dengan Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri, Syok Hemoragik dan Anemia
Berat

sebelah dalam menonjol ke kavum uteri.5 jumlah yang signifikan dalam rongga dada atau
Keadaan ini dapat terjadi karena dinding uteri abdomen sehingga volume sirkulasi menjadi
yang lembek atau tipis, ekspresi crede pada tidak adekuat. Syok hemoragik diklasifikasikan
waktu uterus relaksasi disertai tarikan kuat menjadi 4 derajat (Tabel 1).6
pada tali pusat. Tarikan tali pusat pada Hal ini akan menghasilkan proses perfusi
plasenta akreta.10 yang akan berdampak pada abnormalitas
Berdasarkan derajat kelainannya inversio distribusi aliran darah, lebih lanjut dapat
uteri dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu : menyebabkan kegagalan multiorgan, dan
(1) Fundus uteri menonjol ke dalam kavum apabila proses ini tidak diintervensi maka akan
uteri, tetapi belum keluar dari ruang tersebut; menyebabkan kematian. Manifestasi klinis dari
(2) Korpus uteri yang terbalik sudah masuk ke syok ini adalah suatu hasil, atau suatu bagian
dalam vagina; (3) Uterus dengan vagina dari respon neuroendokrin autonom terhadap
semuanya terbalik, untuk sebagian besar hipoperfusi seiring dengan kegagalan fungsi
terletak di luar vagina.13 Pada pasien ini organ yang diinduksi oleh disfungsi selular
tingkatan inversio uterinya adalah korpus uteri tadi.6
yang terbalik sudah masuk ke dalam vagina. Penatalaksanaan awal yang diberikan
Inversio uteri juga merupakan penyebab pada pasien ini adalah :
perdarahan post partum pada maternal. - Observasi tanda vital ibu dan pendarahan
Perdarahan post partum memiliki etiologi 4T - O2 10L/min
yaitu “Prinsip 4T” yakni pertama Tonus, - Resusitasi cairan
perdarahan post partum karena atonia uterus. - IVFD 2 line RL xx tetes per menit
Kedua, Tissue dapat berupa plasenta atau - Drip 20 IU oxytocin dalam 500cc RL xx tetes
bekuan darah yang ada. Ketiga yakni Trauma per menit
seperti trauma peda vaginal, servikal atau - Kateter menetap, catat input dan output
uterus. T terakhir adalah trombin, yaitu proses - Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
koagulopati (harus disertai penyebab pasien).12 - R/ reposisi manual uterus dalam narkose
Pada pasien ini perdarahan post partum yang - R/ transfusi PRC s/d Hb>8 g/dL (800cc PRC)
diakibatkan inversio uteri berarti termasuk - Ceftriaxone inj 1 gram/ 12 jam IV
dalam kategori tissue. - Asam traneksamat 500 mg/ 8 jam IV
Pasien dengan kondisi mengancam
Tabel 1. Klasifikasi syok hemoragik6 nyawa, memerlukan penilaian cepat dan
Variabel Derajat Derajat Derajat Derajat intervensi segera dan evaluasi.13 Pasien harus
I II III IV dilakukan resusitasi untuk memperbaiki
Hilang <1000 1000- 1500-2000 >2000
darah 1500
hemodinamik pasien. Pasien ini masuk dalam
Denyut <100 >100 >120 >140 keadaan syok hemoragik derajat III akibat
nadi perdarahan post partum karena inversio uteri
Tekanan Normal Menurun Sangat Tidak
darah turun terukur oleh karena itu pasien direncanakan untuk
Pengisian Normal Mungkin Sering Selalu dilakukan resusitasi cairan sampai pemberian
Kapiler terlambat terlambat terlambat tranfusi darah. Penatalaksanaan yang diberikan
Nafas Normal ↑Ringan Takipnea Takipneu
Sedang nyata/ meliputi oksigenasi adekuat (10L/menit),
Gagal resusitasi cairan 20 ml/kg BB. Direncanakan
nafas
Urine >30 20-30 5-20 Anuria
pula untuk dilakukan cross match dengan
(ml/h) target transfusi Hb > 8 mg/dl, pemeriksaan
Status Normal/ Agitasi Konfusi Letargi, darah lengkap, dan injeksi asam traneksamat 1
mental agitasi tidak
sadar gram IV.
Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid Langkah selanjutnya yang tak kalah
& & penting adalah prinsip penanganan syok antara
Darah Darah
lain menatalaksana penyebab perdarahan atau
hilangnya cairan, mengembalikan perfusi
Pada pasien ini juga didapatkan tanda-
jaringan, segera memberi atau mengganti
tanda syok yaitu tekanan darah yang rendah
volume yang hilang dan memberikan ventilasi
80/40mmHg serta nadi yang cepat yaitu
dan oksigenasi yang kuat. Pengembalian
130x/menit. Syok hemoragik secara khusus
volume darah dapat meningkatkan curah
merupakan hilangnya darah secara akut dalam

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 100


Gemayangsura | P2A0 Post Partum dengan Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri, Syok Hemoragik dan Anemia
Berat

jantung dan tekanan darah, menyeimbangkan Penanganan apabila terjadinya inversio


kebutuhan oksigen dan penghantaran oksigen uteri sendiri meliputi :
agar terhindar dari hipoperfusi organ. Prinsip 1) Non operatif
terapi cairan pada syok hemoragik adalah a. Manual replacement
menuju normovolemi sehingga hemodinamik Pada prosedur ini digunakan relaxan uterus
stabil; memelihara supaya tekanan koloid tetap (tokolitik) apabila kondisi pasien tidak stabil
adekuat, memelihara keseimbangan dan akan lebih baik untuk dilakukan anestesi
komposisi kompartemen cairan tubuh. Tujuan umum. Setelah uterus kembali pada posisi
penanganan tahap awal adalah untuk yang normal maka tokolitik segera dihentikan
mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan dan dlakukan pemberian uterotonika dengan
dengan memulihkan volume sirkulasi menggunakan infus oksitosin selagi tangan
intravaskuler. Terapi cairan paling penting pada penolong tetap melakukan kompresi bimanual.
syok distributif dan syok hipovolemik, yang Dapat dilakukan pemberian antibiotik sebagai
paling sering terjadi pada trauma, perdarahan, agen preventif. 15
dan luka bakar. Pemberian cairan intravena b. Tehnik replacement O’Sullivan
akan memperbaiki volume sirkulasi Teknik ini dilakukan dengan menggunakan
intravaskuler, meningkatkan curah jantung dan cairan infus yang akan mengakibatkan tekanan
tekanan darah.Cairan kristaloid umumnya pada vagina. Pasien dalam posisi tredelenburg
digunakan sebagai terapi lini pertama, dapat untuk mengurangi traksi dan searah dengan
dilanjutkan dengan cairan koloid apabila cairan gravitasi. Tekanan ini akan menyebabkan
kristaloid tidak adekuat atau membutuhkan kembalinya uterus keposisi semula. Terdapat 2
efek penyumbat untuk membantu mengurangi metode yang dapat digunakan pada teknik ini
perdarahan.13 yaitu teknik dengan silastic ventouse cup yang
Cairan kristaloid yang umum digunakan berbentuk seperri vakum untuk mendorong
sebagai cairan resusitasi pada syok adalah RL, uterus dan tanpa silastic ventouse cup.16
NaCl 0,9%, dan dextrose 5%. Terapi pada syok 2) Operatif
antara lain: (1) tentukan defisit cairan; (2) atasi Tindakan operatif laparotomi dilakukan apabila
syok: berikan infus RL (jika terpaksa NaCl 0,9%) tindakan nonoperatif gagal. Tehnik yang paling
20 mL/kgBB dalam ½ - 1 jam dan dapat diulang. sering digunakan adalah Huntington maupun
Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3 l dalam prosedur Haultain. Tindakan pembedahan
10 menit. Apabila pemberian cairan kristaloid konservatif untuk menghentikan perdarahan
tidak adekuat/gagal, dapat diganti dengan meliputi, B-lynch suture dan ligasi arteri (arteri
cairan koloid, sepert HES, gelatin, dan albumin; uterina atau arteri iliaka interna), jika tidak
(3) bila dosis maksimal, cairan koloid tidak berhasil maka dilakukan histerektomi total. 4,17
dapat mengoreksi kondisi syok, dapat diberi
noradrenaline, selanjutnya apabila tidak Daftar Pustaka
terdapat perbaikan, dapat ditambahkan 1. Oyelese Y, Ananth C. Postpartum
dobutamine; (4) sisa defisit 8 jam pertama: Hemorrhage: Epidemiology, Risk Factors,
50% defisit + 50% kebutuhan rutin; 16 jam and Causes. Clinical Obstertic and
berikutnya : 50% defisit + 50% kebutuhan rutin; Gynecologic. 2010; 53(1):147-56.
(5) Apabila dehidrasi melebihi 3-5% BB, periksa 2. Kementerian Kesehatan Republik
kadar elektrolit, jangan memulai koreksi defisit Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia.
kalium apabila belum ada diuresis. Terapi Jakarta: Kementerian Kesehatan
resusitasi cairan dinyatakan berhasil dengan Republik Indonesia; 2016.
menilai perbaikan outcome hemodinamik 3. World Health Organization.
klinis, seperti: 14 Recommendations for the Prevention of
- MAP (mean arterial pressure) ≥ 65 mmHg Postpartum Haemorrhage. Geneva:
- CVP (central venous pressure) 8-12 mmHg World Health Organization; 2012.
- Urin output ≥0,5 mL/kgBB/jam 4. Supono. Ilmu Kebidanan Bagian Patologi.
- Central venous (vena cava superior) atau Palembang: Obstetri dan Ginekologi
mixed venous oxygen saturation ≥70% Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran
- Status mental normal Universitas Sriwijaya: Palembang; 2008.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 101


Gemayangsura | P2A0 Post Partum dengan Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri, Syok Hemoragik dan Anemia
Berat

5. Marcel, MJ. Hemorrhagic Shock. J Obstet 11. International Confederation of Midwives


Gynecol Can. 2002 ;24(6):504-11. (ICM) and International federation of
Gynecologists and Obstetricians (FIGO).
6. Vincent J, De Backer D. Circulatory
Management of the Third Stage of
shock. N Engl J Med. 2013;
Labour to Prevent Post-partum
369(18):1726-34.
Haemorrhage (Joint Statement).
7. Winikoff B, Dabash R, Durocher J,
Netherlands: Iternational Confederation
Darwish E, Ngoc N, Leon W, Raghavan S,
of Midwives (ICM) and International
et al. Treatment of post-partum
federation of Gynecologists and
haemorrhage with sublingual
Obstetricians (FIGO); 2014.
misoprostol versus oxytocin in women
12. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
not exposed to oxytocin during labour: a
Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
double-blind, randomised, non-
Obstetrics 23rd edition.New York: The
inferiority trial. Lancet. 2010;375: 210-
McGraw-Hill Companies; 2010.
16.
13. Leduc D, Serikas V, Lalonde A. Active
8. Lalonde A. Prevention and treatment of
Management of the Third Labour :
postpartum hemorrhage in low-resource
Prevention and Treatment Postpartum
settings. Int J Gynecol Obstet.2012
Haemorrhage. J Obstet Gynaecol Can.
;117:108-18.
2009 ;31(10):980–93.
9. Institute of Obstetricians and
14. Darmawan, I. Cairan Alternatif untuk
Gynaecologists Royal College Physicians
Resusitasi Cairan: Ringer Asetat. Jakarta:
of Ireland and Directorate of Strangy
Medical Departement PT Otsuka
Programmes Health Service Executive.
Indonesia.
Clinical Practice Guideline: Prevention
15. Bhalla R, Wuntakal R, Odejinmi F, Khan
and Management of Primary Postpartum
R. Acute Inversion of Uterus. Royal
Haemorrhage. Ireland: Institute of
College of Obstetricians and
Obstetricians and Gynaecologists Royal
Gynaecologists.2009;11:13–8.
College Physicians of Ireland and
16. King Edward Memorial Hospital. Clinical
Directorate of Strangy Programmes
Guidelines Complicatins of the Postnatal
Health Service Executive; 2012.
Period. Perth: King Edward Memorial
10. Weisboard A, Sheppard F, Chernofsky M,
Hospital; 2013
Blankenship C, Gage F, Wind G, Elster E,
17. Ihama Y, Fukasawa M, Ninomiya K,
et al. Emergent management of
Miyazaki T. Acute Puerperal Uterine
postpartum hemorrhage for the general
Inversion. Forensic: Sci Med Pathol;2013.
and acute care surgeon. World J Emerg
Surg. 2009;4:43.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 102

Você também pode gostar