Você está na página 1de 11

PENGERTIAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

(resume makalah)
Dosen pengampu
Ahmad Aziz Fanani, M.Pd.I

Oleh
MUHAMMAD DZIA ULHAK

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
Manusia adalah makhluk tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok danlingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin
dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dapat di rumuskan dari latar belakang masalah yaitu :
a) Bagaimana gaya kepemimpinan otoriter ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Bahasa Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
a) Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan.
b) Mengetahui adanya berbagai macam tipe kepemimpinan.
c) Mengetahui bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
a) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b) Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.
c) Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius,
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata
lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
a) Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya.
b) Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
c) Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

2.2 Jenis-Jenis Kepemimpinan


a) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

b) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.

c) Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire


Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.

2.3 Ciri Seorang Pemimpin


Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang mencela walaupun
sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya orang lain, bahkan oleh anggota
timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin yang baik berikut
akan memberikan sedikit gambaran kepada Anda semua, bagaimana harapannya
seorang pemimpin akan menjadi lebih baik.

a) Jujur dan Dapat Dipercaya


b) Mampu Bertanggung Jawab
c) Mampu Menentukan Skala Prioritas
d) Mampu Mendelegasikan Tugas
e) Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah
f) Memiliki Sikap Positif
g) Kemampuan Berkomunikasi Efektif
h) Keberanian Sosial dan Percaya Diri
i) Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim
j) Mampu mengendalikan keadaan

2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin


Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krench dan Richard S.
Krutchfield sebagai berikut :
1) Perencana
2) Pelaksana
3) penyusun kebijakan
4) tenaga ahli
5) wakil kelompok luar
6) pengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya
7) pelaksana hukuman dan pujian
8) pelerai bawahannya yang bersengketa
9) suri teladan bawahannya
10) lambang suatu kelompok
11) penanggung jawab
12) tokoh bapak
13) kambing hitam
14) pecinta ideologi bagi kelompoknya

Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap, yaitu :


a. kewajiban untuk menyelesaikan tugas
b. mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang yang
mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.

BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter


Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua
dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan
kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara
mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai
penguasa tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak,
merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak
buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah,
dan bahkan kehendak pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam
segala hal dibandingkan dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu
dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa
perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena
dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai penguasa
merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain,
selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan
pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi
atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi
timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku. Kepemimpinan dengan
gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan Kerajaan Absolut, sehingga
ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan hukum yang mengikat.
Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan pemerintahan
diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai
pemimpin yang otoriter.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :


a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:
a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan
terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
b. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan
akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.
c. Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau
musyawarah.
d. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap
perintah atau instruksi yang telah diberikan.
e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati
atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian
orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa
kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas
jika tidak ada pengawasan langsung.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara
memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan
menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin,
tidak diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan
menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan
tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis
adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari
kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan
kritik. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah
segala-galanya yang memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai
dengan kehendaknya.
Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa,
yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap
suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan
undang-undang saja.

4.2 Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca.
Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat
penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/rudisalamsinulingga/gaya-gaya-
kepemimpinan_54f79ceca33311df1d8b4583
http://ulfamin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html
https://aritmaxx.wordpress.com/2011/04/03/kepemimpinan-otoriter/
http://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-di-
dunia.html.
/desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html
http://isfaisfaxnewss.blogspot.co.id di akses pada tanggal 18 April 2018

Você também pode gostar