Você está na página 1de 3

Apa itu Mandibulektomi: Gambaran Umum,

Manfaat, dan Hasil yang Diharapkan


Apa itu Mandibulektomi?
Mandibulektomi adalah prosedur bedah untuk menghilangkan seluruh atau sebagian dari
mandibula (tulang rahang). Ini biasanya dilakukan untuk mengobati kanker mulut dan rahang,
karenanya jaringan yang terkena kanker perlu dihilangkan agar tidak menyebar.

Siapa yang Perlu Menjalani Mandibulektomi dan Hasil yang


Diharapkan
Mandibulektomi direkomendasi bila ada pertumbuhan tumor di tulang rahang. Tumor ini bisa
bersifat jinak ataupun ganas, seperti:

 Karsinoma sel skuamosa


 Ameloblastoma
 Odontoma – Jenis tumor yang menyerang folikel gigi
 Osteosarcoma
 Osteomyelitis
 Giant cell tumor
 Ewing tumor
 Multiple myeloma
 Tumor metastatis
 Osteoradionecrosis – Meskipun bukan termasuk salah satu jenis kanker, kondisi ini
berdampak buruk terhadap daerah mandibula
Gejala-gejala yang disebabkan oleh tumor tersebut, antara lain:

 Rahang terasa nyeri atau tulang terasa nyeri jika ditekan, sehingga menghambat proses
makan dan mengunyah
 Benjolan di rahang, biasanya muncul di langit mulut atau sepanjang batas garis gusi
 Pembengkakan, biasanya terjadi di dalam mulut, pada langit-langit atau tulang alveolar,
terkadang nampak terlihat dari salah satu sisi wajah
 Mobilitas abnormal gigi, atau gigi tiba-tiba lepas atau berubah posisi
Pengobatan tumor mandibula dipilih berdasarkan letak dan jenis tumor. Apabila tumor berada
di atas, di dekat, atau di dalam tulang rahang, dokter spesialis kanker akan merekomendasi
pemotongan yang memerlukan prosedur mandibulektomi. Pada pelaksanaan mandibulektomi
parsial, bagian rahang bawah yang mengandung tumor akan dihilangkan, begitu pula dengan
jaringan di sekitarnya. Ini dilakukan agar tidak ada sel kanker yang tersisa.

Di beberapa kasus, mandibulektomi akan dilanjutkan dengan rekonstruksi free flap. Prosedur
ini untuk mengganti bagian rahang dengan perpaduan pelat logam, otot, dan flap kulit atau
tulang yang diambil dari bagian tubuh pasien. Rekonstruksi bertujuan untuk mengembalikan
kemampuan berbicara, makan, mengunyah, dan menelan, serta memperbaiki rupa wajah
pasien.

Kemungkinan, pasien memerlukan pengobatan kanker tambahan usai menjalani prosedur


bedah atau restorasi, bila ada gigi yang rusak akibat operasi. Namun hal ini tergantung pada
ruang lingkup prosedur bedah.

Cara Kerja Mandibulektomi


Sebagai prosedur bedah besar, mandibulektomi memerlukan bius total dan perawatan rumah
sakit yang disesuaikan dengan lingkup operasi.

Tata cara prosedur ini dilakukan berdasarkan jenisnya, yaitu:


Mandibulektomi marjinal – Prosedur ini sangat ideal untuk pertumbuhan tumor di dekat tulang
rahang, tapi belum menyebar ke dalam rahang. Prosedur marjinal dilakukan untuk
menghilangkan tepian tulang rahang di dekat tumor dengan menggunakan gergaji.
Mandibulektomi marjinal biasanya tidak memerlukan prosedur rekonstruksi.


Mandibulektomi segmental – Prosedur ini sangat cocok untuk pertumbuhan kanker di dalam
tulang rahang. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan membuat sayatan hingga ke dalam
rahang untuk mengangkat seluruh segmen tulang rahang. Mandibulektoni segmental biasanya
dilanjutkan dengan prosedur rekonstruksi untuk memperbaiki rupa wajah, serta mengembalikan
kemampuan mengunyah dan berbicara.

Wajar bila dokter membuat sayatan di batang tenggorokan (trakeotomi) untuk mencegah
penyumbatan pernafasan selama prosedur berlangsung dan memudahkan pemasangan
saluran untuk mencegah akumulasi cairan di leher.
Selain itu, kompleksitas dan durasi operasi sangat tergantung pada kebutuhan rekonstruksi.
Pasien yang menjalani mandibulektomi marjinal diperbolehkan pulang ke rumah dalam
beberapa jam. Sedangkan pasien mandibulektomi segmental memerlukan pengawasan dan
perawatan rumah sakit selama 2 minggu.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Mandibulektomi


Seperti prosedur invasif lainnya, ada beberapa kemungkinan komplikasi dan resiko akibat
mandibulektomi, termasuk:

 Pendarahan dan hematoma


 Infeksi luka
 Seroma – Kondisi ini terjadi bila masih ada cairan tubuh yang tersisa di leher setelah
saluran pengering dikeluarkan. Di beberapa kasus, kondisi ini tidak memerlukan
pengobatan tambahan karena cairan akan diserap oleh tubuh. Jika tidak, cairan akan
dikeluarkan melalui aspirasi jarum.
 Fistula saliva
 Gumpalan darah – Pasien kanker lebih beresiko mengalami penggumpalan darah,
khususnya trombosis vena dalam. Gumpalan darah kemungkinan menuju paru -paru dan
menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa, yaitu emboli paru. Komplikasi ini dapat
diobati dengan obat anti-koagulan (pengencer darah).
 Tumor yang datang kembali – Mandibulektomi adalah prosedur untuk menghilangkan
tumor, namun tidak dapat mencegah tumor yang kambuh. Bila tumor tumbuh kembali,
maka pasien perlu menjalani mandibulektomi lagi.
 Maloklusi – Mandibulektomi dapat menyebabkan posisi gigi atas dan gigi bawar berubah.
 Kegagalan flap – Kondisi dimana mandibulektomi gagal untuk menyampaikan aliran
darah yang sempurna ke flap
 Infeksi dada
Setelah menjalani prosedur ini, wajar bila pasien merasa nyeri, kaku, mati rasa, dan kesulitan
bicara serta menelan. Rasa nyeri dapat ditangani oleh konsumsi obat-obatan pelega, dan mati
rasa akan berangsur hilang. Sedangkan kesulitan bicara dan menelan memerlukan
penanganan langsung dari ahlinya, seperti ahli terapi wicara dan bahasa.

Rujukan

Abdulai A. E. “Complete Spontaneous Bone Regeneration Following Partial Mandibulectomy.”
Ghana Med J. 2012 Sep; 46(3):174-177.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3645154/


Goiato MC., Medeiros RA., Filho AJV., et al. “Prosthetic rehabilitation of a patient after a partial
mandibulectomy.” Annals of Medicine & Surgery. http://www.annalsjournal.com/article/S2049 -
0801(15)00051-5/abstract


Snow GB., Kruisbrink JJ., van Slooten EA. “Reconstruction after mandibulectomy for Cancer.”
Arch Otolaryngol. 1976; 102(4):207-2010.
http://archotol.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=606179

Você também pode gostar