Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Diketahui bahwa 5 bulan SMRS pasien pernah mengalami keluhan anggota gerak
sebelah kiri lemah dan bicara pelo, dimana keluhan tersebut dirasakan mendadak dan muncul
saat pasien sedang mengobrol dengan keluarga. Riwayat trauma tidak ada, mual dan muntah
tidak ada, kejang tidak ada. Pandangan berkunang - kunang tidak ada, pandangan ganda tidak
ada, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pada stroke, baik hemoragik atau iskemik, onset atau awitannya selalu secara
mendadak. Maksudnya, sebelum kelainan saraf timbul, secara subjektif pasien merasa dirinya
baik baik saja, masih dapat melakukan kegiatan sehari hari dengan baik.
Maksudnya adalah saat kelainan saraf timbul, pasien dalam keadaan apa. Apakah dalam
keadaan sedang aktif bekerja/melakukan kegiatan atau sedang dalam keadaan istirahat. Pada
stroke non hemoragik, onsetnya mulai saat pasien sedang dalam keadaan istirahat, sedangkan
pada stroke hemoragik, onsetnya mulai saat pasien sedang beraktifitas.
Pada kasus ini didapatkan bahwa keluhan muncul saat pasien sedang mengobrol dengan
keluarga, arti nya keluhan terjadi saat pasien sedang istirahat. Kemungkinan besar pasien
mengalami serangan stroke iskemik atau non hemoragik
3. Peringatan atau gejala awal
Sering kali sebelum kelumpuhan anggota badan sesisi terjadi pasien sudah mendapat
peringatan atau gejala awalnya, misalnya berupa kesemutan pada wajah di satu sisi yang
berlangsung beberapa menit, sekitar 5 sampai 10 menit. Namun dari anamnesis hal ini tidak
ditemukan.
Gejala ini pada hakekatnya merupakan manifestasi klinis dari adanya tekanan
intrakranial yang meningkat. Pada stroke hemoragik jelas ada penambahan massa di dalam
rongga tengkorak yaitu darah. Sementara itu, rongga tengkorak telah tertutup rapat, tidak
mungkin lagi berkembang sehingga penambahan massa darah tersebut akan mengakibatkan
naiknya tekanan intrakranial.
Pada stroke non hemoragik sebenarnya juga ada penambahan massa sebagai akibat dari
adanya udem serebri, tapi tidak terlalu berpengaruh sehingga gejala diatas jarang atau tidak
dijumpai. Dari anamnesis, tidak ditemukan tanda – tanda dari peningkatan tekanan intrakranial
seperti yang dijelaskan diatas.
Berdasarkan anamnesis dan uraian diatas, pasien merupakan suspek stroke non
hemoragik. Berikut tabel yang menggambarkan hal tersebut :
Selain itu, pada pemeriksaan reflek, tidak ditemukan adanya reflek patologi pada pasien
dan tanda rangsang meningeal. Untuk reflek fisiologis pasien dalam batas normal. Namun,
seluruh anggota gerak pasien terjadi kelemahan (tetraparesis), dimana pada bagian yang sakit
tidak dapat digerakan dan pada bagian yang sehat hanya dapat digeser.
Melihat hasil pemeriksaan fisik pasien, kemungkinan diagnosa stroke non hemoragik
pada pasien ini semakin besar. Berikut tabel perbandingan antara hasil pemeriksaan fisik pasien
dengan stroke non hemoragik :
Sementara itu, foto thoraks AP menunjukan bahwa terjadi efusi pleura di basal kiri paru
pasien dan dari hasil CT scan terlihat gambaran hipodens yang menunjukan terjadi nya iskemik
otak. Hal ini semakin menguatkan diagnosa awal. Berikut perbandingan hasil pemeriksaan
penunjang pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang pada stroke non hemoragik :
Hasil ini menguatkan diagnosa awal, yaitu pasien mengalami serangan stroke kedua,
yaitu stroke non hemoragik yang disertai beberapa diagnosa lain, yaitu : infeksi ekstrakranial,
anemia ringan, efusi pleura basal paru kiri, hipoalbumin dan hipokalemi.
Untuk tatalaksana awal pasien ini, segera clearkan ABC terlebih dahulu. Karena nafas
pasien cukup cepat, berikan O2 2-4 L dengan nasal kanul. Lalu pasang infus NaCl 0,9 % 20
gtt/menit (makro) untuk kebutuhan cairan pasien.
Setelah kesadaran pasien membaik, diet perenteral sebaiknya diganti menjadi oral dan
diet TKTP tetap dipertahankan. Selama perawatan, sebaiknya kita memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan tindakan yang sedang atau
akan dilakukan.