Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kontraksi sel yang terjadi pada otot jantung merupakan keadaan adanya potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Potensial aksi pada sel otot jantung,
berbeda dengan potensial aksi pada membran saraf dan otot rangka yang dapat terjadi apabila
mendapatkan rangsangan dari luar. Sedangkan pada membran sel otot jantung potensial aksi
dapat terjadi tanpa adanya rangsangan. Hal ini dapat terjadi oleh karena sel otot jantung
memiliki 2 jenis sel yaitu sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil membentuk sekitar
99% sel otot jantung dengan mekanisme kerja memompa darah tetapi dalam keadaan normal
tidak membentuk potensial aksi. Sedangkan sel otoritmik merupakan sel khusus yang tidak
berkontraksi tetapi bekerja dengan memulai dan menghantarkan potensial aksi sehingga
menyebabkan kontraksi sel kontraktil jantung. Walaupun presentasi sel otoritmik jauh
dibawah sel kontraktil, sel otoritmik memiliki kerja yang sangat istimewa dan mempengaruhi
seluruh kerja otot jantung.
Sel otoritmik sebagai sel khusus yang dimiliki oleh jantung dianggap sangat istimewa karena
dapat memicu potensial aksi tanpa memiliki potensial istirahat. Potensial membran secara
perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang potensial dengan siklus yang berulang sehingga
sel otoritmik memicu potensial aksi. Potensial aksi ini menyebar keseluruh ruang jantung
untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf. Sel otoritmik jantung membentuk
area tersendiri yang dapat memberikan potensial aksinya pada seluruh ruang jantung.
Sistem konduksi ini dimulai dari SA Node (Nodus Sinoatrial) sebagai pacemaker yang
memulai setiap siklus jantung. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya
akan menyebar melalui kedua atrium sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi.
Pada saat yang sama impuls tersebut mendepolarisasi AV Node (Nodus Atrioventrikuler)
yang berada dibawah atrium kanan. Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu
berkas His melalui otot jantung sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian
bercabang menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun
berkas His mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel,
kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi) yang muncul
dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.
Potensial aksi sel otoritmik jantung dimulai dengan keadaan dibawah normal atau dalam
keadaan negatif. Ketika impuls listrik dihasilkan oleh SA node serat otot kontraktil akan
berkontraksi sekitar 60-100kali/menit yang dikenal sebagai denyut nadi. Pada kondisi ini,
membran istirahat akan berubah dengan masuknya Na+ secara cepat ke dalam sel sehingga
membran sel menjadi lebih positif. Ambang potensial akan naik (depolarisasi) sekitar 30mV.
Segera setelah itu, kanal ion K+ terbuka dan kalium akan keluar dari dalam sel sehingga
potensial membran akan mengalami penurunan (repolarisasi awal). Pada sel otot otoritmik
jantung akan mempertahankan ambang potensial di membran sel, maka ion kalsium (Ca+)
akan segera masuk sementara ion kalium tetap keluar. Akibatnya, ambang potensial membran
sel akan tetap datar untuk mempertahankan kontraksi sel otot jantung. Aliran lambat ion
kalsium berhenti, akan tetapi aliran ion kalium yang keluar membran sel tetap terjadi
sehingga potensial membran menjadi turun (lebih negatif) dan disebut dengan repolarisasi
cepat. Kemudain potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana potensialnya sekitar –
90 mV. Hal ii terjadi akibat ion natrium yang berlebihan di dalam sel dan ion kalium yang
berlebihan di luar sel dikembalikan ke tempat semula dengan pompa natrium-kalium,
sehingga ion natrium kembali ke luar sel dan ion kalium kembali ke dalam sel.
WLB