Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan double bottom.
Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga saham berupa kenaikan sampai
pada level tertentu, lalu turun dan kemudian naik lagi (dengan volume perdagangan lebih
kecil) menyamai level harga tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika kejadian
tersebut berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki dua puncak kembar
(seperti huruf M). Pola dari analisa harga saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua kali
gagal mencoba menembus batas harga atas (tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun
sampai menembus tingkat harga terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu
mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola double top ini
memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W). Dengan logika
yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena diperkirakan harga
akan terus meningkat.
Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi dua, yaitu
Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle (segitiga menurun).
Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah yang sama rendah dengan beberapa
puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi perubahan harga saham antara garis
batas bawah yang horizontal dengan garis batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika
harga menembus garis batas bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini
memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut diperkirakan
harga akan terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti pola yang
berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi
beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.
Head & Shoulder
Analisis teknikal saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual karena diperkirakan
harga akan terus menurun. Garis leher (neckline) digambarkan dengan menarik garis lurus
dari bagian paling bawah kedua bahu untuk mendapatkan suatu sinyal kapan aksi jual
dilakukan. Jika dari analisa harga saham, pergerakan harga saham (bahu kanan) menembus
garis leher dari atas ke bawah (piercing the neckline), inilah sinyal untuk segera menjual
saham untuk mengurangi kerugian (cut loss).
Head & shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua bahu dan
kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik garis lurus diatas kedua
bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu kanan) menembus garis
leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan
perubahan harga saham di mana harga bakal terus naik.
Bentuk dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder ini dapat bervariasi,
kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan panjang, bisa mendatar atau memiliki
kemiringan tertentu.
Support Level & Resistance Level
Pada analisa teknikal saham support level and resistance level ini, harga dikatakan berada
pada support level (SL) jika harga tersebut berada pada level terendah dan pada level tersebut
pergerakan harga saham berupa penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL terbentuk
setelah suatu saham mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian mengalami
penurunan karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para investor. Sementara,
harga saham dikatakan berada pada resistance level (RL) jika harga berada pada level
tertinggi dan pada level tersebut harga sangat sukar untuk naik. Sebuah RL cenderung akan
terbentuk setelah suatu saham mengalami penurunan yang cukup signifikan dari harga
sebelumnya. SL dan RL dapat diterjadi saat harga sedang dalam tren naik (uptrend),
mendatar (sideway) atau turun (downtrend).
Untuk mendapatkan keuntungan Anda dapat menggunakan prinsip beli murah, jual mahal
(buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang tepat, Anda harus membeli saham
pada saat harga berada pada SL dan menjual saham pada saat harga diperkirakan berada pada
RL. Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang
mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya, pola ini akan hancur
dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode analisa teknikal saham ini adalah
kecepatan memperoleh informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah yang
punya potensi cukup besar untuk memetik keuntungan, sementara yang belakangan hanya
kebagian sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah lagi.
Para ahli meyakini bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL
yang baru. Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru.
Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL dan
RL yang terjadi.
Demikianlah beberapa contoh metode analisa teknikal saham yang sederhana, masih banyak
lagi metode lain yang menganalisa perubahan harga saham yang lebih rumit dengan banyak
parameter yang disertakan. Umumnya para analis menggunakan beberapa metode sekaligus
agar hasil analisa harga saham dan keputusan investasi yang diambil lebih akurat. Ada
banyak aplikasi komputer untuk menghitung rumus analisis teknikal saham yang semakin
canggih, Anda hanya tinggal menginput database harga saham yang Anda kehendaki dan
beberapa metode berbentuk grafik pergerakan harga saham siap dianalisa.