Você está na página 1de 11

Analisa divisi Norwalk dalam Perusahaan Chadwick Inc.

 Faktor-faktor penentu keberhasilan Norwalk adalah sebagai berikut:


 Produk Norwalk Terspesialisasi dan Fokus Untuk Pasar Mikro (Niches)
Norwalk tidak membuat berbagai macam produk melainkan spesialisasi untuk
produk pasar mikro (niches). Dengan hanya berfokus pada satu produk saja,
Norwalk dapat mengembangkan produk ini secara terus-menerus sehingga kualitas
produk yang dihasilkan juga dapat meningkat.
 Penjualan dengan Mengandalkan Distributor Kunci Sebagai Customer Care
Distributor ternyata juga dapat berperan sebagai customer care, sehingga
konsumen dapat menyampaikan kritik dan sarannya terhadap produk yang
dihasilkan Norwalk dan Norwalk pun dapat melakukan improvement atau perbaikan
terhadap produknya guna memberikan kepuasan pada konsumennya.
 Penelitian dan Pengembangan Yang Baik
Guna melakukan inovasi terus-menerus, Norwalk tetap melakukan penelitian dan
pengembangan meskipun waktu yang dibutuhkan untuk hal tersebut sangat lama
dan memakan biaya yang cukup besar. Dengan berjalannya waktu, Norwalk
melakukan inovasi dalam penelitian & pengembangannya, yakni mereka
memperpendek waktu dan mengurangi biaya dengan menggunakan senyawa yang
sudah tersedia dan memiliki izin. Hal tersebut juga atas masukan dari konsumen.
Norwalk lebih unggul dibandingkan pesaing dengan mendapatkan ijin pemerintah
lebih cepat dan efisien.

 Resiko utama dalam Norwalk adalah sebagai berikut :


 Ketergantungan Kepada Distributor
Strategi penjualan Norwalk dimana Norwalk bergantung kepada hubungan baik
antara Distributor dengan konsumen dan bergantung kepada promosi yang
dilakukan oleh distributor akan menjadi resiko tersendiri bagi Norwalk.Resiko
tersebut misalnya distributor tidak lagi mau mempromosikan produk2 norwalk maka
tentunya penjualan Norwalk itu sendiri akan turun.
 Produk Tidak Terdiversifikasi
Hanya mengandalkan 1 produk utama itu juga merupakan resiko tersendiri, dimana
ketika ada produk sama yang lebih baik maka tentunya Norwalk tidak bisa berbuat
apa-apa dan penjualan tentunya akan turun dengan sendirinya.Menurut kelompok
kami, seharusnya Norwalk juga memproduksi produk2 lain yang bisa mengurangi
resiko seandainya ada pesaing lain yang muncul.
 Penelitian & Pengembangan
Fokus hanya kepada senyawa yang sudah ada bisa berdampak dalam jangka panjang
ketika senyawa yang sudah ada sekarang tidak mampu menjawab kebutuhan di
masa datang. Sehingga tetap diperlukan penelitian untuk kebutuhan jangka
panjang.


I. PERSPEKTIF KEUANGAN

NET CONTRIBUTION MARGIN

ANALISA :

1. Menurut kami penggunaan net contribution margin bisa menjadi ukuran performa
finansial perusahaan

2. Net contribution margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membiaya


biaya fix dan operasional perusahaan setelah menutupi biaya variabelnya

3. Dengan penggunaan net contribution magin sebagai pengukur performa finansial,


maka ada indikasi bahwa perusahaan memang ingin lebih fokus me-review biaya
variabel yang ada. Yang nantinya juga bisa berguna untuk keputusan pengefisiensian
biaya

SARAN

1. Dengan adanya keputusan untuk membuat BSC sebagai pengukur kinerja perusahaan,
maka setiap organ perusahaan wajib menyelaraskan tujuan divisi dengan tujuan besar
perusahaan yang diukur dengan rasio ROCE
2. Dengan adanya kewajiban penyelarasan ujuan tiap divisi, maka ada baiknya sistem
perusahaan diubah menjadi sentralisasi

3. Perusahaan hendaknya membuat satu database yang bisa diakses bersama. Namun
tentunya dengan mempertimbangkan unsur "user previllage"

4. Manager sales : bertanggung jawab atas besaran penjualan produk di tiap periode
akuntansi

5. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk lebih gencar mempromosikan produk


obat yang ada ke konsumen potensial contohnya dokter yang praktik di rumah sakit
serta apotek yang ada baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit

6. Manajer produksi : bertanggung jawab atas pengelolaan biaya variabel yang ada.
Mengatur efisiensi dalam penggunaan bahan produksi.

7. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier


sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah

WORKING CAPITAL

ANALISA

1. Menurut kami penggunaan nilai working capital sudah mencerminkan pengukuran


performa finansial

2. Working capital mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola selisih dari


jumlah aktivitas investasi dan pembiayaannya untuk digunakan dalam operasional
sehari – hari

SARAN

1. Dengan komitmen perusahaan menggunakan working capital sebagai ukuran


performa finansial, maka sudah merupakan keharusan perusahaan mengelola
efektivitas pemakaian mesin – mesin yang ada untuk memproduksi obat – obatan
2. Perlu dijadikan catatan, bahwa industri farmasi adalah industri yang bergantung pada
teknologi jadi kaitannya dengan working capital adalah cara perusahaan mampu
berinvestasi di teknologi, namun perusahaan harus sudah siap untuk menggunakan
teknologi tersebut, salah satunya adalah training karyawan bagian produksi

3. Manajer produksi : bertanggung jawab dalam penggunaan mesin secara optimal


sehingga mampu memproduksi obat dengan kualitas dan kuantitas yang ditargetkan

4. Manajer finansial : bertanggung jawab atas pengelolaan investasi perusahaan yang


nantinya digunakan dalam aktivitas produksi perusahaan
OPERATING PROFIT AFTER TAX (OPAT)

ANALISA

1. Operating profti after tax menurut kami juga dapat digunakan sebagai ukuran dari
performa finansial perusahaan

2. Dengan digunakan nilai OPAT, maka perusahaan bisa lebih spesifik lagi melihat
kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan profit

3. Jika perusahaan dapat menghasilkan OPAT bernilai positif (meraih keuntungan)


dengan kata lain perusahaan sudah mampu melunasi seluruh kewajibannya pada
stakeholders. Contohnya perusahaan telah mampu membayar utang ke kreditur,
membayar pajak ke negara, membayar kewajiban ke supplier, serta membayar gaji
pada karyawannya.

SARAN

1. Adanya keselarasan kinerja seluruh divisi perusahaan dalam mencapai target OPAT
yang ditetapkan

2. Kenaikan jumlah penduduk dunia hendaknya dijadikan peluang sebagai pangsa pasar
potensial untuk dijadikan konsumen

3. Disisi lain pesaing seperti produsen obat – obatan generik juga merupakan pesaing
perusahaan yang harus menjadi pertimbangan vesar

4. Manager sales : bertanggung jawab atas besaran penjualan produk di tiap periode
akuntansi

5. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk lebih gencar mempromosikan produk


obat yang ada ke konsumen potensial contohnya dokter yang praktik di rumah sakit
serta apotek yang ada baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit

6. Manajer produksi : bertanggung jawab atas pengelolaan biaya variabel yang ada.
Mengatur efisiensi dalam penggunaan bahan produksi. Bertanggung jawab dalam
penggunaan mesin secara optimal sehingga mampu memproduksi obat dengan
kualitas dan kuantitas yang ditargetkan
7. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier
sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah, namun memiliki
kualitas yang baik

8. Division Manager : bertanggung jawab untuk me-review taget – target perusahaan


dengan mengadakan eprtemuan rutin sebelum akhir periode buku. Sebab target
OPAT melibatkan berbagai divisi dalam mencapainya
II. PERSPEKTIF PELANGGAN

MARKET SHARE FOR KEY MARKET

ANALISA

1. Menurut kami penggunaan markest share for key market sudah baik dalam mengukur
performa perusahaan untuk dari perspektif konsumen

2. Market share adalah presentase yang mengukur persentase pasar yang ditentukan dalam
ukuran unit maupun revenue

3. Market share juga merupakan sebuah indikator tentang apa yang dilakukan sebuah
perusahaan terhadap pesaingnya dengan memperhitungkan faktor – faktor yang akan
mempengaruhi nilai penjualan perusahaan

SARAN

1. Perusahaan mampu memperluas pangsa pasar, membuat produk dengan kemasan yang
unik, dan selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan dalam rangka menaikkan
penjualan dan dapat bersaing dengan kompetitor

2. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk proses mendapatkan konsumen. Manajer


juga harus memantau penjualan dari prosuk pesaing contohnya obat generik. Jika
perusahaan sulit bersaing dari sisi harga, maka harus dipastikan perusahaan dapat unggul
dari segi kualitas produk baik dari konten obat serta kemasan obat. Manajer marketing
juga harus gencar untuk menawarkan produk obat perusahaan ke dokter dan rumah sakit
sebab, obat yang diproduksi oleh perusahaan merupakan obat legal dimana
peruntukannya menggunakan resep dokter

CUSTOMER COMPLAINT RATE

ANALISA
1. Tingkat komplain dari konsumen yang dijadikan indikator performa sungguh baik sebab
perusahaan bisa mengukur biaya kualitas perusahaan dan kepuasan pelanggan perusahaan

SARAN

1. Perusahaan harus menetapkan target indikator yaitu dengan tingkat komplain pelanggan
yang terus berkurang tiap periodenya

2. Manjer produksi : bertanggungjawab untuk menghasilkan produk yang terbaik dari segi
mutu. Manajer produksi selalu memantau karyawan mereka agar selalu bekerja tepat
sasaran dalam membuat obat dan memasukkan obat tersebut ke kemasan yang ada
3. Tim Quality Assurance : bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi terhadap produk
yang dihasilkan. Misalnya melakukan inspeksi berkala tiap 2 minggu sekali dengan
mengunjungi pabrik – pabik dan mengevaluasi pekerjaan tim produksi

4. Tim customer care : berrtanggung jawab untuk memastikan pelayanan after sales
perusahaan tanggap dengan komplian pelanggan. Misalnya jika ada komplain dari
pelanggan kemasan obat rusak, maka 1 x 24 jam permasalahan tersebut harus dipecahkan.
Perusahan juga harus menargetkan tidak adanya repeat komplain dari pelanggan yang
terjadi ketika im customer care telah melayani komplain

III. PERSPEKTIF PROSES BISNIS

Analisa:

1. Menurut kami pengukuran performa dari perspekif bisnis internal menggunakan capial
turn over, inventory turn over, price index, dan cost index sudah bisa menggambarkan
perusahaan
2. Perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk mengelola dana yang tertanam di
persediaan berputar dalam suatu periode tertentu
3. Perusahaan juga mengukur kemampuan modal perusahaan yang bisa digunakan untuk
menghasilkan penjualan produk

Saran:

1. Dalam mengukur performa dengan indikator yang telah ditentukan, maka perusahaan
sebabaiknya fokus pada efektifitas dan efisiensi proses produksi
2. Kami menyarankan adanya tambahan indikator lain dalam perspektif ini yaitu indikator
pengembangan produk yang harus dinaungi oleh divisi R&D jangan dibuat terpisah
menjadi perspektif tersendiri
3. Indikator yang kami sarankan yaitu jumlah pertambahan produk baru, penurunan
development cycle time, serta kenaikanpendapatan dari produk yang berhasil dipatenkan
4. Manjer produksi : bertanggungjawab untuk menghasilkan produk yang terbaik dari segi
mutu. Manajer produksi selalu memantau karyawan mereka agar selalu bekerja tepat
sasaran dalam membuat obat dan memasukkan obat tersebut ke kemasan yang ada

5. Tim Quality Assurance : bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi terhadap produk
yang dihasilkan. Misalnya melakukan inspeksi berkala tiap 2 minggu sekali dengan
mengunjungi pabrik – pabik dan mengevaluasi pekerjaan tim produksi
6. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier
sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah, namun memiliki kualitas
yang baik.
7. Manajer marketing : bertanggung jawab memberikan laporan mengenai kebutuhan pasar
konsumen atas produk obat yang dibutuhkan dan melaporkannya ke bagian R&D

8. Manajer R&D : melakukan riset terkait dengan obat – obatan yang dibutuhkan, pro aktif
ke lembaga – lembaga pemerintah untuk mengkaji hasil riset ataupun untuk mendapatkan
hak paten suatu obat

9. Manajer Keuangan : bertanggung jawab atas investasi yang akan ditanamkan perusahaan
khususnya adalah investasi teknologi yang menunjang tim R&D untu melakukan riset
yang lebih cepat dan akurat. Salah satunya adalah investasi di bio-technology

IV. LEARNING AND GROWTH

SARAN :

1. Seharusnya perusahaan mencantumkan perspekif ini ke dalam BSC mereka

2. Indikator yang digunakan adalah jam training dari karyawan

3. Manajer HRD : bertanggung jawab atas kemampuan baik hard skill maupun soft skill
yang bisa menunjang kegiatan operasional sehingga nantinya tujuan ROCE perusahaan
juga tercapai dari kecakapan tenaga – tenaga yang handal

4. Manajer HRD harus mencantumkan budget per tahun untuk training per divisi yang
dianggap perlu dan harus menentukan target jam training dalam setahun

5. Maanajer HRD juga selalu emmantau kinerja karyawanan setelah dilaksanakannya


training

Você também pode gostar