Você está na página 1de 26

ANALISA EKSERGI PADA STEAM POWER PLANT UNTUK BATUBARA

Disusun oleh :

Kelompok 3

Dona Wulandari (061540411575)

Fatimi Umaira (061540411576)

Kelas : 6 EG B

Dosen Pembimbing : Imaniah Sriwijayasih, S.ST.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah S.W.T karena berkat
taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Energi dan Eksergi
dimana selama pembuatan makalah ini penyusun mendapatkan bimbingan dan
arahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imaniah Sriwijayasih,


S.ST.,M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Energi dan Eksergi. Tidak lupa
penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang langsung
maupun tidak langsung telah membantu penyusunan makalah ini. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih kurang sempurna.

Penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan pelajaran untuk


meningkatkan kwalitas di masa yang akan datang. Semoga allah SWT selalu
memberikan Rahmat-Nya. Aamiin.

Palembang, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................... 3
2.1. Eksergi .................................................................................................... 3
2.1.1. Definisi eksergi.............................................................................. 3
2.1.2. Dead State...................................................................................... 3
2.1.3. Aspek Eksergi................................................................................ 3
2.1.4. Analisis Eksergi ............................................................................. 4
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 7
3.1. Power Plant Steam .................................................................................. 7
3.2. Analisa Eksergi Tiap Komponen Pada Power PlantError! Bookmark
not defined.
3.3. Perhitungan ........................................................................................... 11
3.4. Perhitungan efisiensi exergy dan exergy destruction (jurnal) .............. 11
3.5. Perhitungan efisiensi exergy dan exergy destruction (excel) ........ Error!
Bookmark not defined.
3.6. Perbandingan dalam bentuk grafik ....... Error! Bookmark not defined.
BAB 4 KESIMPULAN .......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................. Error! Bookmark not defined.

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema diagram power plant ..................................................................... 7


Gambar 3.2 Air Fan.................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.3 Air Preheater .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.4 Boiler ...................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.5 Turbin ..................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.6 Deaerator ................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.7 Eksergi pada Boiler ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.8 Eksergi pada Steam Turbine .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.9 Eksergi pada Air Fan .............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.10 Eksergi pada Air Preheater ................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.11 Ekesergi pada Condenser ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.12 Eksergi pada Feed Water Heater 1 ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.13 Eksergi pada Deaerator ........................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.14 Eksergi pada P1 .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.15 Eksergi pada P2 .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.16 Grafik Efisiensi Exergy Tiap Komponen pada Power Plant (Jurnal)
.................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.17 Grafik Efisiensi Exergy Tiap Komponen pada Power Plant (excel)
.................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.18 Pie chart Exergy Destruction Tiap Komponen pada Power Plant
(jurnal) ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.19 Pie chart Exergy Destruction Tiap Komponen pada Power Plant (excel)
.................................................................................... Error! Bookmark not defined.

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kondisi Operasi Power Plant ....................................................................... 8

Tabel 3.2 Exergy analysis pada Temperatur (To)=298k.Error! Bookmark not


defined.

Tabel 3.3 Analisa Eksergi Jurnal ............................................................................... 19

Tabel 3.4 Analisa Eksergi (Excel) ............................. Error! Bookmark not defined.

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah jenis pembangkit listrik tenaga


thermal yang banyak digunakan di Indonesia karena penggunaanya yang
praktis dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga pembangkit jenis ini
menjadi pilihan utama. Pembangkit listrik yang ekonomis dengan
menggunakan bahan bakar fosil kini telah menjadi tantangan terbesar bagi
industri pembangkit listrik. Terus meningkatnya harga bahan bakar fosil
dikarenakan terbatasnya sumber daya menjadi faktor utama dari peningkatan
biaya untuk operasional pembangkit listrik.

Analisa energi dan exergi berdasarkan hukum pertama dan kedua


termodinamikam digunakan untuk menganalisa system thermal dari
pembangkit ini. Hal ini dapat diaplikasikan pada pembangkit listrik thermal
untuk mengidentifikasi sumber ketidakefisienan, menentukan lokasinya dan
besarnya kerugian exergi yang terjadi. Selain itu, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah menentukan kondisi kerja pembangkit yang paling optimal
agar dapat mencapai nilai efisiensi paling tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa saja data-data yang diperlukan dalam analisis eksergi ?

2. Berapa besar variabel-variabel eksergi setiap komponen pada sistem


PLTU bahan bakar batubara ?

3. Bagaimana efisiensi eksergi pada komponen sistem PLTU bahan bakar


batubara ?

1
1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui data-data yang diperlukan untuk analisis eksergi.

2. Menghitung besar varibel-variabel eksergi setiap komponen pada sistem


PLTU bahan bakar batubara.

3. Menghitung efisiensi eksegi pada komponen sistem PLTU bahan bakar


batubara.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Eksergi

2.1.1. Definisi eksergi


Eksergi adalah kata lain yang digunakan untuk menggambarkan
energi yang dapat dimanfaatkan (available energy) atau ukuran kertersediaan
energi untuk melakukan kerja. Eksergi menyajikan standar kualitas energi
yang paling mendasar dan dapat diterima secara universal dengan
menggunakan parameter-parameter lingkungan sebagai keadaan-keadaan
referensi
Metode analisis eksergi (analisis kemanfaatan) sangat tepat digunakan
untuk mendorong tercapainya penggunaan sumber daya energi dengan lebih
efektif, karena eksergi memungkinkan untuk menentukan lokasi, penyebab,
dan besar sebenarnya dari kerugian dan pemborosan suatu sistem termal.
Dengan demikian eksergi dapat digunakan dalam sistem baru yang lebih
efeisien dan dapat meningkatkan efisiensi dari sistem yang sudah ada.
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa selain memiliki
kuantitas, energi juga memiliki kualitas, dan suatu proses yang riil akan
berlangsung pada arah kualitas energi yang semakin menurun. Jadi walaupun
tidak ada kuantitas energi yang hilang, kualitas energi selalu berkurang selama
proses. Besaran dari kualitas energi ini disebut eksergi.

2.1.2. Aspek Eksergi


Beberapa aspek penting dari konsep eksergi adalah sebagai
berikut (Moran, 2006) :
a. Eksergi adalah ukuran tingkat menjauhnya keadaan sistem dari
keadaan lingkungan. Oleh karena itu eksergi merupakan atribut dari sistem
dan lingkungan bersama. Namun, setelah lingkungan ditentukan, suatu
nilai dapat ditentukan untuk eksergi dalam hal nilai properti untuk sistem
saja, jadi eksergi dapat dianggap sebagai properti dari sistem.

3
b. Nilai eksergi tidak bisa bernilai negatif. Karena jika sistem berada
pada keadaan lain selain keadaan mati, sistem akan dapat mengubah
kondisi secara spontan menuju ke keadaan mati. Kecenderungan ini terjadi
jika keadaan mati tercapai dan tidak diperlukan kerja untuk melakukan
perubahan spontan. Oleh karena itu, setiap perubahan keadaan sistem ke
keadaan mati dapat dicapai dengan sedikitnya zero work, dan dengan
demikian kerja maksimal (eksergi) tidak dapat bernilai negatif.
c. Eksergi tidak dapat dikekalkan tetapi dihancurkan oleh irreversibilitas.
Sebuah batas adalah jika seluruh eksergi dimusnahkan, seperti yang akan
terjadi jika sistem yang diizinkan untuk mengalami perubahan spontan ke
keadaan mati dengan tidak ada kemampuan untuk memperoleh kerja.
Potensi untuk mengembangkan kerja yang ada awalnya akan benar-benar
terbuang dalam proses spontan tersebut.
d. Eksergi dilihat sebagai kerja teoritis maksimum yang diperoleh dari suatu
sistem kombinasi ditambah lingkungan sebagai suatu sistem yang bergerak
dari keadaan menuju ke keadaan mati (kesetimbangan). Atau, eksergi
dapat dianggap sebagai kerja teoritis minimum yang diperlukan untuk
membawa sistem dari keadaan mati (kesetimbangan) menuju ke keadaan
lain.

2.1.1. Analisis Eksergi


. Komponen eksergi
Eksergi total suatu sistem dapat dibagi menjadi empat komponen
yaitu (Bejan, 1996) :

E = EPH + EKN + EPT + ECH (2.1)

Dimana:

EPH : Eksergi fisik

EKN : Eksergi kinetik

EPT : Eksergi potensial

4
ECH : Eksergi kimia

Walaupun eksergi merupakan sebuah sifat yang ektensif, kerap kali


eksergi bekerja berdasarkan unit massa. Dan eksergi spesifik total berdasarkan
unit massa dapat ditulis sebagai (Bejan, 1996):

e = ePH + eKN + ePT +eCH (2.2)

dengan

eKN = V2
(2.3)

ePT = gz (2.4)

dimana V dan z menunjukan kecepatan dan elevasi relatif terhadap


koordinat di dalam lingkungan. Dengan menelaah dalam sistem yang diam

relatif terhadap lingkungan (eKN = ePT = 0), eksergi fisik adalah kerja
berguna teoritis maksimum yang dapat diperoleh sewaktu sistem berlalu dari
status mulanya dimana temperatur T dan takanan P ke status mati diamana
temperatur To dan tekanan Po.

ePH = (hi – ho) + To (si – so) (2.5)

Sedangkan eksergi kimia merupakan komponen yang tertaut dengan


deviasi komposisi kimia sebuah sistem dari komposisi kimia terhadap
lingkungan. Laju eksergi kimia dapat dtulis dengan persamaan berikut (Bejan,
1996) :

Dimana merupakan eksergi kimia standar, dimana tabel eksergi


kimia molar standar tersedia pada beberapa literatur yaitu salah satunya
dari Tabel C.1 dan C.2 dalam buku Thermal Design and Optimation oleh
Adrian Bejan.

b. Balans eksergi

5
Balans laju eksergi untuk sistem kogenerasi dapat ditulis dengan
persamaan (Bejan, 1996):

Ei = Ee + ED (2.7)

Dimana Ei adalah laju pemasukan eksergi i dan Ee adalah

laju keluaran eksergi e . Sedangkan ED menunjukan laju


destruksi (pemusnahan) eksergi.

c. Destruksi eksergi

Destruksi eksergi secara umum dapat ditulis dengan persamaan (Bejan,


1996) :

Sehingga rasio destruksi eksergi yang merupakan perbandingan laju


destruksi eksergi di dalam komponen sebuah sistem terhadap laju eksergi dari
bahan bakar yang diberikan ke seluruh sistem dapat dirumuskan
dengan (Bejan, 1996) :

d. Efisiensi eksergetik

Efisiensi eksergetik (efisiensi hukum kedua, efektivitas, atau efisiensi


rasional) memberi sebuah ukuran sebenarnya dari kinerja sebuah sistem energi
dari sudut pandang termodinamika. Dalam mendefinisikan efisiensi
eksergetik perlu diidentifikasi anatara produk dengan bahan bakar dari sistem
termodinamika yang dianalisis. Produk mempresentasikan hasil yang
diproduksi oleh sistem. Sedangkan bahan bakar mempresentasikan berbagai
sumber daya yang dihabiskan oleh produk. Efisiensi eksergetik adalah rasio
dari produk terhadap bahan bakar yang dapat dituliskan dengan persamaan
(Bejan, 1996) :

6
dimana ε merupakan Efisiensi eksergeti, EF merupakan bahan bakar
yang disuplai, EP merupakan produk yang dbangkitkan

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Power Plant Steam


Untuk mempelajari skema power plant dibutuhkan sebelumnya adalah
analisa eksergi pada plant. Diagram dibawah ini menunjukkan skema dari
power plant dengan komponen penting yang telah dianalisa pada projek ini.
Dengan aliran yang telah dinomeri berguna untuk dipelajari pada projek ini.
Parameter penting seperti temperatur, tekanan, laju alir massa yang dinomeri
telah diperoleh untuk perthiutngan dari projek ini. Skema menujukkan tentang
sebuah power plant unit dengan 250 MW.

3.1.1. Diagram Alir Power Plant

Gambar 3.1 Skema diagram power plant

7
3.1.2. Data Kondisi Operasi

Adapun kondisi operasi pada sistem ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Kondisi Operasi Power Plant

Operating condition Value


Steam temperature 811.15 K
Steam pressure 14 MPa
Steam flow rate 773.874 t/h
Mass steam flow rate 13.64 kg/s
Stack gas temperature 373.05 K
Feed water inlet temperature to boiler 516.25 K
Fuel input energy 631.31 MW
Heat rate (LHV) 9772 kj/kWh
Net power output 232.579 MW
Combined power / motor efficiency 0.97

3.1.3. Komponen Utama Pembangkit Listrik Termal

a. Boiler
Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan
air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar,
panas hasil pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke
air sehingga menghasilkan steam (uap air yang memiliki temperatur
tinggi). Boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap) yang dapat
digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya.
Komponen – komponen Boiler
A. Furnace (Ruang bakar)
Furnace (ruang bakar) berfungsi sebagai tempat pembakaran
bahan bakar. Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam ruang bakar
sehingga terjadi pembakaran. Dari pembakaran bahan bakar dihasilkan
sejumlah panas dan nyala api/gas asap.

Furnace terdiri dari beberapa bagian utama yaitu :


1. Stack (Cerobong asap)

8
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak
dipakai lagi ke udara bebas, untuk mengurangi polusi disekitar
instalasi boiler, sehingga proses pembakaran dapat berlangsung
dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran gas asap dapat lebih
sempurna.

2. Burner
Pada prinsipnya burner adalah transduser yang berguna untuk
mengubah satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus
ini burner berfungsi untuk mengubah energi kimia yang terdapat
dalam bahan bakar, menjadi energi panas di dalam furnace melalui
suatu reaksi kimia dalam nyala api.

B. Economiser
Economizer merupajan alat pemindah panas digunakan untuk
memanaskan air umpan boiler sebelum masuk ke steam drum.
Economizer berfungsi untuk menghemat (to economize) penggunaan
bahan bakar dengan mengambil panas (recovery) gas buang sebelum
dibuang ke atmosfir.

Biro Efisiensi Energi (2004) menyatakan bahwa sebuah


economizer dapat dipakai untuk memanfaatkan panas gas buang untuk
pemanasan awal air umpan boiler. Setiap penurunan 2200C suhu gas
buang melalui economizer atau pemanas awal terdapat 1% penghematan
bahan bakar dalam boiler. Setiap kenaikan 600C suhu air umpan melalui
economizer atau kenaikan 2000C suhu udara pembakaran melalui
pemanas awal udara, terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam
boiler.

C. Steam Drum
Steam drum merupakan tempat penampungan air panas dan
pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated).

D. Superheater

9
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin
steam atau menjalankan proses industri.

b. Turbin
Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap
yang bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik
(putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle)
pengarah dan sudu-sudu putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar
adalah sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke
Turbin. Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih dari satu silinder
cashing.

c. Kondenser
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga
uap, fungsi utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam
dari turbin ke fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan
digunakan kembali. Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk menciptakan
back pressure yang rendah (vacuum) pada exhaust turbin . Dengan back
pressure yang rendah, maka efisiensi siklus dan kerja turbin akan meningkat.

d. Feed Water Heater


Feedwater heater adalah sejenis heat exchanger yang dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu closed dan open feedwater heater.
Closed feedwater heater merupakan shell and tube heat exchager yang
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu LPH (Low Pressure Heater) dan
HPH (High Pressure Heater). LPH dan HPH memiliki fungsi utama yang
sama yaitu memanaskan air sebelum masuk boiler agar kerja boiler tidak
terlalu berat sehingga tidak membutuhkan bahan bakar lebih banyak atau
dengan kata lain akan meningkatkan efisiensi siklus secara keseluruhan. Yang
membedakan antara LPH dengan HPH adalah ekstraksi uapnya. Ekstraksi
uap pada LPH berasal dari LP (Low Pressure) turbin sedangkan pada HPH

10
ekstraksi uapnya berasal dari HP (High Pressure) turbin dan IP (Intermediate
Pressure) turbin. Sedangkan open feedwater heater atau yang disebut
deaerator merupakan heat exchanger direct contact type yang berfungsi untuk
memanaskan air setelah dari LPH dan memisahkan antara oksigen dengan air.

e. Deaerator
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang
terkandung dalam air umpan boiler, setelah melalui proses pemurnian air
(Water treatment). Selain itu juga Deaerator berfungsi sebagai pemanas awal
air pengisi ketel sebelum disalurkan ke dalam boiler. Deaerator ini bekerja
berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutanya pada air akan berkurang
dengan adanya kenaikan suhu.

3.2. Perhitungan

a. Laju eksergi

Table 3.2 the exergy analysis of power plant at (T0=298.15 K,


P0=101.3kPa)

point T(K) P (MPa) h (kj/kg) s (kj/kg K) m (t/h) E (MW)

1 811.15 14 3427.094 6.524 772.097 317909.3


1a 811.15 14 3427.094 6.524 772.097 317909.3
2a 622.25 3.73 3099.07 6.623 772.097 241441.7
2 622.25 3.73 3099.07 6.623 62.838 19650.01
3 622.25 3.73 3099.07 6.623 709.259 221791.7
4 811.15 3.43 3536.942 7.276 709.259 269568
5 707.35 1.73 3327.082 7.308 42.862 13685.66
6 591.45 0.731 3097.383 7.334 42.524 10780.77
7 482.35 3.54 894.67 2.414 62.838 3123.128
8 446.45 1.64 733.0368 2.091 105.7 3340.611
9 437.75 0.709 695.516 1.988 773.888 22998.33
10 440.85 15.1 717.213 2.001 773.888 26818.57
11 476.75 15.066 874.113 2.343 773.888 38594.33
12 516.25 14.98 1053.699 2.705 773.888 53954.95
13 603.65 0.731 3122.92 7.387 623.873 159847.9
14 483.25 0.274 2885.705 7.399 21.412 4057.981
15 422.95 0.146 2772.37 7.431 24.486 3807.143
16 362.57 0.06307 2659.98 7.527 22.058 2568.036
17 332.85 0.01967 2506.369 7.606 555.921 37439.79
18 384.45 0.26 466.898 1.432 21.412 263.5688

11
19 361.36 0.139 369.467 1.171 45.898 315.6111
20 339.96 0.05992 279.632 0.915 67.956 213.0065
21 340.783 0.05992 283.0749 0.925 69.729 227.4758
22 332.98 0.0496 250.403 0.828 625.66 1390.943
23 333.2 1.338 252.403 0.830 625.66 1634.215
24 334.5 1.336 257.839 0.847 625.66 1697.897
25 355.76 1.177 346.761 1.105 625.66 3777.469
26 378.85 1.034 443.8 1.370 625.66 6902.079
27 398.45 0.9199 526.737 1.583 625.66 10269.63
28 366.83 0.0803 415.037 1.296 1.773 16.2687
A 673.95 0.0803 3008.661 5.955 1.773 607.8451
AA 295.15 1.364 93.496 0.324 30505 11715.34
BB 305.15 1.364 135.25 0.463 30505 14344.52

b. Hasil Analisa exergy destruction dan efisiensi exergy


1. Boiler
 Eksergi
 Ein = 12+3
= 53,95495 + 221,7917
= 275,74665 MW

 Eout = 1+4
= 317,9093 + 269,568
= 587,4773 MW

 Eloss = Efuel + Ei - Eo
=0 + (-3111,73065)
= -311,73065
 Efisiensi
Ei − Eo
 = x 100 %
Efuel
−311,73065
= x 100 %
0
= Tidak dapat Ditentukan karena Efuel tidak diketahui
2. HP turbine
 Eksergi
 Ein =1
= 317.9093 MW

 Eout =2a
= 241.4417 MW

 Eloss = Ei – Eo - We
= ( 317.9093 - 241.4417 – 0 )MW

12
= 76.4647 MW
 Efisiensi
𝑊𝑒
 = x 100 %
𝐸𝑖−𝐸𝑜
0
= 76.4647 𝑀𝑊 x 100 %
=0

3. IP turbine
 Eksergi
 Ein =4
= 269.568 MW

 Eout = 5 + 6 + 13
= ( 13..68566 + 10.78077 + 159.8479 ) MW
= 184.31433 MW

 Eloss = Ei – Eo - We
= ( 269.568 MW – 184.31433 – 0 ) MW
= 85.46757 MW
 Efisiensi
𝑊𝑒
 = x 100 %
𝐸𝑖−𝐸𝑜
0
=( 269.568 MW − 184.31433 ) MW x 100 %
=0
4. LP turbine
 Eksergi
 Ein = 13
= 159.8479 MW

 Eout = 14 + 15 + 16 + 17
= ( 4.057981 + 3.807143 + 2.568036 + 37.43979 )
MW
= 47.87295 MW

 Eloss = Ei – Eo - We
= ( 159.8479 - 47.87295 – 0 )MW
= 111.97495 MW
 Efisiensi
𝑊𝑒
 = 𝐸𝑖−𝐸𝑜 x 100 %

13
0
= ( 159.8479 − 47.87295 ) x 100 %
MW

=0

5. Condenser
 Eksergi
 Ein = 17 + BB + 21
= ( 37.43979 + 14.34452 + 0.227476 ) MW
= 52.011786 MW

 Eout = AA + 22
= ( 11.71534 + 1.390943 ) MW
= 13.106283

 Eloss = Ei – Eo
= ( 52.011786 - 13.106283 ) MW
= 38.905503
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x 100 %
𝐸𝑖
13.106283 MW
=52.011786 MW x 100 %
= 25.19686 %

6. Condenser pump
 Eksergi
 Ein = 22
= 1.390943 MW

 Eout = 23
= 1.634215 MW

 Eloss = Ei – Eo + Wpump
= ( 1.390943 - 1.634215 + 0 ) MW
= -0.243272 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜−𝑊𝑝𝑢𝑚𝑝
 = 𝐸𝑖
( 1.634215− 0 ) MW
= x 100 %
1.390943 MW
= 117.4897 %

14
7. BFP
 Eksergi
 Ein =9
= 22.99833 MW

 Eout = 10
= 26.81857 MW

 Eloss = Ei – Eo + Wpump
= ( 22.99833 - 26.81857- 0 ) MW
= -3.82024 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜−𝑊𝑝𝑢𝑚𝑝
 = x 100 %
𝐸𝑖
26.81857 MW
= 22.99833 MW x 100 %
= 116.611 %

8. HPH1
 Eksergi
 Ein = 2 + 11
= ( 19.65001 + 38.59433) MW
= 58.24434 MW

 Eout =7
= 3.123128 MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 58.24434 - 3.123128 ) MW
= 1.16626 MW
 Efisiensi
Eo
 = x 100 %
𝐸𝑖
3.123128 MW
= 58.24434 x 100 %
MW
= 97.99763 %
9. HPH2
 Eksergi
 Ein = 5 + 10 + 7
= ( 13.68566 + 26.81857 + 3.123128 ) MW
= 43.627358 MW

 Eout = 11 + 8
= ( 38.59433 + 3.340611) MW

15
= 41.934941 MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 43.627358 - 41.934941 ) MW
= 1.692417
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x 100 %
𝐸𝑖
41.934941 MW
=43.627358 MW x 100 %
= 96.12074 %

10. Dearator
 Eksergi
 Ein = 6 + 8 + 27
= ( 10.78077 + 3.340611 + 10.26963 ) MW
= 24.390681 MW

 Eout =9
= 22.99833 MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 24.390681 - 22.99833 ) MW
= 1.392351 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x 100 %
𝐸𝑖
22.99833 MW
=24.390681 MW x 100 %
= 94.29017 %

11. LPH1
 Eksergi
 Ein = 14 + 26
= ( 4.057981 + 6.902079 ) MW
= 10.96006 MW

 Eout = 18 + 27
= ( 0.263569 + 10.26963 ) MW
= 10.533199 MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 10.96006 - 10.533199) MW

16
= 0.426861 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x 100 %
𝐸𝑖
10.533199 MW
= x 100 %
10.96006 MW
= 96.10532 %

12. LPH2
 Eksergi
 Ein = 15 + 18 + 25
= ( 3.807143 + 0.263569 + 3.777469) MW
= 7.848181 MW

 Eout = 26 +19
= ( 6.902079 + 0.315611 ) MW
= 7.21769MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 7.848181 - 7.21769 ) MW
= 0.630491 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x 100 %
𝐸𝑖
7.21769MW
= x 100 %
7.848181
= 91.96641 %

13. LPH3
 Eksergi
 Ein = 16 + 19 + 24
= ( 2.568036 + 0.315611 + 1.697897 ) MW
= 4.581544 MW

 Eout = 20 + 25
= ( 0.213006 + 3.777469 ) MW
= 3.990475 MW

 Eloss = Ei – Eo
= (4.581544 - 3.990475 ) MW
= 0.591069 MW
 Efisiensi
𝐸𝑜
 = 𝐸𝑖
x 100 %

17
3.990475 MW
= 4.581544 x 100 %
MW
= 87.09893

14. G.S.C
 Eksergi
 Ein = A + 23
= ( 0.607845 + 1.634215 ) MW
= 2.24206 MW
 Eout = 24 + 28
= ( 1.697897 + 0.016269 ) MW
= 1.714166 MW

 Eloss = Ei – Eo
= ( 2.24206 - 1.714166 ) MW
= 0.527894 MW

 Efisiensi
𝐸𝑜
 = x100 %
𝐸𝑖
1.714166 MW
= x100 %
2.24206 MW
= 76.454966 %

15. Power cycle


 Eksergi
=  Eloss
=

 Efisiensi
 =
=

Tabel 3.2 Analisa Eksergi (Excel)


Component Exergy Destruction Percent Exergy
(MW) efficiency
Boiler
- -
HP turbine 76.4647 0
IP turbine 85.46757 0

18
LP turbine 111.97495 0
Condenser 38.905503 25.1986
Condenser pump -0.243272 117.4897
BFP -3.82024 116.611
HPH 1 1.16626 97.99763
HPH 2 1.6924217 96.12074
Dearator 1.392351 94.29017
LPH 1 0.426861 96.10532
LPH 2 0.630491 91.96641
LPH 3 0.591069 87.09893
G. S. C 0.527894 76.454966
Power cycle 387.0853257 71.22488

Tabel 3.3 Analisa Eksergi Jurnal

Component Exergy Destruction Percent Exergy


(MW) efficiency
Boiler 358.981 46.60
HP turbine 8.107 89.42
IP turbine 6.336 92.58
LP turbine 8.611 92.33
Condenser 35.042 21.19
Condenser pump 0.112 62.17
BFP 0.397 88.25
HPH 1 1.171 97.99
HPH 2 1.669 96.18
Dearator 1.407 94.24
LPH 1 0.428 96.10
LPH 2 0.619 92.11

19
LPH 3 0.604 86.81
G. S. C 1.917 12.76
Power cycle 433.009 34.75
BAB 4
KESIMPULAN

Boiler adalah lokasi dimana paling banyak eksergi yang dihancurkan pada
plant terjadi dan dibutuhkan perhatian maksimal pada operasi untuk
mengoptimasikan penggunaan energi dari bahan bakar.

Boiler adalah lokasi dimana paling banyak eksergi yang dihancurkan pada
plant terjadi dan dibutuhkan perhatian maksimal pada operasi untuk
mengoptimasikan penggunaan energi dari bahan bakar.

Nilai minus yang didapat pada circulation pump (P2) karena perbedaan data
yang digunakan. Pada jurnal angka Eout tidak sesuai dengan data pengamatannya
dan W pada P2 yang digunakan juga berbeda dari rumus yang ada. Tetapi pada excel
sesuai dengan data-data yang ada.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sanyal, S., dkk. A Project report On Exergy Analysis Of Steam Power Plant For
Different Grades Of Coal. Raipur : National Institute of Technology.

NN. 2010. Sistem PLTU Berbahan Bakar Gasoil, (Online)


(https://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-
gasoil/).

Angel. PLTU Paiton, (Online) (http://paitonipmomi.angelfire.com/dasar1.htm).

21

Você também pode gostar