Você está na página 1de 12

(http://wizii.blogspot.co.

id/2012/04/analisa-perubahan-
pendapatan-pengertian.html)
Analisa Perubahan Pendapatan
Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan
kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari
penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang
konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual
ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Sumber pendapatan :

1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh
pemegang obligasi dan pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat
berharga atau
penjualan anak/cabang perusahaan.

3. hadiah , sumbangan atau penemuan

4. revaluasi aktiva

5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :

1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan .


Pendapatan
dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan
(produksi,
penjualan dan pengumpulan piutang).

2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk


setelah produk
selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :

• Volume produk yang dijual

• Harga jual produk

• Biaya produksi
Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount
dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau
setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat
diterima.

Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama
maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila
barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak
serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan,
disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Karakteristik Pendapatan : P&L menyatakan bahwa pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek :
FISIK & MONETER

1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan
laba

2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi
perusahaan
dalam arti luas.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dapat diakui berdasarkan :


1. Kemajuan Produksi , mis : produksi berdasarkan pesanan, berdasarkan kontrak atas barang
berwujud
seperti pembuatan kapal, gedung, jalan raya, bendungan dll.

2. Saat produksi selesai, mis : industri ekstraktif (pertambangan), pertanian.

Pengakuan ini disebabkan karena punya pasar yang luas dan harga yang pasti (mis : beras,
timah, emas)

3. Penjualan (dasar paling obyektif/standar utama)

Dasar ini didukung oleh P&L dengan alasan :

a. Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan
dan oleh
karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam
aliran kegiatan
operasi perusahaan.
b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang
dapat dipercaya,
sebaiknya berupa kas atau piutang.

Keberatan dasar penjualan ini adalah :

a. Ada kemungkinan barang dikembalikan

b. Tidak seluruh piutang dapat tertagih

c. Ada biaya yang timbul setelah penjualan ( mis : biaya administrasi, biaya perbaikan barang
dll)

d. Piutang (hasil penjualan kredit) bukan aktiva yang mempunyai daya beli yang nyata.

4. Saat penerimaan Kas, mis : perusahaan jasa dan perusahaan yang menjual secara angsuran
/cicilan.

Untuk penjualan angsuran, dasar pikirannya adalah :

a. seluruh/sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai daya beli
murni

b. makin lama jangka waktu untuk mengangsur semakin besar kemungkinan piutang tidak
tertagih

c. biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang , biasanya
lebih tinggi
dibanding dengan biaya sesudah penjualan untuk penjualan kredit (jk.pendek).

Kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB:

Pendapatan baru dapat diakui apabila :


1. Jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi/cukup pasti segera terealisasi

Terealisasi : telah terjadi transasksi pertukaran produk/jasa hasil kegiatan perusahaan


dengan kas /klaim
untuk menerima kas.

2. Sudah terhimpun/terbentuk (earned)

Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan


a. Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk
penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari
lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan
ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip
serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan
atau kurangnya alat pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan
perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan.
Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang
atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan
atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat
timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan.
Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan
pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat
pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga
disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk
menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang
sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan


Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh
para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur
tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan
melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan
pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan
berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian
pendapatan
diakui kemudian jika fungsi

Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam
hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis
besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

o Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum
yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama
pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif
pengeluaran
terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta
kekayaan awal
periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi.

o Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau
membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang
berasal dari
operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk
dan kegiatan
utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :

• Sumber pendapatan
• Produk dan kegiatan utama perusahaan.

Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya

Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan.
Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga
perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor
dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:

1. perubahan harga jual per unit produk,

2. perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan :

1. Harga pokok rata-rata per unit produk, dan

2. Kuantitas atau volume produk yang dijual.

Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan”


realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga
digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun
seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan
kata-kata ”tahun lalu”.

Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil


sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan
bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun
sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.

a. Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang
sesungguhnya
dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.

b. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan
anatara
kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang
sesungguhnya terjual.

c. Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya
perbedaan antara
harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode
sebelumnya dengan
harga pokok sesungguhnya.

Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis
perubahan pendapatan
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu
membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk
membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk
mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan
beberapa pendapat :

a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar
dikurangi
kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar
seperti kas,
piutang dan persediaan”.

b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah
investasi
perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang
dan persediaan”.

c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :

1. Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan
operasi jangka
pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross
working capital ).

2. Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal
kerja adalah
kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga
menunjukan margin of
protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )

3. Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan
laba dari usaha
pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas
dapat ditarik
kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan
untuk menjalankan
kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang
lain dengan tujuan
memperoleh laba yang optimal.

Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi


keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan
modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan
gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya

Laporan Keuangan
Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mempersiapkan laporan keuangan.
Laporan keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor dan investor.Laporan
keuangan terdiri dari 3 macam :

o Laporan Laba-Rugi (income statement). Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan
keuangan dalam
akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam
satu periode
akuntansi.

o Laporan Perubahan Modal (statement of equity) . Laporan perubahan modal adalah salah
satu laporan
keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal
suatu perusahaan
akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode
akuntansi.

o Neraca (balance sheet) . Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam
akuntansi yang
menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu
dengan cara
menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan


keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data
laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial
perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :

a. Rasio Likuiditas . Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :

1) Current Ratio

2) Acid Test Ratio

3) Cash Position Ratio

b. Rasio Solvabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh
kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada
4(empat) rasio
solvabilitas yang digunakan. yaitu :

1) Total Debt To Equity Ratio


2) Total Debt To Total Assets Ratio

3) Long Term Debt To Equity

4) Long Term Debt To Total Assets

c. Rasio Profitabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba
dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :

1) Return On Equity (ROE)

2) Return On Assets (ROA)

3) Net Profit Margin

4) Gross Profit Margin

Operating ratio

Rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja penjualan yaitu:

• Profit margin. Profit margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan
laba (rugi) bersih
per penjualan yang dihasilkan. Rumus untuk mencari profit margin adalah:

Profit Margin = (Laba Bersih/Penjualan) * 100%

Semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

• Rasio operasi. Rasio operasi menggambarkan perputaran operating assets dalam


hubungannya dengan
penjualan bersih dan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio Operasi = (Penjualan Bersih/Aktiva Lancar) * 100%

Semakin tinngi rasio operasi berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan
aktiva lancar yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih

Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1(1987:Erlangga) Laba
akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan
dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang
memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam
hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis
besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu

1. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum
yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan
pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain,
pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

2. Menurut ilmu akuntansi, Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan
sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan
serta proses penandingan.

Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual.
Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti
piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke
dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas,
seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat
dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui. Pengukuran pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada
umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat
perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan
mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan
berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas
yang diterima atau dapat diterima.

Pengakuan pendapatan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan


memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya
diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah
perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat
diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi
bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh
komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara
keseluruhan.
(http://uthyns.blogspot.co.id/2016/04/analisis-perubahan-pendapatan-
dan.html)
ANALISIS PERUBAHAN PENDAPATAN
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul
dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta. (IAS
18,7). Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya
piutang.(IAS 18,9) Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara
formal ke dalam system pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement
keuangan.

Sumber Pendapatan :
1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang obligasi dan pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat
berharga atau penjualan anak/cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan atau penemuan
4. Revaluasi aktiva
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :


1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan
Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi
perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk
setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.

Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount
dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau
setara kas.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut
mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Bila
barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka
pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila
barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak
serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan.Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Masalah pengukuran pendapatan


Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk
penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari
lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan
ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip
serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan
atau kurangnya alat pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan
perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan. Penentuan satuan
ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter.
Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya
beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data
akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang
akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan
untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang
terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik
pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran
pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

Analisa Perubahan Laba Kotor


Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan
yang merugikan (penurunan). Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh 2
faktor yaitu:
1. Faktor Penjualan
Hasil penjualan disebabkan oleh:
a. Perubahan harga jual per satuan produk.
b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.
2. Faktor Harga Pokok Penjualan
Perubahan Harga Pokok Penjualan disebabkan oleh:
a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan
Laba Kotor = Penjualan – HPP

Faktor Penyebab Perubahan Laba Kotor


1. Perubahan Harga Jual (Sales Price Variance)
Perubahan harga jual yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan
harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun sebelumnya.
Rumus: (HJ2 – HJ1) K2 , dimana:
HJ1: Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HJ2: Harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.
K2: Kuantitas atau volume produk yang sesungguhnya dijual.
Apabila (HJ2 –HJ1) menunjukan angka positif berarti ada kenaikan harga, menguntungkan.
Sebaliknya bila (HJ1 – HJ2) negatif berarti ada penurunan harga jual dan menunjukan
keadaan yang merugikan.
2. Perubahan Kuantitas Produk Yang Dijual (Sales Volume Variance)
Perubahan kuantitas produk yang dijual yaitu adanya perbedaan antara kuantitas produk yang
direncanakan atau tahun sebelumnya dengan kuantitas produk yang sesungguhnya dijual
(direalisir).
Rumus: (K2 – K1) HJ1 , dimana:
K2: Kuantitas penjualan sesungguhnya.
K1: Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HJ1: Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
Bila (K2 –K1) menghasilkan angka positif berarti adanya peningkatan penjualan,
menguntungkan. Bila (K2 – K1) negatif menunjukan adanya penurunan kuantitas penjualan,
merugikan.
3. Perubahan Harga Pokok Penjualan Per Satuan Produk (Cost Price Variance)
Perubahan Harga Pokok Penjualan per satuan yaitu adanya perbedaan antara harga pokok
penjualan per satuan produk menurut budget atau tahun sebelumnya dengan harga pokok
yang sesungguhnya.
Rumus: (HPP2 – HPP1) K2 , dimana:
HPP2: HPP yang sesungguhnya.
HPP1: HPP menurut budget atau tahun sebelumnya.
K2: Kuantitas produk yang sesungguhnya dijual.
Bila (HPP2 – HPP1) positif, ada kenaikan biaya (HPP) artinya merugikan. Sebaliknya,
bila (HPP2 – HPP1) negatif artinya menguntungkan.
4. Perubahan Kuantitas Harga Pokok Penjualan (Cost Volume Variance)
Perubahan kuantitas Harga Pokok Penjualan yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan
karena adanya perubahan kwantitas/volume yang dijual atau yang diproduksi.
Rumus: (K2 – K1) HPP1 , dimana:
K2: Kuantitas penjualan sesungguhnya.
K1: Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HPP1: HPP menurut budget atau tahun sebelumnya.
Bila (K2 – K1) positif, maka merugikan. Sebaliknya, bila (K2 – K1) negatif, maka
menguntungkan.

Você também pode gostar