Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH
LETITIA I. A. HORNAY
1406090037
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami proses terbentuknya ruang unsur horizontal dan vertikal pada pasar.
2. Mengetahui hubungan dan sirkulasi yang ada pada pasar.
3. Memahami dan mengetahui organisasi ruang pada pasar.
4. Mengetahui luasan ruang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan
ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli
biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang
bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda
dengan pasar modern.
Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah
tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir
jalan. Salah satu ciri khas pasar tradisional beberapa diantaranya menggunakan tenda-tenda
tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk
memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.
I. Pencapaian Langsung
Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan
yang merupakan sumbu yang lurus. Tujuan visual dalam pengakhiran pencapaian ini jelas,
dapat merupakan fasade maka seluruhnya dari sebuah bangunan atau tempat masuk yang
dipertegas.
Gambar.9 Pencapaian Bangunan secara Langsung
Sumber : Francis D.K. Ching.Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 1996
BAB III
TINJAUAN PASAR INPRES NAIKOTEN 1
1. DATA UMUM
BANGUNAN : PASAR INPRES NAIKOTEN
LOKASI : JLN, JEND. SOEHARTO, NAIKOTEN I, KEC KOTA
RAJA, KOTA KUPANG
Pasar inpres naikoten adalah salah satu dari beberapa pusat perbelanjaan tradisional di Kota
Kupang. Pada dasarnya pasar inpres ini menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat baik dari
kebutuhan sandang, pangan, bahkan papan. Pasar Inpres Naikoten sangat membantu proses
pertukaran ekonomi di Kota Kupang dan menguntungkan baik bagi penjual maupun pembeli.
2. MASALAH YANG DI TEMUKAN SESUAI AZAS
Berdasarkan hasil survey pada Pasar Inpres Naikoten maka ada beberapa permasalahan yang
timbul. Masalah yang ditemukan pada pasar naikoten saat ini adalah tidak adanya penerapan asas
perancangan arsitektur dalam pembangunanya. Baik dari segi penataan tempat berdagang, sirkulasi,
maupun utilitas air bersih pembuangan limbah melali drainase sehingga terkesan tidak beraturan dan
kotor.
Penataan jualan pada pasar Naikoten 1 juga tidak tertata secara teratur, tempat penjualan
bahan pangan ( daging,ikan )dan sandang berada pada satu bagian dengan lapak yang
berdampingan atau tempat penjualan bahan basah dan kering berada pada bagian yang sama.
IN
OUT
3. Koridor
Koridor utama merupakan akses utama dari luar pasar. Lebar ideal 2 – 3
meter. Sedangkan koridor penghubung antar kios lebar minimalnya adalah 180
cm.
4. Jalan
Tersedia jalan yang mengelilingi pasar. Sehingga semua tempat memberikan
kesan bagian depan/dapat diakses dari segala arah. Lebar jalan minimal 5
(lima) meter. Sehingga dapat dihindari penumpukan antrian kendaraan.
Disamping itu kendaraan dapat melakukan bongkar muat pada tempat yang
tersebar sehingga makin dekat dengan kios yang dimaksud. Tujuan dari
adanya jalan yang mengelilingi pasar adalah meningkatkan nilai strategis kios,
mempermudah penanggulangan bahaya kebakaran, memperlancar arus
kendaraan di dalam pasar, mempermudah bongkar muat.
5. Selasar Luar
Untuk mengoptimalkan strategisnya kios, terdapat selasar yang dapat
juga sebagai koridor antar kios.
6. Bungkar Muat
Pola bongkar muat yang tersebar, sehingga dapat menekan biaya dan
mempermudah material handling. Akan tetapi harus ditetapkan ketentuan
bongkar muat. Antara lain, setelah bongkar muat kendaraan tidak boleh
parkir ditempat.
7. TPS
Tempat penampungan sampah sebelum diangkut keluar pasar terletak di
belakang dan terpisah dari bangunan pasar.