Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1) Otot rangka adalh otot lurik, volunteer dan melekat pada rangka
1. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan berkisar
antara 10-100 mikron
2. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer
3. Kontraksinya cepat dankuat
2) Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat di
temukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus serta pada
dinding tuba, seperti pada system respiratorik, pencernaan, reproduksi , urinarius, dan
system sirkulasi darah
1. Otot bercorak (otot lurik) : otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka
(volunter)
Terdapat pada : ujung ujung ototnya melekat pada tulang, tulang rawan atau
ligamentum dengan seberkas jaringan fibrosa yang dinamakan tendon
1. Otot polos : terdiri atas sel panjang berbentuk spindul yang tersusun erat dalam
berkas atau lembarTerdapat pada :
- Saluran makanan pencernaan yang menyebabkan makanan yang dimakan dapat
tercampur dengan baik oleh getah pencernaan
– Kandung kemih atau uterus yang dapat menghasilkan eksplusi organ
1. Otot jantung : teridir atas serabut otot bercorak yang bercabang-cabang dan satu
sama lain saling bersatu
Terdapat pada : miokardium jantung yang dapat membentuk system pengantar
jantung.(Anatomi Klinik untuk Masyarakat Kedokteran. Richard S. Snell. EGC;1997)
Berdasarkan
letak dan Skeletal
fungsi (rangka) Mobil (jantung) Smo (polos)
Endomisium,
Komponen prymisium, Endomisium,
jaringan ikat epymisium prymisium Endomisium
Kontaktir
protein diatur
dalam
sarkomer ya ya Tidak
Sarkoplasma
retikulum berlimpah beberapa Sangat sedikit
Reticulum Reticulum
Sumber Ca2+ sarciasplasmic sarciasplasmic
untuk Sarkoplasma dan cairan dan cairan
kontraksi retikulum interstisial interstisial
Kecepatan
kontraksi Cepat Moderat Lambat
1. Menghasilkan panas
Sebagai kontraksi jaringan otot, menghasilkan panas, proses yang dikenal sebagai
thermogenesis
BAGIAN-BAGIAN OTOT
( syaifuddin; 2006)
Menurut bentuk dan serabutnya, meliputi otot serabut sejajar atau bentuk
kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip, dan otot melingkar/sfingter
Menurut jumlah kepalanya, meliputi otot berkepala dua, otot berkepala tiga/triseps,
dan otot berkepala empat/quadriceps
Menurut pekerjaannya, meliputi
1. Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama
2. Otot antagonis, otot yang bekerjanya berlawanan
3. Otot abductor, otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
4. Otot adductor, otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
5. Otot fleksor, otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
6. Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
7. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
8. Otot supinator, ketika ulna dan radial dalam keadaan menyilang
9. Endorotasi, memutar kedalam
10. Eksorotasi, memutak keluar
11. Dilatasi, memanjangkan otot
12. Kontraksi, memendekkan otot
Menurut letaknya otot
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian dada
4. Otot bagian perut
5. Otot bagian punggung
6. Otot bahu dan lengan
7. Otot panggul
8. Anggota gerak bawah
(syaifuddin; 2006)
v Eksitabilitas;Serabut otot akan merespon dengan kuat jika di stimulasi oleh impuls
saraf
1. Ptensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf
2. Setiap ujung saraf menyereksi substansi neurotransmitter yaitu asetilkollin dalam
jumlah sedikit
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka
saluran asetilkolin melalui moleku-molekul protein dalam membrane serat otot
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinnkan sejumlah besar ion natrium
mengalir ke bagian dalam membrane serat otot pada tititk terminal saraf. Peristiwa
ini menimbulkan potensial aksi serat saraf
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam
serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah
ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum kedalam myofibril
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamin aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
(anataomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan: edisi 3; 2006)
KONTRAKSI OTOT
Faktor-faktor berikut ini dapat menentukan besarnya kekuatan dan durasi (lama)
maksimum kontraksi otot
Frekuensi ransangan. Jika ransangan diberikan pada serat otot secara berulang,
Ca2+ tidak sepenuhnya kembali ke reticulum sarkoplasma sebelum ransangan
selanjutnya terjadi. Tergantung pada frekuensi ransangan, Ca2+ dapat terakumulasi.
Sebaliknya lebih banyak Ca2+ menghasilkan tenaga yang lebih besar dan kontraksi
otot yang lebih kuat
Kekuatan ransangan. Kontraksi otot semakin lenih besar ketika lebih banyak neuron
mototrik merangsang lebih banyak serat otot
Panjang kontraksi serat otot. Karena otot menempel pada tulang, kontraksi otot
dibatasi panjangnya antara 60-175% dari panjang optimal. Ini membatasi jembatan
penyebrangan myosin dan aktin hanya di tempat dimana myosin dan aktin tersebut
saling tumpang tindih sehingga dapat berkontraksi
Jenis kontraksi. Kontraksi otot menunjukkan bahwa pergerakan terjadi di antara
jembatan penyebrangan aktin dan myosin. Tetapi, pergerakan ini tidak selalu
membuat otot memendek. Sebagai hasilnya, ada dua macam kontraksi otot
Kontraksi isotonic terjadi ketika otot berubah panjang selam terjadinya
kontraksi. Ex: gerakan mengambil buku
Kontraksi isometric terjadi ketika otot tidak berubah panjang selama kontraksi.
Ketika memegang buku di udara, serat otot menghasilkan kekuatan, tetapi bukan
gerakan
Jenis serat otot
1. Serat lambat berkontraksi dengan lambat, mempunyai daya tahan tinggi, dan
berwarna merah kaya karena persedian darah
2. Serat cepat berkontrasi dengan cepat, tetapi juga cepat lelah, dan berwarna putih
karena persediaan darah terbatas
Tonus otot. Pada setiap otot rangka santai (relaks), kontraksi dalam jumlah kecil
terjadi secara terus menerus. Disebut sebagai kekuatan otot, kontraksi ini
mempertahankan postur tubuh dan meningkatkan kesiagaan otot
Kelelahan otot. Serat otot berhenti berkontraksi ketika jumlah ATP yang tersedia
tidak mencukupi. Kekurangan oksigen dan glikogen dan akumulasi asam laktat
(sebagai hasil samping produksi ATP dalam keadaan kekurangan oksigen), bersama
berkurangnya ATP, semuanya menyebabkan kelelahan otot
Antagonis : kerja otot yang berlawanan, yaitu apabila satu otot berkontraksi maka
otot lain berelaksasi
1. Fleksi dan ekstensi ( membengkokkan dan meluruskan) cth : pada sendi siku dan
lutut
2. Abduksi dan adduksi (mendekati dan menjauhi badan ) cth: sendi lengan atas dan
sendi paha
A. Pronasi dan supinasi ( menengadah dan menelungkup) cth : menengadah dan
menelungkupkan tangan
B. Depresi dan elivasi ( kebawah dan keatas) cth : gerakan kepala menunduk dan
menengadah
Sinergis : merupkan kerja dua otot yang bersifat saling bekerja sama
Contohnya : otot prenator teres dan kuadratus yang menimbulkan gerakan
menelungkup dan menengadah pada telapak tangan
(buku pintar tubuh manusia, Ika Rifqiawati dan Annah El-Hisani; 2011)
Kontraksi yang sangat kuat ini dapat menimbulkan hipertropi masih belum di ketahui.
Namun, telah diketahui bahwa selama terjadi hipertropi, sintesis protein kontraktil otot
berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurannya. Sehingga
menghasilkan jumlah filament aktin dan myosin yang bertambah banyak secara
progresif di dalam myofibril. Kemudian myofibril itu sendiri akan memecah di dalam
setiap serat otot untuk membentuk myofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah
myofibril tambahan inilah yang menyebabkan serat otot menjadi hipertropi
Bila massa suatu otot menjadi besar akibat penungakatan jumlah filament aktin dan
myosin dalam sejumlah serabut serat otot, peristiwa ini terjadi sebagai respon terhadap
kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal. Hipertropi yang sangat luas
dapat terjadi bila selama proses kontraksi otot-otot diregang secara stimulan, selama
maksimum dalam waktu 6-10 minggu. Kalau kontraksi sangat kuat, jumlah filament
aktindan myosin bertambah banyak secara progresif di dalam myofibril. Miofbril ini
akan pecah di setiap otot untuk membentuk myofibril yang baru
(syaifuddin;2006)
Mekanisme terjadi pengecilan otot (atropi)
Bila suatu otot tidak digunakan selama waktu yang lama kecepatan penghancuran
protein kontraktil juga jumlah myofibril yang timbul akan berlangsung lebih cepat
daripada kecepatan penggantiannya
Atrifi otot terjadi jika suatu otot tidak di gunakan maka kandungan aktin dan miosinnya
berkurang, seratnya menjadi lebih kecil, dan karenanya menjadi atropi (massanya
berkurang) dan lebih lemah
1. Disuse atrophy : terjadi ketika suatu otot tidak digunakan dalam waktu yang lama
meskipun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang memakai gips/ penyangga/
selama tirah baring jangka panjang
2. Atropi denervasi : terjadi setelah persyarafan ke suatu otot terputus. Jika otot di
rangsang secara elektis sampai persyarafan pulih, seperti selama regenerasi saraf
perifer yang putus, maka atropi dapat di kurangi tetapi tidak dapat di cegah secara
total
(fisiologi manusia dari sel ke system. Sherwood;2011)