Você está na página 1de 8

1.

Anatomi fisiologi otot


JENIS-JENIS OTOT

1) Otot rangka adalh otot lurik, volunteer dan melekat pada rangka

1. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan berkisar
antara 10-100 mikron
2. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer
3. Kontraksinya cepat dankuat

2) Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat di
temukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus serta pada
dinding tuba, seperti pada system respiratorik, pencernaan, reproduksi , urinarius, dan
system sirkulasi darah

1. Serabut otot berbentuk spindle dengan nucleus sentral yang terelongasi


2. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil
3. Kontraksinya kuat dan lamban
3) Otot jantung adalah otot lurik involunter dan hanya di temukan di jantung

1. Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan satu nucleus sentral


2. Panjangnya berkisar 85-100 mikron dan diameternya 15 mikron
3. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang
bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga
4. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama
( Elizabeth J. Corwin; 2009)

JENIS-JENIS OTOT SERTA LETAK NYA

1. Otot bercorak (otot lurik) : otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka
(volunter)
Terdapat pada : ujung ujung ototnya melekat pada tulang, tulang rawan atau
ligamentum dengan seberkas jaringan fibrosa yang dinamakan tendon

1. Otot polos : terdiri atas sel panjang berbentuk spindul yang tersusun erat dalam
berkas atau lembarTerdapat pada :
- Saluran makanan pencernaan yang menyebabkan makanan yang dimakan dapat
tercampur dengan baik oleh getah pencernaan
– Kandung kemih atau uterus yang dapat menghasilkan eksplusi organ

– Dinding pembuluh darah yang mengubah diameter lumen

1. Otot jantung : teridir atas serabut otot bercorak yang bercabang-cabang dan satu
sama lain saling bersatu
Terdapat pada : miokardium jantung yang dapat membentuk system pengantar
jantung.(Anatomi Klinik untuk Masyarakat Kedokteran. Richard S. Snell. EGC;1997)

Berdasarkan
letak dan Skeletal
fungsi (rangka) Mobil (jantung) Smo (polos)

Endomisium,
Komponen prymisium, Endomisium,
jaringan ikat epymisium prymisium Endomisium

Kontaktir
protein diatur
dalam
sarkomer ya ya Tidak

Sarkoplasma
retikulum berlimpah beberapa Sangat sedikit

Reticulum Reticulum
Sumber Ca2+ sarciasplasmic sarciasplasmic
untuk Sarkoplasma dan cairan dan cairan
kontraksi retikulum interstisial interstisial

Kecepatan
kontraksi Cepat Moderat Lambat

(prinsip anatomi dan fisiologi; 2011)


FUNGSI OTOT

1. Memproduksi gerakan tubuh


Gerakan seluruh tubuh seperti berjalan dan berlari, dan gerakan local seperti
memegang pensil, keyboard, atau mengganggukakan kepala sebagai akibat dari
kontraksi otot, bergantung pada fungsi yang terintregasi dari tulang, tulang otot, dan
sendi

1. Menstabilkan posisi tubuh


Kontraksi otot rangka menstabilkan sendi dan membantu mempertahankan posisi
tubuh, berdiri atau duduk

1. Menyimpan dan memindahkan zat dalam tubuh


Penyimpanan sementara darah di perut atau urin dalam kandung kemih ini
memungkinkan karena sfingter otot polos menututp outlet dari organ organ ini

1. Menghasilkan panas
Sebagai kontraksi jaringan otot, menghasilkan panas, proses yang dikenal sebagai
thermogenesis

(prinsip anatomi dan fisiologi; 2011)

BAGIAN-BAGIAN OTOT

 Kepala otot ( muskulus kaput)


 Empal otot ( muskulus venter)
 Ekor otot ( muskulus kaudal)
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat kuat yang disebut tendo, yaitu tempat
melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
disebut origo, dan tempat melekatnya ekor otot dinamakan insersi. Di bagian tengah
bentuknya gembung terdiri dari berkas berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam
berkontraksi, yaitu muskulus venter

( syaifuddin; 2006)

MACAM MACAM OTOT

 Menurut bentuk dan serabutnya, meliputi otot serabut sejajar atau bentuk
kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip, dan otot melingkar/sfingter
 Menurut jumlah kepalanya, meliputi otot berkepala dua, otot berkepala tiga/triseps,
dan otot berkepala empat/quadriceps
 Menurut pekerjaannya, meliputi
1. Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama
2. Otot antagonis, otot yang bekerjanya berlawanan
3. Otot abductor, otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
4. Otot adductor, otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
5. Otot fleksor, otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
6. Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
7. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
8. Otot supinator, ketika ulna dan radial dalam keadaan menyilang
9. Endorotasi, memutar kedalam
10. Eksorotasi, memutak keluar
11. Dilatasi, memanjangkan otot
12. Kontraksi, memendekkan otot
 Menurut letaknya otot
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian dada
4. Otot bagian perut
5. Otot bagian punggung
6. Otot bahu dan lengan
7. Otot panggul
8. Anggota gerak bawah
(syaifuddin; 2006)

1. Ciri-ciri otot normal


v Kontraktilitas;Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin
juga melibatkan pemendekan otot

v Eksitabilitas;Serabut otot akan merespon dengan kuat jika di stimulasi oleh impuls
saraf

v Ekstensibilitas;Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang


otot saat rileks

v Elastisitas;Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau


meregan(Ethel Sloane; 2004)

1. Mekanisme kerja otot


Mekanisme umum kontraksi otot

1. Ptensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf
2. Setiap ujung saraf menyereksi substansi neurotransmitter yaitu asetilkollin dalam
jumlah sedikit
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka
saluran asetilkolin melalui moleku-molekul protein dalam membrane serat otot
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinnkan sejumlah besar ion natrium
mengalir ke bagian dalam membrane serat otot pada tititk terminal saraf. Peristiwa
ini menimbulkan potensial aksi serat saraf
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam
serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah
ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum kedalam myofibril
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamin aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
(anataomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan: edisi 3; 2006)

FASE-FASE KONTRAKSI OTOT

 Periode laten adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengeluaran Ca2+


 Periode kontraksi mewakili waktu selama kontraksi otot nyata
 Periode relaksasi adalah waktu dimana Ca2+ di kembalikan ke reticulum sarkoplasma
oleh transport aktif
 Periode refraktori adalah waktu segera setelah rangsangan dimana serat otot tidak
menanggapi rangsangan kedua. Untuk serat otot rangka, periode ini biasanya
berakhir selama bagian awal dari periode kontraksi
(anatomi dan fisiologi. Philip E. Pack;2007)

KONTRAKSI OTOT

Ada 2 jenis kontraksi otot

ü Kontraksi isotonic;Tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot berubah

ü Kontraksi isometric;Otot tidak dapat memendek sehingga terbentuk tegangan


dengan panjang otot tetap(Sherwood; 2011)

KUALITAS KONTRAKSI OTOT

Faktor-faktor berikut ini dapat menentukan besarnya kekuatan dan durasi (lama)
maksimum kontraksi otot
 Frekuensi ransangan. Jika ransangan diberikan pada serat otot secara berulang,
Ca2+ tidak sepenuhnya kembali ke reticulum sarkoplasma sebelum ransangan
selanjutnya terjadi. Tergantung pada frekuensi ransangan, Ca2+ dapat terakumulasi.
Sebaliknya lebih banyak Ca2+ menghasilkan tenaga yang lebih besar dan kontraksi
otot yang lebih kuat
 Kekuatan ransangan. Kontraksi otot semakin lenih besar ketika lebih banyak neuron
mototrik merangsang lebih banyak serat otot
 Panjang kontraksi serat otot. Karena otot menempel pada tulang, kontraksi otot
dibatasi panjangnya antara 60-175% dari panjang optimal. Ini membatasi jembatan
penyebrangan myosin dan aktin hanya di tempat dimana myosin dan aktin tersebut
saling tumpang tindih sehingga dapat berkontraksi
 Jenis kontraksi. Kontraksi otot menunjukkan bahwa pergerakan terjadi di antara
jembatan penyebrangan aktin dan myosin. Tetapi, pergerakan ini tidak selalu
membuat otot memendek. Sebagai hasilnya, ada dua macam kontraksi otot
 Kontraksi isotonic terjadi ketika otot berubah panjang selam terjadinya
kontraksi. Ex: gerakan mengambil buku
 Kontraksi isometric terjadi ketika otot tidak berubah panjang selama kontraksi.
Ketika memegang buku di udara, serat otot menghasilkan kekuatan, tetapi bukan
gerakan
 Jenis serat otot
1. Serat lambat berkontraksi dengan lambat, mempunyai daya tahan tinggi, dan
berwarna merah kaya karena persedian darah
2. Serat cepat berkontrasi dengan cepat, tetapi juga cepat lelah, dan berwarna putih
karena persediaan darah terbatas
 Tonus otot. Pada setiap otot rangka santai (relaks), kontraksi dalam jumlah kecil
terjadi secara terus menerus. Disebut sebagai kekuatan otot, kontraksi ini
mempertahankan postur tubuh dan meningkatkan kesiagaan otot
 Kelelahan otot. Serat otot berhenti berkontraksi ketika jumlah ATP yang tersedia
tidak mencukupi. Kekurangan oksigen dan glikogen dan akumulasi asam laktat
(sebagai hasil samping produksi ATP dalam keadaan kekurangan oksigen), bersama
berkurangnya ATP, semuanya menyebabkan kelelahan otot

(anatomi dan fisiologi. Philip E. Pack;2007)

SIFAT KERJA OTOT

 Antagonis : kerja otot yang berlawanan, yaitu apabila satu otot berkontraksi maka
otot lain berelaksasi
1. Fleksi dan ekstensi ( membengkokkan dan meluruskan) cth : pada sendi siku dan
lutut
2. Abduksi dan adduksi (mendekati dan menjauhi badan ) cth: sendi lengan atas dan
sendi paha
A. Pronasi dan supinasi ( menengadah dan menelungkup) cth : menengadah dan
menelungkupkan tangan
B. Depresi dan elivasi ( kebawah dan keatas) cth : gerakan kepala menunduk dan
menengadah
 Sinergis : merupkan kerja dua otot yang bersifat saling bekerja sama
Contohnya : otot prenator teres dan kuadratus yang menimbulkan gerakan
menelungkup dan menengadah pada telapak tangan

(buku pintar tubuh manusia, Ika Rifqiawati dan Annah El-Hisani; 2011)

1. 8. Mekanisme otot ketika terjadi pembesaran otot (hipertropi)


Hal ini diakibatkan dari peningkatan jumlah filament aksin dan miosindalam setiap
serat otot, jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot.

Kontraksi yang sangat kuat ini dapat menimbulkan hipertropi masih belum di ketahui.
Namun, telah diketahui bahwa selama terjadi hipertropi, sintesis protein kontraktil otot
berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurannya. Sehingga
menghasilkan jumlah filament aktin dan myosin yang bertambah banyak secara
progresif di dalam myofibril. Kemudian myofibril itu sendiri akan memecah di dalam
setiap serat otot untuk membentuk myofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah
myofibril tambahan inilah yang menyebabkan serat otot menjadi hipertropi

(fisiologi kedokteran edisi 11. Guyton and Hall. EGC)

Bila massa suatu otot menjadi besar akibat penungakatan jumlah filament aktin dan
myosin dalam sejumlah serabut serat otot, peristiwa ini terjadi sebagai respon terhadap
kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal. Hipertropi yang sangat luas
dapat terjadi bila selama proses kontraksi otot-otot diregang secara stimulan, selama
maksimum dalam waktu 6-10 minggu. Kalau kontraksi sangat kuat, jumlah filament
aktindan myosin bertambah banyak secara progresif di dalam myofibril. Miofbril ini
akan pecah di setiap otot untuk membentuk myofibril yang baru

(syaifuddin;2006)
Mekanisme terjadi pengecilan otot (atropi)
Bila suatu otot tidak digunakan selama waktu yang lama kecepatan penghancuran
protein kontraktil juga jumlah myofibril yang timbul akan berlangsung lebih cepat
daripada kecepatan penggantiannya

(fisiologi kedokteran edisi 11. Guyton and Hall. EGC)

Atrifi otot terjadi jika suatu otot tidak di gunakan maka kandungan aktin dan miosinnya
berkurang, seratnya menjadi lebih kecil, dan karenanya menjadi atropi (massanya
berkurang) dan lebih lemah

Atropi dapat dibagi melalui cara:

1. Disuse atrophy : terjadi ketika suatu otot tidak digunakan dalam waktu yang lama
meskipun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang memakai gips/ penyangga/
selama tirah baring jangka panjang
2. Atropi denervasi : terjadi setelah persyarafan ke suatu otot terputus. Jika otot di
rangsang secara elektis sampai persyarafan pulih, seperti selama regenerasi saraf
perifer yang putus, maka atropi dapat di kurangi tetapi tidak dapat di cegah secara
total
(fisiologi manusia dari sel ke system. Sherwood;2011)

Você também pode gostar

  • Sop Uks
    Sop Uks
    Documento2 páginas
    Sop Uks
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SOP Posyandu Lansia
    SOP Posyandu Lansia
    Documento2 páginas
    SOP Posyandu Lansia
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • 5 7 2
    5 7 2
    Documento7 páginas
    5 7 2
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Elemen 3
    Elemen 3
    Documento1 página
    Elemen 3
    Puskesmas Jemaras
    Ainda não há avaliações
  • Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas Kesehatan: Puskesmas Kubutambahan I
    Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas Kesehatan: Puskesmas Kubutambahan I
    Documento2 páginas
    Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas Kesehatan: Puskesmas Kubutambahan I
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Sop Ul
    Sop Ul
    Documento2 páginas
    Sop Ul
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SOP KonselingTB
    SOP KonselingTB
    Documento2 páginas
    SOP KonselingTB
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • GG-09-Hyperemi Pulpa
    GG-09-Hyperemi Pulpa
    Documento4 páginas
    GG-09-Hyperemi Pulpa
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SOP TB Anak
    SOP TB Anak
    Documento2 páginas
    SOP TB Anak
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Cara Penggunaan Sarung Tangan
    Cara Penggunaan Sarung Tangan
    Documento2 páginas
    Cara Penggunaan Sarung Tangan
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • GG-06-Pencabutan Gigi Tetap
    GG-06-Pencabutan Gigi Tetap
    Documento4 páginas
    GG-06-Pencabutan Gigi Tetap
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo Askep Asma
    Spo Askep Asma
    Documento3 páginas
    Spo Askep Asma
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SOP Pengambilan Obat TB
    SOP Pengambilan Obat TB
    Documento2 páginas
    SOP Pengambilan Obat TB
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SOP Etika Batuk
    SOP Etika Batuk
    Documento2 páginas
    SOP Etika Batuk
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP HT
    Spo ASKEP HT
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP HT
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • IUD
    IUD
    Documento1 página
    IUD
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Mal
    Mal
    Documento2 páginas
    Mal
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP GASTRITIS
    Spo ASKEP GASTRITIS
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP GASTRITIS
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP MUSKOLOSKELETAL
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP GASTRITIS
    Spo ASKEP GASTRITIS
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP GASTRITIS
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Sop Askep
    Sop Askep
    Documento2 páginas
    Sop Askep
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Spo ASKEP GASTRITIS
    Spo ASKEP GASTRITIS
    Documento2 páginas
    Spo ASKEP GASTRITIS
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • IUD
    IUD
    Documento1 página
    IUD
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • SPO Askep Ispa
    SPO Askep Ispa
    Documento2 páginas
    SPO Askep Ispa
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Article FR Femur Post Operasi
    Article FR Femur Post Operasi
    Documento6 páginas
    Article FR Femur Post Operasi
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Article FR Femur Post Operasi
    Article FR Femur Post Operasi
    Documento6 páginas
    Article FR Femur Post Operasi
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • LP SC
    LP SC
    Documento27 páginas
    LP SC
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações
  • Askep Omi
    Askep Omi
    Documento19 páginas
    Askep Omi
    andy leey
    100% (1)
  • Anatomi Fisiologi Otot
    Anatomi Fisiologi Otot
    Documento8 páginas
    Anatomi Fisiologi Otot
    KETUT BUDHI ARYANI
    Ainda não há avaliações