Você está na página 1de 23

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY.

N DALAM
MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA DENGAN
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI

Tugas Kedokteran Keluarga

Disusun Oleh :
Devi Van Mulyadi, S.Ked J510165046
Fitka Romanda, S.Ked J510165093
Kiky Putri Anjany, S.Ked J510165033
Reza Nur Said, S.Ked J510165048
Septa Kristiyan Triani, S.Ked J510165009

Penguji :
dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
TAHAP I : KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Ny. N
Umur : 48 Tahun
Alamat lengkap : Gumpang, Sukoharjo
Bentuk Keluarga : niddle age/ aging couple

Pendi- Peker- Pasien Ketera-


No Nama Status L/P U
dikan jaan Klinik ngan

Kepala 51 Tidak
1. Tn. S L Swasta Tidak
Keluarga th lulus SD
Diabetes
Istri 48 Tidak
2. Ny. N P Swasta Tidak Melitus,
(Pasien) th lulus SD
Hipertensi
Sudah
Anak 25 menikah
3. Sdr. B L S1 Swasta Tidak
pertama th dan hidup
mandiri
Sudah
Anak 23 menikah
4. Sdr. L P S1 Swasta Tidak
kedua th dan hidup
mandiri
Kesimpulan
 Keluarga Ny. N berbentuk niddle age/ aging couple, didapatkan Ny.N, 48
tahun, dengan diagnosis klinis Diabetes Melitus dan Hipertensi.

TAHAP II : STATUS PENDERITA


A. Anamnesis
1) Identitas penderita
 Nama : Ny.N
 Umur : 48 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan

1
 Pekerjaan : Pekerja Swasta
 Pendidikan : tidak lulus SD
 Agama : Islam
 Alamat : Gumpang, Sukoharjo
 Suku : Jawa
2) Tanggal periksa : 21 September 2016
3) Keluhan Utama : Leher cengeng dan lemas.
4) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh leher cengeng dan merasa lemas sejak 1 minggu
yang lalu. Saat diperiksa pasien sedang memeriksakan dirinya ke di
Posyandu Lansia Desa Gumpang. Setelah dicek tekanan darah dan
gula darah, pasien didiagnosis menderita DM dan Hipertensi.
Saat memeriksakan pada tanggal 21 September 2016 pasien
mengeluhkan leher cengeng dan badan terasa lemas serta didapatkan
tekanan darahnya 210/110 mmHg dan gula darah sewaktu 398mg/dl.

5) Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit gula : diakui
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : diakui
Riwayat maag : diakui

6) Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum minuman keras : disangkal
Riwayat olah raga teratur : disangkal

7) Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga


Riwayat diabetes mellitus : Disangkal

2
Riwayat tekanan darah tinggi : Diakui
Riwayat sakit jantung : Disangkal
Riwayat sakit ginjal : Disangkal
Riwayat alergi : Disangkal
8) Riwayat Gizi
Pasien sehari-harinya makan sebanyak 2x, dengan nasi, sayur dan lauk
pauk seperti telur, tahu, tempe, kadang-kadang dilengkapi buah. Pasien
menyukai makanan dan minuman manis seperti roti, kue dan minuman
sereal yang rutin dikonsumsi 3x seminggu.

9) Riwayat Psiko Sosio Ekonomi


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang membantu suaminya
berjualan bumbu-bumbu masakan. Pasien hanya tinggal berdua dengan
suaminya. Pasien memiliki 2 orang anak yang masing-masing sudah
menikah dan sudah tidak tinggal bersama dengannya. Dari pekerjaan
anggota keluarga, penghasilan total keluarga sekitar Rp.
1.000.000/bulan. Hubungan Ny.N dengan anggota keluarga serumah
kurang baik, komunikasi yang terjalin kurang intens, kurang
memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing dan juga pasangan.
Hubungan dengan anak cukup baik walaupun tidak tinggal serumah,
kedua anak mereka masih sering berkunjung ke rumah.

B. Anamnesis Sistem
• Keluhan utama : leher cengeng dan lemas.
• Kepala : nyeri kepala (+), rambut kepala tidak
rontok, luka pada kepala (-), pandangan kabur (+).
Leher : Leher terasa kaku/cengeng.
• Sistem Gastrointestinal : Pasien memiliki riwayat maag.
• Sistem Respirasi : Pasien kadang merasa sesak napas saat
beraktivitas.
• Sistem Urinaria : Poliuri (+)

3
• Sistem muskuloskletal dan ekstremitas: pasien mengeluh sering pegal-
pegal pada kedua tungkainya.

C. Pemeriksaan Fisik (11 September 2015)


1. Keadaan umum : tampak baik, compos mentis, gizi kesan cukup.
2. Status gizi:
• BB = 51 kg
• TB = 150 cm
• BMI = 22,67 kg/m2
• Kesan normal
3. Tanda Vital:
• TD: 210/110 mmHg
• N: 92 x/m
• RR: 20 x/m
• T: 34,6 0C
4. Pemeriksaan Psikiatri
• Penampilan : Perempuan sesuai umur, perawatan diri
cukup
• Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
• Afek : appropriate
• Psikomotor : normoaktif
• Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus : koheren
• Insight : baik

5. Pemeriksaan Neurologis
• Fungsi Luhur : Dalam batas normal
• Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal
• Fungsi Sensorik : Dalam batas normal
• Fungsi Motorik :
• Kekuatan 5 5 Tonus 2 2
5 5 2 2

4
• Refleks Fisiologis N N
N N
6. Refleks Patologis - -
- -
D. Diagnosis Holistik
1. Biologis : Diabetes Melitus dan Hipertensi
2. Psikologis : -
3. Sosial : Kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat, hubungan
dengan tetangga berlangsung baik, pasien kurang
mengerti akan penyakitnya. Status ekonomi pasien,
tingkat kesejahteraan pasien cukup.
E. Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
a. Diabetes Melitus
• Gaya hidup sehat
• Pengaturan diet seimbang karbohidrat, protein, lemak.
• Pengaturan pola makan dengan 3J (Jumlah makanan, Jadwal
makanan dan Jenis makanan).
• Olah raga ringan seperi jalan santai, senam aerobic, bersepeda
yang dilakukan secara teratur.
• Mengurangi stres
b. Hipertensi
 Diet rendah garam, rendah kolesterol
 Gaya hidup sehat
 Mengurangi stress
2. Olahraga seperti jogging, bersepeda dan renang.
3. Medikamentosa
a. Diabetes Melitus
Hingga saat ini pasien belum mengkonsumsi obat untuk
mengurangi gula darah.
b. Hipertensi
Pasien mengonsumsi Amlodipin 5mg 1x1.
F. FLOW SHEET
No Tanggal Keluhan Dan Terapi Terapi Non Target Planning
Pemeriksaan Medikamentosa Medikamentosa
Fisik
1 21 Leher Amlodipin 5mg cukup istirahat; Mengendalikan rutin
September cengeng dan 1x1. diet rendah tekanan darah, kontrol

5
2016 lemas. garam, diet dan untuk
TD: 210/110
rendah gula, olah mengendalikan mengecek
GDS: 398
Chol: 233 raga teratur, serta kadar gula tekanan
AU: 3,6
mengurangi darah, serta darah dan
N: 92x/mnt
RR: 22x/mnt stress. mencegah gula
T: 34,6`C
komplikasi darah.
lebih berat.
2. 1 Oktober Tidak ada Metformin 2x0,5 cukup istirahat; Mengendalikan rutin
2016 keluhan HCT 1x1 diet rendah tekanan darah, kontrol
TD: 140/100
Biguanide 2x1 garam, diet dan untuk
GDS: 219
Chol: 209 Antasid 3x1 rendah gula, olah mengendalikan mengecek
AU: 4
raga teratur, serta kadar gula tekanan
N: 88x/mnt
RR: 20/mnt mengurangi darah, serta darah dan
T: 35,7`C
stress. mencegah gula
komplikasi darah.
lebih berat.
3. 4 Oktober Demam 3 Amlodipin 5 mg Cukup istirahat; Mengendalikan Rutin
2016 hari, leher 1x1 diet rendah tekanan darah, kontrol
cegeng. garam, diet dan untuk
TD: 200/100
rendah gula, olah mengendalikan mengecek
GDS: 329
Chol : 198 raga teratur, serta kadar gula tekanan
AU: 9,1
mengurangi darah, serta darah dan
N: 92x/mnt
RR: 20/mnt stress. mencegah gula
T: 36,1`C
komplikasi darah.
lebih berat.

TAHAP III : IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA


A. FUNGSI HOLISTIK
 Fungsi Biologis : Merupakan niddle age/ aging couple.
 Fungsi Psikologis : Hubungan serumah terjalin kurang harmonis. Dalam
menyelesaikan masalah sangat jarang melakukan musyawarah. Istri
merasa lebih nyaman jika bercerita dengan tetangga, sedangkan suami

6
merasa lebih nyaman menyelesaikan masalah sendiri tanpa membebani
istri.
 Fungsi Sosial: Pasien suka mengikuti kegiatan masyarakat dan komunikasi
cukup baik, namun pasien baru pertama kali datang ke posyandu lansia.
 Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Penghasilan keluarga sekitar.
Rp. 1.000.000,- / bulan. Penderita sehari-harinya makan sebanyak 2x,
dengan nasi, sayur dan lauk pauk seperti telur, tahu, tempe, kadang-kadang
dilengkapi buah. Pasien sering memakan gorengan dan makanan serta
minuman manis
 Kesimpulan: Keluarga Ny.N yang berbentuk niddle age/ aging couple,
pasien sebagai ibu rumah tangga dan bekerja swasta dengan Dm dan
Hipertensi, perilaku kesehatan pasien kurang baik dengan kondisi
psikososial cukup baik.
B. FUNGSI FISIOLOGIS
Tn.S Ny.N
A 0 0
P 1 0
G 1 1
A 1 1
R 0 1
TOTAL 3 3

Rata-rata = (3+3)/2
=3
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. N sama sekali tidak
sehat, sangat memerlukan banyak perbaikan untuk lebih
menignkatkan hubungan antar keluarga.

C. FUNGSI PATOLOGIS
SUMBER PATOLOGI

Sosial Interaksi sosial cukup baik.


Kultur Mengikuti budaya dan tradisi setempat.
Religius Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama,
ketaatan ibadah cukup baik.

7
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong cukup menurut UMR
(Rp.1.000.000,00)
Edukasi Tidak tamat SD. Istri tidak bias baca tulis dan suami
mengalami kesulitan dalam baca tulis.
Medikal Ketika sakit, keluarga memilih tidak berobat ke Puskesmas
terdekat. Hanya berobat jika merasa penyakit sangat parah dan
sudah tidak tertahankan.

D. GENOGRAM

: Pasien
: Keluarga yang memiliki penyakit serupa
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Tinggal satu rumah

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

F. FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

8
G. FAKTOR INDOOR DAN OUTDOOR
INDOOR OUTDOOR
• Ruangan di dalam rumah  Rumah pasien tidak memiliki
terdiri dari : satu ruang tamu, pagar dan terdapat pekarangan
tiga kamar tidur, dapur, dan yang cukup.
kamar mandi.  Di depan rumah terdapat
• Penerangan rumah kurang. selokan yang kering.
• Rumah tersusun dari genteng  Jalan di depan rumahnya
tanpa ternit, lantai dari berupa aspal.
keramik.  Di sekitar lingkungannya
• Ditiap kamar terdapat jendela masih terdapat banyak
dan ventilasi yang cukup pepohonan.
memadai.  Tempat pembuangan sampah
• Rumah kurang memenuhi jauh dari rumah.
standar rumah sehat.  Rumah berada jauh dari
kebisingan

H. SIMPULAN FUNGSI KELUARGA


FUNGSI KETERANGAN
Holistik Kurang

9
Fisiologis Sangat Kurang
Patologis Kurang
Genogram Kurang
Pola interaksi Kurang
Faktor perilaku Kurang
Faktor non perilaku Kurang
Faktor indoor Kurang
Faktor outdoor Baik

PRIORITAS MASALAH
NO Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mo Mn Ma
IxTxR
1. Kepedulian terhadap 4.2 4.6 2.8 3 4.2 3.4 4.8 11.123,9
penyakit penderita
(II)
kurang
2. Keadaan ekonomi yang 2.6 3.8 2.4 1.6 4.2 2.4 3.5 1.338,5
kurang mencukupi (IV)
3. Keluarga tidak 1.8 1.6 1 3 2.6 4 3 269,568
mengantarkan Ny. N
(VI)
untuk kontrol
4. Faktor perilaku (pola 3.8 3.6 3 2.6 2.6 2 3.6 1.997,5
hidup yang kurang (III)
baik)
5. Lingkungan yang 1,4 2.8 2.2 2.8 3.2 3 3 695,4
kurang memenuhi (V)
syarat kesehatan
6. Tingkat pengetahuan 5 4 4.2 5 2.6 2.8 4.5 13.759,2
yang rendah tentang (I)
kesehatan
7. Genogram (adanya 3 3.2 1 1 1 1 1 9,6
faktor keturunan) (VII)

Keterangan:

10
 I: Importancy (pentingnya masalah)
 P: Prevalence (besarnya masalah)
 S: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
 SB: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
 T: Technology (teknologi yang tersedia)
 R: Resources (sumber daya yang tersedia)
 Mn: Man (tenaga yang tersedia)
 Mo: Money (sarana yang tersedia)
 Ma: Material (pentingnya masalah)

Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :


1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
Kesimpulan: prioritas masalah yang diambil dari keluarga Ny. N adalah
tingkat pengetahuan tentang kesehatan yang rendah.

TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN DIABETES


MELLITUS DAN HIPERTENSI YANG DIDERITA Ny. N
A. Masalah Medis
Diabetes Melitus dan Hipertensi
B. Masalah Non Medis
Faktor perilaku : tingkat pengetahuan tentang kesehatan yang rendah.
C. Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang Diderita Ny. N
Pengetahuan tentang kesehatan yang rendah menyebabkan seseorang
menjadi kurang memperhatikan kesehatannya sehingga tercipta pola hidup
yang kurang baik. Ny. N mengaku tidak mengetahui faktor-faktor resiko apa
saja yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes melitus dengan hipertensi

11
serta tidak mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkannya, sehingga
Ny.N tidak terlalu memperhatikan kesehatannya dan hampir tidak pernah
memeriksakan kesehatan dirinya. Hal ini juga menyebabkan Ny.N menjalani
pola hidup yang kurang baik, yaitu jarang berolahraga, suka mengkonsumsi
gorengan dan makanan asin, serta manis yang dapat menjadi faktor risiko
terjadinya DM dengan hipertensi (ADA, 2012). Asupan makanan yang banyak
mengandung kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar glukosa darah. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Perkeni, 2011).
Hipertensi lebih sering terjadi pada populasi diabetes dibandingkan
populasi non-diabetes. Lebih dari 75 pasien diabetes mempunyai tekanan
darah lebih dari 130/80 atau mengonsumsi obat-obatan anti hipertensi.
Hipertensi dapat terjadi bersamaan (komorbid) dengan diabetes atau merupa
kan akibat proses patologis diabetes. Patogenesis hipertensi pada diabetes
merupakan proses yang kompleks dan belum sepenuhnya dapat dijelaskan.
Disfungsi otonom,aktivasi sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone (RAAS),
resistensi insulin, aktivasi saraf simpatis, disfungsi endotel, dan kekakuan
pembuluh darah arteri merupakan sebagian faktor yang diketahui
berkontribusi pada terjadinya hipertensi pada diabetes (Njoto, 2014).
Kondisi hiperglikemia yang berkembang secara bertahap dan pada tahap-
tahap awal dan sering tidak cukup berat bagi pasien (ADA, 2012). Secara
fisiologi terjadinya peningkatan tekanan darah seperti digambarkan pada
bagan dibawah ini :

12
Pada individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat
atherogenesis dan melindungi pembuluh darah. Namun bioavailabilitas pada
endothelium yang diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan
diabetes mellitus. Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mesintesis
aktivasi dan meningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies
oksigen reaktif yang merusak formasi nitrit oksida. Produksi nitrit oksida
dihambat lebih lanjut oleh resistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam
lemak berlebih dari jaringan adipose. Asam lemak bebas, aktivasi protein kinase
C, menghambat phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi spesies
oksigen reaktif. Semua mekanisme ini secara langsung mengurangi
bioavailabilitas
Tatalaksana menurut ADA tahun 2013 penderita diabetes disarankan memulai
terapi farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada tekanan darah sistolik
(SBP) ≥140mmHg atau tekanan darah diastolik (DBP) ≥80 mmHg dan memberi
terapi hingga target SBP kurang dari 140 mmHg dan target DBP kurang dari 80
mmHg (ADA, 2013). Kontrol tekanan darah ketat pada penderita hipertensi
dengan diabetes tipe 2 menghasilkan penurunan bermakna risiko kematian terkait
diabetes, komplikasi diabetes, perkembangan menjadi retinopati diabetes,

13
perburukan tajam visus (Njoto, 2014). Selain itu tatalaksanan non-farmakologi
juga dilakukan bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.

TAHAP VA : SIMPULAN (DIAGNOSIS HOLISTIK)


• Diagnosis Biologis: Diabetes mellitus dan Hipertensi
• Diagnosis Psikologis : -
• Diagnosis Sosial : pasien kurang mengerti akan penyakitnya.

TAHAP VB : SARAN ( KOMPREHENSIF)


1. Promotif :
Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus dengan
hipertensi. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit sangat
penting karena dapat mempengaruhi faktor pola makan dan gaya hidup
pasien. Petugas kesehatan dapat mengenalkan pola makan dan gaya hidup
kesehatan yang benar untuk penderita dan keluarga.
2. Preventif :
Kontrol secara teratur ke puskesmas guna mengecek gula darah dan
tekanan darahnya setiap bulan, menjaga pola makan yang teratur
(menggunakan bahan makanan segar atau diolah dengan rendah garam
natrium dan gula: beras, ubi, terigu, kacang-kacangan, minyak goreng,
margarine tanpa garam, sayuran, buah-buahan), bahan makanan berasal
dari hewan dalam jumlah terbatas: daging, ayam, ikan paling banyak
100gram/hari, telur ayam, telur bebek paling banyak 1 butir sehari, susu
segar paling banyak 2 gelas sehari) dan makanan yang dihindari yaitu
semua makanan yang diberi garam natrium seperti (roti, biscuit, abon, ikan
asin, ikan pindang, telur asin, mentega, makanan dalam kaleng, garam
dapur. Serta mengurangi stress.
3. Kuratif :
Metformin 2x0,5; HCT 1x1; Biguanide 2x1
2. Antasid 3x1Rehabilitatif :
Olahraga secara teratur sesuai kemampuan

14
DAFTAR PUSTAKA

Chobaniam AV et al. Seventh Report of the Joint National Committee on


Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.
JAMA. 2003; 289: 2560-2572.
Peterson, E.D. 2014. JNC-New Guidelines. Duke Clinical Research Institute.
http://www.dcri.duke.edu/research/coi.jsp
Suhardjono. 2006. Hipertensi pada usia lanjut dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK UI;.p.1451-1454.
Yogiantoro, Muhammad. 2006. Hipertensi Esensial dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 2 edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Hal 1079-1085.
American Diabetes Association (ADA). 2012. Diagnosis and Classification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Volume 35
American Diabetes Association. 2013. Standards of medical care in diabetes 2013.
Diabetes Care. Volume 36.
PERKENI. 2011. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Njoto, Edwin Nugroho. 2014. Target Tekanan Darah pada Diabetes Melitus. CDK.
Vol 44 Nomer 11

15
LAMPIRAN
Rumah Tampak Depan

Pekarangan Depan

16
17
Ruang Tamu

18
Ruang Keluarga

Kamar Tidur

19
Kamar Mandi

20
Dapur

21
Belakang Rumah

22

Você também pode gostar