Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
PSIKOLOGI/2014 B
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
BAB II
1. TUJUAN
Tujuan Hidup. Dua kata ini memang singkat tapi dua kata ini adalah kata
yang paling berpengaruh dalam pola kehidupan seseorang dari dia lahir sampai
meninggal. Manusia hidup tentu saja mempunyai tujuan. Jika seorang manusia
sudah tak punya tujuan hidup maka mati lebih baik baginya. Karena hidupnya
pasti akan menderita serba terombang-ambing oleh semua ketidak pastian yang
akan terus datang menghampirinya. Manusia yang tidak punya tujuan hidup
layaknya sampah ditengah lautan yang terombang ambing oleh ombak kesana dan
kemari tak jelas arahnya. Artinya jika manusia tak punya tujuan hidup maka
pastilah menjadi manusia yang mudah dipermainkan oleh orang lain, terutama
oleh setan-setan terkutuk yang nampak maupun tak nampak mata yang tujuan
setan itu sendiri adalah menjerumuskan manusia kedalam kesengsaraan dan
kebinasaan tanpa ujung. Apalagi sebagai seorang muslim harus mempunyai tujuan
yang jelas dan paten agar selamat didunia dan diakhirat. Jangan sampai seorang
muslim salah tujuan hidupnya karena bisa berakibat fatal dunia akhirat. Maka dari
itu dalam kajian kali ini kita akan membahas dua kata yaitu “tujuan hidup”.
Seringkali kita mendengar orang bertanya-tanya sendiri “apa to tujuan kita
hidup di dunia ini ?”. Kata ini adalah yang sering muncul ketika manusia sudah
mulai merenung karena pikirannya dilanda stress dan badannya terlalu kecapekan
mengurusi kesibukan dunianya. Kadang juga pertanyaan ini sering muncul tiba-
tiba ketika orang itu sudah bosan dengan kesibukan hidupnya ternyata yang
selama ini mereka cari-cari tidak juga mendatangkan kebahagiaan batin dan
dhohirnya. Bicara tentang tujuan hidup kadang manusia sering mengartikannya
sebagai sebuah cita-cita dunia yang berkeinginan menggapai cita-cita setinggi
langit untuk menjadi seorang yang sukses dan banyak harta lalu hidupnya serba
kecukupan dan serba ada. Namun sering juga kita melihat dan mendengar orang-
orang konglomerat yang hidupnya serba sukses dan serba kaya akan harta benda,
beli apa aja bisa namun justru hidupnya stress bahkan sampai bunuh diri.
Kenapa terjadi? Nah, hal itu tidak lain tidak bukan adalah karena SALAH
MENENTUKAN TUJUAN HIDUP. Karena tujuan manusia hidup pasti ingin
bahagia, namun bahagia bukanlah sebuah barang dagangan yang bisa dibeli
dengan harta sebanyak-apapun. Kebahagiaan adalah karunia Allah yang terbesar
yang menjadikan jiwa manusia merasakan kedamaian dan ketenangan. Oleh
karena itu bahagia tidak bisa diukur dari jumlah harta, status sosial atau bahkan
cuman karena kecantikan dan ketampanan. Oleh karena itu kita malah sering
melihat orang yang dari segi materi serba kekurangan namun sepertinya didalam
raut muka mereka tidak menampakkan kesedihan sedikitpun dan ada pula yang
hidupnya serba kecukupan namun dari wajahnya hanya nampak kecemasan dan
kesedihan bahkan banyak pula yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara
yang tidak wajar.
Kalau kita membahas tujuan hidup seorang muslim, maka tentu saja berbeda
tujuan hidup dengan orang kafir. Kalau kita melihat gaya kehidupan orang barat
yang serba glamour dan wah, serta kehidupan malam yang serba memperturutkan
syahwat inilah tujuan hidup mereka hidup. Tentu saja hal itu sangat bertentangan
dengan cara kehidupan sebagai seorang muslim yang lebih mengutamakan
kesenangan akhirat daripada duniawiah. Secara pemikiran sederhana manusia
didunia ini adalah ibarat menanam bibit tanaman, lalu dia akan memanen hasilnya
dikehidupan sesudah mati (akhirat). Jika di Dunia manusia selalu rajin
“menanam” amal baik maka balasannya di Akhirat adalah kebahagiaan yang
kekal begitu juga dengan manusia yang rajin “menanam” amal jelek maka di
Akhirat adalah kesengsaraan yang kekal sebagai balasannya.
Kami disini tidak akan panjang lebar menjelaskan mengenai tujuan hidup
manusia seperti yang dicetak dalam buku atau cerita novel-novel yang tebalnya
sampai seribu halaman lebih. Tapi disini kita hanya akan menjabarkan secara
pokok agar secara praktis kita langsung paham apa yang menjadi tujuan hidup kita
sebagai seorang muslim
Allah Berfirman :
علَى
َ اونُوا َ َعلَى ا ْل ِب ِر َوالت َّ ْق َوى َوال تَع
َ اونُوا َ ََوتَع
ِ شدِي ُد ا ْل ِعقَا
ب َّ ان َواتَّقُوا
َّ َللاَ ِإ َّن
َ ََللا ِ اإلثْ ِم َوا ْلعُد َْو
Artinya “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-
Maidah[5] ayat 2)
Ayat diatas adalah pelajaran bagi kita supaya kita itu saling menolong
dengan yang lain dalam kebaikan yang merupakan tujuan kita diciptakan.
Sehingga tujuan hidup seorang muslim yang ketiga adalah menjadi layaknya
tabiat manusia sejak awal penciptaan. Yaitu sebagai makhluk sosial yang saling
membantu satu sama lain dan saling bahu-membahu supaya tercipta kehidupan
yang harmonis. menurut Ibnu Khaldun hal itu mengandung makna bahwa
manusia tidak bisa hidup sendirian dan keberadaannya tidak akan terwujud
kecuali dengan kehidupan bersama. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup
sendirian. Jadi sifat individualisme, materialisme dan modernisme yang diagung-
agungkan oleh orang barat yang sudah mewabah dilingkungan perkotaan dan
menjadi tren bagi kalangan remaja sekarang ini yang mengidolakan artis daripada
nabinya dan lebih suka gaya hidup orang barat yang amburadul daripada budaya
Islam yang luhur. Hal itu sama sekali sangat bertentangan dengan fitrah (tabiat)
manusia sejak dia diciptakan. Akibatnya akan terjadi kerusakan moral,
perselisihan sampai berujung penindasan dan pembunuhan yang tidak akan
pernah selesai selama sifat jelek itu masih menempel dipikiran manusia.
Oleh karena itu Islam datang agar sifat kebersamaan yang menjadi bawaan
itu, dalam penyalurannya, memiliki tujuan yang sama. Memang benar, sasaran
pertama Islam adalah perbaikan individu-individu. Tetapi sasaran utamanya
adalah agar individu-individu itu masing-masing menjadi khalifah (wakil Allah),
pencipta kedamaian dan kebersamaan. Jika tugas kekhalifahan ini gagal
dilaksanakan dengan alasan yang sangat individual, maka itu sama saja memberi
umpan kepada tudingan Karl Marx, tokoh komunisme asal Jerman, bahwa agama
itu memang candu, membuat penganutnya merasa puas dan tenang dengan
amalan-amalan pribadinya. Padahal untuk menjadi insan kamil (manusia yang
sempurna) yang di akhirat kelak diberi hak menempati tempat terindah yaitu
surga, Allah memberi jalan bukan hanya iman dan takwa, tapi juga amal saleh,
yang akan dibalas dengan surganya sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah: 82
َ اب ا ْل َجنَّ ِة ُه ْم فِي َها َخا ِلد
ُون ْ َ ت أُولَئِكَ أ
ُ ص َح َّ ِين آ َ َمنُوا َوع َِملُوا ال
ِ صا ِل َحا َ َوا لَّذ
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya.”
Dalam banyak ayat Alquran, kata-kata iman dengan berbagai derivasinya
seringkali dikaitkan dengan kata amal saleh. Iman adalah hubungan vertikal antara
manusia dengan Tuhannya, sedangkan amal saleh adalah hubungan vertikal
dengan Tuhan sekaligus hubungan horizontal dengan sesama manusia bahkan
sesama makhluk di bumi ini. Rasulullah saw adalah manusia yang memiliki
tingkat ketakwaan dan keteladanan sosial paling tinggi. Keteladanan sosial ini
menjadi pendekatan terhadap masyarakatnya dan merupakan kunci keberhasilan
dalam mengemban risalah kenabiannya.
Dalam hadits lain disebutkan, "Tidak beriman kepada-Ku orang yang tidur
dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya dan dia
mengetahuinya." (H.R. Bukhori).
Yang terakhir adalah tujuan akhir kita hidup didunia ini tidak lain adalah
untuk kebahagiaan kekal diakhirat (surga) sebagai balasan dari Allah bagi orang
yang bertakwa. Maka tak sepantasnya sebagai seorang mukmin berlomba-lomba
dalam kesibukan dunia namun lalai akan akhirat. Tetapi seorang muslim adalah
orang yang bersusah payah mencari dunia untuk membeli akhirat bukannya malah
sebaliknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangiapa yang
menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah akan mencerai beraikan
urusannya, dan menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia tidak akan
datang kepadanya melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan
barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya maka Allah akan menyatukan
urusannya, dan menjadikan berkecukupan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan tunduk.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no.
3313 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shohiihah, no. 950)
Oleh karena kita hidup didunia ini sangat singkat, lalu Rasulullah memberi
nasehat kepada kita supaya tidak menunda-nunda amal. Apalagi kita tidak tahu
kapan maut menjemput kita. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata :
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda
: Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.
Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu sore, maka
janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah
menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu
hidupmu sebelum kamu mati”.[HR. Bukhari]
Ingatlah juga kata pepatah hakikat dunia ini supaya kita menjadi orang
yang sabar dalam menjalani hidup ini. “BERSAKIT-SAKIT SEMENTARA
BAHAGIA KEKAL KEMUDIAN”. Oleh karena itu, bisa dibilang mengingat
kematian dan hari kiamat merupakan motivasi yang terbaik untuk beramal sholih.
Sabda nabi saw “Cukuplah maut sebagai pelajaran (terbaik) dan keyakinan
(keimanan) sebagai kekayaan (terbanyak). (HR. Ath-Thabrani)
Kita memohon kepada Allah semoga kita dirahmati dan dijadikan orang
mempunyai tujuan hidup yang lurus sehingga terhindar dari segala yang akan
mencelakakan kita, amiien Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha
Dermawan, Maha Pemurah, Maha Pengampun dan Maha Belaskasih.
2. PERAN MANUSIA DI BUMI
BAB III
TAHAPAN KEHIDUPAN
Tahapan kehidupan ada 5 tahap. Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :
KEHIDUPAN DI AKHERAT
DAFTAR PUSTAKA
http://wijartbee.blogspot.com/2012/10/hakikat-tujuan-hidup-muslim-di-dunia.html
http://tizzerant.wordpress.com/2009/03/01/5-tahapan-dalam-kehidupan-manusia/
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/02/03/n0e5qi-bagaimanakah-
kehidupan-akhirat