Você está na página 1de 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga karya tulis saya yang berjudul ”produk yang
bermasalah” ini dapat terselesaikan tepat waktunya. Dalam penulisan karya tulis ini, saya
selaku penulis mengambil banyak referensi dari berbagai sumber di internet.
Dalam karya tulis ini, saya ingin mengemukakan pendapat saya mengenai. Dalam makalah
ini juga penulis ingin memberi opini penulis secara subjektif maraknya produk yang
bermasalah dan beredar di pasaran. Penulis sadar akan kekurangan wawasan penulis dalam
penulisan karya tulis ini dan penulis ingin meminta maaf atas segala kekurangan terhadap
penulisan tugas ini dan mohon dimaklumi.
1.1 latar belakang masalah

. American Marketing Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran


adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya menekankan aspek distribusi
ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga
kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler mengartikan pemasaran secara lebih
luas, yaitu Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan
mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.
Selanjutnya Kotler menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan
kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Setiap perusahaan berlomba-lomba menciptakan berbagai macam produk untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Berbagai macam strategi diterapkan agar produk yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan pasar dan menciptakan profit yang tinggi untuk perusahaan. Namun tidak jarang
pula strategi yang diterapkan tersebut mengalami kegagalan.
Dari sudut pandang konsumen banyak faktor yang mereka pertimbangkan sebelum
mengkonsumsi sebuah produk seperti harga, akses ke produk, keunikan produk, manfaat
yang ditawarkan, keamanan dan kenyamanan saat menggunakan produk. Namun tidak jarang
konsumen lebih terpikat pada faktor harga yang murah dan manfaat-manfaat sesaat yang
ditawarkan produk kepada mereka dan mengabaikan faktor-faktor lainnya. Perusahaan
melihat ini sebagai peluang untuk meraih keuntungan sendiri dan mengabaikan
konsumennya. Padahal sebagai konsumen kita memiliki hak secara langsung atas keamanan
dan kenyamanan saat mengkonsumsi produk yang telah kita dapatkan.
Istilah ‘Produk Gagal’ sesungguhnya istilah yang diberikan kepada produk (barang ataupun
jasa) yang mutu atau kualitasnya tidak memenuhi standar yang disyaratkan. Standar
mutu/kualitas bisa berasal atau ditetapkan dari pabrik atau bisa pula berdasarkan ketentuan
standar secara umum dari luar pabrik. Dari pabrik sendiri menetapkan standar mutu sebagai
bagian dari ciri khas produk yang membedakannya dengan produk-produk lainnya yang
sejenis (produkpesaing).
Pihak pabrik terkadang juga menerapkan standar mutu lain yang berasal dari organisasi
standar mutu seperti ISO (International Organization for Standardization) atau yang berasal
dari dalam negeri seperti SNI (Standar Nasional Indonesia). Selain itu, standar mutu
tambahan lainnya juga berasal dari regulasi yang mengatur mengenai ketentuan ataupun
persyaratan suatu produk baik barang maupun jasa. Misalnya, regulasi pemerintah tentang
standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam menggunakan atau mengkonsumsi
produk.
Jika dalam pengujian mutu (untuk produk jenis barang) ditemukan mutu produk di bawah
standar yang ditetapkan oleh pabrik, maka produk (barang) tersebut dikategorikan sebagai
‘Produk Gagal’. Pengujian mutu tidak hanya dilakukan di dalam pabrik, akan tetapi dapat
pula setelah produk tersebut beredar di pasar atau dikonsumsi oleh masyarakat. Jika selama
dikonsumsi ditemukan cacat atau ketidaksesuaian dengan mutu yang dijanjikan oleh pabrik,
maka produk tersebut dikategorikan ‘Produk Gagal’.
Untuk produk jenis jasa tentunya memiliki cara pengujian mutu yang berbeda dengan produk
jenis barang. Kualitas jenis layanan jasa baru bisa terlihat secara nyata apabila layanan
tersebut telah dijalankan atau telah dinikmati oleh konsumen. Penilaian kualitas
dipertimbangkan berdasarkan penilaian konsumen berupa kepuasan dan banyaknya
(kuantitas) layanan yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi. Dalam hal ini, produk jasa
dapat dikategorikan ‘Produk Gagal’ apabila kinerja kualitas layanan tidak memenuhi
kepuasan yang diharapkan konsumen.
Ada dua pihak yang dianggap paling tepat mengeluarkan pernyataan ‘Produk Gagal’, yaitu
pihak perusahaan atau pabrikan, dalam hal ini bagian pengendali mutu (quality control) dan
lembaga konsumen. Apabila dari pihak perusahaan/pabrikan mendasarkan pada standar
khusus yang ditetapkan perusahaan/pabrikan, maka pihak lembaga konsumen mendasarkan
pada fungsi produk dan kesesuaian dengan spesifikasi yang dijanjikan oleh pihak pabrikan.
Pihak lain yang bisa menjadikan suatu produk dikategorikan ‘Produk Gagal’ adalah
pemerintah (regulator).

RUMUSAN MASALAH
1. Penyakit apasajakah akibat menghirup zat terkandung dalam obat nyamuk tersebut yang
mengandung bahan kimia berbahaya?
2. Tanggapan konsumen dalam adanya obat nyamuk berbahaya yang beredar di pasaran?

TUJUAN
1. mengetahui zat yang berbahaya bagi tubuh apabila terhirup oleh manusia
2. mencari tanggapan konsumen terhadap produk tersebut
Produk HIT, PT Megarsari Makmur dianggap merupakan anti nyamuk yang efektif dan
murah untuk menjauhkan nyamuk dari kita… Tetapi, ternyata murahnya harga tersebut juga
membawa dampak negatif bagi konsumen HIT.
Telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam kandungan kimia HIT yang dapat
membahayakan kesehatan konsumennya, yaitu Propoxur dan Diklorvos. 2 zat ini berakibat
buruk bagi manusia, antara lain keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan
pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Zat Aktif Produk Antinyamuk

Ada beberapa zat aktif yang terdapat pada obat nyamuk ini. Diantaranya adalah Diklorvos
atau DDVP (dichlorovynil dimetyl phosfat). Zat ini adalah zat turunan chlorine yang memang
telah dilarang dipakai selama puluhan tahun di seluruh dunia. Menurut klasifikasi oleh WHO
(World Health Organization), zat ini termasuk racun kelas 1, yakni berdaya racun paling
tinggi. Efeknya pada kesehatan dapat merusak syaraf, mengganggu pernafasan, jantung,
system reproduksi dan memicu kanker. Zat aktif ini sudah dilarang di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. Namun, untuk keamanan, kita tetap perlu mengecek di kemasan
apakah masih ada yang menggunakan diklorvos ini, baik untuk obat nyamuk semprot, bakar,
maupun elektrik.
Kemudian, zat aktif lain di dalam produk antinyamuk adalah propoxur. Berdasarkan kategori
WHO, zat ini termasuk kelas II, yaitu tergolong moderately hazardous atau racun kelas
menengah. Walaupun keberadaannya masih ditolerir, tetapi zat ini juga sangat berbahaya
karena dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi dan
berpengaruh buruk pada hati dan sistem reproduksi. Di luar negeri, zat ini telah dilarang. Di
Indonesia belum, untuk itu konsumen harus lebih cermat memperhatikan apakah zat aktif ini
masih berada di produk antinyamuk. Jikapun ada, perhatikan kadar zat aktif dan bandingkan
dengan produk lain.
Tingkatan zat aktif produk antinyamuk yang lebih dapat ditolerir adalah dari
jenistransfluthrin, bioallethrin, d-allethrin, pralethrin dan cyphenothrin. Zat aktif ini relativ
aman, tetapi tidak dapat membunuh nyamuk Culex sp, yaitu nyamuk yang biasa menggigit
manusia pada malam hari. Walaupun tidak dapat membunuh nyamuk, zat aktif ini tetap tidak
disukai oleh nyamuk dan akan menyebabkan nyamuk pergi menghindar.
Selain zat aktif diatas, terdapat juga produk nyamuk oles yang pada umumnya menggunakan
zat aktif DEET (Diethyl-toluamide). Zat aktif pada produk antinyamuk oles ini bersifat
korosif sehingga dapat menyebabkan iritasi kulit, membahayakan kulit yang luka dan selaput
lendir tubuh. Jadi, dalam memilih produk antinyamuk oles ini juga harus memperhatikan
kadar DEET didalam produk tersebut. Semakin tinggi kadarnya, maka akan semakin tinggi
tingkat korosivitasnya terhadap kulit. Dan tingkat korosif ini tidak dipengaruhi oleh klaimnya
yang mengandung zat pelembut/pelembab kulit.
Jadi dari jenis informasi zat aktif tersebut, konsumen dapat memilih jenis zat aktif yang
paling aman. Kalaupun sama (jenisnya), maka konsumen dapat memilih yang kadarnya
paling rendah. Informasi jenis zat aktif dan kadarnya ini dapat dilihat pada kemasan produk.
Jadi, perhatikan dengan cermat tulisan pada kemasan produk, bukan hanya sekedar membaca
klaim produk
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan
HIT 17 L (cair isi ulang). Departemen Pertanian juga telah mengeluarkan larangan
penggunaan Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 (sumber
:Republika Online). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah tidak
sungguh-sungguh berusaha melindungi masyarakat umum sebagai konsumen. Produsen
masih dapat menciptakan produk baru yang berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi
pemerintah.

Meski Departemen Kesehatan telah melarang penjualan obat nyamuk merek HIT, karena
mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia di sejumlah daerah sejumlah toko
dan swalayan masih menjual obat nyamuk HIT.

HIT (PT. Megarsari Makmur) sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan
memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen
yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun
perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun
permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di
lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip
Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai
kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan
perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu
ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru
kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.

Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal
tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya
lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan
meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu
sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas
konsumen terhadap produk itu sendiri

PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan
memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen
yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun
perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun
permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di
lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip
Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai
kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan
perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu
ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru
kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal
tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya
lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan
meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu
sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas
konsumen terhadap produk itu sendiri
Penutup

4.1 Kesimpulan
HIT adalah merek pestisida produksi S. C. Johnson & Son. Kegunaannya adalah sebagai
pembasmi dan pengendali hama rumah tangga, seperti nyamuk, kecoa, lipan, dan semut yang
mengandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan Transfluthrin. Propoxur adalah senyawa
karbamat (senyawa antaranya, MIC, pernah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan
kerusakan syaraf ratusan ribu orang lainnya dalam kasus Bhopal di India) yang telah dilarang
penggunaannya di luar negri karena diduga kuat sebagai zat karsinogenik sedangkan
Transfluthrin relatif aman hingga saat ini.
Obat antinyamuk bakar kurang ampuh untuk membunuh nyamuk melainkan hanya membuat
nyamuk tidak tau arah/hanya mengusir.

4.2 Saran
Lebih aman mempergunakan tanaman penghusir nyamuk selain menghusir nyamuk kita juga
ikut melestarikan lingkungan

Você também pode gostar