Você está na página 1de 24

PENUGASAN

ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA, FISIKA SISTEM PERKEMIHAN

OLEH KELOMPOK 5:

PUTU INDAH JELITA LESTARI (173222826)


NI WAYAN KENDRANITI (173222822)
NI PUTU SUYATI NINGSIH (173222820)
NI WAYAN SUTARNI (173222824)
NI LUH WIDARSIH (173222811)
NI MADE WIDYANTHI (173222816)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya-lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA,
FISIKA SISTEM PERKEMIHAN” tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha penulis sendiri,
melainkan berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya selaku penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu baik bantuan secara
fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 24 Juni 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
D. Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Anatomi Sistem Perkemihan...........................................................................................2
B. Proses Pembentukan dan Komposisi Urin....................................................................15
C. Penyimpanan dan Eleminasi Urin.................................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah
satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). System urinary terdiri atas renal, ureter, vesica urinaria, dan
uretra.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem perkemihan ?
2. Bagaimana proses pembentukan dan komposisi urin ?
3. Bagaimana penyimpanan dan eliminasi urin ?
4. Bagaimana pemekatan urin dan mekanisme counter current?

C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem perkemihan
2. Mengetahui proses pembentukan dan komposisi urin
3. Mengetahui penyimpanan dan eliminasi urin
4. Mengetahui pemekatan urin dan mekanisme counter current.

D. MANFAAT
Agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi sistem
perkemihan secara mendetail.

E. METODE
Adapun metode penulisan yang digunakan yaitu metode kepustakaan yang
mengambil materi dari beberapa literature

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN


Sistem perkemihan merupakan tempat organ-organ tubuh yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang sama. Organ sistem perkemihan terdiri dari ginjal-ureter-
vesika urinari-uretra dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi

1
urine. Meskipun cairan dan elektrolit dapat hilang melalui jalur lain dan ada organ
lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam-basa, namun organ yang
mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal, dan traktus
perkemihan lainnya. Fungsi ekskresi diperlukan untuk mempertahankan
mempertahankan kehidupan serta memiliki terapi yang dapat dilakukan untuk
menggantikan fungsi-fungsi tertentu dari ginjal, seperti misalnya proses dialysis
(ginjal artificial). (Brunner&Suddart, 2001)
Sistem perkemihan terdiri dari :
a) Dua ginjal (Ren) yang menghasilkan urin
b) Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
c) Satu vesika urinaria (VU) tempat urin dikumpulkan
d) Satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria

1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal merupakan
organ berbentuk seperti kacang merah Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram
dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang. Sisi dalam
menghadap ke vertebrae thorakalis, sisi luarnya cembung dan sisi di atas setiap ginjal
terdapat sebuah kelenjar suprarenal. (Setiadi, 2007)

2
(sumber: http://anfisdeny.blogspot.com)

Ginjal mempunyai panjang 12cm,tebal 1½-2½cm,lebar 5-7cm dan tinggi


2,2 cm. Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki
berat kurang lebih 125 gram. Ginjal terletak pada dinding posterior
abdomen,terutama di daerah lumbal,di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Di
bungkus lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum,dan karena itu diluar
rongga peritorium. Kedudukan ginjal dapat di perkirakan dari belakang, mulai
dari ketinggian vertebra tolakaris terakhir sampai vertebra lumbalis ke tiga. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di
sebelah kanan

3
a. Struktur Ginjal
Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.
didalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan didalam medulla banyak
terdapat duktus ginjal. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh
difiltrasi di dalam glomerulus kemudian di tubili ginjal, beberapa zat yang masih
diperlukan tubuh mengalami reasorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme
mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari kurang lebih 180
liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine
yang terbentuk didalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis
ginjal untuk kemudian disalurkan kedalam ureter. Sistem pelvikalis ginjal terdiri
atas kaliks minor, infundi-bulum, kaliks mayor, dan pileum/ pelvis renalis.
Mukosa sistem pelvikalis terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas
otot polos yang mampu berkonsentrasi untuk mengelirkan urin sampai ke ureter

Bila dibuat irisan frontal vginjjal dibagian tengah melalui hilus renalis , maka
tamNpak bahwa ginjal ada dua bagian , yaitu korteks renalis dan medulla renalis.

Kapsula bowman
Korteks renalis 4
Glomerulus

Tubulus kontortus proksimalis


Tubulus konturtus distalis

Struktur ginjal

Lengkung henle ( pars asenden,


Medulla renalis pars desenden)

Duktus koligentes

Duktus belini ( duktus papilaris)


1) Korteks renalis
Korteks renalis merupakan bagian luar ginjal yang warna merah coklat terletak
langsung dibawah kapsula fibrosa dan berbintik-bintik. Bintik- bintik korteks
renalis karena adanaya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas
Bowman dan Glomerulus.
a) Kapsula Bowmann
Kapsula bowman merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi
glomerulus. Diantara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan
dalam kapsula bowman terdapat tiga lapisan:
 Kapiler selapis sel endothelium pada glomerulus
 Lapisan kaya protein sebagai membran dasar
 Selapis sel epitel melapisi dinding kapsula bowman (podosit)

b) Glumerulus
Glomerulus merupakan anyam pembuluh-pembuluh darah pada ginjal.
Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah untuk
mengeluarakann zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh.

c) Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medulla
diantara piramida renalis , sering disebut kolumna renalis ( Bertini )

2) Medulla renalis
Medulla renalis terletak dekat hilus , sering terlihat berupa garis-garios putih
oleh karena adanya saluran-saluran yang terletak dalampiramida renalis . tiap
piramida renalis mempunhyai basis yang menjurus kearah korteks dan
aspeknya bermuara kedalam ka;liks minor sehingga menimbulkan tonjolan
yang dinamakan papilla renalis yang merupakan dasar sinus renalis . dalam
satu kaliks minor bermuara 1-3 papila renalis. Pada pail ini terdapat lubang-
5
lubang keluar dari saluran –saluran ginjal sehingga disebut juga lamina
kribrosa ( jumlah duktus papilaris ginjal kurang lebih (18-20 buah ). Jaringan
medulla dari piramida renalis ada yang menonjol masuk kedalam jaringan
korteks disebut Fascilus radiates ferreini. Saluran – saluran di dalam medulla
gelung Henle ( pars asenden dan Pars desenden ), duktus koligentes, dan
duktus Bellini ( duktus Papilaris )

b. Fungsi Ginjal :
1) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
2) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, Bila terjadi pemasukan /
pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan
atau penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan eksresi ion-
ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan fosfat ).
3) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8 –
8,2. Ginjal mensekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
5) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihn air dalam tubuh akan di
ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang dieksresikan
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat di pertahankan relative normal.
6) Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormone renin yang
mempunyai perananpenting mengatur tekana darah (system rennin angiotensin
aldosteron) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) Di samping itu ginjal
juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang
diperlukan untuk absorbsi ion kalium di usus.

c. Fascia Renalis terdiri dari :

Fasia prarenalis

6
Fasia retrorenals

Fiksasi Ginjal

Kapsula adiposa

Kapsula fibrosa

1) Fasia suprarenalis

Fasia suprarenalis merupakan penebalan jaringan extraperitoneal yang terletak


venteral dari ginjal. Ke medial menutup aorta abdominalis dan kava inferior
kemudian bargabung dengan fasia yang kontralateral. Ke cranial setelah
menutup glandula suprarenalis, fasia ini bergabung dengan fasia retrorenalis
kemudian melekat pada fasicies inferior diafragma. Ke arah lateral mengabung
dengan fasia retrorenalis kemudian ada beberapa pendapat yang mengatakan
melanjutkan diri menjadi fasia transversa abdominnis, sedangkan pendapat
tidak bergabung dengan fasia retrorenalis, tetapi tetap terbuka dan menghilang
jadi jaringan ekstraperitonela sekitar ureter

2) Fasia retrorenalis
Perjalanan fasia retrorenalis sama dengan fasia prerenalis, bedanhya kearah
medial ia melekat pada komumna vertebrarlis dan letaknhya dorsal dari ginjal.
Kedua fasia renalis ini dipisahkan dari kapsula fibrosa oleh suatu yang
dinamakan “ spatiumperirenalis “ yang terisi oleh jaringan lemall perirenal.
Jaringan lemak di luar fasia renalis disebut jaringan lemak parrarenal . diduga
tidak ada hubungan antara spatium perirenalis yang kiri

3) Kapsula fibrosa
Kapsula bibrosa merupakan jaringanikat / membrane yang melekat langsung
pada jaringan ginjal dan menjadi dasar, serta atap sinus renalis. Memberikan
septa-septa kea rah fasia renalis sehingga memperkuat fiksasi ginjal.

4) Kapsula adipose

7
Kapsula adipose merupakan jaringan lemak yang berada antara kapsula fibrosa
dengan fasia renalis. Jadi, bagian ini merupakan jaringan lemak perirenal.

Vaskularisasi ginjal. Vaskularisasi ginjal dsimulai dari cabanhg aorta


abdominalis dari arteri mesenterika superior yang kanan dorsal dari vena kava
inferior sebelum mencapai hilus telah bercabang-cabang jadi aa. Segmentales,
biasanya 3 anterior dari pelvis renalis dan 1 cabang di posterior dari pelvis
renal;is. Setel;ah mencapai hilus renalis masing-masing arteri renalis
bercabang jadi 4-5 cabang yang dinamakan : arteri interlobaris. Sebelum
mencapai hilus ia member cabang untuk glandula suprarenalis, ureter, dan
jaringan lemak pararenal.
Kadang- kadang ada sebuah arteri renalis aksesoris yang juga keluar dari aorta
abdominalis langsung menuju ke polus dari ginjal tanpa melaui hilus. Arteri-
arteri interlobularis berjalan di dalam medulla ( dalam kelumna renalis dan
Bertini ) yang akhirnya masing-masing membelok untuk membentuk arteri
arkuata yang berjalan di superficial basis piramida renalis ( pada perbatasan
koprteks medulla).
Aliran Limfa
1. Pleksus limfasius di dalam jatringan ginjal membentuk 4-5 trankus
limfasius , cairan limfa kemudian dialirkan ke nodus limfa dalam hilus
renalis akhirnya ke nodus limfa lumbalis ( nodus limfa paraaortikus ).
2. Pleksus limfaseus di dalam kapsula adip[osa dialirkan ke nodus limfa pada
hilus renlis akhirnya juga ke nodus limfa lumbalis
3. Pleksus limfaseus profundus dari kapsula fibrosa dialirkan ke nodus limfa
pada hilus renalis akhirnya ke nodus limfa lumbalis.
4. Terdapat hubungan timbal balik antara pleksus limfaseus dalam kapsula
adipose yang terletak profundus dari kapsula fibrosa.

2. Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dari ginjal (melalui pelvis
renalis) ke vesika urinaria (buli-buli). Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b) Lapisan tengah lapisan otot polos
c) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

8
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerak-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.

Saluran ureter terbagi atas dua bagian , yaitu : pars abdominalis ( pada dinding dorsal
abdomen) dan pars pelvina( pada dinding pelvis)
a. Pars abdominalis
Secara anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. terletak
turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus psoas mayor yang memisahkan
dari ujung prosesus transverses vertebrata lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan
dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis.ureter dekstra berjalan
dorsal dari pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika dekstra,
dan arteri iliokoloka serta berada di sebelah kanan vena kava inferior. Ureter
sinistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri kolika sinistra, dan
kolon sigmoid.
b. Pars pelvivica
Setelah masuk kedalam kavum pelvis , ureter berjalan ke kaudal pada dinding
lkateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro-kaudal
dari arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari ( korda ) arteri
umbilicus dan arterivananervus,obturatoria. Pada tempat setinggi spina iskiadika
ia membelok kea rah ventromedial

Pars abdominalis

Ureter

Pars pelvika
Kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang lebihs etinggi 4 cm
cranial dari tuberkulum pubikum.

Perjalanan selanjutnya terdapat perbedaan antara ureter pria dengan wanita.


Pada pria, ureter melallui ligamentum lateralis dari vesika urinaria di mana pada
tempat ini dia di silang oleh duktus deferens dari sebelah ventral yang kemudian
berada di medial ureter. Pada waktu mencapai vesika urinaria, ia terletak ventral
dari bagiankranial vesikula seminalisdan lateral dari duktus deferens.

Pada wanita setelah berada dalam kavum pelvis, ureter terletak dorsal dari
ovarium kemudian berjalan di dalam ligamentum kardinale ( bagian terbawah
plika lata ) sampai pada tempat kurang lebih 1,2 cm lateral dari serviks ( porsio
9
supravaginalis ). Di sini ureter disilangoleh arteri uterine yang terletak di
ventrokranialnya. Setelah berada 1,2 cm lateral dari serviks uteri, ureter
membelok klearah medial berjalan di dalam legamentum lateralis dari vesika
urinaria, yaitu di sebelah ventral dari batas lateral vagina kearah vesika urinaria .
jadi, di sini ureter berhubungan erat sekali dengan serviks uteri dan vagina. Pada
waktu dilakukan operasi uterus ( histerektomi) hal-hal tersebut di atas penting
untuk di ingat.

Terdapat tiga tempat penyempitan pada lumen ureter, diantaranya : 1)


peralihan dari pelvis renalis menjadi ureter : 2) peralihan dari pars abdominalis ke
pars pelvina, yaitu pada waktu ureter masuk ke dalam kavum pelvis dimana ia
menyilang arteri iliaka komunis/ bingkai pelvic, ventral dari artikulasio
sakroiliaka:dan 3) saat ureter m,asuk kedalam vesika urinaria.

Vakularisasi ureter. Vasukularisari arteri ureter dimulai dari cabang-cabang


areteri renalis, arteri ovarika/spermatika interna, dan arteri vesikalis inferior.
Terkadang vaskularisasi arteri mendapat cabang langsung dari aorta, sedangkan
vaskularisasi vena mengikuti perjalanan arteri

Persarafan Ureter Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus


mesenterikus inferior , pleksus spermatiku, dan pleksus pelvis ; sepertiga dari
nervus vagus ; rantai eferens dan nervus vagus ; rantai eferen dari nervus torakali
ke XI dan ke XII dan nervus lumbalis ke I, dan nervus vagus mempunyai rantai
aferen untuk ureter.

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Kandung kemih merupakan suatu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di
belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2 muara ureter dan 1
muara uretra. Sebagian besar kandung kemih tersusun dari otot (muskulus destrusor).
Dua fungsi kandung kemih:
a. Tempat penyimpanan urin sementara sebelum meninggalkan tubuh.
b. Mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra.

10
Gambar : kandung kemih
(sumber: http://www.urologyhealth.org)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius. Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari :
a) Lapisan sebelah luar (peritoneum)
b) Tunika muskularis (lapisan berotot)
c) Tunika submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastic kecuali
pada trigonum lietodi di mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di
bawahnya.

d) Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)


Mukosa merupakan jaringan ikat kendur sehingga dalam keadaan kosong mukosa
vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai rugai vesika .
rugae ini menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya
tampak licin.

11
. Vaskularisasi arteri vesika urinnaria dimulai dari fascies superior dari
arterivesika superior. Basis dari :arteri deferensialis ( pria), arteri vaginalis
(wanita). Fascies inferior dar : arteri vesikalis inferior , arteri vaginalis.
Vaskularisasi vena vesika urinaria dialirkan kedalam pleksus venosus
vesikalis/prostatikus menuju ke iliaka interna.

Persarafan Vesika Urinaria Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus


hipogastrica inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis
ke I dan II yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogatricus.
Serabut preganglion para simpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang
berasal dari nervus sakralis II, II, dan IV berjalan melalui hipogastricus inferior
mencapai dinding vesika urinaria. Sebagian besar serabut aferen sensoris yang
keluar dari vesika urinaria menuju system susunan saraf pusat melalui nervus
splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpati melalui pleksus hipogastrikus
masuk kedalam segmen lumbal ke I dan ke II medulla splinalis.

4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1, 5 inci dan laki – laki 8 inci. Muara uretra
keluar tubuh disebut meatus urinarius.
Uretra pada laki –laki:
a. Uretra prostatia
Uretra prostatia dikelilingi oleh kelenjar prostate. Menerima dua duktus ejakulator
yang terbentuk dari penyatuan duktus aferen dan duktus kelenjar vesikel seminalis.
b. Uretra membranosa
Uretra membranosa adalah bagian yang berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka
sfingter uretra eksterna.
c. Uretra kavernosa
Uretra karvenosa merupakan bagian yang menerima duktus kelenjar bulbouretra
dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada ujung penis.

Uretra pada wanita


Lapisan uretra wanita terdiri dari :
1. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)
2. Lapisan spongeosa
3. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam)
Panjangnya kira-kira 3,7 – 6,2 cm (Taylor) 3 – 5 cm (Lewis). Sphincter uretra
terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya
sebagai saluran ekskresi. Uretra pada wanita, terletak di belakang simfisi pubis

12
berjalan miring sedikit ke arah atas , penjangnya kurang lebih 3 – 4 cm. Lapisan
uretra wanita terdiri dari tunika muskularis ( sebelah luar ), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam ).
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagian) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekstresi.
Apabila tidak berdilatasi dimeternya 6 cm. Uretra ini menembus fasia
difragma urogenitalis dan orifisium ekterna langsung di depan permukaan vagina,
2,5 cm dibelakang gland klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar
diantarany adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisum
uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi. Diafragma urogenitalis dan
orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang
gland klitoris.
Uretra wanita jauh lebih pendek dari pada uretra pria dan terdiri dari lapisan
otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan
berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyak
sinus venosus mirip jaringan kavernosus.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra pria diantaranya arteri
haemorrhoidalis media, arteri vesikalis kaudalis, arteri bulbi penis, dan arteri
uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksus vesikopudendalis
dialirkan ke vena pudendalis interna.

B. PROSES PEMBENTUKAN DAN KOMPOSISI URIN


1. Proses Pembentukan Urin
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi
untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan
terjadipenyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan
akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.

13
Gambar : tubulus ginjal

(sumber : http://anfisdeny.blogspot.com)

Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang pada yaitu sel darah dan sebagian plasma darah.
Ada 3 tahap pembentukan urine :
a. Proses Filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan
sebgian yang tersaring adalah bagian cairan kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,
natrium, klorida, fosfat dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorbsiterjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian

14
bawah. Penyerapannya terjadi secara ktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif
dan sisana dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika
urinaria.

2. Komposisi Urine
Urine terdiri dari air, garam, dan produk sisa protein, yang disbut urea, asam
urat, dan kreatinin. Komposisi rata-rata urine adalah: air, 96 persen; urea, 2 persen;
asam urat dan garam, 2 persen.
Persentase urea dalam plasma darah adalah 0,04 dibanding 2 persen di dalam
urine, sehingga konsentrasi ditingkatkan 50 kali oleh kerja ginjal. Garam terutama
terdiri dari natrium klorida, fosfat, dan sulfat, yang sebagian dihasilkan dari
penggunaan fosfor dan sulfur, yang terkandung pada makanan berprotein. Garam –
garam ini harus direabsorpsi atau terdapatdalam jumlah – jumlah yang cukup untuk
mempertahankan darah pada reaksi normalnya dan mempertahankan supaya air dan
elektrolit seimbang. Karena reaksi ini dan konsentrasi garam esensial untuk
kehidupan korpus darah dan sel-sel jaringan, fungsi ginjal ini menjadi sangat
penting. Kuantitatas normal urine yang disekresikan ialah 1 – 5 liter dalam 24jam,
tetapi dapat meningkatkan akibat minum dan cuaca dingin dan menurun akibat
penurunan masukan cairan dan akibat cuaca panas, latihan fisik, dan demam karena
hal ini menyebabkan produksi keringat meningkat.
Dalam kondisi normal. Garam kalium disaring dan direabsorpsi atau
diekskresi sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan kadar dalam cairan tubuh
normal. Pada gagal ginjal, eksresi garam natrium dapat diperiksa sehingga jumlah
dalam cairan tubuh dan jaringan meningkat.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan
hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang
mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam daraha sekitar 30-100 cc, namun
tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum. Kreatinin adalah hasil buangan metabolisme protein dalam otot. Produk
metabolisme mencakup benda-benda . oksalat, fosfat, dan sulfat.
Elektrolit atau garam seperti natrium dan kalium klorida diekskresikan untuk
mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.

Komposisi urin normal

15
No Kandungan Jumlah diekskresikan per hari

1. Air 96%
2. Benda padat:
- Urea 2%
- Lainya 2%
3. 30 mg
4. Ureum 1,5 -2 mg
5. -
6. Asam urat -

Kreatinin

Elektrolit

C. PENYIMPANAN DAN ELIMINASI URIN


1. Penyimpanan
Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral
longitudinal dan sirkuler, lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltic teratur
dari 1 – 5 kali / menit dan menggerakkan uri dari pelvis renalis ke vesika urinaria, di
semprotkan setiap gelombang peristaltic. Ureter berjalan miring melalui dinding
vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup, kecuali selama gelombang peristaltic
dan mencegah urine tidak kembali ke ureter.
Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan superior membesar dan
menonjol ke atas masuk ke dalam rongga abdomen. Peritoneum menutupi bagian
bawah dindinganterior kolum vesika urinaria yang terletak dibawah vesika urinaria
dan permukaan atas prostat. Serabut otot polos prostat kolum vesika urinaria
dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostat. Kolum vesika urinaria yang
dipertahankan pada tempatnya pada pria oleh ligamentum puboprostatika dan pada
wanita oleh ligament, pubovesikalis yang merupakan penebalan fasia pelvis.
Membran mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat-lipat.
Lipatan ini menghilang apabila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membrane
mukosa meliputi permukaan dalam basis vesika urinaria yang dinamakan trigonum.
Vesika ureter menembus dinding vesika urinaria secara miring, membuat seperti katup
untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi.
Kontraksi Otot m.destrusor bertanggungjawab pada pengosongan vesika
urinaria selama berkemih (mikturisi), berkas otot berjalab pada sisi uretra. Serabut ini
16
dinamakan sfingter uretra interna. Sepanjang uretra terdapat sfingter uretra
membranosa (sfingter uretra eksternal). Epitel vesika urinaria dibentuk dari lapisan
superfisialis sel kuboid.
Urine mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis meregangkan
kaliks renalis dan meningkatklan aktivitasnya yangkemudian mencetuskan kontraksi
peristaltic yang menyebar ke pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Dengan
demikian mendorong urine dari pelvis renalis kea rah kandung kemih.
Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis.
Kontraksi peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan para simpatis dan
dihambat oleh perangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih menembus
otot destrusor di daerah trigonum kandung kemih sepanjang beberapa sentimeter
menembus dinding kandung kemih. Tonus normal dari otot destrusor pada dinding
kandung kemih cenderung menekan ureter dengan demikian mencegah aliran balik
urine dari kandung kemih sewaktu terjadi kompresi kandung kemih.
Setiap gelombang peristaltic terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan
tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih
membuka dan memberikan kesempatan urine mengalir ke dalam kandung kemih.

2. Eliminasi Urin
Mikturisi merupakan peristiwa pembuangan urine. Keinginan berkemih
disebabkan oleh penambahan tekanan dalam kandung kemih dan isi urine di
dalamnya. Jumlah urine yang ditampung kandung kemih dan menyebabkan miksi
yaitu 170-230 ml. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan
oleh pusat-pusat persarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan
serabut saraf simpatik dari pleksus hipogastrik.

D. Pemekatan Urine dan Mekanisme Counter Current


1. Pemekatan Urine
Proses untuk pemekatan urina tidak sesederhana mengencerkannya. Namun
terkadang sangat penting untuk memekatkannya sehingga dapat membuang solute
yang kelebihan dengan kehilangan air sekecil mungkin dari tubuh. Untungnya ginjal
mempunyai mekanisme khusus untuk memekatkan urina tersebut, yang disebut
mekanisme ‘counter current’.
Mekanisme ‘counter current’ tergantung kepada suatu susunan anatomis khusus
dari ansa Henle dan vasa rekta. Pada manusia, ansa Henle dari kira-kira sepertiga
sampai seperlima nefron jatuh turun ke dalam medulla kemudian kembali ke korteks.

17
Kelompok nefron ini dengan ansa Henle panjang dinamai nefron juktameduler.
Sejajar dengan ansa Henle panjang adalah gelung kapiler peritubular yang dinamai
vasa rekta, gelung ini turun ke bawah ke dalam medulla dan kemudian kembali ke
korteks.
Empat mekanisme pemekatan solute yang berbeda bertanggung jawab bagi
hiperosmolalitas adalah sebagai berikut:
a. Pertama, penyebab utama sangat meningkatnyaosmolalitas cairan interstisial
medulla ini adalah transport aktif ion klorida (ditambah absorpsi pasif elektronik
ion-ion natrium) keluar dari bagian tebal pars asendens ansa Henle.
b. Kedua, ion-ion juga ditranspor ke dalam cairan interstisial medulla dari duktus
koligens, terutama sebagai hasil transport aktif ion natrium dan absorpsi pasif
elektrogenik ion-ion klorida bersama dengan ion-ion natrium.
c. Ketiga, bila konsentrasi hormone antidiuretik tinggi di dalam darah, maka sejumlah
besar urea akan di absorpsi ke dalam cairan medulla dari duktus koligens medulla
dalam. Bila ada hormone antidiuretik, maka duktus koligens di bagian dalam
medulla menjadi permeable secara moderate bagi urea. Akibatnya, konsentrasi urea
dalam cairan interstisial medulla meningkat sehingga hamper sama dengan
konsentrasi di dalam duktus koligens.
d. Keempat, kejadian terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi osmolal
cairan interstisial medulla adalah absorpsi ion-ion natrium dan klorida ke dalam
interstisium bagian dalam medulla dari bagian segmen tipi sans Henle. Bila
konsentrasi urea meningkat sangat tinggi di dalam interstisium medulla karena
absorpsi urea dari duktus koligens, ini segera menggerakkan osmosis air keluar
dari cabang tipis desendens ansa Henle. Sehingga konsentrasi natrium klorida di
dalam cabang tipis ansa Henle meningkat hamper dua kali normal. Karena
konsentrasi yang tinggi, ion-ion natrium dan klorida berdifusi secara pasif keluar
dari segmen tipis ke dalam interstisium.
Ringkasnya, ada empat factor berbeda yang menyokong peningkatan
osmolalitas di dalam cairan interstisial medulla, yaitu: transport aktif ion-ion ke
dalam interstisium oleh bagian tebal cabang asendens ansa Henle, transport aktif
ion-ion dari duktus koligens ke dalam interstisium, difusi pasif sejumlah besar urea
dari duktus koligens ke dalam interstisium, dan absorpsi tambahan natrium dan
klorida ke dalam interstisium dari segmen ansa Henle. Hasil bersihnya adalah
peningkatan osmolalitas cairan interstisial medulla.

18
2. Mekanisme Counter Current
Aliran darah medulla mempunyai dua karakteristik, yang keduanya sangat
penting untuk mempertahankan konsentrasi solute yang tinggi di dalam cairan
interstisial medulla:
a. Pertama, aliran darah medulla sangat lambat, hanya berjumlah 1 sampai 2
persen aliran darah ginjal total. Karena aliran yang lambat ini, maka
pembuangan solute minimum.
b. Kedua, fungsi vasa rekta sebagai penukar ‘counter current’ yang mencegah
hanyutnya solute dari medulla.
Mekanisme pertukaran ‘counter current’ merupakan salah satu mekanisme
cairan mengalir melalui tabung U yang panjang, dengan dua lengan U yang terletak
dekat satu dengan yang lain sehingga cairan dan solute dapat segera bertukar antara
kedua lengan. Bila cairan dan solute ini di dalam dua aliran sejajar berdampingan
dapat segera bertukaran, maka konsentrasi solute yang tinggi dapat dipertahankan
pada puncak ansa dengan jumlah solute yang hanyut yang relative dapat diabaikan.
Jadi, ketika darah mengalir menuruni pars desenden vasa rekta, natrium
klorida dan urea berdifusi ke dalam darah dan cairan interstisial, sementara air
berdifusi keluar ke dalam interstisium dan dua efek ini menyebabkan konsentraasi
osmol dalam darah meningkat secara progresif, mencapai suatu konsentrasi
maksimum sebesar 1.200 milosmol/literpada ujung vasa rekta tersebut. Kemudian
ketika darah mengalir kembali ke atas mendaki air asendens, sifat semua molekul
yang sangat mudah berdifusi melalui membrane kapiler pada dasarnya
memungkinkan semua natrium klorida dan urea yang sama berdifusi kembali keluar
dari darah ke dalam cairan interstisial sementara air kembali berdifusi ke dalam darah.
Oleh karena itu, pada saat darah akhirnya meninggalkan medulla, konsentrasi
osmolnya hanya sedikit lebih tinggi daripada konsentrasi osmol darah yang mula-
mula masuk vasa rekta. Sebagai akibatnya, darah yang mengalir melalui vasa rekta
hanya mengangkut sejumlah kecil solute interstisial medulla keluar dari medulla.

BAB III
PENUTUP
19
A. KESIMPULAN
Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah
satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
Sistem urinary memiliki beberapa organ yang memiliki peran dalam
mengekskresikan urin yaitu:
a) Renal
b) Ureter
c) Vesica urinaria
d) Uretra
Proses pembentukan urin yakni dengan cara proses filtrasi , absorbsi ,
reabsorbsi, sekresi dan komposisi dari urine adalah terdiri dari kira-kira 95% air, Zat-zat
sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinin,
klemudian dari cairan elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat,
Pagman (birilubin dan urobilin), Toksin , dan Hormon.

B. SARAN
Disarankan kepada pembaca agar dapat lebih memahami tentang anatomi dan
sisiologi sistem perkemihan dan pembaca dapat mencari data terkait di sumber-sumber
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarata;EGC

Sugeng Mashudi.2011. Buku Ajar Anatomi Dan Fisiologi Dasar.Jakarta.,Salemba


Medika
20
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Luklukaningsih Zuyina, 2011, “Anatomi dan Fisologi Manusia”, Yogyakarta; Nuha


Medika
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,VoL 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Watson, Roger. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

21

Você também pode gostar

  • Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Documento35 páginas
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Documento35 páginas
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • LP Persalinan Normal
    LP Persalinan Normal
    Documento26 páginas
    LP Persalinan Normal
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Askep Keracunan
    Askep Keracunan
    Documento44 páginas
    Askep Keracunan
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Isolasi Sosial Revisi
    Isolasi Sosial Revisi
    Documento13 páginas
    Isolasi Sosial Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Preeklamsi Dan Eklamsi
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Documento19 páginas
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Isolasi Sosial Revisi
    Isolasi Sosial Revisi
    Documento13 páginas
    Isolasi Sosial Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Preeklamsi Dan Eklamsi
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Documento19 páginas
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Peeklamsi Dan Eklamsi
    Peeklamsi Dan Eklamsi
    Documento33 páginas
    Peeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Documento12 páginas
    Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Gadar Keracunan & Gigitan
    Gadar Keracunan & Gigitan
    Documento21 páginas
    Gadar Keracunan & Gigitan
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Eliminasi
    Eliminasi
    Documento18 páginas
    Eliminasi
    Made Widyanthi
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kardio Wika New
    Tugas Kardio Wika New
    Documento63 páginas
    Tugas Kardio Wika New
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal Hiv
    Analisis Jurnal Hiv
    Documento2 páginas
    Analisis Jurnal Hiv
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Documento29 páginas
    Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Pathway
    Pathway
    Documento1 página
    Pathway
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Documento24 páginas
    LP Ppok
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kardio Wika New
    Tugas Kardio Wika New
    Documento63 páginas
    Tugas Kardio Wika New
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Documento32 páginas
    LP Ppok
    Suyatiningsih Cule'
    100% (1)
  • MobImobROM
    MobImobROM
    Documento26 páginas
    MobImobROM
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Documento27 páginas
    Laporan Pendahuluan
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Senam Kaki
    Senam Kaki
    Documento14 páginas
    Senam Kaki
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Peng Kaji An
    Peng Kaji An
    Documento13 páginas
    Peng Kaji An
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • F
    F
    Documento14 páginas
    F
    widarsih
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Documento9 páginas
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Documento31 páginas
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal Hiv
    Analisis Jurnal Hiv
    Documento2 páginas
    Analisis Jurnal Hiv
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Renra PK
    Renra PK
    Documento5 páginas
    Renra PK
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Documento9 páginas
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Documento42 páginas
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Ainda não há avaliações