Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH KELOMPOK 5:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya-lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA,
FISIKA SISTEM PERKEMIHAN” tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha penulis sendiri,
melainkan berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya selaku penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu baik bantuan secara
fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
D. Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Anatomi Sistem Perkemihan...........................................................................................2
B. Proses Pembentukan dan Komposisi Urin....................................................................15
C. Penyimpanan dan Eleminasi Urin.................................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah
satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). System urinary terdiri atas renal, ureter, vesica urinaria, dan
uretra.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem perkemihan ?
2. Bagaimana proses pembentukan dan komposisi urin ?
3. Bagaimana penyimpanan dan eliminasi urin ?
4. Bagaimana pemekatan urin dan mekanisme counter current?
C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem perkemihan
2. Mengetahui proses pembentukan dan komposisi urin
3. Mengetahui penyimpanan dan eliminasi urin
4. Mengetahui pemekatan urin dan mekanisme counter current.
D. MANFAAT
Agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi sistem
perkemihan secara mendetail.
E. METODE
Adapun metode penulisan yang digunakan yaitu metode kepustakaan yang
mengambil materi dari beberapa literature
BAB II
PEMBAHASAN
1
urine. Meskipun cairan dan elektrolit dapat hilang melalui jalur lain dan ada organ
lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam-basa, namun organ yang
mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal, dan traktus
perkemihan lainnya. Fungsi ekskresi diperlukan untuk mempertahankan
mempertahankan kehidupan serta memiliki terapi yang dapat dilakukan untuk
menggantikan fungsi-fungsi tertentu dari ginjal, seperti misalnya proses dialysis
(ginjal artificial). (Brunner&Suddart, 2001)
Sistem perkemihan terdiri dari :
a) Dua ginjal (Ren) yang menghasilkan urin
b) Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
c) Satu vesika urinaria (VU) tempat urin dikumpulkan
d) Satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal merupakan
organ berbentuk seperti kacang merah Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram
dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang. Sisi dalam
menghadap ke vertebrae thorakalis, sisi luarnya cembung dan sisi di atas setiap ginjal
terdapat sebuah kelenjar suprarenal. (Setiadi, 2007)
2
(sumber: http://anfisdeny.blogspot.com)
3
a. Struktur Ginjal
Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.
didalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan didalam medulla banyak
terdapat duktus ginjal. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh
difiltrasi di dalam glomerulus kemudian di tubili ginjal, beberapa zat yang masih
diperlukan tubuh mengalami reasorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme
mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari kurang lebih 180
liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine
yang terbentuk didalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis
ginjal untuk kemudian disalurkan kedalam ureter. Sistem pelvikalis ginjal terdiri
atas kaliks minor, infundi-bulum, kaliks mayor, dan pileum/ pelvis renalis.
Mukosa sistem pelvikalis terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas
otot polos yang mampu berkonsentrasi untuk mengelirkan urin sampai ke ureter
Bila dibuat irisan frontal vginjjal dibagian tengah melalui hilus renalis , maka
tamNpak bahwa ginjal ada dua bagian , yaitu korteks renalis dan medulla renalis.
Kapsula bowman
Korteks renalis 4
Glomerulus
Struktur ginjal
Duktus koligentes
b) Glumerulus
Glomerulus merupakan anyam pembuluh-pembuluh darah pada ginjal.
Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah untuk
mengeluarakann zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh.
c) Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medulla
diantara piramida renalis , sering disebut kolumna renalis ( Bertini )
2) Medulla renalis
Medulla renalis terletak dekat hilus , sering terlihat berupa garis-garios putih
oleh karena adanya saluran-saluran yang terletak dalampiramida renalis . tiap
piramida renalis mempunhyai basis yang menjurus kearah korteks dan
aspeknya bermuara kedalam ka;liks minor sehingga menimbulkan tonjolan
yang dinamakan papilla renalis yang merupakan dasar sinus renalis . dalam
satu kaliks minor bermuara 1-3 papila renalis. Pada pail ini terdapat lubang-
5
lubang keluar dari saluran –saluran ginjal sehingga disebut juga lamina
kribrosa ( jumlah duktus papilaris ginjal kurang lebih (18-20 buah ). Jaringan
medulla dari piramida renalis ada yang menonjol masuk kedalam jaringan
korteks disebut Fascilus radiates ferreini. Saluran – saluran di dalam medulla
gelung Henle ( pars asenden dan Pars desenden ), duktus koligentes, dan
duktus Bellini ( duktus Papilaris )
b. Fungsi Ginjal :
1) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
2) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, Bila terjadi pemasukan /
pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan
atau penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan eksresi ion-
ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan fosfat ).
3) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8 –
8,2. Ginjal mensekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
5) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihn air dalam tubuh akan di
ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang dieksresikan
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat di pertahankan relative normal.
6) Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormone renin yang
mempunyai perananpenting mengatur tekana darah (system rennin angiotensin
aldosteron) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) Di samping itu ginjal
juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang
diperlukan untuk absorbsi ion kalium di usus.
Fasia prarenalis
6
Fasia retrorenals
Fiksasi Ginjal
Kapsula adiposa
Kapsula fibrosa
1) Fasia suprarenalis
2) Fasia retrorenalis
Perjalanan fasia retrorenalis sama dengan fasia prerenalis, bedanhya kearah
medial ia melekat pada komumna vertebrarlis dan letaknhya dorsal dari ginjal.
Kedua fasia renalis ini dipisahkan dari kapsula fibrosa oleh suatu yang
dinamakan “ spatiumperirenalis “ yang terisi oleh jaringan lemall perirenal.
Jaringan lemak di luar fasia renalis disebut jaringan lemak parrarenal . diduga
tidak ada hubungan antara spatium perirenalis yang kiri
3) Kapsula fibrosa
Kapsula bibrosa merupakan jaringanikat / membrane yang melekat langsung
pada jaringan ginjal dan menjadi dasar, serta atap sinus renalis. Memberikan
septa-septa kea rah fasia renalis sehingga memperkuat fiksasi ginjal.
4) Kapsula adipose
7
Kapsula adipose merupakan jaringan lemak yang berada antara kapsula fibrosa
dengan fasia renalis. Jadi, bagian ini merupakan jaringan lemak perirenal.
2. Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dari ginjal (melalui pelvis
renalis) ke vesika urinaria (buli-buli). Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b) Lapisan tengah lapisan otot polos
c) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
8
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerak-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
Saluran ureter terbagi atas dua bagian , yaitu : pars abdominalis ( pada dinding dorsal
abdomen) dan pars pelvina( pada dinding pelvis)
a. Pars abdominalis
Secara anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. terletak
turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus psoas mayor yang memisahkan
dari ujung prosesus transverses vertebrata lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan
dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis.ureter dekstra berjalan
dorsal dari pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika dekstra,
dan arteri iliokoloka serta berada di sebelah kanan vena kava inferior. Ureter
sinistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri kolika sinistra, dan
kolon sigmoid.
b. Pars pelvivica
Setelah masuk kedalam kavum pelvis , ureter berjalan ke kaudal pada dinding
lkateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro-kaudal
dari arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari ( korda ) arteri
umbilicus dan arterivananervus,obturatoria. Pada tempat setinggi spina iskiadika
ia membelok kea rah ventromedial
Pars abdominalis
Ureter
Pars pelvika
Kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang lebihs etinggi 4 cm
cranial dari tuberkulum pubikum.
Pada wanita setelah berada dalam kavum pelvis, ureter terletak dorsal dari
ovarium kemudian berjalan di dalam ligamentum kardinale ( bagian terbawah
plika lata ) sampai pada tempat kurang lebih 1,2 cm lateral dari serviks ( porsio
9
supravaginalis ). Di sini ureter disilangoleh arteri uterine yang terletak di
ventrokranialnya. Setelah berada 1,2 cm lateral dari serviks uteri, ureter
membelok klearah medial berjalan di dalam legamentum lateralis dari vesika
urinaria, yaitu di sebelah ventral dari batas lateral vagina kearah vesika urinaria .
jadi, di sini ureter berhubungan erat sekali dengan serviks uteri dan vagina. Pada
waktu dilakukan operasi uterus ( histerektomi) hal-hal tersebut di atas penting
untuk di ingat.
10
Gambar : kandung kemih
(sumber: http://www.urologyhealth.org)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius. Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari :
a) Lapisan sebelah luar (peritoneum)
b) Tunika muskularis (lapisan berotot)
c) Tunika submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastic kecuali
pada trigonum lietodi di mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di
bawahnya.
11
. Vaskularisasi arteri vesika urinnaria dimulai dari fascies superior dari
arterivesika superior. Basis dari :arteri deferensialis ( pria), arteri vaginalis
(wanita). Fascies inferior dar : arteri vesikalis inferior , arteri vaginalis.
Vaskularisasi vena vesika urinaria dialirkan kedalam pleksus venosus
vesikalis/prostatikus menuju ke iliaka interna.
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1, 5 inci dan laki – laki 8 inci. Muara uretra
keluar tubuh disebut meatus urinarius.
Uretra pada laki –laki:
a. Uretra prostatia
Uretra prostatia dikelilingi oleh kelenjar prostate. Menerima dua duktus ejakulator
yang terbentuk dari penyatuan duktus aferen dan duktus kelenjar vesikel seminalis.
b. Uretra membranosa
Uretra membranosa adalah bagian yang berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka
sfingter uretra eksterna.
c. Uretra kavernosa
Uretra karvenosa merupakan bagian yang menerima duktus kelenjar bulbouretra
dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada ujung penis.
12
berjalan miring sedikit ke arah atas , penjangnya kurang lebih 3 – 4 cm. Lapisan
uretra wanita terdiri dari tunika muskularis ( sebelah luar ), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam ).
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagian) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekstresi.
Apabila tidak berdilatasi dimeternya 6 cm. Uretra ini menembus fasia
difragma urogenitalis dan orifisium ekterna langsung di depan permukaan vagina,
2,5 cm dibelakang gland klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar
diantarany adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisum
uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi. Diafragma urogenitalis dan
orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang
gland klitoris.
Uretra wanita jauh lebih pendek dari pada uretra pria dan terdiri dari lapisan
otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan
berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyak
sinus venosus mirip jaringan kavernosus.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra pria diantaranya arteri
haemorrhoidalis media, arteri vesikalis kaudalis, arteri bulbi penis, dan arteri
uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksus vesikopudendalis
dialirkan ke vena pudendalis interna.
13
Gambar : tubulus ginjal
(sumber : http://anfisdeny.blogspot.com)
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang pada yaitu sel darah dan sebagian plasma darah.
Ada 3 tahap pembentukan urine :
a. Proses Filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan
sebgian yang tersaring adalah bagian cairan kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,
natrium, klorida, fosfat dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorbsiterjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian
14
bawah. Penyerapannya terjadi secara ktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif
dan sisana dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika
urinaria.
2. Komposisi Urine
Urine terdiri dari air, garam, dan produk sisa protein, yang disbut urea, asam
urat, dan kreatinin. Komposisi rata-rata urine adalah: air, 96 persen; urea, 2 persen;
asam urat dan garam, 2 persen.
Persentase urea dalam plasma darah adalah 0,04 dibanding 2 persen di dalam
urine, sehingga konsentrasi ditingkatkan 50 kali oleh kerja ginjal. Garam terutama
terdiri dari natrium klorida, fosfat, dan sulfat, yang sebagian dihasilkan dari
penggunaan fosfor dan sulfur, yang terkandung pada makanan berprotein. Garam –
garam ini harus direabsorpsi atau terdapatdalam jumlah – jumlah yang cukup untuk
mempertahankan darah pada reaksi normalnya dan mempertahankan supaya air dan
elektrolit seimbang. Karena reaksi ini dan konsentrasi garam esensial untuk
kehidupan korpus darah dan sel-sel jaringan, fungsi ginjal ini menjadi sangat
penting. Kuantitatas normal urine yang disekresikan ialah 1 – 5 liter dalam 24jam,
tetapi dapat meningkatkan akibat minum dan cuaca dingin dan menurun akibat
penurunan masukan cairan dan akibat cuaca panas, latihan fisik, dan demam karena
hal ini menyebabkan produksi keringat meningkat.
Dalam kondisi normal. Garam kalium disaring dan direabsorpsi atau
diekskresi sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan kadar dalam cairan tubuh
normal. Pada gagal ginjal, eksresi garam natrium dapat diperiksa sehingga jumlah
dalam cairan tubuh dan jaringan meningkat.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan
hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang
mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam daraha sekitar 30-100 cc, namun
tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum. Kreatinin adalah hasil buangan metabolisme protein dalam otot. Produk
metabolisme mencakup benda-benda . oksalat, fosfat, dan sulfat.
Elektrolit atau garam seperti natrium dan kalium klorida diekskresikan untuk
mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.
15
No Kandungan Jumlah diekskresikan per hari
1. Air 96%
2. Benda padat:
- Urea 2%
- Lainya 2%
3. 30 mg
4. Ureum 1,5 -2 mg
5. -
6. Asam urat -
Kreatinin
Elektrolit
2. Eliminasi Urin
Mikturisi merupakan peristiwa pembuangan urine. Keinginan berkemih
disebabkan oleh penambahan tekanan dalam kandung kemih dan isi urine di
dalamnya. Jumlah urine yang ditampung kandung kemih dan menyebabkan miksi
yaitu 170-230 ml. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan
oleh pusat-pusat persarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan
serabut saraf simpatik dari pleksus hipogastrik.
17
Kelompok nefron ini dengan ansa Henle panjang dinamai nefron juktameduler.
Sejajar dengan ansa Henle panjang adalah gelung kapiler peritubular yang dinamai
vasa rekta, gelung ini turun ke bawah ke dalam medulla dan kemudian kembali ke
korteks.
Empat mekanisme pemekatan solute yang berbeda bertanggung jawab bagi
hiperosmolalitas adalah sebagai berikut:
a. Pertama, penyebab utama sangat meningkatnyaosmolalitas cairan interstisial
medulla ini adalah transport aktif ion klorida (ditambah absorpsi pasif elektronik
ion-ion natrium) keluar dari bagian tebal pars asendens ansa Henle.
b. Kedua, ion-ion juga ditranspor ke dalam cairan interstisial medulla dari duktus
koligens, terutama sebagai hasil transport aktif ion natrium dan absorpsi pasif
elektrogenik ion-ion klorida bersama dengan ion-ion natrium.
c. Ketiga, bila konsentrasi hormone antidiuretik tinggi di dalam darah, maka sejumlah
besar urea akan di absorpsi ke dalam cairan medulla dari duktus koligens medulla
dalam. Bila ada hormone antidiuretik, maka duktus koligens di bagian dalam
medulla menjadi permeable secara moderate bagi urea. Akibatnya, konsentrasi urea
dalam cairan interstisial medulla meningkat sehingga hamper sama dengan
konsentrasi di dalam duktus koligens.
d. Keempat, kejadian terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi osmolal
cairan interstisial medulla adalah absorpsi ion-ion natrium dan klorida ke dalam
interstisium bagian dalam medulla dari bagian segmen tipi sans Henle. Bila
konsentrasi urea meningkat sangat tinggi di dalam interstisium medulla karena
absorpsi urea dari duktus koligens, ini segera menggerakkan osmosis air keluar
dari cabang tipis desendens ansa Henle. Sehingga konsentrasi natrium klorida di
dalam cabang tipis ansa Henle meningkat hamper dua kali normal. Karena
konsentrasi yang tinggi, ion-ion natrium dan klorida berdifusi secara pasif keluar
dari segmen tipis ke dalam interstisium.
Ringkasnya, ada empat factor berbeda yang menyokong peningkatan
osmolalitas di dalam cairan interstisial medulla, yaitu: transport aktif ion-ion ke
dalam interstisium oleh bagian tebal cabang asendens ansa Henle, transport aktif
ion-ion dari duktus koligens ke dalam interstisium, difusi pasif sejumlah besar urea
dari duktus koligens ke dalam interstisium, dan absorpsi tambahan natrium dan
klorida ke dalam interstisium dari segmen ansa Henle. Hasil bersihnya adalah
peningkatan osmolalitas cairan interstisial medulla.
18
2. Mekanisme Counter Current
Aliran darah medulla mempunyai dua karakteristik, yang keduanya sangat
penting untuk mempertahankan konsentrasi solute yang tinggi di dalam cairan
interstisial medulla:
a. Pertama, aliran darah medulla sangat lambat, hanya berjumlah 1 sampai 2
persen aliran darah ginjal total. Karena aliran yang lambat ini, maka
pembuangan solute minimum.
b. Kedua, fungsi vasa rekta sebagai penukar ‘counter current’ yang mencegah
hanyutnya solute dari medulla.
Mekanisme pertukaran ‘counter current’ merupakan salah satu mekanisme
cairan mengalir melalui tabung U yang panjang, dengan dua lengan U yang terletak
dekat satu dengan yang lain sehingga cairan dan solute dapat segera bertukar antara
kedua lengan. Bila cairan dan solute ini di dalam dua aliran sejajar berdampingan
dapat segera bertukaran, maka konsentrasi solute yang tinggi dapat dipertahankan
pada puncak ansa dengan jumlah solute yang hanyut yang relative dapat diabaikan.
Jadi, ketika darah mengalir menuruni pars desenden vasa rekta, natrium
klorida dan urea berdifusi ke dalam darah dan cairan interstisial, sementara air
berdifusi keluar ke dalam interstisium dan dua efek ini menyebabkan konsentraasi
osmol dalam darah meningkat secara progresif, mencapai suatu konsentrasi
maksimum sebesar 1.200 milosmol/literpada ujung vasa rekta tersebut. Kemudian
ketika darah mengalir kembali ke atas mendaki air asendens, sifat semua molekul
yang sangat mudah berdifusi melalui membrane kapiler pada dasarnya
memungkinkan semua natrium klorida dan urea yang sama berdifusi kembali keluar
dari darah ke dalam cairan interstisial sementara air kembali berdifusi ke dalam darah.
Oleh karena itu, pada saat darah akhirnya meninggalkan medulla, konsentrasi
osmolnya hanya sedikit lebih tinggi daripada konsentrasi osmol darah yang mula-
mula masuk vasa rekta. Sebagai akibatnya, darah yang mengalir melalui vasa rekta
hanya mengangkut sejumlah kecil solute interstisial medulla keluar dari medulla.
BAB III
PENUTUP
19
A. KESIMPULAN
Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah
satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
Sistem urinary memiliki beberapa organ yang memiliki peran dalam
mengekskresikan urin yaitu:
a) Renal
b) Ureter
c) Vesica urinaria
d) Uretra
Proses pembentukan urin yakni dengan cara proses filtrasi , absorbsi ,
reabsorbsi, sekresi dan komposisi dari urine adalah terdiri dari kira-kira 95% air, Zat-zat
sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinin,
klemudian dari cairan elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat,
Pagman (birilubin dan urobilin), Toksin , dan Hormon.
B. SARAN
Disarankan kepada pembaca agar dapat lebih memahami tentang anatomi dan
sisiologi sistem perkemihan dan pembaca dapat mencari data terkait di sumber-sumber
lain.
DAFTAR PUSTAKA
21