Você está na página 1de 6

NAMA : ANGGI FITRIA KUSUMANINGTYAS

NIM : 1513010007

TUGAS PRAKTIKUM BLOK METOPEN

1. JURNAL BERBAHASA INDONESIA

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 g. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil

yang mengalami anemia, kekurangan suplai gizi dalam kandungan ataupun lahir

kurang bulan. Pada perempuan dengan IMT rata-rata atau rendah, sedikit

penambahan berat badan selama kehamilan dapat menyebabkan hambatan

pertumbuhan janin. Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami

proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal

kelahiran, bayi BBLR memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat

dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain gangguan

tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi

untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40

tahun (Eny, 2016)

Pola makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan

dalam fase kehidupan selanjutnya, yaitu dewasa (ibu hamil) dan lanjut usia. Buruknya

pola makan remaja akan menimbulkan berbagai macam permasalahan gizi

diantaranya anemia gizi besi, overweight, obesitas, dan KEK. Hasil penelitian

menyatakan bahwa faktor resiko utama kejadian anemia pada ibu hamil adalah status

gizi KEK yang terjadi akibat pola makan sebelum hamil yang tidak adekuat.

Malnutrisi KEK masih banyak terjadi pada remaja diantaranya disebabkan oleh
pemahaman yang salah terkait gizi dan kesehatan, body images, atau ketiadaan akses

terhadap makanan sehat (Zaki, Sari, & Farida, 2017).

Kejadian BBLR disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya umur ibu

<20/>35 tahun serta ukuran LILA < 23,5 cm. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas

Tawangrejo Kota Madiun , dari tahun 2010 terdapat 20 BBLR sedangkan bulan

Januari- April 2011 terdapat 24 BBLR. Masalah penelitian ini adalah peningkatan

kejadian BBLR (Kusparlina, 2016).

Kehamilan berhubungan dengan berat lahir bayi. Gangguan gizi pada awal

kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Berat lahir bayi

merupakan prediktor penting kelangsungan hidup perinatal dan neonatal. Berat lahir

bayi digunakan sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pertumbuhan dan

ketahanan hidup bayi di samping status gizi dan kesehatan bayi. Penurunan berat lahir

rendah merupakan bentuk kontribusi penting terhadap Millennium Development

Goals (MDGs) untuk mengurangi tingkat kematian anak (Fikawati et al., 2012)

2. JURNAL BERBAHASA INGGRIS

There has been recent interest regarding the association between antenatal

dietary patterns and perinatal outcomes. Dietary pattern analysis has the benefit of

identifying underlying dietary characteristics of the study population, and instead of

assessing single nutrients in isolation, the consumption of foods that are eaten

together can be derived. Higher consumption of food groups within each identified

dietary pattern indicateshigher scores/adherence to this type of pattern. One recent

study among a large cohort of women (n = 66,000) participating in the Norwegian

Mother and Child Cohort Study revealed that, in early pregnancy, consumption of a

‘‘prudent’’ dietary pattern, characterized by a higher intake of vegetables, fruits, oils,


water, and whole-grain cereals, or a ‘‘traditional’’ dietary pattern, characterized by

potatoes and fish, was associated with 12% and 9% reduced risk of preterm delivery,

respectively (Grieger & Clifton, 2015).

Optimal nutrition supply to the developing fetus is paramount in achieving

appropriate fetal growth and development. During pregnancy, dietary energy and

nutrient requirements are generally increased to support increased maternal

metabolism, blood volume and red cell mass expansion, and the delivery of nutrients

to the fetus (Grieger & Clifton, 2015).

Nutritional interventions during prenatal care aimed atachieving adequate

maternal weight gain have been shown to be effective. However, debate remains

concerning ideal gestational weight gain (GWG), and how to monitor it over the

trimesters to reduce maternal and fetal complications. This debate has extended over

at least seven decades. The difficulty in establishing recommendations is to strike a

balance between a weight gain that is not so reduced as to cause low birth weight,

restricted intrauterine growth and prematurity, yet which is not so high as to increase

the chances of macrosomia, preeclampsia, cesarean section and gestational diabetes

(Drehmer, Duncan, Kac, & Schmidt, 2013).

3. WEBSITE

Kehamilan adalah suatu proses pada wanita yang disertai penyesuaian proses

fisiologi tubuh, termasuk proses metabolisme zat gizi. Oleh karena itu, harus

diupayakan agar ibu hamil tidak mengalami kondisi malnutrisi, yang dapat

membahayakan dirinya sendiri dan bayinya. Untuk itulah, suplemen vitamin dan

mineral dapat digunakan sebagai salah satu metode profilaksis terhadap kejadian

malnutrisi pada ibu hamil (Admin,2014).


Pada organ reproduksi wanita, antioksidan sangat penting untuk pematangan

dan kualitas oosit, implantasi, plasentasi, pertumbuhan janin, dan perkembangan

organnya. Konsentrasi antioksidan memiliki peran penting dalam reproduksi dan

intervensi untuk mengurangi pengaruh reaktif oksigen. Intrauterine insemination (IUI)

adalah tahap terapi infertilitas yang paling banyak dilakukan, namun tingkat

keberhasilan per siklus masih terendah dibandingkan dengan prosedur lainnya.

Ditemukan bahwa kegagalan terjadi karena kurangnya perlindungan terhadap oosit

dan embrio karena radikal bebas pembersihan radikal oksigen. ROS (reactive oxygen

species) ditemukan sebagai faktor penting yang memberikan dampak negatif dan

diduga menjadi salah satu penyebab infertilitas wanita. ROS sangat berpengaruh

dalam regulasi interaksi gamet dan kesuksesan fertilisasi (Admin, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2018). Manfaat Pemberian Suplemen SOD pada Terjadinya Kehamilan dengan cara

Inseminasi Intrauterin. http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/21975/Manfaat-

Pemberian-Suplemen-SOD-pada-Terjadinya-Kehamilan-dengan-Cara-Inseminasi-

Intrauterin.aspx [Diakses & Juni 2018]

Anonim.(2014). Suplementasi Vitamin dan Mineral Kaitannya dengan Keluaran Kehamilan.

http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/ArticleType/ArticleView/ArticleID/5377/Def

ault.aspx [Diakses 7 Juni 2018]

Drehmer, M., Duncan, B. B., Kac, G., & Schmidt, M. I. (2013). Association of Second and

Third Trimester Weight Gain in Pregnancy with Maternal and Fetal Outcomes. PLoS

ONE, 8(1). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0054704.

Fikawati, S., Wahyuni, D., Syafiq, A., Kajian, P., Masyarakat, F. K., & Indonesia, U. (2012).

Gizi Ibu Hamil Pada Kelompok Ibu Vegetarian. Jurnal Gizi Ibu Hamil, 16(1), 29–35.

Retrieved from journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/1299.

Grieger, J. A., & Clifton, V. L. (2015). A review of the impact of dietary intakes in human

pregnancy on infant birthweight. Nutrients, 7(1), 153–178.

https://doi.org/10.3390/nu7010153.

Kusparlina, E. P. (2016). Hubungan Antara Umur Dan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran

Lingkar Lengan Atas Dengan Jenis Bblr. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes,

VII(1), 21–26.

Zaki, I., Sari, H. permata, & Farida. (2017). Asupan Zat Gizi Makro dan Lingkar Lengan

Atas Pada Remaja Putri di Kawasan Perdesaan Kabupaten Banyumas. Prosiding

Seminar Nasional Dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan
Kearifan Lokal Berkelanjutan VII” 17-18 November 2017 Purwokerto, (November),

435–441.

Você também pode gostar